Gejala serangan wabah mpox
JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan wabah mpox di beberapa wilayah Afrika sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.
Penyakit yang sangat menular ini – yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet (monkeypox) – telah menewaskan sedikitnya 450 orang di Republik Demokratik Kongo, tempat wabah bermula.
Kini, penyakit ini telah menyebar ke seluruh wilayah Afrika tengah dan timur, dan para ilmuwan khawatir mengenai seberapa cepat varian baru penyakit ini menyebar dan tingkat kematiannya yang tinggi.
Ketua WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan potensi penyebaran lebih lanjut di Afrika dan sekitarnya “sangat mengkhawatirkan”.
“Respons internasional yang terkoordinasi sangat penting untuk menghentikan wabah ini dan menyelamatkan nyawa,” katanya.
Ditetapkannya mpox sebagai darurat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mempercepat penelitian, pendanaan, dan penerapan langkah-langkah kesehatan masyarakat internasional lainnya.
Dr. Josie Golding, dari Wellcome Trust, mengatakan ini adalah "sinyal kuat", sementara Dr Boghuma Titanji dari Universitas Emory mengatakan langkah tersebut "menggarisbawahi betapa parahnya krisis ini".
Prof Trudie Lang, direktur Jaringan Kesehatan Global di Universitas Oxford, mengatakan hal ini “penting dan tepat waktu”, namun menambahkan bahwa munculnya jenis virus baru berarti ada “banyak hal yang belum diketahui yang perlu ditangani”.
Penyakit mpox disebabkan oleh virus cacar monyet. Virus ini berasal dari kelompok virus yang sama dengan virus cacar.
Virus ini semula ditularkan dari hewan ke manusia, namun kini juga menular antar manusia.
Penyakit ini paling umum terjadi di desa-desa terpencil di hutan hujan tropis – seperti di Republik Demokratik Kongo.
Baca juga:
Platform X Terancam Diblokir Kominfo, Ini Alasannya
Di wilayah-wilayah ini, terdapat ribuan kasus dan ratusan kematian akibat penyakit ini tiap tahunnya – dengan anak-anak di bawah 15 tahun terdampak paling parah.
Ada dua tipe utama cacar monyet, yakni Clade 1 dan Clade 2.
Penyakit ini menyebar ke hampir 100 negara yang biasanya tidak terjangkit virus ini, termasuk beberapa negara di Eropa dan Asia, namun dapat dikendalikan dengan memberikan vaksin pada kelompok rentan.
Akan tetapi, wabah kali ini didominasi oleh Clade 1 yang jauh lebih mematikan. Pada wabah sebelumnya, varian ini telah membunuh hingga 10% orang yang terkena cacar monyet.
Diketahui terjadi perubahan pada virus cacar monyet sekitar September silam. Mutasi menghasilkan cabang – yang disebut Clade 1b – yang kemudian menyebar dengan cepat.
Varian baru ini telah dilabeli dengan “yang paling berbahaya” oleh seorang ilmuwan.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika mengatakan ada lebih dari 14.500 infeksi mpox dan lebih dari 450 kematian akibat mpox antara awal tahun 2024 hingga akhir Juli.
Angka tersebut merupakan peningkatan infeksi sebesar 160% dan peningkatan kematian sebesar 19% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.
Walaupun 96% kasus mpox terjadi di Kongo, penyakit ini telah menyebar ke banyak negara tetangga seperti Burundi, Kenya, Rwanda dan Uganda. Sebelumnya, penyakit ini biasanya tidak endemik di negara-negara tersebut.
Akan tetapi, akses terhadap vaksin dan pengobatan mpox di Kongo sangat buruk sehingga para pejabat kesehatan khawatir akan penyebaran penyakit ini.
Para ahli mengatakan varian baru dari virus ini mungkin menyebar dengan lebih mudah, menyebabkan penyakit yang lebih serius dan lebih banyak kematian pada anak-anak dan orang dewasa. (*)
Comments (0)
There are no comments yet