Iran Meyakini Tak Ada Manfaat Dialog Dengan Amerika

Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada pagi hari 8 Januari 2025, dalam peringatan peristiwa bersejarah 19 Dey 1356 (9 Januari 1978) di hadapan ribuan warga kota Qom, menyatakan bahwa 46 tahun kesalahan perhitungan dan kebijakan Amerika terhadap Iran adalah lanjutan dari kesalahan mereka dalam memahami peristiwa 19 Dey. Ayatollah Khamenei menekankan pentingnya mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut. Menurutnya, saat ini diperlukan upaya terus-menerus dari media dan aktivis dunia maya untuk "menghilangkan ilusi tentang kekuatan musuh" serta melindungi pemikiran masyarakat dari pengaruh negatif. Selain itu, beliau meminta agar para pejabat fokus sepenuhnya pada kepentingan rakyat dan negara dalam setiap keputusan, baik di bidang ekonomi maupun budaya, sembari terus melangkah maju dengan harapan dan kerja keras untuk mencapai tujuan nasional.
Pelajaran dari Peristiwa 19 Dey
Ayatollah Khamenei menyebutkan bahwa peristiwa 19 Dey merupakan salah satu puncak penting dalam sejarah Iran, yang memberikan banyak pelajaran berharga. Pelajaran utama dari peristiwa itu adalah bahwa Amerika hanya menginginkan Iran yang tunduk sepenuhnya pada kepentingan mereka. Ayatollah Khamenei menjelaskan bahwa pada masa itu, Amerika memuji rezim Shah Iran sebagai "pulau stabilitas" padahal kenyataannya, Iran berada dalam kondisi:
- Sepenuhnya tunduk pada kebijakan luar negeri Amerika.
- Rakyatnya ditekan dan tidak ada ruang untuk oposisi.
- Ekonomi sangat timpang meski memiliki pendapatan besar dari minyak.
- Tertinggal dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Budaya yang terpengaruh oleh korupsi dan kebobrokan moral Barat.
Ayatollah Khamenei menegaskan bahwa peristiwa 19 Dey mengakhiri "Iran yang diinginkan Amerika," dan impian tersebut tidak akan pernah terwujud kembali.
Kesalahan Perhitungan Amerika
Beliau menyebutkan bahwa kebangkitan rakyat Qom pada 19 Dey membuktikan betapa Amerika salah dalam memahami realitas di Iran. Meski Amerika sering menggunakan kekuatan dan pengaruh besar mereka, mereka gagal membaca situasi dan keinginan rakyat Iran. Bahkan, kebangkitan Revolusi Islam Iran dianggap seperti Nabi Musa yang tumbuh di istana Firaun, menjadi ancaman besar bagi musuh yang sebelumnya merasa tak terkalahkan.
Kebijakan Amerika yang Gagal
Pemimpin Tertinggi juga menyoroti sejumlah kebijakan Amerika yang salah dan tidak membuahkan hasil, seperti sanksi ekonomi terhadap Iran. Beliau mengatakan, meski sanksi menyebabkan kerugian, namun rakyat Iran berhasil mencatat kemajuan besar dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Generasi muda Iran tampil sebagai kekuatan besar dalam berbagai bidang.
Ayatollah Khamenei juga mengingatkan agar bangsa Iran tidak terpengaruh oleh propaganda Amerika dan terus melindungi pemikiran masyarakat dari ancaman manipulasi dan kebohongan. Beliau menekankan pentingnya media, pemerintah, dan aktivis untuk melawan propaganda musuh secara efektif.
Iran sebagai Negara Strategis
Ayatollah Khamenei menyebut Iran sebagai negara strategis karena sumber daya alamnya, kekuatan sumber daya manusia, serta lokasinya yang sangat penting secara geopolitik. Beliau menjelaskan bahwa sebelum Revolusi Islam, Iran sepenuhnya berada di bawah kendali Amerika. Namun, revolusi mengubah situasi ini dan membuat Amerika kehilangan kekuasaan atas Iran, sehingga memunculkan kebencian besar terhadap Revolusi Islam hingga saat ini.
Pesan Harapan
Ayatollah Khamenei juga menyerukan agar harapan selalu dijaga. Menurutnya, pesan Imam Khomeini setelah peristiwa 19 Dey adalah bahwa kemenangan revolusi adalah hal yang pasti, meskipun saat itu banyak yang meragukan. Beliau juga menegaskan bahwa ekonomi Iran memiliki potensi untuk mencapai pertumbuhan yang tinggi jika didukung dengan usaha dan optimisme.
Komitmen terhadap Perlawanan Palestina
Ayatollah Khamenei mengingatkan bahwa isu Palestina tidak boleh terlupakan, bahkan dengan adanya konflik di kawasan lain seperti Suriah. Beliau menegaskan bahwa Iran akan terus mendukung perlawanan terhadap rezim Zionis di Gaza, Tepi Barat, Lebanon, Yaman, dan di mana pun perlawanan itu terjadi.
Beberapa poin penting dari pernyataan Pemimpin Tertinggi Iran adalah sebagai berikut:
Iran di Era Pahlavi
Iran pada masa pemerintahan Pahlavi adalah benteng kokoh untuk kepentingan Amerika Serikat. Dari benteng inilah revolusi muncul. Amerika tidak menyadarinya, mereka salah perhitungan, dan akhirnya kalah.(*)
Baca juga:
Ini Besaran Pengeluaran Dana Kampanye Paslon di Pilpres 2024
Kesalahan Amerika Terus Berulang
Sejak revolusi, Amerika sering membuat kesalahan dalam memahami Iran. Saya menyampaikan ini kepada mereka yang terlalu takut dengan kebijakan Amerika.
Perang Propaganda
Musuh menggunakan propaganda untuk memutarbalikkan kenyataan. Mereka menyebarkan kebohongan bahwa kita melemah, sementara kenyataannya kita justru semakin kuat. Sebaliknya, mereka sebenarnya melemah, tetapi berpura-pura kuat.
Tugas Utama Media dan Aktivis
Tugas utama media, lembaga budaya, dan aktivis digital kita adalah menghancurkan ilusi kekuatan musuh dan melindungi pikiran publik dari pengaruh propaganda musuh.
Mengapa Tidak Berdialog dengan Amerika?
Beberapa bertanya mengapa Iran berkomunikasi dengan negara Eropa, tetapi tidak dengan Amerika. Jawabannya adalah Amerika pernah menguasai Iran, tetapi revolusi mengambil kembali negara ini. Karena itu, kebencian Amerika terhadap Iran sangat mendalam dan mereka tidak akan mudah menyerah.
Kemajuan Ekonomi
Pameran ekonomi baru-baru ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi 8% mungkin tercapai. Kita harus tetap optimis dan terus berusaha.
Jangan Mengalah pada Musuh
Para pemimpin dan pembuat kebijakan jangan sampai tunduk pada kepentingan atau tekanan dari Amerika dan Zionis.
Dukungan terhadap Perlawanan
Perlawanan harus terus hidup dan semakin kuat. Kami mendukung perlawanan di Gaza, Tepi Barat, Lebanon, Yaman, atau di mana pun melawan kejahatan rezim Zionis.
Pentingnya Harapan
Pemimpin menekankan pentingnya menjaga harapan di tengah usaha musuh untuk membuat generasi muda putus asa.
Masa Depan Cerah
Revolusi telah menunjukkan bahwa dengan perjuangan dan bimbingan Tuhan, bangsa ini bisa menjadi kekuatan besar yang melawan ketidakadilan di dunia.
Comments (0)
There are no comments yet