Kolom: Makna طاعة (ṭā‘ah) dan معصية (ma‘ṣiyah) (bagian Terakhir)

Supa Athana - Tekno & Sains
14 December 2024 09:10
Dalam Al-Qur’an, طاعة (ṭā‘ah) dan معصية (ma‘ṣiyah) disebutkan dalam berbagai konteks yang menunjukkan hubungan manusia dengan Allah, Rasul-Nya, dan sesama manusia.
Penulis: Muhammad Taufiq Ali Yahya
             Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran
 
Berikut adalah beberapa cerita dan kisah yang berkaitan dengan konsep طاعة (ketaatan) dan معصية (kemaksiatan) dari tradisi Syiah, terutama yang mencerminkan hubungan dengan Allah, Rasulullah ﷺ, dan para Imam Maksum. Kisah-kisah ini mengandung pelajaran spiritual yang mendalam dan sering diceritakan oleh ahli makrifat untuk menjelaskan dampak dari ketaatan dan kemaksiatan.
 
Kisah tentang Ketaatan:
 
1. Nabi Ibrahim dan Kepatuhan Total kepada Allah
 
Nabi Ibrahim as adalah simbol ketaatan mutlak kepada Allah. Ketika ia diperintahkan untuk menyembelih putranya, Ismail as, ia tidak ragu sedikit pun, meskipun perintah itu sangat berat. Allah berfirman:
“Maka ketika keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya di atas pelipisnya… Kami gantikan dengan sembelihan yang besar” (QS. As-Saffat: 103-107).
 
Dalam tradisi Syiah, kisah ini sering digunakan untuk mengajarkan bahwa ketaatan sejati memerlukan pengorbanan diri dan keyakinan penuh kepada hikmah Ilahi, meskipun logika manusia sulit memahaminya. Imam Ja’far Ash-Shadiq as menyebutkan bahwa:
“Ketaatan kepada Allah harus mengatasi segala cinta duniawi, sebagaimana Ibrahim mendahulukan perintah Allah atas cintanya kepada putranya.”
 
2. Kisah Imam Ali di Perang Khandaq
 
Ketika kaum Quraisy mengepung Madinah, seorang prajurit kuat bernama Amr bin Abdu Wudd menantang kaum Muslim. Rasulullah ﷺ berkata:
“Siapa yang akan menghadapi Amr? Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya akan membawa kemenangan.”
 
Hanya Imam Ali as yang maju dengan penuh keberanian dan keyakinan. Dalam duel itu, Imam Ali berhasil mengalahkan Amr. Rasulullah ﷺ kemudian bersabda:
“Pukulan Ali di Khandaq lebih berat daripada ibadah seluruh jin dan manusia, karena ia adalah manifestasi ketaatan yang murni kepada Allah.”
 
Kisah ini mengajarkan bahwa ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya membutuhkan keberanian, keyakinan, dan pengorbanan.
 
3. Imam Husain di Karbala
 
Tragedi Karbala adalah contoh puncak ketaatan kepada Allah. Imam Husain as, bersama keluarga dan sahabatnya, memilih untuk menegakkan kebenaran meskipun menghadapi kematian. Ketika ditanya mengapa ia tetap melawan Yazid, ia berkata:
“Aku tidak bangkit untuk mencari kekuasaan atau kemuliaan duniawi, tetapi untuk menegakkan agama kakekku dan memerintahkan yang baik serta mencegah yang mungkar.”
 
Imam Husain mengajarkan bahwa ketaatan sejati adalah mendahulukan kehendak Allah meskipun harus mengorbankan nyawa.
 
Kisah tentang Kemaksiatan:
 
1. Qabil dan Pembunuhan Habil
 
Dalam tradisi Islam, kisah Qabil dan Habil adalah peringatan tentang kemaksiatan. Qabil iri kepada saudaranya Habil karena kurban Habil diterima oleh Allah, sementara kurbannya tidak. Dalam QS. Al-Maidah: 27-30, disebutkan bahwa Qabil membunuh Habil karena dorongan ego dan hawa nafsu.
 
Para imam Syiah mengajarkan bahwa dosa besar Qabil adalah hasil dari kelalaian spiritual dan ketidakmampuannya mengendalikan hasad (iri hati). Imam Ja’far Ash-Shadiq as berkata:
“Dosa pertama di bumi adalah hasad, dan dosa itu akan menghancurkan pelakunya sebelum menghancurkan orang lain.”
 
2. Bal‘am bin Baura – Ulama yang Mengkhianati Allah
 
Bal‘am bin Baura adalah seorang alim yang awalnya diberi pengetahuan dan doa yang mustajab. Namun, ia tergoda oleh dunia dan berpihak kepada musuh Nabi Musa as demi keuntungan duniawi. Allah berfirman tentangnya:
“Dan bacakanlah kepada mereka kisah tentang orang yang telah Kami berikan ayat-ayat Kami, tetapi ia melepaskan diri darinya… seperti anjing, jika kamu menghalaunya, ia menjulurkan lidahnya.” (QS. Al-A’raf: 175-176).
 
Para mufasir Syiah, seperti Allamah Thabathabai, menjelaskan bahwa Bal‘am adalah simbol orang yang melakukan kemaksiatan setelah mendapatkan ilmu, yang akibatnya lebih berat daripada kemaksiatan orang awam.
 
3. Kisah Fudhail bin ‘Iyadh yang Bertaubat
 
Fudhail bin ‘Iyadh adalah seorang perampok terkenal yang hidup dalam dosa dan kemaksiatan. Suatu malam, ia mendengar seseorang membaca ayat:
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah?” (QS. Al-Hadid: 16).
 
Ayat ini menghancurkan hatinya, dan ia segera bertaubat, meninggalkan kemaksiatan, dan menjadi seorang sufi yang dikenal dengan kezuhudan dan ketaatan kepada Allah.
 
Imam Ja’far Ash-Shadiq as berkata tentang kisah ini:
“Ketika Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, Dia menggerakkan hatinya untuk menyadari dosa-dosanya sehingga ia bertaubat.”
 
Pelajaran dari Kisah-Kisah Ini
1.Ketaatan:
•Membutuhkan pengorbanan dan keyakinan penuh kepada Allah, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Ibrahim, Imam Ali, dan Imam Husain.
•Ketaatan kepada Allah membawa keberkahan dunia dan akhirat, serta mendekatkan manusia kepada hakikat Ilahi.
2.Kemaksiatan:
•Adalah akibat dari dominasi ego, hasad, atau cinta dunia, sebagaimana terlihat dalam kisah Qabil dan Bal‘am bin Baura.
•Kemaksiatan menjauhkan manusia dari Allah, namun pintu taubat selalu terbuka, seperti dalam kisah Fudhail bin ‘Iyadh.
 
Kisah-kisah ini menunjukkan bahwa perjalanan menuju Allah membutuhkan ketaatan yang tulus, sementara kemaksiatan adalah penghalang yang hanya bisa dihancurkan dengan taubat dan usaha untuk kembali kepada Allah.
 
Berikut adalah tiga kisah tambahan yang berkaitan dengan طاعة (ketaatan) dan معصية (kemaksiatan) dalam tradisi Syiah yang mengandung pelajaran mendalam tentang hubungan manusia dengan Allah dan Imam Maksum.
 
Kisah tentang Ketaatan:
 
1. Kisah Imam Ali dan Ketaatannya pada Perintah Allah di Gua Hira
 
Imam Ali bin Abi Talib as adalah contoh teladan dalam ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Salah satu kisah yang terkenal adalah saat beliau menggantikan posisi Rasulullah ﷺ di tempat tidur pada malam Hijrah. Meskipun ada ancaman besar terhadap keselamatannya, Imam Ali tidak ragu untuk menunaikan perintah Rasulullah ﷺ dan menghadapi risiko tersebut demi melindungi Rasulullah ﷺ.
 
Imam Ali dengan penuh ketaatan siap menjalankan perintah Nabi ﷺ meskipun itu bisa berarti mengorbankan nyawanya. Dalam sebuah riwayat, Imam Ali berkata:
“Taat kepada Allah dan Rasul-Nya adalah kewajiban yang tidak boleh ditunda, bahkan jika itu berarti keselamatan jiwa harus dipertaruhkan.”
 
Ketaatan ini menunjukkan ketundukan total Imam Ali kepada Allah dan kecintaannya kepada Rasulullah ﷺ, meskipun harus menghadapi bahaya yang sangat besar.
 
2. Kisah Imam Zainul Abidin dan Doa-doanya
 
Imam Ali Zainul Abidin as, dikenal juga dengan gelar As-Sajjad karena banyaknya beliau berdoa dan bersujud. Salah satu kisah penting yang menggambarkan ketaatannya adalah saat beliau berdoa dengan penuh ketundukan dan pengharapan. Dalam Sahifa Sajjadiya, beliau berdoa dengan penuh rasa takut dan cinta kepada Allah, memohon ampunan dan petunjuk. Imam Zainul Abidin selalu mengingat Allah dalam setiap langkah hidupnya dan menunjukkan kepada umat bagaimana cara berdoa dengan penuh rasa syukur dan ketaatan yang mendalam.
 
Imam Zainul Abidin berkata:
“Ya Allah, jika Engkau mengampuni dosa-dosaku, itu adalah karena rahmat-Mu. Jika Engkau menahannya, itu adalah karena keadilan-Mu.”
Ketaatan beliau dalam beribadah adalah manifestasi dari penghambaan total kepada Allah, yang penuh dengan kesadaran spiritual.
 
Kisah tentang Kemaksiatan:
 
1. Kisah Umar bin Sa’ad di Karbala
 
Umar bin Sa’ad adalah salah seorang komandan pasukan Yazid yang terlibat dalam pembantaian keluarga Imam Husain di Karbala. Meskipun Umar memiliki banyak peluang untuk berpihak kepada Imam Husain as yang jelas berada di pihak yang benar, ia memilih untuk mengikuti perintah Yazid demi mendapatkan posisi dan kekuasaan. Ia menyadari bahwa tindakan ini adalah kemaksiatan besar, namun ia tetap melakukannya karena ketamakan duniawi.
 
Sebelum pertempuran terjadi, Imam Husain as sempat mengirim utusan untuk mengingatkan Umar tentang hakikat ketaatan kepada Allah, namun Umar bin Sa’ad tetap tidak mau berbalik. Pada akhirnya, ia merasa menyesal, tetapi penyesalannya datang terlambat, karena ia telah terlibat dalam pembunuhan yang sangat kejam. Imam Ja’far Ash-Shadiq as mengatakan:
“Mereka yang mengutamakan dunia atas akhirat akan menjadi korban kemaksiatan, dan mereka yang tunduk kepada hawa nafsu dan kekuasaan akan merugi di dunia dan akhirat.”
 
2. Kisah Iblis yang Menolak untuk Sujud kepada Adam
 
Salah satu kisah yang paling terkenal dalam Al-Qur’an adalah kisah Iblis yang menolak untuk sujud kepada Adam as. Dalam QS. Al-Baqarah: 34, disebutkan bahwa Iblis merasa lebih baik dari Adam karena ia diciptakan dari api, sementara Adam diciptakan dari tanah. Iblis merasa egonya lebih tinggi daripada Adam dan menolak untuk mematuhi perintah Allah untuk sujud sebagai penghormatan kepada Adam.
 
Kemaksiatan Iblis ini menjadi awal dari kehancurannya, dan menjadi pelajaran bahwa kesombongan dan ego dapat membawa seseorang kepada kehancuran. Dalam tradisi Syiah, Iblis dianggap sebagai contoh terbesar dari kebanggaan dan kemaksiatan, yang memilih untuk melawan perintah Allah demi mempertahankan ego dan dirinya sendiri. Imam Ali as dalam banyak riwayat menyebutkan:
“Kesombongan adalah akar dari segala dosa, dan kemaksiatan pertama di dunia adalah karena kesombongan Iblis.”
 
3. Kisah Dajjal yang Menolak Kebenaran
 
Dalam riwayat-riwayat Syiah, Dajjal adalah simbol kemaksiatan besar yang akan muncul menjelang kiamat. Ia akan mengklaim dirinya sebagai Tuhan dan menyesatkan banyak orang. Meskipun ia menunjukkan tanda-tanda kekuatan yang luar biasa, Dajjal adalah contoh dari keingkaran terhadap kebenaran. Meskipun ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa ia bukanlah Tuhan, orang-orang yang terpedaya oleh hawa nafsunya akan tetap mengikuti kemaksiatan tersebut.
 
Imam Ali as dalam sebuah riwayat menyebutkan bahwa Dajjal adalah figur dari kemaksiatan terbesar yang akan menguji keimanan umat manusia, dan hanya mereka yang benar-benar taat kepada Allah yang akan selamat darinya. Beliau berkata:
“Dajjal adalah gambaran dari hawa nafsu yang menguasai jiwa manusia. Ketika seseorang berpaling dari ketaatan kepada Allah, ia akan mengikuti Dajjal dalam segala kebohongannya.”
 
Kesimpulan dari Kisah-Kisah ini:
•Ketaatan:
Ketaatan sejati kepada Allah membutuhkan pengorbanan, kesadaran penuh, dan penghambaan diri yang tulus, sebagaimana yang dicontohkan oleh Imam Ali, Imam Zainul Abidin, dan Rasulullah ﷺ. Mereka menjalani kehidupan penuh dengan rasa cinta dan ketundukan kepada Allah tanpa pamrih duniawi.
•Kemaksiatan:
Kemaksiatan, seperti yang dicontohkan oleh Umar bin Sa’ad, Iblis, dan Dajjal, sering kali berasal dari kesombongan, ego, dan kecintaan berlebihan terhadap dunia. Mereka yang terjebak dalam kemaksiatan ini akhirnya harus menghadapi kerugian besar, baik di dunia maupun di akhirat.
 
Kisah-kisah ini mengingatkan kita bahwa ketaatan membawa kita lebih dekat kepada Allah, sementara kemaksiatan menjauhkan kita dari-Nya, menyebabkan penyesalan yang sering datang terlambat.
 
Berikut adalah 10 manfaat dari طاعة (ketaatan) kepada Allah dan معصية (kemaksiatan) beserta doa yang terkait dengan keduanya, berdasarkan ajaran Syiah yang mengajarkan kedekatan dengan Allah melalui ketaatan dan menghindari kemaksiatan.
 
10 Manfaat dari Ketaatan (طاعة) kepada Allah:
1.Mendekatkan diri kepada Allah
Ketaatan adalah jalan utama untuk mendekatkan diri kepada Allah, sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Furqan: 63, orang yang taat kepada Allah akan mendapatkan keridhaan-Nya dan rahmat-Nya.
2.Menghasilkan kebahagiaan dalam hidup
Ketaatan membawa ketenangan hati dan kebahagiaan batin karena seseorang merasa selalu berada dalam lindungan Allah. Imam Ali as mengatakan, “Ketaatan kepada Allah adalah sumber kebahagiaan sejati.”
3.Mendapatkan keberkahan dalam hidup
Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya membawa keberkahan dalam segala aspek kehidupan, baik dalam harta, keluarga, maupun umur. QS. An-Nahl: 97 menyebutkan bahwa amal saleh akan mendapatkan balasan yang lebih baik di dunia dan akhirat.
4.Mendapatkan perlindungan dari keburukan
Ketaatan kepada Allah melindungi seseorang dari godaan dan bahaya kehidupan. Doa untuk perlindungan, seperti yang dibaca oleh Imam Ali as, memberikan ketenangan di tengah kesulitan:
“Ya Allah, lindungilah aku dari segala kejahatan dunia dan akhirat.”
5.Menjadi teladan bagi orang lain
Orang yang taat kepada Allah menjadi contoh bagi orang lain dalam hal kebaikan dan kesalehan, yang bisa membawa dampak positif dalam masyarakat. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sebaik-baik umat adalah yang memberi manfaat bagi orang lain.”
6.Menghindarkan diri dari dosa
Ketaatan kepada Allah dan larangan-Nya menjauhkan seseorang dari perbuatan dosa, yang bisa membawa kerugian dunia dan akhirat. Imam Ja’far Ash-Shadiq as berkata:
“Taat kepada Allah adalah jalan yang paling aman dan menghindarkan dari api neraka.”
7.Meningkatkan iman dan keyakinan
Ketaatan secara konsisten membantu memperkuat iman dan keyakinan seseorang. Imam Ali as mengajarkan:
“Keimanan yang sesungguhnya akan terlihat pada saat seseorang menunaikan perintah Allah dengan sepenuh hati.”
8.Mendapatkan doa yang mustajab
Allah menerima doa orang yang taat, sebagaimana ditegaskan dalam hadis:
“Doa orang yang taat akan diterima Allah, karena ia selalu dekat dengan-Nya.”
9.Mendapatkan pengampunan dosa
Ketaatan kepada Allah mendatangkan pengampunan atas dosa-dosa yang telah lalu. Dalam QS. At-Tahrim: 8, Allah berjanji akan mengampuni dosa orang yang taat kepada-Nya.
10.Meningkatkan kedudukan di surga
Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya mengangkat derajat seseorang di sisi-Nya. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa yang taat kepada Allah, ia akan dibangkitkan di hari kiamat dengan wajah yang bercahaya.”
 
10 Manfaat dari Menghindari Kemaksiatan (معصية):
1.Menjaga hati tetap bersih
Kemaksiatan mencemari hati dan jiwa. Menghindarinya menjaga hati tetap suci dan siap untuk menerima petunjuk Ilahi.
2.Menghindarkan dari azab Allah
Kemaksiatan dapat membawa azab dunia dan akhirat. Allah berfirman dalam QS. Al-Mulk: 11: “Sungguh, orang-orang yang mengingkari (kemaksiatan) akan mendapat azab yang sangat pedih.”
3.Mendapatkan ketenangan batin
Menghindari kemaksiatan membawa ketenangan dalam jiwa, karena hati tidak dihantui rasa bersalah dan dosa. Imam Ali as berkata:
“Menghindari kemaksiatan adalah kunci dari ketenangan hati.”
4.Meningkatkan kualitas ibadah
Orang yang menghindari kemaksiatan akan dapat beribadah dengan khusyuk dan penuh perhatian kepada Allah.
5.Menjaga hubungan dengan Allah
Menghindari kemaksiatan menjauhkan kita dari perasaan terputus dari Allah dan menjaga kedekatan dengan-Nya.
6.Menghindari penyesalan di akhirat
Kemaksiatan membawa penyesalan yang dalam, seperti yang disebutkan dalam QS. Az-Zumar: 56: “Agar mereka tidak menyesali perbuatan mereka pada hari kiamat.”
7.Menghindarkan diri dari gangguan setan
Kemaksiatan membuka pintu bagi godaan setan. Menghindarinya menjauhkan seseorang dari pengaruh jahat setan.
8.Mendapatkan perlindungan dan bantuan Allah
Allah berjanji akan memberikan pertolongan kepada orang yang menjauhi kemaksiatan. Dalam QS. At-Tahrim: 6, Allah memberikan perlindungan kepada mereka yang bertakwa dan menjauhi kemaksiatan.
9.Memperoleh rahmat dan ampunan Allah
Menghindari kemaksiatan memberi jalan bagi seseorang untuk mendapatkan rahmat dan ampunan Allah, sebagaimana disebutkan dalam hadis:
“Allah akan mengampuni dosa siapa saja yang menjauhi perbuatan dosa (kemaksiatan).”
10.Meningkatkan ketakwaan
Menghindari kemaksiatan adalah jalan untuk meningkatkan ketakwaan. Imam Ali as berkata:
“Takwa adalah kunci keselamatan, dan menghindari kemaksiatan adalah dasar dari ketakwaan.”
 
Doa untuk Ketaatan (طاعة):
1.Doa Agar Diberikan Ketaatan
‎اللهم اجعلنا من الذين يسمعون القول فيتبعون أحسنه
“Ya Allah, jadikan kami orang yang mendengar perkataan dan mengikuti yang terbaik darinya.” (QS. Az-Zumar: 18)
2.Doa Meminta Keberkahan dalam Ketaatan
‎اللهم اجعل عملنا خالصًا لوجهك الكريم
“Ya Allah, jadikanlah amal kami semata-mata karena wajah-Mu yang mulia.”
3.Doa untuk Mendapatkan Kekuatan dalam Ketaatan
‎اللهم لا تُكلني إلى نفسي طرفة عين
“Ya Allah, janganlah Engkau menyerahkan aku kepada diriku sendiri walaupun sekejap mata.”
 
Doa untuk Menghindari Kemaksiatan (معصية):
1.Doa Meminta Perlindungan dari Kemaksiatan
‎اللهم إني أعوذ بك من المعصية
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kemaksiatan.”
2.Doa Meminta Ampunan atas Dosa
‎اللهم اغفر لي وارحمني وتب علي
“Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, dan terimalah taubatku.”
3.Doa Agar Dijauhkan dari Setan dan Kemaksiatan
‎اللهم إني أعوذ بك من شرور نفسي ومن سيئات أعمالي
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan diriku dan dosa-dosa perbuatanku.”
 
Kesimpulan:
 
Ketaatan membawa banyak manfaat, baik dalam hidup dunia maupun akhirat, termasuk kedekatan dengan Allah, keberkahan, dan perlindungan dari segala keburukan. Menghindari kemaksiatan juga mendatangkan ketenangan batin, pengampunan, dan perlindungan dari Allah. Doa-doa yang dipanjatkan dalam menjalani hidup ini adalah cara untuk memperkuat hubungan kita dengan Allah, menghindari godaan setan, dan terus berada di jalan yang benar.

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment