Ini Kata Menkominfo Soal Layanan Starlink Bisa ke HP

M. Gazali - Tekno & Sains
07 June 2024 11:13
Menkominfo Budi Arie Setiadi

JAKARTA -- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) buka suara terkait layanan internet berbasis satelit Starlink yang bisa langsung terhubung ke ponsel (direct to cell) pengguna. Elon Musk kabarnya bakal merilis solusi ini pada musim gugur atau September 2024. 

 

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan bahwa pihaknya akan terus memantau dan mengevaluasi layanan direct to cell Starlink milik Elon Musk jika masuk ke Indonesia. 

 

"Belum [ada Starlink direct to cell di Indonesia]. Kan izinnya sudah ada. [Ke depan] kita tunggu saja, kita monitoring, kita evaluasi terus-menerus,” kata Budi, Senin (3/6/2024).

 

Pasalnya, jika satelit Starlink dengan kemampuan direct to cell dikhawatirkan akan menggerus pasar telekomunikasi lokal Indonesia. Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI) misalnya, mengkhawatirkan Starlink direct to cell dapat mengancam pemain operator seluler karena layanan tersebut bisa langsung terhubung ke internet tanpa GSM.

 

"Karena kita tahu, mungkin direct to device commercial Starlink yang langsung ke hp mungkin tahun depan. Itu akan jadi ancaman GSM operator, walaupun mereka main di rural dan kota adalah fase kedua,” kata Sekretaris Jendral (Sekjen) ASSI Sigit Jatiputro saat ditemui di Gedung Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) di Jakarta, Rabu (29/5/2024). 

 

Baca juga:
RULY IKLAN

Setali tiga uang, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) juga mengkhawatirkan layanan satelit Starlink direct to cell bisa berdampak pada ekosistem telekomunikasi di Indonesia.

 

Kekhawatiran itu pun bukan tanpa sebab, satelit dengan kemampuan direct to cell ini memungkinkan pengguna dapat mengakses langsung ke telepon seluler dengan mengirim SMS hingga telepon tanpa menggunakan kartu SIM. 

 

Ketua Umum APJII Muhammad Arif mengatakan bahwa saat ini, layanan Starlink direct to cell ini sudah dalam tahap uji coba di beberapa negara. Sementara di Indonesia, Arif menjelaskan bahwa layanan direct to cell pasti membutuhkan alokasi frekuensi baru. Kendati demikian, Arif menilai, masuknya teknologi milik Elon Musk berupa direct to cell ini ke Indonesia tergantung dari keputusan yang diambil pemerintah.

 

“Kalau sampai direct to cell sih, itu benar-benar kita hulu ke hilir bisa habis. Sekarang yang pinggir-pinggir saja bisa ketakutan,” kata Arif saat ditemui di Jakarta, Jumat (31/5/2024). (*)

 


Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment