Memohon hikmah melalui doa adalah wujud pengakuan bahwa hikmah sejati hanya berasal dari Allah.
Penulis: Muhammad Taufiq Ali Yahya
Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran
Baca juga:
Laporkan Perilaku Suaminya, Ini Kisah Perjuangan Istri Dirut Taspen
Hikmah (الحكمة) dalam Islam memiliki banyak makna yang mencerminkan kebijaksanaan, pengetahuan, dan tindakan yang benar sesuai dengan tuntunan Allah. Berikut makna hikmah yang sering ditemukan dalam pemahaman Islam:
1.Kebijaksanaan Ilahi
Hikmah merujuk pada kebijaksanaan yang diberikan oleh Allah kepada hamba-hamba pilihan-Nya untuk memahami hakikat kehidupan dan mengamalkan ajaran-Nya dengan benar.
2.Kesesuaian Antara Ilmu dan Amal
Hikmah berarti kemampuan untuk memadukan pengetahuan dengan tindakan yang tepat dan bermanfaat.
3.Pemahaman Mendalam
Hikmah mencakup pemahaman yang mendalam terhadap agama, kehidupan, dan aturan-aturan syariat, sehingga seseorang dapat bertindak secara adil dan bijaksana.
4.Kemampuan Membuat Keputusan yang Tepat
Hikmah mengacu pada keterampilan dalam membuat keputusan yang sesuai dengan waktu, tempat, dan situasi tertentu.
5.Keseimbangan
Hikmah melibatkan kemampuan untuk menyeimbangkan kebutuhan duniawi dan ukhrawi, jasmani dan rohani.
6.Kebaikan dan Kebenaran
Hikmah adalah kemampuan untuk membedakan mana yang benar dan salah, serta mengarahkan diri kepada kebaikan.
7.Kesabaran dan Toleransi
Hikmah mengajarkan seseorang untuk bersabar menghadapi ujian dan menghormati perbedaan.
8.Kecerdasan Spiritual
Hikmah mengacu pada kepekaan hati terhadap tanda-tanda Allah dan kemampuan untuk mengambil pelajaran dari setiap peristiwa.
9.Peningkatan Akhlak
Hikmah adalah akhlak yang tinggi, seperti keadilan, kebenaran, kejujuran, dan kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari.
10.Panduan Hidup
Hikmah sering diartikan sebagai panduan yang membawa seseorang kepada kebahagiaan dunia dan akhirat dengan mengikuti jalan yang lurus sesuai dengan petunjuk Allah.
Dalam Al-Qur’an, hikmah disebutkan sebagai sesuatu yang sangat mulia dan diberikan kepada hamba-hamba yang Allah kehendaki:
“Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, sesungguhnya ia telah dianugerahi karunia yang banyak.” (QS. Al-Baqarah: 269)
Makna-makna ini menunjukkan bahwa hikmah mencakup pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi dalam kehidupan sesuai dengan ajaran Islam.
Dalam Al-Qur’an, makna hikmah (الحكمة) merujuk pada berbagai aspek kebijaksanaan yang mencakup ilmu, tindakan, dan panduan yang sesuai dengan kehendak Allah. Berikut adalah beberapa makna hikmah menurut Al-Qur’an, berdasarkan ayat-ayatnya:
1. Pemberian Ilmu dan Kebijaksanaan oleh Allah
Allah memberikan hikmah kepada hamba-hamba-Nya yang terpilih sebagai anugerah yang besar.
“Allah menganugerahkan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, sesungguhnya ia telah dianugerahi karunia yang banyak.”
(QS. Al-Baqarah: 269)
Hikmah dalam konteks ini adalah pemahaman mendalam tentang agama, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, dan membedakan yang benar dari yang salah.
2. Panduan dalam Mengamalkan Syariat
Dalam ayat lain, hikmah dikaitkan dengan pelaksanaan syariat yang benar, seperti yang disebutkan dalam perintah kepada Nabi Muhammad ﷺ:
”…Dan Dia mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui.”
(QS. Al-Baqarah: 151)
Hikmah di sini diartikan sebagai pemahaman mendalam tentang Al-Qur’an dan Hadis untuk menjadi pedoman hidup.
3. Kebijaksanaan dalam Berdakwah
Al-Qur’an juga mengajarkan pentingnya menggunakan hikmah saat berdakwah dan menyampaikan kebenaran: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik…”(QS. An-Nahl: 125)
Dalam konteks ini, hikmah mencakup pendekatan yang lembut, cerdas, dan bijaksana dalam berdakwah, sesuai dengan keadaan audiens.
4. Mengikuti Nabi sebagai Sumber Hikmah
Nabi Muhammad ﷺ disebut sebagai sosok yang diberi hikmah untuk mengajarkan umat:
”…dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah, serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
(QS. Al-Baqarah: 129)
Hikmah di sini merujuk pada Sunnah dan pemahaman tentang bagaimana menerapkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
5. Hikmah dalam Penghukuman dan Kehidupan Bermasyarakat
Dalam syariat dan hukum Islam, hikmah juga berperan sebagai kebijaksanaan dalam mengambil keputusan yang adil. Sebagai contoh, larangan minuman keras dan judi ditetapkan karena hikmah di baliknya:…”Padanya ada dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya…”
(QS. Al-Baqarah: 219)
Ayat ini menunjukkan bahwa hikmah terletak pada memahami maslahat dan mudarat suatu perkara.
6. Hikmah dalam Nabi-Nabi Sebelumnya
Al-Qur’an juga menyebutkan bahwa Nabi-nabi sebelumnya diberi hikmah, seperti Nabi Dawud:”Dan Kami telah memberikan kepada Dawud karunia dari Kami: ‘(Kami berfirman): Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Dawud,’ dan Kami telah melunakkan besi untuknya.”
(QS. Saba’: 10)
Dalam konteks ini, hikmah adalah kemampuan khusus yang diberikan kepada Nabi Dawud untuk memimpin dengan adil dan memanfaatkan karunia Allah.
7. Hikmah sebagai Akhlak Mulia
Dalam Surat Luqman, hikmah dikaitkan dengan pemahaman dan akhlak:”Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, ‘Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri…’”(QS. Luqman: 12)
Hikmah di sini adalah kemampuan untuk memahami pentingnya syukur dan menunjukkan akhlak mulia sebagai wujud kebijaksanaan.
8. Tanda Kekuasaan Allah
Hikmah juga menunjukkan kebijaksanaan Allah dalam menciptakan alam semesta dan mengatur kehidupan:”Bukankah Dia yang menciptakan langit dan bumi adalah Mahakuasa untuk menciptakan yang serupa dengan itu?…”(QS. Yasin: 81)
Ayat ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang Allah ciptakan mengandung hikmah yang mendalam, meskipun tidak selalu terlihat oleh manusia.
Dari ayat-ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa hikmah menurut Al-Qur’an mencakup kebijaksanaan dalam ilmu, akhlak, tindakan, serta pemahaman terhadap petunjuk Allah sebagai pedoman hidup dunia dan akhirat.
Dalam hadis, hikmah memiliki makna yang sangat luas dan mencakup kebijaksanaan, pemahaman mendalam, serta aplikasi ajaran agama dalam kehidupan. Berikut adalah beberapa penjelasan tentang hikmah menurut hadis-hadis Rasulullah ﷺ:
1. Hikmah adalah Sunnah Rasulullah ﷺ
Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa hikmah adalah bagian dari ajaran beliau yang mencakup pemahaman mendalam tentang agama. Dalam hadis:”Ketahuilah, sesungguhnya aku diberikan Al-Qur’an dan yang semisal dengannya (Sunnah).”
(HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Hadis ini menunjukkan bahwa hikmah merujuk pada Sunnah Nabi, yaitu penjelasan, pemahaman, dan pengamalan Al-Qur’an.
2. Kata-Kata Bijaksana Adalah Hikmah
Rasulullah ﷺ menyebutkan pentingnya kata-kata bijaksana dan nasihat:”Kebijaksanaan (hikmah) adalah barang hilang milik orang beriman. Maka di mana pun ia menemukannya, dialah yang paling berhak atasnya.””HR. Tirmidzi)
Hadis ini menekankan bahwa setiap Muslim dianjurkan untuk mengambil hikmah dari mana pun, termasuk dari pengalaman atau pelajaran orang lain, selama sesuai dengan ajaran Islam.
3. Hikmah Sebagai Anugerah Allah
Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa hikmah adalah karunia besar dari Allah:”Sesungguhnya Allah memberi hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki, dan barang siapa diberi hikmah, maka dia telah diberi kebaikan yang banyak.”
(HR. Bukhari dan Muslim, mengutip QS. Al-Baqarah: 269)
Dalam konteks ini, hikmah adalah pemahaman mendalam yang diberikan Allah kepada hamba-Nya untuk menjalankan agama dengan benar.
4. Hikmah dalam Dakwah
Rasulullah ﷺ menggunakan pendekatan yang penuh hikmah dalam dakwahnya, sebagaimana dicontohkan dalam banyak hadis. Salah satunya adalah ketika beliau mengajarkan agar menyampaikan agama sesuai tingkat pemahaman orang:”Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kadar akal mereka. Apakah kamu ingin mereka mendustakan Allah dan Rasul-Nya?”
(HR. Bukhari)
Pendekatan ini menunjukkan pentingnya hikmah dalam menyampaikan ajaran Islam dengan cara yang mudah dipahami.
5. Hikmah dalam Kesabaran dan Pengendalian Diri
Rasulullah ﷺ menegaskan pentingnya bersikap sabar dan mengendalikan diri, yang juga merupakan bagian dari hikmah:
“Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Kesabaran dan pengendalian diri dalam menghadapi ujian adalah bagian dari hikmah yang diajarkan oleh Nabi.
6. Hikmah dalam Menyeimbangkan Kehidupan Dunia dan Akhirat
Nabi ﷺ menekankan pentingnya keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat:”Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atasmu, matamu memiliki hak atasmu, istrimu memiliki hak atasmu, dan tamumu memiliki hak atasmu.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hikmah dalam hadis ini adalah kemampuan menempatkan hak setiap aspek kehidupan pada tempatnya tanpa berlebihan atau lalai.
7. Hikmah dalam Memaafkan
Rasulullah ﷺ menunjukkan hikmah melalui sifat pemaaf, bahkan terhadap musuh-musuhnya. Ketika Rasulullah ﷺ memasuki Mekah saat Fathu Makkah, beliau bersabda kepada penduduk Mekah yang dahulu memusuhi dan menyakitinya:
“Pergilah, kalian bebas.”
(HR. Baihaqi)
Sikap ini menunjukkan hikmah dalam memaafkan, yang mampu melunakkan hati dan menyatukan umat.
8. Hikmah dalam Tindakan Sederhana
Nabi ﷺ mengajarkan bahwa kebijaksanaan juga terwujud dalam tindakan kecil yang memiliki dampak besar, seperti senyum dan sedekah:
“Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.”(HR. Tirmidzi)
Hikmah di sini adalah pengaruh positif dari tindakan sederhana dalam menciptakan kebaikan di masyarakat.
9. Hikmah adalah Akhlak yang Baik
Rasulullah ﷺ menggambarkan hikmah sebagai akhlak mulia:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”(HR. Ahmad)
Akhlak yang baik adalah bagian dari hikmah yang ditanamkan oleh Rasulullah ﷺ kepada umatnya.
10. Hikmah dalam Mengambil Pelajaran dari Ujian
Nabi ﷺ mengajarkan untuk selalu mengambil pelajaran dari setiap peristiwa dalam hidup, karena di balik setiap ujian terdapat hikmah:
“Sungguh menakjubkan urusan orang beriman. Semua urusannya baik baginya, dan itu tidak dimiliki kecuali oleh orang beriman. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia ditimpa musibah, ia bersabar, dan itu baik baginya.”(HR. Muslim)
Hikmah dalam hadis ini adalah kemampuan melihat kebaikan dalam setiap keadaan, baik saat senang maupun susah.
Kesimpulannya, hikmah dalam hadis mencakup kebijaksanaan dalam ucapan, tindakan, dan akhlak, serta kemampuan mengambil pelajaran dari pengalaman hidup. Rasulullah ﷺ adalah teladan terbaik dalam mempraktikkan hikmah dalam segala aspek kehidupan.
Dalam tradisi Ahlul Bayt (keturunan Nabi Muhammad ﷺ), hikmah (الحكمة) memiliki kedudukan yang tinggi dan sering dihubungkan dengan pemahaman mendalam tentang agama, kebijaksanaan, dan kemampuan untuk membimbing manusia. Berikut beberapa penjelasan tentang hikmah berdasarkan hadis-hadis dari Ahlul Bayt:
1. Hikmah sebagai Anugerah Ilahi
Imam Ali bin Abi Thalib as berkata:
“Hikmah adalah cahaya yang dipancarkan oleh Allah ke dalam hati siapa saja yang Dia kehendaki.”
(Nahjul Balaghah, Hikmah 282)
Hikmah adalah anugerah Allah yang memberikan kemampuan untuk memahami kebenaran, memisahkan yang baik dari yang buruk, dan mengambil keputusan yang benar.
2. Hikmah adalah Kesempurnaan Akal
Imam Ali as juga berkata:
“Hikmah adalah pohon yang tumbuh di hati dan berbuah di lisan.”
(Ghurar al-Hikam wa Durar al-Kalim)
Hikmah berasal dari hati yang dipenuhi dengan akal yang sempurna dan keimanan yang kuat. Hasilnya adalah ucapan dan tindakan yang bijaksana.
3. Hikmah Sebagai Bagian dari Kepemimpinan yang Adil
Imam Ali as menyebutkan bahwa hikmah adalah kunci dalam memimpin dengan keadilan:
“Seutama-utama hikmah adalah takut kepada Allah dan memperbaiki urusan manusia.”
(Nahjul Balaghah, Hikmah 126)
Pemimpin yang memiliki hikmah akan selalu menjadikan ketakwaan dan kesejahteraan rakyat sebagai prioritas utama.
4. Hikmah adalah Harta Orang Beriman
Imam Ja’far Ash-Shadiq as berkata:
“Hikmah adalah harta orang beriman yang hilang. Carilah hikmah, meskipun dari orang munafik.”
(Bihar al-Anwar, jilid 2, halaman 99)
Hadis ini mengajarkan bahwa seorang Mukmin harus mengambil hikmah atau pelajaran dari mana pun, asalkan sesuai dengan kebenaran, bahkan dari orang yang tidak beriman.
5. Hikmah dalam Diam dan Berpikir
Imam Ali as menjelaskan hubungan hikmah dengan kontrol diri:
“Hikmah adalah diam dan berpikir; barang siapa yang banyak diamnya, akan banyak hikmahnya.”
(Ghurar al-Hikam)
Diam dalam arti menahan diri dari ucapan yang tidak perlu memberi ruang bagi seseorang untuk merenung, yang menghasilkan kebijaksanaan.
6. Hikmah adalah Kebaikan dan Akhlak Mulia
Imam Hasan al-Mujtaba as berkata:
“Barang siapa yang berbicara dengan hikmah, ia akan dicintai. Barang siapa yang bertindak dengan hikmah, ia akan dimuliakan.”
(Tuhaf al-Uqul, halaman 233)
Hikmah tidak hanya terwujud dalam ucapan tetapi juga dalam perbuatan yang mencerminkan kebaikan dan akhlak mulia.
7. Hikmah Sebagai Ciri Orang Berilmu
Imam Ja’far Ash-Shadiq as berkata:
“Hikmah tidak didapatkan melalui belajar semata, tetapi hikmah adalah cahaya yang diletakkan Allah dalam hati orang yang Dia kehendaki.”
(Bihar al-Anwar, jilid 1, halaman 224)
Hikmah berbeda dengan ilmu biasa, karena ia adalah pencerahan spiritual yang hanya Allah anugerahkan kepada hamba-hamba pilihan-Nya.
8. Hikmah dan Keseimbangan Dunia-Akhirat
Imam Ali as menekankan keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat:
“Orang yang paling bijaksana adalah yang paling mampu menjaga urusan dunia tanpa melupakan akhiratnya.”
(Nahjul Balaghah, Hikmah 113)
Hikmah adalah kemampuan untuk menyeimbangkan kebutuhan duniawi dengan persiapan untuk akhirat.
9. Hikmah dalam Bersabar
Imam Ali Zainul Abidin as berkata:
“Hikmah tidak akan diberikan kecuali kepada orang yang bersabar terhadap segala ujian.”
(Al-Kafi, jilid 2, halaman 91)
Hikmah sering kali diperoleh melalui proses yang melibatkan kesabaran dalam menghadapi kesulitan hidup.
10. Hikmah Sebagai Jalan Menuju Kebahagiaan
Imam Ali as menyebutkan bahwa hikmah adalah kunci kebahagiaan:
“Hikmah adalah obat hati dan jalan menuju kebahagiaan abadi.”
(Ghurar al-Hikam)
Orang yang memiliki hikmah mampu menjalani kehidupan dengan tenang dan bahagia karena memahami tujuan hidup dan mengarahkan dirinya menuju keridhaan Allah.
Kesimpulan; Hadis-hadis Ahlul Bayt menggambarkan hikmah sebagai:
1.Cahaya yang Allah tanamkan dalam hati orang-orang yang terpilih.
2.Buah dari akal, ketakwaan, dan kesabaran.
3.Panduan untuk berkata dan bertindak dengan benar.
4.Sumber kebahagiaan dunia dan akhirat.
Tradisi Ahlul Bayt mengajarkan bahwa hikmah bukan hanya soal pengetahuan, tetapi juga tentang menjalankan hidup dengan akhlak yang baik, kepemimpinan yang adil, dan keseimbangan antara dunia dan akhirat.
Para mufassir (ahli tafsir) memberikan berbagai penjelasan tentang makna hikmah berdasarkan Al-Qur’an dan konteksnya. Berikut adalah pandangan beberapa mufassir ternama mengenai hikmah:
1. Tafsir Al-Qur’an tentang Hikmah
Dalam Al-Qur’an, kata hikmah sering disebutkan, seperti dalam ayat:
“Allah menganugerahkan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugerahi hikmah, sesungguhnya ia telah dianugerahi karunia yang banyak.”
(QS. Al-Baqarah: 269)
Para mufassir menjelaskan hikmah sebagai berikut:
2. Imam Al-Qurtubi (Tafsir Al-Qurtubi)
Imam Al-Qurtubi menyebutkan bahwa hikmah mencakup berbagai makna:
•Pemahaman mendalam tentang Al-Qur’an dan agama.
Hikmah di sini adalah kemampuan memahami isi Al-Qur’an dengan benar, termasuk hukum-hukum syariat.
•Ilmu dan amal.
Hikmah adalah pengetahuan yang disertai dengan amal, yaitu ilmu yang membawa seseorang kepada perbuatan baik.
•Kebenaran dalam ucapan dan tindakan.
Menurut Al-Qurtubi, hikmah adalah anugerah untuk selalu berkata benar dan bertindak sesuai dengan kebenaran.
3. Imam At-Thabari (Tafsir At-Thabari)
At-Thabari menjelaskan bahwa hikmah adalah:
•Ilmu tentang syariat Allah.
Menurutnya, hikmah dalam QS. Al-Baqarah: 269 merujuk kepada ilmu agama yang mendalam yang diberikan kepada Nabi dan orang-orang pilihan.
•Kemampuan membedakan yang benar dari yang salah.
Hikmah adalah ilmu yang membimbing seseorang untuk menilai dan memilih jalan yang benar.
•Sunnah Rasulullah.
Dalam konteks ayat-ayat tentang Nabi Muhammad ﷺ, hikmah sering diartikan sebagai Sunnah, yaitu cara hidup Nabi yang menjadi teladan bagi umatnya.
4. Imam Al-Baghawi (Tafsir Al-Baghawi)
Al-Baghawi menafsirkan hikmah sebagai:
•Kebijaksanaan dalam memahami hukum.
Hikmah adalah ilmu yang diberikan Allah kepada para nabi dan ulama untuk memahami syariat dengan bijaksana.
•Tindakan yang tepat.
Al-Baghawi menekankan bahwa hikmah juga melibatkan kemampuan menerapkan ilmu dalam tindakan yang sesuai dengan tuntunan syariat.
5. Imam Fakhruddin Ar-Razi (Tafsir Al-Kabir)
Fakhruddin Ar-Razi memberikan beberapa dimensi makna hikmah:
•Pengetahuan mendalam tentang Al-Qur’an.
Hikmah adalah anugerah untuk memahami rahasia dan hikmah di balik ayat-ayat Al-Qur’an.
•Akhlak yang mulia.
Hikmah adalah kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai Islam.
•Kesempurnaan akal.
Hikmah menurut Ar-Razi juga berarti kecerdasan akal yang membawa seseorang kepada pemahaman yang benar.
6. Imam Ibn Katsir (Tafsir Ibn Katsir)
Ibn Katsir menjelaskan bahwa hikmah dalam Al-Qur’an memiliki beberapa makna, tergantung pada konteks ayat:
•Sunnah Nabi.
Dalam banyak ayat, hikmah diartikan sebagai Sunnah Nabi Muhammad ﷺ yang berfungsi sebagai penjelas Al-Qur’an.
•Pemahaman yang benar tentang agama.
Hikmah adalah ilmu yang membawa seseorang untuk memahami syariat dengan benar dan mengamalkannya.
•Anugerah Ilahi.
Hikmah adalah pemberian Allah yang hanya diberikan kepada orang-orang tertentu sebagai bentuk rahmat dan karunia-Nya.
7. Tafsir Al-Mizan oleh Allamah Thabathabai
Allamah Thabathabai, mufassir besar dari tradisi Syiah, memberikan penjelasan mendalam tentang hikmah:
•Gabungan ilmu dan amal.
Menurutnya, hikmah adalah ilmu yang tidak hanya berada dalam pikiran tetapi juga diterapkan dalam tindakan.
•Pemahaman spiritual.
Hikmah adalah cahaya batin yang menuntun manusia untuk mengenal Allah, memahami tujuan hidup, dan menjalani kehidupan dengan akhlak yang mulia.
•Hikmah Nabi dan Ahlul Bayt.
Dalam konteks Ahlul Bayt, hikmah adalah sifat khas para Imam yang meliputi ilmu ilahi, ketakwaan, dan kebijaksanaan dalam membimbing umat.
8. Kesimpulan dari Para Mufassir
Dari berbagai tafsir, dapat disimpulkan bahwa hikmah mencakup:
1.Ilmu agama yang mendalam.
Pemahaman mendalam tentang Al-Qur’an dan Sunnah.
2.Kebijaksanaan dalam tindakan.
Kemampuan menerapkan ilmu secara benar dalam kehidupan.
3.Anugerah Allah.
Hikmah adalah karunia istimewa yang diberikan kepada orang-orang yang dikehendaki Allah.
4.Kesempurnaan akhlak dan akal.
Hikmah mencakup kemampuan untuk bertindak adil, sabar, dan bijak dalam segala keadaan.
Ayat Al-Qur’an dan penjelasan para mufassir menunjukkan bahwa hikmah adalah inti dari kebijaksanaan, yang mencakup ilmu, amal, dan akhlak. Hikmah tidak hanya berupa pengetahuan, tetapi juga tindakan nyata yang selaras dengan ajaran Islam.
Para mufassir Syiah memberikan perhatian khusus terhadap konsep hikmah dalam Al-Qur’an, sering mengaitkannya dengan kedalaman ilmu agama, bimbingan spiritual, dan kedudukan istimewa para nabi serta Ahlul Bayt. Berikut penjelasan hikmah menurut mufassir Syiah:
1. Allamah Thabathabai (Tafsir Al-Mizan)
Allamah Thabathabai adalah salah satu mufassir Syiah terbesar, dan dalam Tafsir Al-Mizan, ia memberikan penjelasan mendalam tentang hikmah.
•Hikmah adalah kombinasi ilmu dan amal.
Menurutnya, hikmah bukan hanya pengetahuan teoretis, tetapi juga kemampuan untuk menerapkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari. Hikmah adalah cahaya batin yang membimbing manusia kepada kebenaran.
•Hikmah sebagai pemahaman spiritual.
Ia menegaskan bahwa hikmah mencakup pemahaman tentang hakikat keberadaan, hubungan manusia dengan Allah, dan tujuan hidup. Hikmah ini adalah rahmat Allah yang diberikan kepada hamba-hamba terpilih.
•Hikmah pada Ahlul Bayt.
Dalam pandangan Thabathabai, para Imam Ahlul Bayt adalah puncak hikmah karena mereka memiliki ilmu ilahi yang sempurna dan menjadi pembimbing umat dalam memahami Al-Qur’an dan menjalankan ajaran Islam.
2. Syaikh Muhammad Husain Thabarsi (Tafsir Majma’ Al-Bayan)
Dalam Tafsir Majma’ Al-Bayan, Thabarsi memberikan beberapa makna untuk hikmah:
•Ilmu tentang syariat.
Hikmah adalah pemahaman mendalam tentang hukum-hukum Allah dan cara menerapkannya dalam kehidupan.
•Kebijaksanaan dalam bertindak.
Hikmah berarti kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan cara terbaik, termasuk dalam berdakwah, beribadah, dan bermuamalah.
•Karunia khusus.
Menurutnya, ayat seperti QS. Al-Baqarah: 269 menunjukkan bahwa hikmah adalah karunia besar yang hanya diberikan kepada mereka yang memiliki ketakwaan tinggi.
3. Alama Thabarsi (Tafsir Al-Burhan)
•Hikmah sebagai pengetahuan yang mendalam.
Dalam Tafsir Al-Burhan, hikmah sering dihubungkan dengan ilmu para nabi dan imam, yang berasal dari sumber ilahi dan tidak bisa diperoleh melalui usaha manusia semata.
•Hikmah dalam konteks Ahlul Bayt.
Al-Burhan banyak mengutip hadis yang menunjukkan bahwa Ahlul Bayt adalah perwujudan hikmah dalam Islam, sebagai penjelas Al-Qur’an dan pembimbing umat menuju pemahaman agama yang benar.
4. Syaikh Al-Mufid (Ahli Kalam dan Tafsir Syiah)
•Hikmah adalah ilmu para nabi dan imam.
Syaikh Al-Mufid menekankan bahwa hikmah adalah bagian dari ‘ilm laduni (ilmu langsung dari Allah), yang menjadi ciri khas para nabi dan imam. Para imam memiliki hikmah yang mencakup pengetahuan mendalam tentang Al-Qur’an, hukum, dan akhlak.
5. Ayatullah Makarim Shirazi (Tafsir Al-Amtsal)
Dalam Tafsir Al-Amtsal, Ayatullah Makarim Shirazi menjelaskan hikmah sebagai:
•Gabungan ilmu dan ketakwaan.
Hikmah adalah anugerah Allah kepada orang-orang yang bukan hanya memiliki ilmu, tetapi juga ketakwaan tinggi yang memungkinkan mereka menggunakan ilmu tersebut dengan benar.
•Hikmah dalam berdakwah.
Dalam QS. An-Nahl: 125 (Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik…), Shirazi menjelaskan bahwa hikmah berarti berdakwah dengan cara yang bijak, mempertimbangkan kondisi pendengar, dan menghindari cara yang kasar.
•Peran Ahlul Bayt.
Shirazi menekankan bahwa Ahlul Bayt adalah teladan tertinggi dalam hikmah, karena mereka memiliki ilmu yang sempurna dan kebijaksanaan dalam menyampaikan ajaran Islam.
6. Nasir Makarim Shirazi (Tafsir Nemuneh)
Dalam Tafsir Nemuneh, Shirazi memberikan beberapa penekanan terkait hikmah:
•Hikmah adalah panduan menuju kebenaran.
Shirazi menjelaskan bahwa hikmah adalah kemampuan untuk memahami inti kebenaran dan bertindak sesuai dengan kebenaran tersebut.
•Ahlul Bayt sebagai sumber hikmah.
Ia menekankan bahwa hikmah dalam Islam mencapai puncaknya pada Nabi Muhammad ﷺ dan Ahlul Bayt, yang merupakan pembimbing manusia menuju kehidupan yang benar.
•Hikmah dalam konteks sosial.
Shirazi juga mencatat bahwa hikmah mencakup kemampuan untuk menyelesaikan konflik dan membangun masyarakat yang adil dan harmonis.
Kesimpulan; Mufassir Syiah menekankan bahwa hikmah mencakup:
1.Ilmu yang Ilahi: Hikmah adalah ilmu yang bersumber dari Allah dan sering dikaitkan dengan nabi dan Ahlul Bayt.
2.Kebijaksanaan Praktis: Hikmah adalah kemampuan menerapkan ilmu dengan bijak dalam tindakan dan kehidupan sehari-hari.
3.Pemahaman Spiritual: Hikmah melibatkan pemahaman mendalam tentang tujuan hidup, hubungan manusia dengan Allah, dan hakikat keberadaan.
4.Karunia Ilahi: Hikmah adalah anugerah yang hanya diberikan kepada orang-orang bertakwa dan para imam yang menjadi teladan bagi umat manusia.
Para mufassir Syiah sering menegaskan bahwa Ahlul Bayt adalah perwujudan hikmah yang sempurna, karena mereka tidak hanya memahami Al-Qur’an secara mendalam, tetapi juga menerapkannya dengan sempurna dalam akhlak, amal, dan bimbingan kepada umat.
Dalam perspektif ahli makrifat dan hakikat (irfan), hikmah memiliki makna yang lebih dalam dibandingkan sekadar ilmu pengetahuan atau kebijaksanaan praktis. Hikmah dipahami sebagai anugerah ilahi yang menyentuh dimensi spiritual dan batin manusia. Berikut adalah penjelasan menurut para ahli makrifat dan hakikat:
1. Hikmah sebagai Cahaya Ilahi dalam Hati
Ahli makrifat sering mengutip hadis qudsi yang menyebutkan:
“Hati seorang mukmin adalah tempat Allah menampakkan rahasia-Nya.”
•Hikmah dipandang sebagai cahaya batin yang ditanamkan Allah ke dalam hati seorang hamba yang telah mencapai tingkat kedekatan (qurb) kepada-Nya.
•Hikmah adalah pemahaman langsung tanpa perantara terhadap kebenaran, yang disebut sebagai ilmu laduni atau ilmu yang diberikan Allah secara langsung.
2. Hikmah dalam Konteks Kesadaran Ilahi
Menurut para arifin (ahli makrifat), hikmah adalah:
•Kesadaran mendalam tentang Allah dan kehendak-Nya.
Hikmah bukan hanya tentang memahami hukum atau prinsip, tetapi juga tentang merasakan kehadiran Allah dalam segala sesuatu.
•Pemahaman tentang realitas sejati.
Hikmah membantu seseorang melihat dunia bukan hanya sebagai materi, tetapi sebagai refleksi dari sifat-sifat Allah.
3. Ibn Arabi: Hikmah sebagai Kesempurnaan Wujud
Ibn Arabi, seorang tokoh besar dalam tasawuf dan irfan, menjelaskan dalam Futuhat Al-Makkiyah bahwa:
•Hikmah adalah puncak dari kesempurnaan manusia, di mana seseorang mampu memahami hubungan antara ciptaan dan Sang Pencipta.
•Hikmah adalah kemampuan untuk melihat “yang tersembunyi” (batin) di balik “yang tampak” (zahir).
Ibn Arabi mengaitkan hikmah dengan istilah al-‘aql al-kulli (akal universal), yaitu kemampuan manusia untuk memahami kebenaran ilahi yang mendasari alam semesta.
4. Mulla Sadra: Hikmah sebagai Penyatuan Ilmu dan Eksistensi
Mulla Sadra, filsuf besar Islam dari tradisi hikmah, menjelaskan dalam Asfar Al-Arba‘ah:
•Hikmah adalah penyatuan antara ilmu (pengetahuan) dan wujud (eksistensi).
•Hikmah sejati dicapai melalui perjalanan spiritual empat tahap (asfar), yaitu perjalanan dari makhluk kepada Allah, perjalanan bersama Allah, perjalanan bersama Allah kembali ke makhluk, dan perjalanan di antara makhluk dalam bimbingan Allah.
•Menurutnya, hikmah mencakup pengetahuan intelektual dan pengalaman spiritual yang membawa seseorang kepada ma’rifah (pengenalan terhadap Allah).
5. Rumi: Hikmah dalam Cinta Ilahi
Jalaluddin Rumi, penyair sufi besar, menjelaskan bahwa hikmah adalah buah dari cinta ilahi (mahabbah). Dalam karya-karyanya seperti Masnawi, ia menulis:
•Hikmah berasal dari hati yang telah bersih.
Orang yang memiliki hikmah adalah mereka yang hatinya terbebas dari cinta dunia dan sepenuhnya tertuju kepada Allah.
•Hikmah sebagai jalan menuju Allah.
Dalam pandangan Rumi, hikmah adalah kemampuan untuk menyadari bahwa semua yang terjadi di dunia ini adalah bagian dari rencana Allah yang indah.
6. Ayatullah Khomeini: Hikmah sebagai Kesadaran Akhirat
Dalam pandangan Ayatullah Khomeini, seorang ulama dan arif kontemporer, hikmah adalah:
•Pemahaman tentang hubungan dunia dan akhirat.
Orang yang memiliki hikmah mampu melihat dunia sebagai ladang untuk akhirat.
•Mengenal diri untuk mengenal Allah.
Hikmah dicapai melalui perjalanan spiritual yang mendalam, di mana seseorang mengenali hakikat dirinya dan memahami bahwa “Siapa yang mengenal dirinya, maka dia akan mengenal Tuhannya.”
7. Allamah Thabathabai: Hikmah adalah Manifestasi Nama-nama Allah
Dalam tradisi irfan Syiah, seperti dijelaskan oleh Allamah Thabathabai:
•Hikmah adalah manifestasi dari nama-nama Allah di dalam jiwa manusia.
Semakin dekat seseorang kepada Allah, semakin banyak nama-nama-Nya yang terpantul dalam diri orang tersebut, seperti Al-Hakim (Yang Maha Bijaksana).
•Hikmah adalah kesadaran akan keesaan Allah.
Hikmah tertinggi adalah memahami tauhid dalam segala aspeknya, baik dalam penciptaan, hukum, maupun takdir.
8. Imam Ali: Hikmah sebagai Kematangan Spiritual
Dalam tradisi makrifat, banyak mengutip ucapan Imam Ali bin Abi Thalib as, yang mengatakan:
“Hikmah adalah pohon yang akarnya adalah hati yang bersih dan buahnya adalah amal yang benar.”
•Hikmah adalah buah dari perjalanan spiritual.
Orang yang memiliki hikmah adalah mereka yang telah menyucikan hati mereka melalui dzikir, ibadah, dan cinta kepada Allah.
•Hikmah juga diartikan sebagai kemampuan untuk menilai sesuatu sesuai dengan hakikatnya, yang hanya bisa dicapai melalui keikhlasan dalam ibadah dan ketundukan total kepada Allah.
9. Kesimpulan Menurut Ahli Makrifat dan Hakikat
Menurut ahli makrifat dan hakikat, hikmah adalah:
1.Cahaya Ilahi: Hikmah adalah pancaran cahaya dari Allah ke dalam hati hamba-Nya yang ikhlas.
2.Ilmu Laduni: Hikmah adalah ilmu tanpa perantara yang diberikan Allah kepada orang yang telah mendekat kepada-Nya.
3.Keseimbangan Zahir dan Batin: Hikmah mencakup pemahaman lahiriah (syariat) dan batiniah (hakikat).
4.Kesadaran Ilahi: Hikmah adalah kesadaran penuh akan kehadiran Allah dalam segala aspek kehidupan.
5.Manifestasi Tauhid: Hikmah tertinggi adalah memahami keesaan Allah dalam ciptaan, hukum, dan tujuan hidup.
Hikmah, dalam pandangan ahli makrifat, bukan sekadar ilmu atau tindakan bijaksana, tetapi perjalanan spiritual yang menghubungkan manusia dengan Sang Pencipta, menghasilkan pemahaman yang mendalam tentang diri, alam, dan Allah.
Dalam tradisi Syiah, pandangan ahli hakikat atau arifin tentang hikmah memiliki ciri khas tersendiri yang berakar pada ajaran Al-Qur’an, hadis Nabi Muhammad ﷺ, dan pandangan Ahlul Bayt. Hikmah dalam konteks ini sering dikaitkan dengan kedalaman spiritual, kesadaran akan hakikat keberadaan, dan hubungan manusia dengan Allah. Berikut adalah penjelasan menurut ahli hakikat Syiah:
1. Hikmah sebagai Ilmu Laduni dan Cahaya Ilahi
Ahli hakikat Syiah memandang hikmah sebagai ilmu laduni (ilmu langsung dari Allah) yang diberikan kepada para nabi, imam, dan hamba-hamba pilihan Allah. Hal ini didasarkan pada firman Allah:
“Dan Kami ajarkan kepadanya hikmah dari sisi Kami.” (QS. Maryam: 12)
•Ilmu Ilahi dalam Hati:
Menurut para arif Syiah, hikmah adalah cahaya yang Allah tanamkan dalam hati manusia melalui kesucian jiwa, ibadah, dan kedekatan kepada-Nya.
•Anugerah Khusus untuk Ahlul Bayt:
Dalam tradisi Syiah, hikmah tertinggi dicontohkan oleh Nabi Muhammad ﷺ dan Ahlul Bayt, karena mereka adalah perwujudan ilmu, kesucian, dan kebijaksanaan ilahi.
2. Hikmah sebagai Ma’rifah Ilahiyah
Ma’rifah (pengenalan terhadap Allah) adalah inti dari hikmah dalam pandangan ahli hakikat Syiah. Allamah Thabathabai, dalam Tafsir Al-Mizan, menjelaskan:
•Hikmah adalah kemampuan untuk mengenal Allah melalui penyucian diri.
•Hikmah membawa seseorang kepada pemahaman bahwa Allah adalah sumber segala sesuatu, dan semua yang ada adalah manifestasi dari sifat-sifat-Nya.
•Imam Ali as pernah berkata:
“Hikmah adalah cahaya yang Allah pancarkan ke dalam hati hamba-Nya yang bertakwa.”
3. Pandangan Mulla Sadra: Hikmah sebagai Kesempurnaan Wujud
Mulla Sadra, filsuf besar dalam tradisi hikmah muta’aliyah, memberikan penjelasan mendalam tentang hikmah:
•Penyatuan Ilmu dan Amal:
Hikmah adalah ilmu yang membawa seseorang kepada kesempurnaan eksistensial, di mana ilmu dan amal saling menyatu.
•Perjalanan Spiritual:
Dalam filsafatnya, perjalanan menuju hikmah adalah perjalanan menuju Allah, melalui empat tahap utama:
1.Perjalanan dari makhluk menuju Allah (as-sair ilallah).
2.Perjalanan bersama Allah (as-sair ma’Allah).
3.Perjalanan bersama Allah kembali kepada makhluk (as-sair ma’Allah fi makhluqatihi).
4.Perjalanan di antara makhluk dengan kesadaran akan Allah (as-sair fi makhluqatihi ma’Allah).
•Hikmah Tertinggi:
Hikmah tertinggi adalah pengenalan terhadap Allah sebagai satu-satunya realitas yang hakiki (wahdat al-wujud).
4. Hikmah dalam Pandangan Ayatullah Khomeini
Sebagai seorang arif dan faqih besar, Ayatullah Khomeini menjelaskan hikmah dalam berbagai karyanya, seperti Adabus Salat dan Misbah al-Hidayah:
•Hikmah adalah Kesadaran Tauhid:
Menurutnya, hikmah sejati adalah kesadaran akan tauhid dalam segala dimensi kehidupan, termasuk tauhid dalam penciptaan, hukum, dan takdir.
•Hikmah melalui Penyucian Diri:
Hikmah tidak dapat dicapai melalui ilmu formal semata, tetapi melalui perjalanan spiritual yang melibatkan penyucian hati dan pengikhlasan niat.
•Hikmah Praktis:
Hikmah bukan hanya konsep intelektual, tetapi juga kemampuan untuk bertindak sesuai dengan kehendak Allah dalam semua aspek kehidupan.
5. Allamah Thabathabai: Hikmah sebagai Manifestasi Nama-nama Allah
Allamah Thabathabai, dalam karya-karyanya seperti Tafsir Al-Mizan, menyebut bahwa hikmah adalah:
•Manifestasi Nama-nama Allah:
Hikmah adalah pancaran sifat-sifat Allah dalam diri manusia, terutama sifat Al-Hakim (Yang Maha Bijaksana). Semakin dekat seseorang kepada Allah, semakin banyak sifat-sifat ini tercermin dalam dirinya.
•Keseimbangan Zahir dan Batin:
Hikmah mencakup pemahaman mendalam tentang syariat (zahir) dan hakikat (batin). Orang yang memiliki hikmah mampu memadukan keduanya dalam hidupnya.
•Bimbingan dari Ahlul Bayt:
Dalam pandangan Thabathabai, Ahlul Bayt adalah sumber hikmah sejati, karena mereka memiliki ilmu dan kesucian yang sempurna.
6. Imam Ali: Hikmah sebagai Inti dari Akhlak dan Amal
Imam Ali bin Abi Thalib as memberikan banyak penjelasan tentang hikmah dalam Nahjul Balaghah:
•Hikmah adalah Akhlak Mulia:
“Hikmah adalah pelita hati, cahaya akal, dan sumber segala kebajikan.”
Orang yang berhikmah adalah mereka yang mampu menyeimbangkan antara kecerdasan intelektual dan akhlak mulia.
•Hikmah sebagai Buah Takwa:
“Dasar dari hikmah adalah takwa kepada Allah.”
Hikmah hanya dapat dicapai oleh mereka yang menjaga hubungan dengan Allah melalui amal saleh dan ketakwaan.
7. Hikmah dalam Tradisi Syiah: Buah dari Wilayah Ahlul Bayt
Dalam tradisi Syiah, hikmah sering dikaitkan dengan wilayah (otoritas spiritual) Ahlul Bayt.
•Ahlul Bayt sebagai Sumber Hikmah:
Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
“Aku adalah kota ilmu, dan Ali adalah pintunya.”
Hikmah tertinggi dapat dicapai dengan mengikuti ajaran Ahlul Bayt, karena mereka adalah pembimbing umat menuju pemahaman yang benar tentang Allah dan agama.
•Koneksi Spiritual dengan Imam:
Hikmah dalam Syiah melibatkan hubungan batin yang mendalam dengan para imam, yang memberikan bimbingan spiritual dan ilmu kepada pengikutnya.
8. Kesimpulan: Hikmah Menurut Ahli Hakikat Syiah
Hikmah dalam pandangan ahli hakikat Syiah memiliki beberapa dimensi:
1.Ilmu Ilahi: Hikmah adalah ilmu yang bersumber langsung dari Allah, baik melalui Al-Qur’an, Ahlul Bayt, atau cahaya batin.
2.Ma’rifah: Hikmah adalah pengenalan hakiki terhadap Allah dan tujuan penciptaan.
3.Kesucian Jiwa: Hikmah hanya dapat dicapai melalui penyucian hati dan pengikhlasan niat.
4.Manifestasi Tauhid: Hikmah adalah kesadaran akan tauhid, di mana Allah adalah pusat dari segala sesuatu.
5.Bimbingan Ahlul Bayt: Hikmah tertinggi hanya dapat dicapai melalui petunjuk Nabi dan Ahlul Bayt, yang merupakan perwujudan hikmah sejati.
Hikmah bukan hanya pengetahuan, tetapi juga kesadaran spiritual yang mendalam yang menghubungkan manusia dengan Allah dan memberikan kebijaksanaan untuk menjalani hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Kisah dan cerita yang menggambarkan hikmah ilahi yang diberikan kepada para nabi, imam, dan para arif. Kisah-kisah ini sering menjadi pelajaran moral, spiritual, dan inspirasi dalam memahami makna hikmah yang sejati. Berikut beberapa cerita tentang hikmah dalam perspektif Syiah:
1. Hikmah Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis
Dalam Al-Qur’an, Nabi Sulaiman as dikenal sebagai seorang nabi dan raja yang diberkahi hikmah luar biasa, termasuk kemampuan untuk memahami bahasa makhluk lain. Kisah beliau sering diceritakan dalam tradisi Syiah untuk menunjukkan hikmah dalam kepemimpinan dan pengambilan keputusan:
•Ketika burung Hudhud membawa kabar tentang Ratu Balqis yang menyembah matahari, Nabi Sulaiman tidak langsung menyerang, meskipun ia memiliki kekuatan besar. Sebaliknya, ia menggunakan hikmah dengan mengirimkan surat yang penuh kelembutan dan ajakan kepada kebenaran (QS. An-Naml: 30-31).
•Nabi Sulaiman menunjukkan bahwa hikmah adalah kemampuan untuk memahami situasi dan menggunakan cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan ilahi.
Pelajaran: Hikmah mengajarkan bahwa kekuatan bukan untuk menghancurkan, tetapi untuk membawa kebaikan dan membimbing orang lain ke jalan Allah.
2. Hikmah Imam Ali: Pemuda Yahudi dan Pintu yang Tertinggal
Suatu hari, seorang pemuda Yahudi mencuri pintu milik seorang muslim. Imam Ali as, yang saat itu menjadi khalifah, dipanggil untuk mengadili perkara ini.
•Ketika kasus dibawa ke pengadilan, Imam Ali tidak langsung menghukum pemuda itu meskipun bukti menunjukkan kesalahannya. Imam memutuskan untuk berbicara secara pribadi dengan pemuda tersebut.
•Dalam percakapan itu, Imam Ali menunjukkan kelembutan dan kasih sayang, hingga pemuda itu mengakui kesalahannya sendiri. Pemuda itu bahkan bertobat dan memeluk Islam.
Pelajaran: Hikmah dalam pandangan Imam Ali adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang tidak hanya adil, tetapi juga menyentuh hati dan menginspirasi perubahan positif.
3. Imam Hasan dan Orang yang Menghinanya
Imam Hasan as dikenal dengan hikmahnya yang luar biasa dalam menghadapi situasi sulit.
•Suatu hari, seorang pria dari Syam datang ke Madinah dan menghina Imam Hasan secara langsung. Imam mendengarkan dengan sabar, tanpa menunjukkan kemarahan sedikit pun.
•Setelah pria itu selesai berbicara, Imam Hasan berkata dengan lembut:
“Jika engkau lapar, kami akan memberimu makan. Jika engkau butuh pakaian, kami akan memberimu pakaian. Jika engkau butuh tempat tinggal, kami akan memberimu tempat.”
•Sikap lembut Imam Hasan membuat pria tersebut menangis, dan ia langsung meminta maaf serta memeluk Islam.
Pelajaran: Hikmah adalah kemampuan untuk merespons kebencian dengan cinta dan kelembutan, yang dapat mengubah hati seseorang.
4. Hikmah Nabi Khidir: Pembelajaran bagi Nabi Musa
Dalam QS. Al-Kahfi, Allah menceritakan kisah Nabi Musa as yang ingin belajar hikmah dari Nabi Khidir as. Nabi Khidir melakukan beberapa tindakan yang tampaknya tidak masuk akal, seperti:
•Merusak perahu milik seorang miskin,
•Membunuh seorang anak muda,
•Dan membangun kembali tembok yang hampir runtuh tanpa meminta imbalan.
Ketika Nabi Musa mempertanyakan tindakannya, Nabi Khidir menjelaskan bahwa setiap perbuatannya dilakukan atas perintah Allah dan memiliki hikmah tersembunyi:
•Merusak perahu untuk melindungi pemiliknya dari raja zalim,
•Membunuh anak muda karena ia akan menjadi durhaka dan membawa kehancuran bagi keluarganya,
•Dan membangun tembok karena di bawahnya ada harta milik dua anak yatim.
Pelajaran: Hikmah sering kali melampaui pemahaman manusia biasa. Orang yang berhikmah memahami realitas yang lebih dalam berdasarkan pengetahuan Allah.
5. Hikmah Imam Ja’far Shadiq: Orang Atheis dan Matahari
Seorang atheis datang kepada Imam Ja’far Shadiq as untuk berdebat tentang keberadaan Allah. Ia menantang Imam dengan banyak pertanyaan logis dan argumentasi filosofis.
•Imam Ja’far Shadiq tidak langsung menanggapi dengan argumen panjang, tetapi bertanya:
“Jika engkau ingin melihat matahari, apa yang harus dilakukan?”
Orang itu menjawab, “Aku harus membuka mataku dan melihatnya.”
•Imam lalu berkata:
“Jika untuk memahami ciptaan Allah saja, engkau harus membuka matamu, maka bagaimana engkau bisa memahami Sang Pencipta tanpa membuka mata hatimu?”
Pelajaran: Hikmah adalah kemampuan untuk menjelaskan kebenaran dengan cara yang sederhana tetapi mendalam, menyentuh hati dan pikiran.
6. Imam Ali dan Hikmah Tentang Dunia
Imam Ali as sering berbicara tentang sifat dunia dalam Nahjul Balaghah. Salah satu kisah menarik adalah ketika seseorang mengeluh kepada Imam tentang dunia dan godaannya.
•Imam Ali berkata:
“Dunia adalah tempat yang baik bagi mereka yang memanfaatkannya untuk bekal akhirat. Dunia mengajarkan kita tentang Allah melalui tanda-tanda-Nya. Dunia tidak menipu manusia, tetapi manusia yang tertipu olehnya.”
Pelajaran: Hikmah adalah kemampuan untuk melihat dunia sebagai sarana, bukan tujuan, dan menjadikannya sebagai ladang amal untuk akhirat.
7. Hikmah Imam Sajjad: Doa untuk Hikmah
Imam Ali Zainul Abidin as, dalam Sahifah Sajjadiyah, sering berdoa agar Allah memberinya hikmah dalam menjalani kehidupan:
•“Ya Allah, jadikanlah aku orang yang berpikir sebelum berbicara, bertindak sebelum menyesal, dan bersabar dalam menghadapi cobaan.”
Imam Sajjad menunjukkan bahwa hikmah adalah anugerah yang harus dimohonkan kepada Allah melalui doa, usaha, dan ketundukan kepada-Nya.
8. Hikmah dalam Kisah Nabi Ibrahim: Menghancurkan Berhala
Nabi Ibrahim as, yang dikenal karena hikmah dan keberaniannya, menggunakan logika sederhana untuk menunjukkan kesalahan penyembahan berhala:
•Ia menghancurkan semua berhala kecuali satu, kemudian meletakkan kapak di tangan berhala terbesar. Ketika kaumnya bertanya siapa yang melakukannya, Nabi Ibrahim menjawab:
“Tanyakan saja pada berhala besar itu.”
•Ketika kaumnya berkata bahwa berhala tidak bisa berbicara, Nabi Ibrahim menjawab:
“Lalu mengapa kalian menyembah sesuatu yang tidak bisa bicara, mendengar, atau membantu kalian?”
Pelajaran: Hikmah adalah kemampuan untuk menggunakan cara yang cerdas dan efektif dalam menyampaikan kebenaran.
Kesimpulan; Kisah-kisah hikmah dari Nabi, Imam, dan orang-orang berhikmah dalam tradisi Syiah mengajarkan bahwa:
1.Hikmah adalah gabungan ilmu, akhlak, dan tindakan yang benar.
2.Hikmah sering kali melampaui pemahaman manusia biasa dan memerlukan keikhlasan serta hubungan dengan Allah.
3.Hikmah dapat mengubah hati, menyelesaikan masalah, dan membawa kebaikan kepada dunia.
Para nabi dan imam adalah teladan tertinggi dalam menunjukkan bagaimana hikmah diterapkan dalam berbagai situasi kehidupan untuk membawa manusia kepada jalan kebenaran dan kedekatan kepada Allah.
10 Manfaat Hikmah dalam Kehidupan
Hikmah, sebagaimana ditekankan dalam Al-Qur’an, hadis, dan ajaran Ahlul Bayt, membawa banyak manfaat bagi kehidupan individu dan masyarakat. Berikut adalah 10 manfaat hikmah beserta penjelasannya:
1. Pemahaman Mendalam tentang Kehidupan
•Manfaat: Hikmah membantu seseorang memahami makna hidup dan tujuan penciptaan. Dengan hikmah, manusia mampu melihat dunia dengan pandangan yang lebih dalam dan tidak terjebak pada hal-hal yang superfisial.
•Dalil: Allah berfirman:
“Barangsiapa diberi hikmah, sungguh, ia telah diberi kebaikan yang banyak.” (QS. Al-Baqarah: 269)
2. Menyelesaikan Masalah dengan Bijak
•Manfaat: Hikmah memungkinkan seseorang untuk mengambil keputusan yang tepat, bahkan dalam situasi yang sulit. Orang berhikmah mampu menyelesaikan konflik tanpa menciptakan masalah baru.
•Contoh: Hikmah Nabi Sulaiman dalam memutuskan perkara antara dua wanita yang memperebutkan seorang anak.
3. Membawa Kedamaian dan Keharmonisan
•Manfaat: Hikmah mengajarkan untuk merespons kebencian dengan kasih sayang dan membangun hubungan harmonis dengan orang lain. Ini membawa kedamaian dalam kehidupan pribadi dan masyarakat.
•Contoh: Sikap Imam Hasan terhadap orang yang menghina beliau.
4. Memperkuat Keimanan dan Ketaqwaan
•Manfaat: Hikmah memperkuat hubungan seseorang dengan Allah, karena ia mampu memahami hikmah di balik setiap peristiwa, termasuk ujian dan cobaan.
•Dalil: Imam Ali as berkata:
“Dasar dari hikmah adalah takwa kepada Allah.”
5. Membimbing ke Jalan yang Benar
•Manfaat: Hikmah membantu seseorang membedakan antara yang benar dan salah, sehingga ia mampu menjalani hidup sesuai dengan kehendak Allah.
•Contoh: Hikmah Nabi Khidir dalam membimbing Nabi Musa untuk memahami takdir Allah.
6. Melahirkan Akhlak Mulia
•Manfaat: Hikmah menghasilkan akhlak yang luhur, seperti kesabaran, kelembutan, dan kerendahan hati. Orang berhikmah cenderung dicintai dan dihormati oleh orang di sekitarnya.
•Dalil: Imam Ali as berkata:
“Hikmah adalah pelita hati dan sumber segala kebajikan.”
7. Keberhasilan Dunia dan Akhirat
•Manfaat: Orang yang memiliki hikmah mampu menjalani kehidupan dunia dengan baik sekaligus mempersiapkan bekal akhirat. Hikmah membawanya kepada keseimbangan antara duniawi dan ukhrawi.
8. Menjadi Teladan Bagi Orang Lain
•Manfaat: Hikmah menjadikan seseorang sebagai sumber inspirasi dan teladan dalam keluarga, masyarakat, dan umat.
•Contoh: Ahlul Bayt menjadi contoh hikmah yang sempurna dalam segala aspek kehidupan.
9. Menghindarkan dari Kehancuran
•Manfaat: Orang berhikmah mampu menghindari keputusan atau tindakan yang membawa kerugian atau kehancuran. Hikmah mencegahnya dari perilaku emosional dan tergesa-gesa.
•Dalil: Imam Ali as berkata:
“Hikmah adalah penuntun menuju keselamatan.”
10. Mendekatkan Diri kepada Allah
•Manfaat: Hikmah adalah sarana untuk memahami nama-nama dan sifat-sifat Allah, sehingga membawa manusia lebih dekat kepada-Nya.
•Dalil: Allah berfirman:
“Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki.” (QS. Al-Baqarah: 269)
Doa Memohon Hikmah
Berikut adalah beberapa doa yang diajarkan dalam Islam untuk memohon hikmah:
1.Doa Nabi Sulaiman
Nabi Sulaiman as memohon hikmah agar mampu memimpin dengan baik:
“Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai.” (QS. An-Naml: 19)
2.Doa untuk Hikmah dalam Keputusan
“Ya Allah, berikanlah aku kebijaksanaan dalam keputusan dan keberkahan dalam amal perbuatanku.”
3.Doa dari Sahifah Sajjadiyah (Doa ke-20)
“Ya Allah, jadikanlah aku orang yang berpikir sebelum berbicara, bertindak sebelum menyesal, dan bersabar dalam menghadapi ujian, sehingga aku dapat memahami hikmah di balik segala ketetapan-Mu.”
4.Doa Nabi Muhammad ﷺ
“Ya Allah, ajarilah kami hal-hal yang bermanfaat bagi kami, berikan manfaat atas apa yang telah kami pelajari, dan tambahkanlah kepada kami hikmah dan ilmu.”
5.Doa Khusus Memohon Ilmu dan Hikmah
“Rabbi zidni ‘ilma, wa alhiqni bish-shalihin.”
(“Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmuku dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang saleh.”)
6.Doa Imam Ali Zainul Abidin
Dalam Sahifah Sajjadiyah, beliau memohon kepada Allah:
“Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar, sehingga kami dapat mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami yang salah itu salah, sehingga kami dapat menjauhinya.”
7.Doa Imam Ali
“Ya Allah, bimbinglah aku dengan hikmah-Mu agar aku tidak tersesat, dan kuatkan aku dengan pengetahuan-Mu agar aku selalu berada dalam jalan yang Engkau ridhai.”
8.Doa untuk Cahaya Hikmah
“Allahumma ja‘al fi qalbi nuran, wa fi lisani nuran, wa fi bashari nuran, wa fi sam‘i nuran, wa fi hawli nuran.”
(“Ya Allah, jadikanlah cahaya di dalam hatiku, lidahku, penglihatanku, pendengaranku, dan di sekelilingku.”)
9.Doa untuk Pemahaman Al-Qur’an
“Ya Allah, bukakanlah untuk kami hikmah dari Al-Qur’an, dan anugerahkan kepada kami pemahaman yang mendalam terhadap ayat-ayat-Mu.”
10.Doa untuk Kesabaran dan Hikmah
“Allahumma inni as’aluka shabran wa hikmatan wa ridha bima qadhayta.”
(“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kesabaran, hikmah, dan keridhaan atas segala keputusan-Mu.”)
Kesimpulan:
Manfaat hikmah sangat besar, baik dalam kehidupan duniawi maupun ukhrawi. Memohon hikmah melalui doa adalah wujud pengakuan bahwa hikmah sejati hanya berasal dari Allah. Orang yang memiliki hikmah tidak hanya menjalani hidup dengan bijaksana, tetapi juga menjadi sumber kebaikan dan inspirasi bagi orang lain.
Comments (0)
There are no comments yet