Kata sakinah berasal dari bahasa Arab (سكينة) yang berarti ketenangan, kedamaian, atau ketenteraman.
Penulis: Muhammad Taufiq Ali Yahya
Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran
Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran
Kata sakinah berasal dari bahasa Arab (سكينة) yang berarti ketenangan, kedamaian, atau ketenteraman. Dalam berbagai konteks, istilah ini memiliki makna yang mendalam, baik secara spiritual maupun praktis. Berikut makna sakinah:
1.Ketenangan Hati (الطمأنينة القلبية)
Sakinah mengacu pada ketenangan hati yang diberikan oleh Allah SWT, terutama dalam situasi sulit atau penuh ujian.
2.Kedamaian Jiwa
Sakinah mencerminkan kondisi jiwa yang tenang, tanpa rasa cemas atau gelisah, karena bersandar penuh kepada Allah.
3.Tanda Rahmat Allah
Dalam Al-Qur’an, sakinah disebut sebagai rahmat Allah yang dikaruniakan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, seperti dalam surah Al-Fath (48:4).
4.Ketenteraman dalam Rumah Tangga
Dalam konteks pernikahan, sakinah adalah keadaan rumah tangga yang harmonis, penuh cinta kasih, dan jauh dari konflik, seperti yang disebutkan dalam surah Ar-Rum (30:21).
5.Kepercayaan Diri dari Allah
Sakinah juga mencakup keyakinan yang kokoh dalam menjalani kehidupan, karena merasa Allah selalu bersama.
6.Perlindungan Ilahi
Dalam situasi bahaya, sakinah adalah rasa aman yang diberikan oleh Allah, seperti yang terjadi pada Nabi Muhammad SAW saat di Gua Tsur (QS. At-Taubah:40).
7.Ketenangan dalam Ibadah
Sakinah berarti khusyuk dalam beribadah, merasakan hubungan yang mendalam dengan Allah SWT tanpa gangguan pikiran duniawi.
8.Simbol Kedewasaan Emosi
Orang yang memiliki sakinah mampu mengendalikan emosi, tidak mudah marah, dan bersikap sabar.
9.Penenang dalam Ujian
Sakinah adalah kekuatan batin yang membuat seseorang tetap tenang meskipun menghadapi musibah atau cobaan besar.
10.Kondisi Ideal Kehidupan Beriman
Hidup dalam sakinah berarti hidup dalam ketenangan yang penuh dengan keberkahan, ketaatan, dan rasa syukur kepada Allah.
Sakinah adalah nikmat besar yang harus dicari dan dipelihara, terutama melalui keimanan, ibadah, dan tawakal kepada Allah.
Dalam Al-Qur’an, kata sakinah disebutkan beberapa kali, dengan makna yang berkaitan dengan ketenangan, kedamaian, dan rasa aman yang dianugerahkan oleh Allah SWT. Berikut adalah beberapa penjelasan dan maknanya berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an:
1. Ketenangan yang Dikaruniakan kepada Orang Beriman
Allah SWT memberikan sakinah sebagai bentuk ketenangan hati kepada orang-orang yang beriman, terutama dalam situasi sulit atau penuh cobaan:
•QS. Al-Fath (48:4):
“Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan (sakinah) ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada).”
➡️ Makna: Sakinah di sini adalah ketenangan hati yang membuat iman semakin kokoh.
2. Ketenteraman dalam Keadaan Bahaya
Sakinah juga diberikan dalam kondisi genting untuk menguatkan hati hamba-Nya:
•QS. At-Taubah (9:40):
”…Maka Allah menurunkan ketenangan (sakinah) kepadanya dan membantunya dengan tentara yang tidak terlihat olehmu…”
➡️ Makna: Ayat ini merujuk pada ketenangan yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar di Gua Tsur saat dikejar kaum musyrik.
3. Ketenteraman dalam Konflik dan Ujian
Allah menurunkan sakinah untuk menenangkan hati kaum Mukminin setelah menghadapi ujian berat:
•QS. Al-Fath (48:18):
“Sungguh, Allah telah meridhai orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Dia mengetahui apa yang ada dalam hati mereka, lalu Dia menurunkan ketenangan (sakinah) kepada mereka…”
➡️ Makna: Sakinah dalam ayat ini adalah ketenangan yang membuat para sahabat tetap tegar dalam perjanjian Hudaibiyah.
4. Jaminan Rasa Aman
Sakinah juga mengacu pada rasa aman yang diberikan Allah sebagai tanda perlindungan-Nya:
•QS. Al-Baqarah (2:248):
”…Sesungguhnya tanda kekuasaan-Nya ialah datangnya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan (sakinah) dari Tuhanmu…”
➡️ Makna: Sakinah dalam ayat ini merujuk pada ketenangan yang hadir melalui Tabut (peti peninggalan) sebagai bukti kekuasaan Allah kepada Bani Israil.
5. Kedamaian dalam Rumah Tangga
Dalam konteks hubungan suami-istri, Allah menjadikan sakinah sebagai tujuan dari pernikahan:
•QS. Ar-Rum (30:21):
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tenteram (sakinah) kepadanya…”
➡️ Makna: Sakinah di sini adalah rasa damai, cinta, dan kasih sayang yang Allah anugerahkan dalam rumah tangga.
Ringkasan Makna Sakinah dalam Al-Qur’an:
1.Ketenangan hati yang membuat iman bertambah (QS. Al-Fath:4).
2.Rasa aman dalam situasi bahaya (QS. At-Taubah:40).
3.Kedamaian dalam menghadapi konflik (QS. Al-Fath:18).
4.Tanda kekuasaan Allah yang menenangkan hati manusia (QS. Al-Baqarah:248).
5.Ketenteraman dalam pernikahan (QS. Ar-Rum:21).
6. Keteguhan Hati dalam Peperangan
Allah menurunkan sakinah kepada orang-orang beriman agar mereka tetap teguh di medan perang.
•QS. Al-Fath (48:26):
“Ketika orang-orang kafir menanamkan kesombongan dalam hati mereka, yaitu kesombongan jahiliah, maka Allah menurunkan ketenangan (sakinah) kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman…”
➡️ Makna: Sakinah adalah ketenangan yang menghilangkan rasa takut dan menggantinya dengan keberanian dalam menghadapi musuh.
7. Ketenteraman sebagai Karunia Ilahi
Sakinah adalah tanda bahwa Allah memberikan bantuan-Nya dalam setiap keadaan.
•QS. Al-Fath (48:29):
”…Engkau melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud…”
➡️ Makna: Sakinah dalam ayat ini tersirat sebagai kedamaian yang hadir melalui ketaatan kepada Allah dan penerimaan atas segala ketentuan-Nya.
8. Ketenangan dalam Menghadapi Fitnah
Allah memberikan sakinah kepada orang-orang beriman agar tetap tenang dan bijak dalam menghadapi fitnah atau keburukan yang diarahkan kepada mereka.
•QS. Al-Mumtahanah (60:4):
”…Hingga kamu hanya bertawakal kepada Allah saja…”
➡️ Makna: Dalam ayat ini, sakinah adalah ketenangan yang memampukan seseorang untuk tidak terpengaruh oleh hasutan atau tipu daya orang-orang yang memusuhi mereka.
9. Ketenangan dalam Keputusan Bersama
Sakinah dapat hadir dalam musyawarah, di mana keputusan yang diambil penuh dengan kedamaian hati dan keadilan:
•QS. Asy-Syura (42:38):
”…Dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka…”
➡️ Makna: Sakinah tersirat sebagai kondisi hati yang damai ketika keputusan diambil melalui musyawarah yang bijaksana dan penuh keikhlasan.
10. Kekuatan dalam Tawakal kepada Allah
Sakinah memberikan ketenangan kepada seseorang yang bertawakal penuh kepada Allah di segala situasi.
•QS. Ali ’Imran (3:159):
“Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.”
➡️ Makna: Sakinah adalah ketenangan batin yang muncul dari keyakinan bahwa segala sesuatu ada dalam kuasa Allah, sehingga hati tidak gelisah atau cemas.
Kesimpulan Tambahan: Sakinah bukan sekadar ketenangan, tetapi sebuah anugerah yang memampukan manusia:
1.Teguh dalam ujian hidup.
2.Berani menghadapi musuh atau fitnah.
3.Ikhlas dalam menerima keputusan Allah.
4.Adil dan damai dalam musyawarah.
5.Hati yang kukuh dalam tawakal.
Dengan sakinah, seseorang dapat meraih ketenteraman sejati yang berasal dari hubungan yang kuat dengan Allah SWT.
Dalam hadis, konsep sakinah juga sering disebutkan dan memiliki makna yang selaras dengan ketenangan, kedamaian, serta keberkahan yang diberikan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya. Berikut adalah beberapa hadis yang menjelaskan makna sakinah:
1. Sakinah sebagai Dampak dari Membaca Al-Qur’an
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah untuk membaca Kitabullah (Al-Qur’an) dan mempelajarinya bersama-sama, melainkan ketenangan (sakinah) akan turun kepada mereka, rahmat meliputi mereka, malaikat menaungi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan makhluk yang berada di sisi-Nya.”
(HR. Muslim, No. 2699)
➡️ Makna: Sakinah adalah ketenangan yang turun kepada orang-orang yang membaca, mendengar, atau mempelajari Al-Qur’an dengan ikhlas.
2. Sakinah dalam Ibadah
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya sakinah turun kepada seorang laki-laki (saat ia sedang beribadah)…”
(HR. Bukhari, No. 3616; Muslim, No. 796)
➡️ Makna: Sakinah adalah ketenangan spiritual yang dirasakan oleh orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah, seperti shalat atau zikir.
3. Sakinah Turun dalam Situasi Genting
Dalam hadis tentang peristiwa hijrah, Rasulullah SAW menyebutkan bagaimana Allah memberikan sakinah kepada mereka di Gua Tsur:
“Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan (sakinah) kepada Rasul-Nya dan memperkuatnya dengan tentara yang tidak kamu lihat.”
(HR. Bukhari, No. 3653)
➡️ Makna: Sakinah adalah rasa aman dan keberanian yang Allah turunkan kepada orang-orang yang bertawakal kepada-Nya dalam situasi sulit.
4. Sakinah sebagai Anugerah dalam Permusuhan
Rasulullah SAW bersabda saat Perjanjian Hudaibiyah:
“Pada hari itu (Hudaibiyah), Allah menurunkan sakinah kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman.”
(HR. Bukhari, No. 4178)
➡️ Makna: Sakinah diberikan kepada orang-orang beriman agar mereka tetap tenang, sabar, dan tidak mudah terprovokasi oleh lawan dalam kondisi yang penuh ketegangan.
5. Sakinah dalam Perjalanan Menuju Surga
Rasulullah SAW bersabda:
“Ketika jenazah seorang mukmin diusung, ia berkata: ‘Segeralah aku dibawa ke depanku (ke surga).’ Namun jika ia bukan mukmin, ia berkata: ‘Celaka aku, mau dibawa ke mana aku?’ Maka seluruh makhluk mendengar suaranya kecuali manusia. Andai manusia mendengarnya, mereka akan pingsan.”
(HR. Bukhari, No. 1316; Muslim, No. 2870)
➡️ Makna: Dalam konteks ini, sakinah dapat dimaknai sebagai ketenangan jiwa yang dirasakan oleh seorang mukmin menjelang pertemuan dengan Allah.
6. Sakinah untuk Pengendalian Emosi
Rasulullah SAW bersabda:
“Ketenangan itu berasal dari Allah, sedangkan tergesa-gesa itu dari setan.”
(HR. Abu Dawud, No. 4811; Tirmidzi, No. 2017)
➡️ Makna: Sakinah adalah anugerah dari Allah yang melatih manusia untuk bersikap sabar, tenang, dan bijaksana dalam menghadapi situasi.
7. Sakinah dalam Rumah Tangga
Rasulullah SAW mengajarkan bahwa rumah tangga yang dipenuhi dengan sakinah adalah rumah tangga yang dihiasi oleh cinta, kasih sayang, dan ketaatan kepada Allah. Hal ini sejalan dengan hadis:
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.”
(HR. Tirmidzi, No. 3895)
➡️ Makna: Sakinah di sini adalah ketenangan yang lahir dari hubungan yang harmonis antara suami, istri, dan anak-anak.
8. Sakinah sebagai Pertanda Keberkahan Zikir
Rasulullah SAW bersabda:
“Sakinah turun kepada orang-orang yang berzikir kepada Allah dalam suatu majelis.”
(HR. Muslim, No. 2700)
➡️ Makna: Sakinah adalah ketenangan yang mengisi hati dan jiwa ketika seseorang menyebut nama Allah dengan tulus.
9. Sakinah Menghindarkan dari Syaitan
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya syaitan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surah Al-Baqarah.”
(HR. Muslim, No. 780)
➡️ Makna: Sakinah adalah ketenangan yang hadir dalam rumah yang dihiasi oleh amalan-amalan ibadah sehingga terlindungi dari gangguan syaitan.
10. Sakinah sebagai Bagian dari Akhlak Mulia
Rasulullah SAW bersabda:
“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.”
(HR. Tirmidzi, No. 1162)
➡️ Makna: Sakinah adalah hasil dari akhlak yang baik, seperti kesabaran, kelembutan, dan ketenangan dalam menghadapi berbagai situasi.
Kesimpulan dari Hadis: Sakinah dalam hadis memiliki banyak dimensi, termasuk:
1.Ketenangan spiritual yang turun melalui ibadah dan zikir.
2.Rasa aman dalam situasi sulit.
3.Harmonisasi hubungan dalam rumah tangga dan masyarakat.
4.Pengendalian diri dari emosi negatif.
5.Tanda keberkahan yang menyertai orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah.
Semua ini menunjukkan bahwa sakinah adalah nikmat besar yang menjadi salah satu ciri khas kehidupan orang-orang yang beriman.
Konsep sakinah juga dibahas dalam riwayat-riwayat dari Ahlul Bayt (keluarga Nabi Muhammad SAW), yang memberikan makna mendalam tentang ketenangan hati, kedamaian jiwa, dan hubungan spiritual dengan Allah SWT. Berikut adalah beberapa penjelasan sakinah menurut hadis-hadis Ahlul Bayt:
1. Sakinah dalam Hubungan dengan Allah
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata:
“Sakinah adalah angin sejuk dari surga yang menenangkan hati orang beriman.”
➡️ Makna: Sakinah adalah anugerah Ilahi yang diberikan kepada hati orang-orang beriman agar mereka merasa tenteram dan yakin terhadap kebenaran, terutama dalam situasi sulit.
2. Sakinah Sebagai Penanda Keberkahan
Imam Ali Zainal Abidin (as) berkata:
“Ketika sakinah turun, hati menjadi kukuh dalam keimanan, dan lisan sibuk dengan doa dan zikir.”
➡️ Makna: Sakinah adalah ketenangan yang membuat seorang mukmin tetap kokoh dalam keimanannya dan senantiasa mengingat Allah SWT melalui doa dan zikir.
3. Sakinah dalam Peristiwa Hijrah
Imam Ali (as) menjelaskan tentang ayat “Dia menurunkan ketenangan (sakinah) kepada Rasul-Nya” (QS. At-Taubah:40):
“Sakinah adalah keyakinan kepada Allah yang menenangkan jiwa dan mengusir rasa takut dari hati Rasulullah di Gua Tsur.”
➡️ Makna: Dalam penjelasan ini, sakinah adalah ketenangan yang Allah turunkan sebagai kekuatan batin yang menghapus kecemasan.
4. Sakinah dan Amal Kebaikan
Imam Muhammad Al-Baqir (as) berkata:
“Sakinah tidak turun kecuali kepada hati yang bersih dari dosa, dan ia adalah cahaya yang menuntun seseorang kepada amal yang baik.”
➡️ Makna: Sakinah adalah ketenangan hati yang hanya diberikan kepada orang-orang yang menjaga kebersihan jiwa dan senantiasa berbuat baik.
5. Sakinah sebagai Karunia dalam Ibadah
Imam Ali (as) berkata:
“Ketika seorang mukmin berdiri di hadapan Allah dalam shalat, sakinah turun kepadanya sebagaimana hujan yang turun ke bumi.”
➡️ Makna: Sakinah adalah ketenangan spiritual yang Allah berikan kepada hamba-Nya saat mereka bersujud dan beribadah dengan khusyuk.
6. Sakinah di Dalam Tabut (Peti Perjanjian)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) menjelaskan tentang sakinah yang disebutkan dalam QS. Al-Baqarah (2:248):
“Sakinah dalam Tabut adalah rahmat Allah yang berupa cahaya, yang menenangkan hati Bani Israil ketika mereka melihatnya.”
➡️ Makna: Sakinah adalah wujud rahmat Allah yang membawa ketenangan dan rasa aman kepada orang-orang beriman.
7. Sakinah dalam Majelis Ilmu
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata:
“Tidaklah orang-orang berkumpul untuk mendiskusikan ilmu kecuali sakinah turun kepada mereka, rahmat Allah menaungi mereka, dan para malaikat menyebut mereka.”
➡️ Makna: Sakinah adalah keberkahan yang menyertai majelis ilmu, yang menjadikan hati para pesertanya tenteram dan dipenuhi kebaikan.
8. Sakinah dalam Pengendalian Emosi
Imam Ali (as) berkata:
“Sakinah adalah ketenangan yang diberikan Allah kepada hati yang dipenuhi hikmah dan kesabaran.”
➡️ Makna: Sakinah adalah anugerah Allah kepada orang-orang yang mampu mengendalikan emosinya dan bersikap sabar dalam menghadapi cobaan.
9. Sakinah sebagai Bukti Keimanan
Imam Ali (as) berkata:
“Hati yang dipenuhi sakinah adalah hati yang tunduk kepada Allah dan percaya penuh kepada-Nya.”
➡️ Makna: Sakinah adalah bukti keimanan sejati, di mana hati seorang mukmin merasa damai karena yakin kepada keadilan dan kasih sayang Allah.
10. Sakinah dalam Kehidupan Rumah Tangga
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata:
“Rumah tangga yang dipenuhi sakinah adalah rumah tangga yang dihiasi dengan kasih sayang, penghormatan, dan ketaatan kepada Allah.”
➡️ Makna: Sakinah adalah anugerah Allah kepada keluarga yang membangun hubungan berdasarkan cinta, hormat, dan iman.
Kesimpulan dari Riwayat Ahlul Bayt:
1.Sakinah adalah cahaya Ilahi yang menenangkan hati orang-orang beriman.
2.Sakinah membawa keyakinan kepada Allah, terutama dalam ujian dan cobaan.
3.Sakinah adalah keberkahan yang menyertai ibadah, ilmu, dan amal kebaikan.
4.Sakinah adalah bukti hati yang bersih dari dosa dan dipenuhi rasa tawakal kepada Allah.
5.Sakinah hadir dalam rumah tangga yang dibangun atas cinta, kasih sayang, dan ketaatan kepada Allah SWT.
Riwayat-riwayat ini menegaskan bahwa sakinah adalah salah satu tanda kasih sayang Allah yang diberikan kepada hamba-Nya yang beriman dan berserah diri kepada-Nya.
Dalam tafsir Al-Qur’an, para mufassir menjelaskan makna sakinah berdasarkan ayat-ayat yang menyebutkan istilah tersebut. Secara umum, para ahli tafsir menyepakati bahwa sakinah merujuk kepada ketenangan, ketenteraman, dan rasa aman yang diberikan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya. Berikut penjelasan sakinah menurut para mufassir:
1. Menurut Al-Qurthubi
Dalam tafsirnya, Al-Qurthubi menjelaskan sakinah berdasarkan QS. At-Taubah (9:40):
“Maka Allah menurunkan ketenangan (sakinah) kepada Rasul-Nya…”
➡️ Penjelasan:
Al-Qurthubi menafsirkan sakinah sebagai ketenangan hati yang Allah turunkan kepada Rasulullah SAW dan Abu Bakar di Gua Tsur. Ketenangan ini meliputi keyakinan penuh kepada Allah, yang menggantikan rasa takut dengan rasa percaya akan pertolongan Allah.
2. Menurut Ath-Thabari
Ath-Thabari dalam tafsirnya menafsirkan sakinah dari QS. Al-Baqarah (2:248):
“Sesungguhnya tanda kekuasaan-Nya ialah datangnya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan (sakinah) dari Tuhanmu…”
➡️ Penjelasan:
Menurut Ath-Thabari, sakinah dalam ayat ini adalah rahmat Allah berupa ketenangan hati yang diberikan kepada Bani Israil melalui tabut (peti perjanjian). Sakinah ini menguatkan keimanan mereka dan menjadi tanda kemenangan. Ada juga pendapat bahwa sakinah berupa cahaya atau simbol kehadiran Allah yang menenangkan hati mereka.
3. Menurut Ibnu Katsir
Ibnu Katsir menafsirkan sakinah dalam QS. Al-Fath (48:4):
“Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan (sakinah) ke dalam hati orang-orang mukmin…”
➡️ Penjelasan:
Ibnu Katsir menyebutkan bahwa sakinah di sini adalah ketenangan, keyakinan, dan rasa tenteram yang Allah berikan kepada hati orang-orang beriman saat menghadapi Perjanjian Hudaibiyah. Sakinah ini menjaga mereka dari kegelisahan, menggantinya dengan rasa puas atas keputusan Allah.
4. Menurut Fakhruddin Ar-Razi
Ar-Razi dalam tafsirnya menjelaskan sakinah berdasarkan berbagai konteks ayat Al-Qur’an. Dalam tafsir QS. Al-Fath (48:18):
“Lalu Dia menurunkan ketenangan (sakinah) kepada mereka…”
➡️ Penjelasan:
Ar-Razi menafsirkan sakinah sebagai ketenangan yang bersumber dari keyakinan kepada Allah. Menurutnya, ketenangan ini tidak hanya berupa rasa damai tetapi juga dorongan spiritual yang membuat seseorang tetap sabar, kuat, dan tidak mudah terguncang oleh keadaan.
5. Menurut Al-Alusi (Ruhul Ma’ani)
Al-Alusi menafsirkan sakinah sebagai anugerah Ilahi yang menenangkan hati manusia dalam berbagai situasi. Berdasarkan QS. At-Taubah (9:40):
“Maka Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya…”
➡️ Penjelasan:
Menurut Al-Alusi, sakinah adalah bentuk keajaiban spiritual di mana Allah menguatkan jiwa orang-orang beriman dengan ketenteraman dan rasa aman yang tak tergoyahkan. Hal ini menjadi bukti kedekatan mereka dengan Allah SWT.
6. Menurut Sayyid Qutb
Dalam Fi Zhilal Al-Qur’an, Sayyid Qutb menjelaskan sakinah dalam konteks QS. Al-Fath (48:4):
“Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan (sakinah) ke dalam hati orang-orang mukmin…”
➡️ Penjelasan:
Sayyid Qutb menafsirkan sakinah sebagai keseimbangan spiritual dan emosional yang hanya diberikan Allah kepada hamba-Nya yang beriman. Sakinah ini memungkinkan mereka menghadapi situasi sulit tanpa kehilangan arah dan tetap memegang teguh nilai-nilai Islam.
7. Menurut Syed Mawdudi
Syed Mawdudi dalam tafsirnya menjelaskan sakinah sebagai ketenangan Ilahi yang diturunkan untuk mengatasi ketakutan dan keraguan. Dalam QS. Al-Baqarah (2:248):
“Di dalamnya terdapat ketenangan (sakinah) dari Tuhanmu…”
➡️ Penjelasan:
Mawdudi berpendapat bahwa sakinah merupakan manifestasi rahmat Allah yang mampu menenangkan hati dan memperkuat iman manusia saat menghadapi tantangan. Dalam konteks Bani Israil, sakinah melalui Tabut menjadi penguat jiwa mereka yang tengah diuji.
8. Menurut Al-Baghawi
Al-Baghawi menjelaskan sakinah dalam tafsir QS. Al-Fath (48:26):
“Maka Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang beriman…”
➡️ Penjelasan:
Al-Baghawi menafsirkan sakinah sebagai penyejuk hati yang menghapus rasa takut, marah, dan gelisah. Allah menurunkannya kepada Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya untuk menjaga ketenangan mereka dalam menghadapi situasi sulit di Perjanjian Hudaibiyah.
9. Menurut Muhammad Abduh
Dalam tafsirnya, Muhammad Abduh menafsirkan sakinah berdasarkan QS. Ar-Rum (30:21):
“Supaya kamu merasa tenteram (sakinah) kepadanya…”
➡️ Penjelasan:
Abduh menyebut sakinah dalam konteks ini sebagai ketenteraman jiwa dalam hubungan suami-istri. Ini adalah ketenangan yang lahir dari kasih sayang dan saling memahami, sehingga rumah tangga menjadi tempat perlindungan dan kedamaian.
10. Menurut Tafsir Jalalain
Dalam Tafsir Jalalain, sakinah dijelaskan sebagai ketenangan yang diberikan Allah untuk memperkuat iman dan keberanian. Dalam QS. At-Taubah (9:40):
“Maka Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya…”
➡️ Penjelasan:
Sakinah adalah ketenangan khusus yang membuat seseorang merasa yakin akan pertolongan Allah, menghilangkan rasa takut dan menggantinya dengan ketenangan jiwa.
Kesimpulan dari Para Mufassir:
Para mufassir menyepakati bahwa sakinah memiliki makna:
1.Ketenangan hati yang Allah turunkan kepada orang beriman.
2.Keyakinan spiritual yang menguatkan iman dalam situasi sulit.
3.Rahmat dan keberkahan yang memberikan rasa aman dan tenteram.
4.Kedamaian dalam hubungan manusia, seperti keluarga atau masyarakat.
5.Tanda pertolongan Allah yang hadir dalam bentuk ketenangan dan keberanian.
Sakinah adalah karunia Allah yang membawa kedamaian jiwa, penguatan iman, dan perlindungan dari rasa cemas atau takut.
Dalam tafsir Ahlul Bayt (as), sakinah memiliki makna yang mendalam sebagai manifestasi rahmat Allah yang menghadirkan ketenangan, keyakinan, dan kedamaian dalam hati orang-orang yang beriman. Para mufassir dari kalangan Ahlul Bayt memberikan penafsiran berdasarkan riwayat-riwayat dari Imam-Imam mereka, yang sering kali menggali makna sakinah secara spiritual dan esoteris. Berikut adalah pandangan mufassir Ahlul Bayt mengenai sakinah:
1. Sakinah sebagai Manifestasi Rahmat Allah
Allamah Thabathabai dalam Tafsir Al-Mizan menjelaskan QS. Al-Baqarah (2:248):
“Di dalamnya terdapat ketenangan (sakinah) dari Tuhanmu.”
➡️ Penjelasan:
Allamah Thabathabai menyebut sakinah sebagai ketenangan hati yang diberikan Allah untuk menumbuhkan keyakinan. Dalam konteks tabut (peti perjanjian), sakinah merujuk pada rahmat atau tanda yang membuat hati Bani Israil merasa aman dan yakin akan pertolongan Allah. Menurutnya, sakinah adalah aspek spiritual yang mencerminkan hubungan langsung antara manusia dan Allah.
2. Sakinah dalam Peristiwa Gua Tsur
Berdasarkan tafsir Ahlul Bayt terhadap QS. At-Taubah (9:40):
“Maka Allah menurunkan ketenangan (sakinah) kepada Rasul-Nya…”
➡️ Penjelasan:
Dalam Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn, dijelaskan bahwa sakinah di sini adalah dukungan batin dari Allah yang menguatkan hati Rasulullah SAW dan melindungi beliau dari rasa takut. Dalam riwayat Imam Ali (as), sakinah juga disebut sebagai tanda kekuatan iman yang Allah turunkan kepada Nabi dan pendampingnya untuk menghadapi tekanan musuh.
3. Sakinah sebagai Cahaya Ilahi
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) dalam riwayatnya menyebutkan bahwa sakinah yang ada dalam tabut merupakan cahaya Ilahi:
“Sakinah adalah cahaya dari Allah yang diberikan kepada Nabi Musa, dan ia berpindah-pindah kepada para Nabi setelahnya.”
➡️ Makna:
Cahaya ini adalah simbol kehadiran Allah dan memberikan rasa damai, keyakinan, dan kekuatan kepada mereka yang menerimanya. Dalam tafsir ini, sakinah memiliki dimensi spiritual yang sangat tinggi, menunjukkan hubungan langsung antara Allah dan para Nabi.
4. Sakinah sebagai Ketenangan Spiritual
Dalam tafsir Ahlul Bayt terhadap QS. Al-Fath (48:4):
“Dia-lah yang menurunkan ketenangan (sakinah) ke dalam hati orang-orang mukmin…”
➡️ Penjelasan:
Sakinah dijelaskan sebagai ketenangan spiritual yang Allah turunkan untuk menguatkan iman orang-orang beriman. Dalam riwayat Imam Ali Zainal Abidin (as), sakinah adalah wujud dari pengakuan hati terhadap keesaan Allah dan penerimaan penuh terhadap takdir-Nya.
5. Sakinah dalam Hubungan Suami-Istri
Imam Muhammad Al-Baqir (as) dalam tafsir QS. Ar-Rum (30:21):
“Supaya kamu merasa tenteram (sakinah) kepadanya…”
➡️ Penjelasan:
Sakinah di sini diartikan sebagai ketenangan dan kedamaian yang muncul dari cinta dan kasih sayang yang Allah tanamkan di antara suami dan istri. Imam menjelaskan bahwa rumah tangga yang dipenuhi sakinah adalah rumah tangga yang berpusat pada keimanan dan pengabdian kepada Allah.
6. Sakinah sebagai Bukti Kekuasaan Allah
Dalam tafsir terhadap QS. Al-Fath (48:18):
“Maka Allah menurunkan ketenangan (sakinah) kepada mereka…”
➡️ Penjelasan:
Menurut Tafsir As-Safi, sakinah dalam ayat ini adalah keberanian dan ketenangan yang diberikan Allah kepada orang-orang mukmin agar mereka tetap kuat dalam menghadapi cobaan. Sakinah ini memperkuat iman dan menggantikan rasa ragu dengan keyakinan penuh terhadap janji Allah.
7. Sakinah sebagai Perlindungan dalam Kesulitan
Imam Ali (as) dalam salah satu khutbahnya di Nahjul Balaghah berkata:
“Allah menurunkan sakinah kepada mereka yang percaya kepada-Nya, sehingga hati mereka menjadi tenang, meski badai ujian menghampiri.”
➡️ Makna:
Sakinah adalah rahmat Allah yang memberikan kekuatan batin kepada orang-orang beriman untuk tetap tegar dalam menghadapi kesulitan hidup, sekaligus menjadi bukti bahwa Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya.
8. Sakinah dalam Majelis Ilmu
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata:
“Tidaklah seseorang mengingat Allah di dalam hatinya, kecuali Allah menurunkan sakinah kepadanya.”
➡️ Penjelasan:
Sakinah di sini adalah ketenangan yang Allah turunkan kepada mereka yang berzikir atau berkumpul untuk mempelajari agama. Menurut tafsir Ahlul Bayt, ini adalah bentuk khusus dari rahmat Allah yang membuat hati orang-orang beriman tenteram.
9. Sakinah sebagai Tanda Keyakinan
Imam Ali (as) dalam riwayat lain menyebutkan:
“Sakinah adalah tanda bahwa hati seseorang telah mengenal Allah dan merasa cukup dengan-Nya.”
➡️ Makna:
Sakinah adalah kondisi spiritual di mana seorang mukmin merasa damai karena yakin bahwa Allah adalah pelindungnya.
10. Sakinah sebagai Pembersih Jiwa
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata:
“Sakinah tidak turun kepada hati yang penuh kesombongan dan kedengkian, tetapi hanya kepada hati yang tunduk kepada Allah.”
➡️ Penjelasan:
Sakinah adalah ketenangan yang hanya dapat dirasakan oleh orang-orang yang telah membersihkan jiwanya dari sifat buruk dan menggantikannya dengan kepasrahan kepada Allah.
Kesimpulan dari Tafsir Ahlul Bayt:
1.Sakinah adalah rahmat Allah berupa ketenangan, kedamaian, dan keyakinan yang diberikan kepada hamba-hamba pilihan-Nya.
2.Sakinah memiliki dimensi spiritual yang mendalam, seperti cahaya Ilahi yang memperkuat iman.
3.Sakinah hadir dalam situasi sulit untuk memberikan keberanian, keteguhan, dan rasa aman kepada orang-orang beriman.
4.Sakinah menguatkan hubungan manusia dengan Allah, baik dalam ibadah, zikir, atau hubungan antarsesama (seperti suami-istri).
5.Sakinah hanya diberikan kepada hati yang bersih, tunduk, dan yakin kepada Allah SWT.
Konsep ini menunjukkan bahwa sakinah adalah salah satu anugerah besar yang hanya diberikan kepada orang-orang yang ikhlas dan dekat dengan Allah SWT.
Dalam pandangan ahli makrifat dan hakikat, sakinah dipahami sebagai aspek batiniah yang lebih mendalam dari ketenangan atau kedamaian yang sering dibahas secara lahiriah. Sakinah dilihat sebagai salah satu tajalli (manifestasi) dari Allah SWT yang langsung diberikan kepada hati seorang hamba, membawanya menuju kesempurnaan spiritual dan kedekatan dengan Allah. Berikut adalah pandangan para ahli makrifat dan hakikat mengenai sakinah:
1. Sakinah sebagai Tajalli Rahmat Allah
Para ahli makrifat berpendapat bahwa sakinah adalah salah satu bentuk tajalli (penampakan) rahmat Allah yang langsung dialirkan ke dalam hati seorang hamba yang telah mencapai maqam tertentu.
➡️ Makna:
Sakinah bukan hanya ketenangan, tetapi juga rasa kehadiran Allah yang sangat kuat dalam hati, sehingga seseorang merasa sepenuhnya tenang dan yakin di bawah naungan-Nya, meskipun berada dalam situasi sulit atau ujian berat.
2. Sakinah sebagai Nur Ilahi
Syeikh Ibn Arabi dalam Futuhat al-Makkiyah menjelaskan bahwa sakinah adalah nur (cahaya) Ilahi yang Allah turunkan kepada hati orang-orang yang telah memurnikan dirinya dari kecenderungan duniawi. Cahaya ini menghapus kegelisahan, menghilangkan keraguan, dan menggantinya dengan ketenangan yang berasal dari keyakinan penuh kepada Allah.
➡️ Makna:
Sakinah adalah pertemuan antara hati manusia dengan cahaya Allah, di mana seorang hamba merasa damai karena menyadari bahwa dirinya berada dalam perlindungan Allah yang abadi.
3. Sakinah sebagai Keadaan Tawakal Sempurna
Dalam pandangan ahli hakikat seperti Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin, sakinah adalah kondisi spiritual yang muncul ketika seseorang mencapai maqam tawakal yang sempurna. Orang yang memiliki sakinah tidak lagi terguncang oleh urusan dunia, karena seluruh kepercayaannya hanya kepada Allah.
➡️ Makna:
Sakinah adalah buah dari tawakal, di mana seseorang merasa tenang, tenteram, dan bebas dari kecemasan karena menyerahkan segala urusannya kepada Allah SWT.
4. Sakinah sebagai Pengetahuan Ilahiyah (Ma’rifatullah)
Para ahli makrifat, seperti Jalaluddin Rumi dalam Matsnawi, menjelaskan bahwa sakinah adalah pencerahan ruhani yang diberikan Allah kepada hati seorang hamba melalui pengetahuan tentang-Nya (ma’rifatullah).
➡️ Makna:
Sakinah adalah keadaan ketika hati seseorang dipenuhi dengan pemahaman mendalam tentang Allah, sehingga ia merasa damai dan yakin dalam segala hal yang terjadi, karena semuanya berasal dari Allah dan memiliki hikmah-Nya.
5. Sakinah sebagai Kedekatan dengan Allah
Imam Al-Haddad dalam karya-karyanya menyebut sakinah sebagai buah dari kedekatan dengan Allah (qurb Ilahi). Kedekatan ini hanya dapat diraih oleh mereka yang terus-menerus berzikir, bermunajat, dan menghilangkan hijab duniawi dari hatinya.
➡️ Makna:
Sakinah adalah ketenangan jiwa yang hanya dirasakan oleh mereka yang telah sampai kepada Allah, di mana hati mereka tidak lagi dipengaruhi oleh gangguan dunia.
6. Sakinah sebagai Kehadiran Ilahi (Hadhrah Ilahiyah)
Dalam pandangan ahli tasawuf seperti Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani, sakinah adalah kehadiran Allah dalam hati seorang hamba. Ketika sakinah turun, hamba tersebut merasa bahwa dirinya berada dalam hadirat Allah yang penuh kasih sayang.
➡️ Makna:
Sakinah adalah pengalaman batin yang mendalam, di mana seorang hamba merasa Allah “hadir” di dalam dirinya, sehingga tidak ada lagi ketakutan atau kegelisahan.
7. Sakinah sebagai Ketenteraman dalam Ujian
Para ahli hakikat seperti Al-Harawi dalam Manazil as-Sa’irin menyebut sakinah sebagai ketenteraman yang diberikan Allah kepada orang yang sedang diuji, agar mereka tetap sabar dan kokoh.
➡️ Makna:
Sakinah adalah anugerah Allah yang membuat seorang hamba tetap tenang dan mampu melihat ujian sebagai bagian dari rencana Allah untuk mengangkat derajatnya.
8. Sakinah dalam Dzikir dan Ibadah
Ahli makrifat menyebutkan bahwa sakinah sering kali turun kepada seorang hamba yang tenggelam dalam dzikir dan ibadah dengan penuh keikhlasan. Syeikh Ahmad Zarruq menulis bahwa sakinah adalah salah satu tanda diterimanya dzikir, di mana hati menjadi tenteram dan dipenuhi kehadiran Ilahi.
➡️ Makna:
Sakinah adalah ketenangan batin yang hanya dapat dirasakan oleh mereka yang ikhlas dalam ibadahnya, sehingga dzikir dan shalat menjadi sumber kebahagiaan.
9. Sakinah sebagai Buah Ikhlas
Para ahli hakikat seperti Al-Junaid Al-Baghdadi menyebut bahwa sakinah hanya diberikan kepada hati yang benar-benar ikhlas. Hati yang masih terikat pada dunia tidak akan pernah merasakan sakinah, karena ia masih dihijabi oleh hawa nafsu.
➡️ Makna:
Sakinah adalah hadiah dari Allah kepada orang-orang yang telah membersihkan hatinya dari segala kepentingan selain Allah.
10. Sakinah Sebagai Jalan Menuju Kesempurnaan Spiritual
Dalam pandangan para arif seperti Ibnu Athoillah dalam Hikam, sakinah adalah salah satu tanda bahwa seorang hamba sedang berjalan menuju maqam spiritual yang lebih tinggi.
➡️ Makna:
Sakinah adalah petunjuk dari Allah bahwa hati seseorang sedang dibimbing untuk mencapai tingkatan ma’rifat yang lebih dalam, di mana segala kecemasan duniawi lenyap, digantikan oleh rasa damai karena menyadari bahwa Allah adalah segala-galanya.
Kesimpulan Ahli Makrifat dan Hakikat:
1.Sakinah adalah pengalaman spiritual mendalam yang hanya diberikan kepada hati yang telah murni dari hawa nafsu dan kecintaan duniawi.
2.Sakinah adalah cahaya Ilahi yang menyelimuti hati seorang hamba, menggantikan rasa takut, cemas, atau ragu dengan keyakinan penuh kepada Allah.
3.Sakinah merupakan buah dari maqam-maqam spiritual, seperti tawakal, ikhlas, dan ma’rifatullah.
4.Sakinah adalah tanda kedekatan dengan Allah, di mana seseorang merasa benar-benar “bersama” Allah dalam setiap situasi.
5.Sakinah adalah jalan menuju kebahagiaan hakiki, karena hati yang memilikinya tidak lagi terganggu oleh gangguan duniawi, melainkan dipenuhi rasa cinta dan ridha kepada Allah.
Konsep sakinah dalam pandangan ahli makrifat dan hakikat menunjukkan bahwa ia bukan hanya ketenangan biasa, tetapi kondisi spiritual yang sangat tinggi, hanya dapat diraih melalui perjalanan ruhani dan pengabdian total kepada Allah SWT.
Kisah dan cerita mengenai sakinah yang dihubungkan dengan pengalaman para Nabi, wali Allah, dan orang-orang shalih. Berikut adalah beberapa kisah terkenal yang mengilustrasikan konsep sakinah:
1. Nabi Musa dan Sakinah dalam Tabut Perjanjian
Kisah ini terkait dengan QS. Al-Baqarah (2:248), di mana disebutkan bahwa sakinah terdapat dalam Tabut Perjanjian.
➡️ Cerita:
Ketika Bani Israil kehilangan arah akibat kezaliman mereka sendiri, Allah mengembalikan Tabut sebagai tanda kepemimpinan Thalut. Tabut tersebut berisi sisa-sisa peninggalan Nabi Musa dan Nabi Harun serta sakinah dari Allah. Ketika tabut hadir, hati Bani Israil menjadi tenang, ketakutan mereka hilang, dan mereka merasakan ketenteraman di bawah bimbingan Allah.
➡️ Makna:
Sakinah di sini hadir sebagai bukti kekuasaan Allah yang menenangkan hati orang-orang yang taat, bahkan di tengah kekacauan. Ini mengajarkan bahwa ketenangan sejati hanya berasal dari Allah.
2. Nabi Muhammad dan Sakinah di Gua Tsur
Kisah ini terdapat dalam QS. At-Taubah (9:40):
“Maka Allah menurunkan sakinah kepada Rasul-Nya…”
➡️ Cerita:
Ketika Rasulullah SAW dan Abu Bakar RA bersembunyi di Gua Tsur saat hijrah ke Madinah, musuh-musuh Quraisy hampir menemukan mereka. Dalam kondisi genting tersebut, Abu Bakar merasa cemas, tetapi Rasulullah menenangkannya dan berkata, “Janganlah bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.”
Allah kemudian menurunkan sakinah kepada Rasulullah dan Abu Bakar, sehingga mereka merasa tenang meskipun bahaya begitu dekat. Musuh bahkan tidak melihat keberadaan mereka di dalam gua.
➡️ Makna:
Sakinah hadir sebagai ketenangan ilahi yang menggantikan rasa takut, menunjukkan bahwa Allah selalu melindungi hamba-Nya yang bertawakal kepada-Nya.
3. Nabi Ibrahim dan Ketenteraman di Api
Kisah ini terkait dengan peristiwa ketika Nabi Ibrahim dilemparkan ke dalam api oleh Raja Namrud.
➡️ Cerita:
Saat Nabi Ibrahim dilempar ke dalam kobaran api, Allah memerintahkan api untuk menjadi dingin dan menyelamatkan Ibrahim. Dalam kondisi yang tampaknya mengerikan, Nabi Ibrahim tidak merasa takut atau cemas. Sebaliknya, ia merasa tenteram dan yakin karena Allah bersamanya.
➡️ Makna:
Sakinah di sini adalah ketenangan hati yang diberikan Allah kepada Nabi Ibrahim, yang membuatnya tidak terganggu oleh bahaya fisik. Kisah ini mengajarkan bahwa iman yang kuat membawa ketenteraman meskipun dalam ujian berat.
4. Nabi Yusuf dalam Penjara
Kisah ini terdapat dalam QS. Yusuf (12:35-36), saat Nabi Yusuf menghadapi fitnah dari Zulaikha dan akhirnya dipenjara.
➡️ Cerita:
Ketika Nabi Yusuf difitnah dan dimasukkan ke dalam penjara, ia tetap merasa tenang dan damai. Dalam doanya, ia berkata bahwa lebih baik berada di penjara daripada melakukan dosa. Dalam kondisi yang penuh kesulitan itu, Allah menurunkan sakinah kepada Nabi Yusuf, sehingga ia tetap teguh dengan iman dan hikmah, bahkan mendakwahkan tauhid kepada para tahanan.
➡️ Makna:
Sakinah adalah ketenangan hati yang diberikan Allah kepada Nabi Yusuf di tengah kesulitan besar. Ini menunjukkan bahwa ketenangan sejati tidak tergantung pada kondisi luar, tetapi berasal dari kedekatan kepada Allah.
5. Ashabul Kahfi dan Tidur yang Penuh Sakinah
Kisah ini terkait dengan QS. Al-Kahfi (18:10-11), di mana sekelompok pemuda beriman melarikan diri dari penguasa zalim dan bersembunyi di dalam gua.
➡️ Cerita:
Para pemuda yang dikenal sebagai Ashabul Kahfi merasa takut akan ancaman penguasa kafir. Mereka berdoa kepada Allah agar diberikan rahmat dan petunjuk. Allah kemudian menidurkan mereka selama lebih dari 300 tahun dalam kondisi yang penuh sakinah. Tubuh mereka dijaga dan hati mereka dipenuhi ketenangan. Ketika mereka bangun, dunia telah berubah, dan keimanan mereka tetap kokoh.
➡️ Makna:
Sakinah di sini adalah bentuk perlindungan Allah yang menghadirkan ketenangan, baik secara fisik maupun spiritual, bahkan dalam situasi yang tampaknya tidak mungkin untuk bertahan.
6. Imam Husain di Padang Karbala
Dalam pandangan ahli makrifat, sakinah sangat terlihat dalam peristiwa Karbala, ketika Imam Husain (as) dan para pengikutnya menghadapi ujian besar di hari Asyura.
➡️ Cerita:
Meskipun berada dalam situasi yang penuh tekanan, haus, lapar, dan dikelilingi oleh musuh, Imam Husain tetap terlihat tenang. Dalam khutbah dan doanya, ia menunjukkan ketawakalannya kepada Allah. Dalam riwayat disebutkan bahwa wajah Imam Husain bersinar saat menjelang syahid, menunjukkan sakinah yang Allah turunkan kepadanya di tengah ujian berat.
➡️ Makna:
Sakinah di sini adalah ketenangan yang berasal dari keyakinan kepada Allah, bahkan dalam menghadapi kematian. Kisah ini mengajarkan bahwa sakinah adalah rahmat Allah yang hanya dirasakan oleh hati yang benar-benar berserah kepada-Nya.
7. Sakinah dalam Kehidupan Para Wali Allah
Banyak kisah tentang wali-wali Allah yang menunjukkan kehadiran sakinah dalam hidup mereka.
➡️ Cerita Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani:
Dalam salah satu perjalanannya, Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani pernah dihadang oleh sekelompok perampok. Namun, ia tetap tenang dan tidak menunjukkan rasa takut. Ketika para perampok mendekat, mereka merasa takjub dengan keberanian dan ketenangan beliau, sehingga akhirnya mereka bertobat dan menjadi pengikutnya.
➡️ Makna:
Sakinah di sini adalah wujud ketenangan yang Allah berikan kepada hati para wali-Nya, yang bahkan memengaruhi orang-orang di sekitar mereka.
Kesimpulan: Kisah-kisah tentang sakinah menunjukkan bahwa:
1.Sakinah adalah anugerah Allah yang hanya diberikan kepada mereka yang bertawakal dan beriman penuh kepada-Nya.
2.Sakinah hadir dalam situasi sulit, menguatkan hati orang-orang beriman untuk tetap teguh dalam kebenaran.
3.Sakinah adalah rahmat spiritual yang membuktikan bahwa Allah selalu bersama hamba-Nya yang ikhlas dan sabar.
4.Kisah-kisah ini mengajarkan bahwa ketenangan sejati berasal dari Allah, bukan dari dunia atau keadaan luar.
Sakinah adalah bukti nyata bahwa Allah adalah sumber segala ketenteraman bagi hati yang bersandar kepada-Nya.
Manfaat Sakinah
Sakinah membawa berbagai manfaat besar bagi individu yang mengalaminya, baik dari segi spiritual, emosional, maupun psikologis. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari sakinah:
1. Ketenangan Hati dan Jiwa
Sakinah memberikan kedamaian dalam hati yang tidak tergantung pada kondisi eksternal. Ini adalah bentuk ketenangan batin yang membawa seseorang untuk merasa tenang dan tidak terganggu oleh kecemasan atau ketakutan.
➡️ Manfaat:
•Membantu mengatasi kecemasan dan kegelisahan.
•Mengurangi stres dan meningkatkan ketenangan mental.
2. Kedekatan dengan Allah
Sakinah adalah tanda dari kedekatan seseorang dengan Allah. Ketika seseorang mendapatkan sakinah, itu menunjukkan bahwa ia berada dalam keadaan yang diridhai oleh Allah.
➡️ Manfaat:
•Meningkatkan rasa cinta dan penghambaan kepada Allah.
•Memperkuat keyakinan dan iman.
3. Kekuatan dalam Menghadapi Ujian
Sakinah memberikan kekuatan spiritual untuk tetap teguh dalam menghadapi cobaan hidup. Dengan adanya sakinah, seseorang dapat melewati tantangan hidup dengan sabar dan tabah.
➡️ Manfaat:
•Membantu seseorang tetap tegar saat menghadapi ujian hidup, baik fisik maupun emosional.
•Menumbuhkan rasa tawakal dan percaya bahwa segala sesuatu adalah takdir Allah.
4. Kebahagiaan yang Mendalam
Dengan hadirnya sakinah, seseorang merasa bahagia dalam keadaan apapun, karena ia merasa selalu berada dalam perlindungan Allah.
➡️ Manfaat:
•Membawa kedamaian yang mendalam dalam diri.
•Menumbuhkan rasa syukur kepada Allah dalam setiap keadaan.
5. Perlindungan dari Godaan dan Gangguan Setan
Sakinah juga dapat melindungi seseorang dari godaan dan gangguan setan. Ketika hati seseorang dipenuhi dengan sakinah, ia menjadi lebih tahan terhadap godaan dan tidak mudah terpengaruh oleh hawa nafsu yang buruk.
➡️ Manfaat:
•Menjaga hati tetap bersih dan terjaga dari godaan.
•Membantu untuk terus berada di jalan yang benar.
6. Meningkatkan Hubungan dengan Sesama
Sakinah tidak hanya memberikan ketenangan dalam diri, tetapi juga membantu seseorang memiliki hubungan yang harmonis dengan orang lain. Dengan ketenangan yang dimiliki, seseorang bisa lebih sabar, pengertian, dan penuh kasih sayang terhadap orang lain.
➡️ Manfaat:
•Meningkatkan hubungan sosial dan ukhuwah.
•Membantu menjaga ketenangan dalam berinteraksi dengan orang lain.
7. Membuka Pintu Rezeki
Sakinah dapat menjadi sebab Allah memberikan kemudahan dalam segala urusan, termasuk dalam urusan rezeki. Ketika hati seseorang tenang dan penuh rasa tawakal, Allah membuka jalan rezeki dengan cara yang tidak terduga.
➡️ Manfaat:
•Mempermudah perjalanan hidup dan rezeki.
•Membuka pintu berkah dan kemudahan.
Doa untuk Mendapatkan Sakinah
Terdapat beberapa doa dalam Al-Qur’an dan hadis yang bisa dibaca untuk memohon kepada Allah agar diberikan sakinah dan ketenangan. Berikut adalah beberapa doa yang dapat membantu memperoleh sakinah:
1. Doa Memohon Sakinah dari Allah (Doa Sakinah Umum)
اللهمَّ اجعلنا من أهل السكينة في الدنيا والآخرة
Allahumma ajilna min ahl al-sakinah fi al-dunya wa al-akhirah.
“Ya Allah, jadikanlah kami termasuk golongan orang-orang yang diberi sakinah di dunia dan di akhirat.”
➡️ Makna:
Doa ini memohon kepada Allah untuk memberikan sakinah dalam hidup, baik di dunia ini maupun di akhirat.
2. Doa Memohon Ketenangan dalam Hati
اللهمَّ اهدني وسكن قلبي
Allahumma ihdini wa sakin qalbi.
“Ya Allah, berilah petunjuk kepadaku dan tenangkanlah hatiku.”
➡️ Makna:
Doa ini memohon petunjuk dari Allah dan ketenangan hati agar terhindar dari kegelisahan dan kekhawatiran.
3. Doa Memohon Sakinah di Saat Ujian
رَبِّ إِنِّي مَغْلُوبٌ فَانصُرْنِي
Rabbi inni maghlubun fansurni.
“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku dalam keadaan tertekan, maka tolonglah aku.”
(QS. Al-Qamar [54:10])
➡️ Makna:
Doa ini bisa dibaca ketika seseorang merasa tertekan dan membutuhkan pertolongan serta sakinah dari Allah untuk menghadapi ujian dalam hidup.
4. Doa Memohon Sakinah dalam Doa Selama Perjalanan
اللهمَّ إني أسألك سكينة في أموري كلها
Allahumma inni as’aluka sakinah fi umuri kullaha.
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ketenangan dalam segala urusanku.”
➡️ Makna:
Doa ini memohon kepada Allah agar memberikan sakinah dan ketenangan dalam segala urusan, baik yang besar maupun kecil.
5. Doa untuk Ketenangan dan Perlindungan dari Gangguan
أعوذُ بكلمات الله التامات من شر ما خلق
A’udhu bikalimatillahi at-tammati min sharri ma khalaq.
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya.”
(Hadis Riwayat Muslim)
➡️ Makna:
Doa ini bisa dibaca untuk melindungi diri dari gangguan, baik berupa kejahatan dari makhluk atau hal-hal yang mengganggu ketenangan hati.
6. Doa Memohon Sakinah Saat Kesulitan
اللهمَّ اجعلني من أهل السكينة في الفتن
Allahumma ajilni min ahl al-sakinah fi al-fitn.
“Ya Allah, jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang diberi sakinah dalam menghadapi fitnah.”
➡️ Makna:
Doa ini memohon agar Allah memberikan sakinah saat menghadapi ujian dan fitnah dalam kehidupan.
Kesimpulan: Manfaat sakinah sangat besar dalam hidup seorang Muslim, mulai dari ketenangan hati, kekuatan dalam menghadapi ujian, hingga kedekatan dengan Allah. Doa-doa yang disebutkan di atas dapat membantu seseorang untuk memperoleh sakinah dan merasakannya dalam kehidupannya. Sakinah bukan hanya ketenangan fisik, tetapi lebih kepada kedamaian batin yang berasal dari keyakinan penuh kepada Allah SWT.
Comments (0)
There are no comments yet