Kolom: Makna Bismillah (Bagian-3)

Supa Athana - Tekno & Sains
22 October 2024 09:47
“Bismillah” adalah pintu masuk ke dalam kesadaran ilahi, tempat di mana manusia menyatu dengan Allah melalui nama-nama-Nya yang mulia.
Penulis: Muhammad Taufiq Ali Yahya
              Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran

Dalam Islam, ada banyak hadis yang menjelaskan pentingnya mengucapkan “Bismillahirrahmanirrahim” dalam berbagai konteks kehidupan. 
 
Hadis-hadis Bismillah
 
Hadis-hadis ini datang dari Nabi Muhammad dan para Imam yang menjelaskan nilai, makna, dan keutamaan dari frasa ini. 
 
Berikut adalah beberapa hadis penting tentang “Bismillah” menurut sumber-sumber Islam:
 
1. Keutamaan Membaca “Bismillah” Sebelum Melakukan Sesuatu
 
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
•“Setiap perkara yang tidak dimulai dengan menyebut nama Allah (‘Bismillah’) maka ia terputus (dari berkah).”
(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
 
Hadis ini menjelaskan bahwa setiap tindakan atau pekerjaan yang dilakukan tanpa menyebut nama Allah tidak akan mendapatkan keberkahan atau akan terputus dari manfaat yang seharusnya ada. 
 
Oleh karena itu, penting untuk selalu mengucapkan “Bismillah” sebagai bentuk doa dan meminta berkah Allah.
 
2. Bismillah Sebagai Perlindungan dari Setan
Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah, Rasulullah ﷺ bersabda:
 
•“Jika seseorang masuk rumahnya dan menyebut nama Allah ketika masuk dan ketika makan, setan berkata: ‘Tidak ada tempat tinggal bagimu dan tidak ada makanan bagimu di sini.’”
(HR. Muslim)
 
Hadis ini menekankan pentingnya mengucapkan “Bismillah” saat memasuki rumah dan sebelum makan sebagai cara untuk meminta perlindungan dari gangguan setan. Ucapan ini membuat setan tidak dapat memasuki rumah atau mendapatkan akses kepada makanan.
 
3. Hadis Tentang Berkah Makan dengan “Bismillah”
Diriwayatkan oleh Aisyah, istri Nabi ﷺ:
•“Jika salah seorang dari kalian makan, maka sebutlah nama Allah (dengan mengucapkan ‘Bismillah’). Jika lupa menyebutnya di awal, maka hendaklah mengucapkan: ‘Bismillahi fi awwalihi wa akhirihi (Dengan nama Allah di awal dan di akhirnya).’”
(HR. Tirmidzi dan Abu Dawud)
 
Hadis ini mengajarkan pentingnya mengucapkan “Bismillah” sebelum makan, dan jika terlupa, ada doa yang dapat diucapkan setelahnya untuk tetap mendapatkan keberkahan.
 
4. Bismillah Sebelum Memulai Kegiatan
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah ﷺ bersabda:
•“Setiap perbuatan yang dimulai tanpa menyebut nama Allah adalah terputus (dari keberkahan).”
(HR. Al-Nasa’i)
 
Hadis ini serupa dengan hadis sebelumnya dan menekankan pentingnya memulai segala aktivitas dengan menyebut nama Allah agar tindakan tersebut diberkahi dan dilindungi dari keburukan.
 
5. Hadis Tentang Membaca “Bismillah” Saat Berwudhu
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
•“Tidak ada wudhu bagi orang yang tidak menyebut nama Allah atasnya (tidak mengucapkan ‘Bismillah’).”
(HR. Abu Dawud, Ahmad, dan Ibnu Majah)
 
Hadis ini menunjukkan bahwa menyebut “Bismillah” sebelum berwudhu sangat dianjurkan. Sebagai bagian dari persiapan spiritual, wudhu tidak hanya membersihkan tubuh, tetapi juga membersihkan jiwa, dan mengucapkan “Bismillah” adalah cara untuk menyucikan niat sebelum beribadah.
 
6. Bismillah dalam Perjalanan
Diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib, Rasulullah ﷺ bersabda:
•“Ketika engkau menaiki kendaraan, maka ucapkanlah ‘Bismillah’ tiga kali, kemudian ucapkan ‘Alhamdulillah.’”
(HR. Tirmidzi)
 
Hadis ini menunjukkan bagaimana “Bismillah” juga dibaca saat memulai perjalanan sebagai bentuk doa untuk memohon perlindungan dan keselamatan selama perjalanan. Dengan mengucapkan “Bismillah”, seorang Muslim menyerahkan perjalanannya kepada Allah dan meminta keselamatan.
 
7. Hadis Tentang Membaca “Bismillah” untuk Penyembuhan
Diriwayatkan oleh Utsman bin Affan, Rasulullah ﷺ bersabda:
•“Jika seseorang sakit, letakkan tanganmu di tempat yang sakit dan ucapkan ‘Bismillah’ tiga kali, lalu ucapkan doa berikut: ‘A’udzu bi’izzatillahi wa qudratihi min syarri ma ajidu wa uhadhiru (Aku berlindung kepada Allah dengan kemuliaan dan kekuasaan-Nya dari keburukan apa yang aku rasakan dan aku hindari).’” (HR. Muslim)
 
Hadis ini menunjukkan bahwa “Bismillah” juga digunakan dalam konteks penyembuhan, dengan meminta perlindungan dan kesembuhan dari Allah. Mengucapkan “Bismillah” diikuti dengan doa adalah cara untuk memohon kesembuhan bagi diri sendiri atau orang lain.
 
8. Bismillah dan Kasih Sayang Allah
Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
•“Bismillahirrahmanirrahim adalah salah satu ayat dari Al-Qur’an, dan dengannya rahmat Allah akan meliputi orang yang membacanya.”
 
Hadis ini mengingatkan bahwa setiap kali seseorang membaca “Bismillahirrahmanirrahim”, rahmat Allah akan menyertai orang tersebut, baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat.
 
9. Hadis Tentang Arti Mendalam “Bismillah”
Imam Ja’far Ash-Shadiq (dari riwayat Syiah) pernah berkata:
•“Bismillahirrahmanirrahim lebih dekat kepada ‘Ism Allah’ (Nama Allah) yang besar daripada hitamnya mata pada putihnya mata.”
 
Imam Ja’far Ash-Shadiq menekankan bahwa “Bismillah” memiliki makna mendalam dan spiritual yang sangat dekat dengan inti keilahian Allah. Mengucapkan “Bismillah” bukan hanya sebuah formalitas, melainkan pernyataan bahwa kita mengandalkan Allah dalam segala hal.
 
Hadis-hadis tentang “Bismillahirrahmanirrahim” menunjukkan pentingnya mengucapkan frasa ini sebelum memulai berbagai aktivitas sebagai bentuk doa, permohonan keberkahan, dan perlindungan dari Allah. 
 
Frasa ini tidak hanya terkait dengan kegiatan sehari-hari seperti makan, berwudhu, atau perjalanan, tetapi juga menjadi ungkapan ketergantungan total kepada Allah dalam segala tindakan yang dilakukan. 
 
Mengucapkan “Bismillah” adalah cara untuk mengundang rahmat dan kasih sayang Allah dalam hidup, serta memastikan bahwa setiap tindakan kita diberkahi oleh-Nya.
 
Dalam berbagai hadis dari Ahlul Bait (keluarga Nabi Muhammad) 
 
Menjelaskan makna dan keutamaan mengucapkan ;“Bismillahirrahmanirrahim”. Hadis-hadis ini menekankan nilai spiritual dan keberkahan dari frasa tersebut, yang diucapkan sebelum memulai setiap tindakan. 
 
Berikut adalah beberapa hadis penting dari Ahlul Bayt as mengenai “Bismillah”:
 
1. Hadis dari Imam Ali (a.s.)
Imam Ali bin Abi Thalib (a.s.) meriwayatkan tentang pentingnya membaca “Bismillahirrahmanirrahim”:
•“Bismillahirrahmanirrahim adalah ayat yang sangat dekat dengan Ismul A’zham (Nama Allah Yang Agung). Setiap kali seorang mukmin mengucapkannya dengan niat yang tulus, Allah akan membukakan baginya pintu-pintu keberkahan.”
 
Imam Ali menekankan bahwa frasa ini adalah kunci dari rahmat dan keberkahan Allah, dan membaca “Bismillah” dengan tulus akan membawa manfaat dan kebaikan dalam segala hal yang kita lakukan.
 
2. Hadis dari Imam Ja’far Ash-Shadiq (a.s.)
Imam Ja’far Ash-Shadiq, Imam keenam dalam tradisi Syiah, memberikan penjelasan mendalam tentang makna “Bismillahirrahmanirrahim”:
•“Bismillahirrahmanirrahim mengandung makna penyerahan diri total kepada Allah. Ketika seorang mukmin mengucapkannya sebelum melakukan sesuatu, ia mengingatkan dirinya bahwa segala sesuatu ada di bawah kekuasaan dan kehendak Allah.”
 
Imam Ja’far juga menambahkan bahwa “Bismillah” adalah bentuk pengenalan diri terhadap Allah dan menegaskan kebergantungan manusia kepada-Nya. Dengan mengucapkan “Bismillah”, seorang Muslim mengakui bahwa dia tidak memiliki kuasa apa pun tanpa izin dan pertolongan Allah.
 
3. Hadis dari Imam Muhammad Al-Baqir (a.s.)
Imam Muhammad Al-Baqir (a.s.), Imam kelima dalam tradisi Syiah, menyatakan:
•“Bismillahirrahmanirrahim adalah tanda kasih sayang Allah yang melingkupi seluruh alam. Barang siapa yang mengucapkan ‘Bismillah’ sebelum melakukan amal, amalnya akan diberkahi dan dilindungi dari segala bentuk keburukan.”
 
Dalam hadis ini, Imam Al-Baqir menghubungkan frasa “Bismillah” dengan perlindungan dari Allah dan pemberian berkah dalam setiap amal perbuatan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap tindakan yang dimulai dengan menyebut nama Allah akan mendapat rahmat dan perlindungan-Nya.
 
4. Hadis dari Imam Ali Zainal Abidin (a.s.)
Imam Ali Zainal Abidin (a.s.), Imam keempat dalam tradisi Syiah, menjelaskan bahwa:
•“Bismillahirrahmanirrahim adalah ungkapan rahmat yang abadi. Rahmat yang diberikan Allah kepada hamba-Nya lebih besar daripada yang bisa dipahami manusia, dan ‘Bismillah’ adalah cara untuk menyatukan diri dengan rahmat itu.”
 
Menurut Imam Ali Zainal Abidin, membaca “Bismillah” adalah bentuk kesadaran akan rahmat Allah yang melimpah dan tak terbatas. 
 
Dengan mengucapkan frasa ini, seorang Muslim menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya adalah bagian dari kasih sayang dan kehendak Allah.
 
5. Hadis dari Imam Musa Al-Kazim (a.s.)
Imam Musa Al-Kazim (a.s.), Imam ketujuh dalam tradisi Syiah, menekankan pentingnya mengucapkan “Bismillahirrahmanirrahim” dalam aktivitas sehari-hari:
•“Barang siapa yang membaca ‘Bismillah’ sebelum melakukan sesuatu, maka Allah akan memberikan perlindungan dari kesulitan yang tidak terlihat dan melimpahkan keberkahan dalam pekerjaannya.”
 
Imam Musa Al-Kazim menekankan perlindungan ilahi yang datang dengan mengucapkan “Bismillah”. Hal ini menunjukkan bahwa frasa ini bukan hanya permintaan keberkahan, tetapi juga memohon perlindungan dari hal-hal yang mungkin di luar kendali manusia.
 
6. Hadis dari Imam Ali (a.s.) Tentang Tafsir “Bismillah”
Dalam sebuah riwayat, Imam Ali (a.s.) menafsirkan kata-kata yang terdapat dalam frasa “Bismillahirrahmanirrahim”:
•”‘Bismi’ berarti ‘dengan nama’, di mana segala sesuatu berasal dari-Nya dan terjadi dengan izin-Nya. ‘Allah’ adalah nama yang menyeluruh, mencakup seluruh sifat ilahiah-Nya. ‘Ar-Rahman’ adalah rahmat yang diberikan-Nya kepada seluruh makhluk tanpa kecuali, sedangkan ‘Ar-Rahim’ adalah rahmat-Nya yang khusus bagi kaum mukmin di hari kiamat.”
 
Penjelasan Imam Ali ini menyoroti dimensi spiritual dari frasa “Bismillah”, di mana setiap kata mencerminkan hubungan manusia dengan Allah dan kasih sayang-Nya yang bersifat universal serta khusus.
 
7. Hadis dari Imam Hasan Al-Askari (a.s.)
Imam Hasan Al-Askari (a.s.), Imam ke-11 dalam Syiah, juga menjelaskan pentingnya membaca “Bismillah”:
•“Ketika seorang mukmin mengucapkan ‘Bismillahirrahmanirrahim’ sebelum memulai sesuatu, Allah mengutus malaikat untuk melindunginya dari kesulitan yang mungkin dihadapinya dalam pekerjaannya.”
 
Hadis ini menunjukkan bahwa “Bismillah” adalah penyebab datangnya bantuan malaikat dalam urusan seorang hamba, yang mencerminkan perlindungan ilahi yang langsung bagi mereka yang mengucapkannya dengan niat yang ikhlas.
 
Hadis-hadis dalam Ahlul Bayt as menekankan bahwa “Bismillahirrahmanirrahim” adalah:
•Kunci keberkahan dan perlindungan ilahi dalam setiap aspek kehidupan.
•Pernyataan penyerahan diri kepada Allah, yang mengingatkan manusia bahwa semua tindakan harus dimulai dengan kesadaran akan kekuasaan-Nya.
•Frasa yang menghubungkan seorang Muslim dengan rahmat Allah yang luas (Ar-Rahman) dan rahmat yang khusus bagi orang-orang beriman (Ar-Rahim).
•Sarana spiritual untuk meraih kasih sayang, perlindungan, dan bantuan Allah dalam menghadapi kesulitan serta menjalani aktivitas sehari-hari.
 
Pandangan ini mencerminkan dimensi keberkahan dan spiritualitas yang mendalam dalam Ahlil Bayt as, di mana mengucapkan “Bismillah” sebelum melakukan segala sesuatu menjadi bagian integral dari kehidupan seorang Muslim.
 
Dalam perspektif ahli makrifat dan hakikat, “Bismillahirrahmanirrahim” memiliki makna yang sangat mendalam dan penuh dengan dimensi spiritual yang berkaitan dengan kesadaran akan kehadiran Allah dan hubungan manusia dengan Tuhan. 
 
Para ahli makrifat, yang memfokuskan diri pada pencarian pengetahuan langsung (gnosis) tentang Allah melalui penghayatan spiritual, melihat “Bismillah” sebagai pintu masuk menuju pemahaman tentang keesaan Allah, nama-nama-Nya, dan hubungan eksistensial antara manusia dan Tuhan. 
 
Berikut adalah pandangan dari beberapa ahli makrifat dan hakikat tentang “Bismillah”:
 
1. Makna “Bismillah” sebagai Kesatuan Eksistensi
 
Para ahli makrifat melihat “Bismillah” sebagai pengakuan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini terjadi atas izin Allah dan berada di bawah kuasa-Nya. “Bismi” dalam bahasa Arab berarti “dengan nama”, menunjukkan bahwa setiap tindakan manusia adalah melalui nama dan izin Allah. Menurut mereka, “Bismillah” adalah manifestasi kesatuan eksistensi (wahdat al-wujud), di mana tidak ada kekuatan atau realitas yang terpisah dari Allah.
 
•“Bismi” berarti bahwa semua yang ada di alam semesta ini beroperasi dengan izin dan kehendak Allah.
•“Allah” mewakili Nama-Nya Yang Maha Agung, sumber segala wujud dan pencipta segala sesuatu.
•“Ar-Rahman” adalah rahmat Allah yang meliputi seluruh alam semesta, termasuk semua makhluk, baik yang beriman maupun yang tidak beriman.
•“Ar-Rahim” adalah rahmat khusus Allah yang diberikan kepada orang-orang yang beriman, terutama di akhirat.
 
Menurut ahli hakikat, pengucapan “Bismillah” adalah pengakuan dan penyerahan diri total kepada Allah sebagai sumber dari segala keberadaan, serta kesadaran bahwa tanpa-Nya, tidak ada apa pun yang bisa terjadi.
 
2. “Bismillah” sebagai Permulaan Segala yang Baik
 
Dalam sudut pandang makrifat, segala sesuatu yang baik dimulai dengan mengingat Allah, dan “Bismillah” adalah kunci untuk membuka jalan menuju kedekatan dengan Allah (qurb ilahi). 
 
Para ahli makrifat mengajarkan bahwa niat yang ikhlas dan memulai setiap tindakan dengan menyebut nama Allah menjadikan tindakan tersebut sebagai sarana menuju makrifat (pengetahuan langsung tentang Allah).
 
Dalam tafsiran makrifat ini, “Bismillah” bukan hanya sebuah frasa yang diucapkan sebelum memulai sesuatu, melainkan pernyataan kesadaran yang mendalam bahwa setiap tindakan manusia harus diarahkan untuk mencari ridha Allah. Oleh karena itu, frasa ini mencakup dimensi niat (niyyah) dan kesadaran batin akan kehadiran Tuhan dalam setiap langkah.
 
3. Makna “Bismillah” dalam Hakikat Ilahiah
 
Bagi ahli hakikat, “Bismillah” adalah cermin dari nama dan sifat-sifat Allah. Mereka mengajarkan bahwa dalam “Bismillah”, terdapat rahasia yang besar tentang nama Allah yang meliputi seluruh alam semesta. Setiap kali seorang Muslim mengucapkan “Bismillah”, ia sebenarnya sedang menghubungkan dirinya dengan kekuatan dan energi ilahi yang ada di balik penciptaan.
 
•“Bismi” mengandung makna bahwa manusia berada dalam hubungan terus-menerus dengan Allah, dan segala amal yang dilakukan tanpa mengingat Allah adalah terputus dari sumber kekuatan sejati.
•“Allah” adalah nama yang menyatukan semua sifat-sifat ilahiah, dan dengan mengucapkan nama ini, seorang mukmin menyerahkan dirinya kepada Yang Maha Esa, yang merupakan sumber segala kekuatan dan kehendak.
•“Ar-Rahman” adalah sifat Allah yang meliputi seluruh alam semesta dengan kasih sayang-Nya, sedangkan “Ar-Rahim” adalah rahmat yang lebih khusus yang hanya diberikan kepada mereka yang beriman dan mendekatkan diri kepada Allah melalui penghambaan yang tulus.
 
Dalam pemahaman hakikat, ketika seseorang mengucapkan “Bismillah”, ia sebenarnya sedang mengaktifkan rahmat Allah dalam dirinya dan segala sesuatu di sekelilingnya. 
 
Ini adalah pernyataan bahwa setiap keberhasilan dan kebaikan yang akan terjadi adalah berkat nama Allah yang maha agung.
 
4. Pandangan Ibnu Arabi tentang “Bismillah”
 
Seorang ahli makrifat terkenal, Ibnu Arabi, memberikan penafsiran yang mendalam tentang “Bismillahirrahmanirrahim” dalam konteks kesatuan nama-nama dan sifat-sifat Allah. Menurutnya, “Bismillah” mencerminkan realitas ilahiah yang tersembunyi di balik segala ciptaan. Dia menafsirkan bahwa dengan mengucapkan “Bismillah”, seorang Muslim sedang mengakui bahwa seluruh alam semesta ini adalah manifestasi dari nama-nama Allah.
 
•“Bismi” bagi Ibnu Arabi menunjukkan keesaan Allah yang tak terpisahkan dari segala wujud. Semua yang terjadi di alam ini adalah manifestasi dari kehendak Allah, yang diekspresikan melalui nama-nama-Nya.
•“Allah” bagi Ibnu Arabi adalah nama yang paling agung (Ism al-A’zam), yang meliputi seluruh nama dan sifat Allah. 
 
Dengan mengucapkan “Bismillah”, seorang Muslim menyadari kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan.
•“Ar-Rahman” adalah sifat rahmat Allah yang meliputi segala sesuatu, bahkan makhluk yang paling hina sekalipun mendapatkan rahmat-Nya. Sedangkan “Ar-Rahim” adalah rahmat yang tersembunyi dan diberikan kepada orang-orang yang telah mencapai maqam spiritual yang lebih tinggi.
 
Menurut Ibnu Arabi, “Bismillah” adalah sarana bagi manusia untuk mengakses dimensi ilahiah yang lebih tinggi dan menjadi lebih dekat dengan Allah dalam setiap tindakan.
 
5. Kehadiran Allah dalam Setiap Tindakan
 
Para ahli makrifat dan hakikat juga menekankan bahwa “Bismillah” adalah cara untuk mengundang kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan. 
 
Dengan mengucapkan “Bismillah”, seorang Muslim mengakui bahwa segala yang terjadi berada di bawah kuasa dan kehendak Allah. “Bismillah” adalah bentuk penyerahan total kepada Allah—sebuah pengakuan bahwa manusia tidak memiliki kemampuan tanpa izin-Nya.
 
Mereka juga mengajarkan bahwa melalui “Bismillah”, seorang Muslim dapat mengubah tindakan sehari-hari menjadi ibadah. 
 
Segala sesuatu, dari tindakan paling kecil hingga tindakan besar, jika dimulai dengan “Bismillah”, akan dianggap sebagai amal yang diberkahi oleh Allah. Ini mencerminkan kesadaran yang terus-menerus tentang kehadiran Allah dalam hidup dan tindakan manusia.
 
6. Penghubung Antara Hamba dan Tuhan
 
Menurut pandangan ahli makrifat, “Bismillah” adalah jembatan spiritual yang menghubungkan seorang hamba dengan Tuhannya. 
 
Ketika seseorang mengucapkan “Bismillah”, ia sebenarnya meminta izin dari Allah untuk melakukan sesuatu dan memohon pertolongan-Nya. Ini adalah bentuk penyerahan diri yang sempurna, di mana manusia menyadari bahwa dia tidak bisa melakukan apa pun tanpa bantuan dan izin Allah.
 
Dalam pandangan ahli makrifat dan hakikat, “Bismillahirrahmanirrahim” bukan sekadar frasa pembuka, tetapi pernyataan teologis dan spiritual yang mendalam:
 
•Pernyataan kesatuan Allah: Segala sesuatu terjadi dengan izin Allah, dan manusia sepenuhnya bergantung kepada-Nya.
•Manifestasi rahmat Allah: “Bismillah” mengundang rahmat universal (Ar-Rahman) dan rahmat khusus (Ar-Rahim) ke dalam kehidupan manusia.
•Penyerahan diri total: Dengan mengucapkan “Bismillah”, seseorang mengakui kekuasaan Allah atas segala tindakan dan memohon keberkahan-Nya dalam setiap langkah.
•Penghubung dengan dimensi ilahiah: “Bismillah” membuka pintu bagi manusia untuk mengakses kekuatan dan kasih sayang Allah, menjadikan setiap tindakan sebagai sarana menuju makrifat dan kedekatan dengan Allah.
 
Bagi para ahli makrifat, “Bismillah” adalah pintu masuk ke dalam kesadaran ilahi, tempat di mana manusia menyatu dengan Allah melalui nama-nama-Nya yang mulia.
 

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment