
Oleh: Muhammad Taufiq Ali Yahya
“Ya Allah, ampunilah seluruh dosaku; yang kecil maupun yang besar, yang pertama maupun yang terakhir, yang tampak maupun yang tersembunyi.”🌹🌺❤️
Baca juga:
Agussalim Terima Surat Tugas dari DPP PDI Perjuangan
Makna dari doa singkat namun dalam ini:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ دِقَّهُ، وَجِلَّهُ،
وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ، وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ
“Ya Allah, ampunilah seluruh dosaku; yang kecil maupun yang besar, yang pertama maupun yang terakhir, yang tampak maupun yang tersembunyi.”
🌿 Makna Doa Ini:
1. Kesadaran Total akan Dosa
Doa ini mencerminkan permohonan dari hati yang sadar bahwa dosa bisa hadir dalam berbagai bentuk — besar atau kecil, terlihat atau tersembunyi, masa lalu atau masa kini.
2. Permintaan Ampunan Tanpa Batas; Dengan menyebutkan seluruh jenis dosa, ini menunjukkan harapan dan keyakinan bahwa rahmat Allah mencakup segala sesuatu, tanpa batas.
3. Mengakui Keterbatasan Diri Mengakui bahwa hamba mungkin tidak mengetahui semua dosa yang telah dilakukan — bahkan yang tersembunyi di balik niat atau ketidaksengajaan.
4. Merendahkan Diri di Hadapan Allah; Menyadari betapa lemahnya manusia hingga membutuhkan ampunan bahkan untuk dosa yang “halus” (دِقَّهُ), yang kadang tak terasa.
5. Tingkatan Dosa dalam Perspektif Ruhani; Dosa besar (جِلَّهُ) bisa tampak besar secara syariat, tetapi dosa kecil (دِقَّهُ) bisa menjadi besar di sisi Allah jika dilakukan terus-menerus atau tanpa penyesalan.
6. Dosa Awal dan Dosa Akhir sebagai Cermin Perjalanan Jiwa: Menandakan bahwa seorang hamba harus bertaubat dari awal kehidupannya hingga akhir, karena seluruh hidup adalah ladang ujian.
7. Syahwat Zahir dan Bisikan Batin ; Doa ini juga menunjukkan bahwa manusia tidak hanya berdosa dengan tindakan lahir (علانيته) tapi juga dengan niat, bisikan, dan bayangan hati (سره).
8. Cermin Muhasabah Diri
Doa ini adalah bentuk introspeksi mendalam; seseorang yang membacanya dengan penuh kesadaran sedang meninjau ulang seluruh perjalanannya.
9. Ikhlas dalam Pengakuan Dosa Menyebut semua jenis dosa secara terbuka di hadapan Allah adalah bentuk ikhlas dalam mengakui kelemahan dan membuka ruang untuk kasih sayang Ilahi.
10. Pintu Pembebasan Ruhani
Doa ini adalah kunci pembuka jalan menuju penyucian jiwa. Ampunan terhadap dosa-dosa tersebut adalah awal dari pencerahan, kemurnian, dan kedekatan dengan Allah.
Makna dari doa “اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ…” menurut Al-Qur’an, berdasarkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang pengampunan dosa secara menyeluruh, baik kecil maupun besar, tampak maupun tersembunyi:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ، دِقَّهُ وَجِلَّهُ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ، وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ
“Ya Allah, ampunilah seluruh dosaku; yang kecil maupun besar, yang awal maupun akhir, yang terang-terangan maupun yang tersembunyi.”
🌿 Makna Berdasarkan Al-Qur’an
1. ✅ Allah Maha Pengampun terhadap Semua Dosa
“Katakanlah: ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa.’”— (Az-Zumar: 53)➤ Doa ini sejalan dengan janji Allah untuk mengampuni semua dosa tanpa terkecuali.
2. 🧭 Pentingnya Taubat dari Dosa Kecil dan Besar “….Dan jauhilah dosa yang tampak maupun yang tersembunyi.”— (Al-An‘ām: 120)
➤ Dosa dhohir (علانية) dan dosa batin (سر) sama-sama perlu ditaubati, karena keduanya dibenci oleh Allah.
3. ⚖️ Sekecil Apa pun Dosa Akan Diadili “…Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihatnya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihatnya.”
— (Az-Zalzalah: 7–8)
➤ Dosa “دِقَّهُ” (yang kecil) tetap dicatat dan akan diperhitungkan.
4. 📜 Catatan Amal Tidak Pernah Lupa Dosa yang Lalu
“Kitab (catatan amal) itu tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan tercatat semuanya.”— (Al-Kahf: 49)
➤ “Awal dan akhir” dosa (أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ) semuanya dicatat dan butuh pengampunan.
5. 🔍 Allah Mengetahui yang Tersembunyi; Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi di dada.”Al-Mulk: 13)➤ Dosa yang rahasia pun (سره) tak luput dari pengetahuan Allah.
6. 💎 Taubat Menyucikan Seluruh Dosa; Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman, dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka akan diganti Allah dengan kebaikan.”(Al-Furqan: 70)
➤ Doa ini sejalan dengan janji transformasi dosa menjadi pahala bila taubat dilakukan dengan tulus.
7. 🌌 Rahmat Allah Lebih Luas daripada Dosa Hamba
“Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.”(Al-A‘rāf: 156)➤ Tidak ada jenis dosa — besar atau kecil — yang di luar jangkauan rahmat Allah.
8. 🕊️ Memohon Ampunan Bagian dari Sifat Orang Bertakwa
“Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka segera mengingat Allah lalu memohon ampun atas dosa-dosa mereka…(Āli ‘Imrān: 135)
➤ Doa ini mencerminkan sifat orang bertakwa yang sadar dan cepat memohon ampun.
9. 💔 Jangan Meremehkan Dosa Sekecil Apa pun”….Dan janganlah kamu menganggapnya ringan di sisimu, padahal ia besar di sisi Allah.”(An-Nūr: 15)➤ Dosa yang kecil (دِقَّهُ) bisa menjadi besar jika disepelekan.
10. 🧎 Istighfar Adalah Pintu Kelapangan Hidup dan Akhirat Maka aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat atasmu…”(Nūh: 10–11)➤ Doa ini adalah bentuk istighfar yang membawa berkah dunia dan akhirat.
Makna dari doa:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ، دِقَّهُ وَجِلَّهُ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ، وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ
“Ya Allah, ampunilah seluruh dosaku: yang kecil maupun besar, yang awal maupun akhir, yang terang-terangan maupun yang tersembunyi.”
📚 Berdasarkan Hadis-hadis Nabi Muhammad (saw) dan para Imam Ahlul Bait (as), berikut 10 maknanya:
1. Pengampunan Total Mewujudkan Ketenangan Hati; Rasulullah (saw) bersabda: “Sesungguhnya hati ini berkarat sebagaimana besi berkarat oleh air.” Para sahabat bertanya: “Apa yang menghilangkan karat itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Banyak mengingat kematian dan membaca istighfar.”
— (Mustadrak al-Wasā’il 5:320)
🔹 ➤ Doa ini adalah bentuk dzikir dan istighfar yang membersihkan karat batin dari dosa.
2. Dosa Besar dan Kecil, Keduanya Menjauhkan dari Allah
Imam Ali (as) berkata:”Dosa-dosa kecil bila terus dilakukan akan menjadi besar, dan dosa besar bila disertai istighfar akan menjadi kecil.”
— (Nahj al-Balāghah, Hikmah 349)
🔹 ➤ Menunjukkan perlunya meminta ampun atas dosa besar (جِلَّهُ) maupun dosa kecil (دِقَّهُ).
3. Istighfar Membuka Pintu Taubat Rasulullah (saw) bersabda:
“Berbahagialah orang yang di akhirat nanti mendapati dalam kitab amalnya banyak istighfar.”
— (Sunan Ibn Mājah, 3818)
🔹 ➤ Istighfar yang menyeluruh seperti dalam doa ini akan menjadi penolong di akhirat.
4. Dosa Awal dan Akhir adalah Rangkaian yang Butuh Pemutusan
Imam Ali Zainal Abidin (as) dalam Doa Taubat (Sahifah Sajjadiyah):
“Ampunilah dosaku yang terdahulu dan yang belakangan, yang tersembunyi dan yang nyata.”
➤ Doa ini meniru redaksi istighfar Imam Sajjad (as) sebagai bentuk taubat yang menyeluruh.
5. Allah Lebih Gembira atas Taubat Seorang Hamba; Rasulullah (saw) bersabda:”Sungguh Allah lebih gembira terhadap taubat seorang hamba daripada seseorang yang kehilangan untanya di padang pasir, lalu menemukannya kembali.”
— (Sahih Muslim, 2747)
🔹 ➤ Doa ini adalah bentuk taubat tulus yang menggembirakan Allah.
6. Dosa Rahasia Jauh Lebih Berbahaya; Imam Ja‘far ash-Shadiq (as) berkata:”Sesungguhnya seorang hamba terkadang melakukan dosa secara sembunyi-sembunyi, lalu Allah membukanya ketika ia sudah tua.”(Al-Kāfi 2:361)
🔹 ➤ Maka perlu memohon ampun atas dosa tersembunyi (سِرَّهُ) yang tak disadari dampaknya.
7. Dosa Zahir Membawa Malu, Dosa Batin Membawa Azab Rasulullah (saw) bersabda:
“Barang siapa menampakkan amal buruknya, ia akan dipermalukan. Barang siapa menyembunyikan dosa, maka Allah-lah yang akan membalasnya.”(Bihar al-Anwar 70:225)🔹 ➤ Doa ini menunjukkan pentingnya istighfar atas dosa lahir (علانيته) dan batin (سره).
8. Pengulangan Dosa Menghapus Cahaya Iman; Imam Ali (as) berkata:
“Mengulangi dosa adalah tanda meremehkan keagungan Allah.”
— (Ghurar al-Hikam, no. 7233)
🔹 ➤ Dengan meminta ampun atas semua jenis dosa, seseorang mengakui keagungan Allah dan tidak meremehkan dosa.
9. Syafaat Nabi dan Ahlul Bait Terkait dengan Taubat; Rasulullah (saw):”Syafaatku adalah untuk pelaku dosa besar dari umatku.”
(Sunan Tirmidzi, 2435)
🔹 ➤ Doa ini membuka pintu syafaat bagi yang taubat dari dosa-dosa besar maupun kecil.
10. Istighfar Adalah Kunci Rezeki dan Keberkahan; Imam Ali (as) berkata:”Perbanyaklah istighfar, karena ia adalah kunci rezeki.”
— (Nahj al-Balāghah, Hikmah 135)
🔹 ➤ Doa ini bukan hanya tentang pengampunan, tapi pembuka keberkahan hidup.
Makna dari doa istighfar:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ، دِقَّهُ وَجِلَّهُ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ، وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ
“Ya Allah, ampunilah seluruh dosaku: yang kecil maupun besar, yang awal maupun akhir, yang terang-terangan maupun yang tersembunyi.”
📚 Berdasarkan Hadis-hadis Ahlul Bayt (as),
1. Pengakuan Menyeluruh atas Dosa adalah Langkah Awal Makrifat; Imam Ali (as) berkata:
“Penyesalan atas dosa adalah tobat.”
Nahj al-Balāghah, Hikmah 417
🔹 ➤ Doa ini menunjukkan kesadaran total hamba terhadap segala sisi dosa sebagai syarat awal jalan makrifat.
2. Dosa Kecil (دِقَّهُ) Jika Dianggap Remeh Bisa Menjadi Besar
Imam Ja‘far ash-Shadiq (as):
“Janganlah kamu melihat kecilnya dosa, tapi lihatlah kepada siapa engkau mendurhaka.”Al-Kāfi 2:288
🔹 ➤ Dosa kecil harus tetap dimintakan ampun, karena hakikatnya adalah pelanggaran terhadap keagungan Allah.
3. Dosa Besar (جِلَّهُ) Tidak Menghalangi Taubat; Imam Ali (as):
“Dosa yang paling besar adalah dosa yang dianggap kecil oleh pelakunya.” Ghurar al-Ḥikam
🔹 ➤ Pengampunan Allah mencakup dosa besar, asal disertai taubat yang jujur.
4. Setiap Fase Kehidupan Membawa Dosa Tersendiri
Imam Zain al-‘Ābidīn (as) dalam Du‘ā’ al-Tawbah:”Ampunilah dosaku yang lalu dan yang akan datang, yang tersembunyi dan yang nyata.”
🔹 ➤ Doa ini mencerminkan permohonan ampun atas seluruh tahap usia, termasuk awal dan akhir (أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ).
5. Allah Maha Tahu Apa yang Disembunyikan; Imam al-Bāqir (as):
“Dosa yang tersembunyi akan dibalas oleh Allah walau manusia tidak melihatnya.”Tafsīr al-‘Ayyāshī, 1:178🔹 ➤ Dosa rahasia (سِرَّهُ) tetap memiliki akibat spiritual dan butuh istighfar khusus.
6. Memohon Ampunan atas Dosa Terang-terangan (عَلَانِيَةً) adalah Bentuk Tawadhu‘**; Imam Ja‘far ash-Shādiq (as): “Orang yang berdosa terang-terangan sedang menantang kemurkaan Allah.”Al-Kāfi 2:356 🔹 ➤ Doa ini memohon pengampunan atas bentuk-bentuk maksiat terbuka yang membawa dampak sosial dan batin.
7. Istighfar adalah Penyeimbang bagi Ruh yang Rindu Allah; Imam Ali (as):”Keajaiban terbesar adalah orang yang selamat bersama dosa-dosanya.” Nahj al-Balāghah
🔹 ➤ Karena itu, istighfar menyeluruh seperti dalam doa ini adalah kebutuhan ruhani harian.
8. Allah Mencintai Hamba yang Sering Beristighfar; Imam ash-Shādiq (as):”Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang banyak beristighfar.” Al-Kāfi 2:504
🔹 ➤ Doa ini mencerminkan bentuk istighfar yang luas dan penuh harapan cinta Ilahi.
9. Istighfar Menghapus Bekas Hitam di Hati; Imam Ali (as):
“Tidak ada obat untuk dosa kecuali istighfar dan tobat.” Ghurar al-Hikam, 10348🔹 ➤ Dosa menodai hati; istighfar menyeluruh adalah terapi batin.
10. Imam adalah Jalan Taubat yang Diberkahi; Imam Ridha (as):
“Kami (Ahlul Bait) adalah pintu ampunan Allah bagi umat ini.”’Uyūn Akhbār al-Riḍā, 1:127🔹 ➤ Doa ini, bila diucapkan dengan mengenal peran Imam, membuka jalan syafaat dan ampunan melalui mereka.
Makna doa istighfar ini menurut para ahli makrifat dan hakikat, khususnya dalam tradisi arif Syiah dan tasawuf hakiki Ahlul Bayt:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ، دِقَّهُ وَجِلَّهُ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ، وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ
“Ya Allah, ampunilah seluruh dosaku: yang kecil maupun besar, yang awal maupun akhir, yang terang-terangan maupun yang tersembunyi.”
1. “Dosa” bukan hanya maksiat, tapi keterhijaban dari Allah
Menurut para arif, dosa (ذنب) hakiki adalah setiap sesuatu yang membuat hati berpaling dari Allah, walaupun secara zahir bukan maksiat.🔹 ➤ Maka istighfar ini adalah permohonan agar seluruh tirai antara hamba dan Tuhannya disingkapkan, baik yang halus maupun yang kasar.
2. “Dosa kecil” (دِقَّهُ) adalah kelalaian dalam menyaksikan Allah
Ahli makrifat seperti Imam Khomeini menafsirkan bahwa dosa kecil bagi orang awam adalah maksiat lahir, tapi bagi orang ‘arif adalah ghaflah (kelalaian) dari kehadiran Allah walau sekejap.🔹 ➤ Doa ini adalah jeritan ruh yang ingin selalu hadir dalam hadirat-Nya.
3. “Dosa besar” (جِلَّهُ) adalah menganggap diri memiliki kuasa dan pilihan; Para arif mengatakan bahwa kesyirikan halus (seperti merasa diri berbuat, punya daya upaya sendiri) adalah dosa besar.
🔹 ➤ Doa ini mencakup permohonan ampun dari perasaan “aku” (ananiyyah) yang menjadi hijab terhadap tajalli Allah.
4. “Awal dosa” (أوّله) adalah kelalaian pertama dari nur fitrah
Dalam pandangan hakikat, dosa bermula sejak hati mulai menyukai dunia dan berpaling dari nur murni kehadiran Allah.🔹 ➤ Maka permohonan ini mencakup awal titik kejatuhan batin, sejak terjadinya “nafsu pertama.”
5. “Akhir dosa” (آخره) adalah keputusasaan dari rahmat Allah
Para arif menyebut bahwa puncak dosa adalah putus asa, sebab ia menutup pintu rahmat.🔹 ➤ Maka doa ini adalah permohonan agar Allah menyelamatkan dari akhir yang buruk (su’ul khātimah) dalam makna batinnya.
6. “Dosa yang terang-terangan” (علانيته) adalah ujub, riya’, dan ingin dilihat; Ahli hakikat menafsirkan bahwa dosa terang adalah amal-amal kebaikan yang tercemar oleh niat untuk dipuji atau merasa diri lebih baik.🔹 ➤ Doa ini adalah jeritan ruh yang ingin bebas dari penyakit batin riya’ dan ujub.
7. “Dosa yang tersembunyi” (سره) adalah kelekatan batin pada selain Allah; Ahli makrifat berkata: seseorang bisa secara lahir zuhud dan suci, tapi dalam hatinya masih menyimpan cinta terhadap kedudukan, ilmu, atau pujian.
🔹 ➤ Doa ini menyasar bagian terdalam dari jiwa, membersihkan dari kemelekatan halus yang tidak disadari.
8. Istighfar ini adalah bentuk fana dari wujud hamba
Imam Ali Zainal Abidin (as) berkata dalam munajatnya:Tuhanku, apakah pantas aku memohon ampunan, sedang aku sendiri adalah sumber dosa?”🔹 ➤ Maka istighfar ini adalah penyerahan total—mengakui bahwa diri ini seluruhnya membutuhkan ampunan, bukan sekadar perbuatan.
9. Setiap detik tanpa dzikir adalah “dosa” bagi arif; Dalam maqam fana’ dan baqa’, para arif merasa bahwa waktu tanpa menghadirkan Allah adalah kesalahan.
🔹 ➤ Maka doa ini menjadi bentuk istighfar atas seluruh waktu yang terlewat tanpa hudhur qalbi (kehadiran hati).
10. Doa ini adalah kunci maqam “taubat tajalli” Para arif membagi taubat menjadi:
• Taubat dari maksiat
• Taubat dari kelalaian
• Taubat dari melihat diri🔹 ➤ Doa ini adalah istighfar dari melihat amal sendiri, sebagai gerbang menuju tajalli cahaya Tauhid dan lebur dalam Cinta-Nya.
📘 Kesimpulan: Doa ini, menurut ahli hakikat, bukan hanya permohonan pengampunan atas dosa syariat, tapi proses penghapusan semua hijab ruhani dari nafs, dunia, bahkan dari wujud “aku” itu sendiri—hingga hamba sampai pada makrifat dan fana’ fillāh.
Makna dari doa istighfar:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ، دِقَّهُ وَجِلَّهُ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ، وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ
“Ya Allah, ampunilah seluruh dosaku: yang kecil maupun besar, yang awal maupun akhir, yang terang-terangan maupun tersembunyi.”ditinjau menurut para ahli hakikat Syiah, seperti Imam Khomeini, Sayyid Haidar Amuli, Mulla Sadra, dan para arif Syiah lainnya.
1. “ذَنب” (dosa) adalah hijab antara hamba dan Tuhan; Menurut Sayyid Haidar Amuli dalam Jāmi‘ al-Asrār, dosa bukan sekadar maksiat lahir, melainkan segala keterhijaban dari cahaya kehadiran Allah (ḥijāb an-nūr).🔹 ➤ Maka permohonan “اغفر لي ذنبي كله” adalah permintaan untuk diangkatnya segala penghalang ruhani, bukan sekadar penghapusan catatan buruk.
2. “دِقَّهُ” (yang halus) adalah kelalaian yang samar; Dalam pandangan Imam Khomeini (as-Sirruṣṣalāh), “dosa kecil” bagi orang arif adalah ghaflah (kelalaian) dari dzikrullah meski hanya sekejap.
🔹 ➤ Bahkan perhatian sejenak kepada selain Allah dianggap dosa halus yang butuh istighfar.
3. “جِلَّهُ” (yang besar) adalah perasaan memiliki selain Allah
Mulla Sadra menafsirkan bahwa dosa terbesar adalah menganggap sesuatu selain Allah itu nyata secara independen, yaitu kesyirikan eksistensial.🔹 ➤ Maka, istighfar ini menyasar ke akar syirik batin: keakuan (ananiyyah) dan rasa memiliki selain Dia.
4. “أَوَّلَهُ” (yang awal) adalah kejatuhan dari fitrah tauhid
Dalam hikmah Ilahiah, awal dosa bukan ketika maksiat dilakukan, tetapi ketika hati keluar dari wilayah tauhid murni, ketika fitrah yang menyatu dengan Tuhan mulai melihat dunia sebagai sesuatu yang terpisah.🔹 ➤ Doa ini mengandung harapan untuk kembali ke asal penciptaan: tauhid fitri.
5. “آخِرَهُ” (yang akhir) adalah keputusasaan ruh dari kembali
Ahli hakikat seperti Qadi Sa‘id Qummi memandang bahwa dosa paling akhir dan paling berbahaya adalah putus asa dari rahmat Allah (يَئِسَ مِن رَوحِ الله).
🔹 ➤ Maka istighfar ini meliputi permohonan agar akhir kehidupan ruhani kita tetap terbuka menuju penyatuan dengan Allah (liqa’ Allah).
6. “عَلَانِيَتَهُ” (yang terang) adalah penyakit-penyakit batin yang tampak dalam amal
Para arif Syiah menjelaskan bahwa dosa terang mencakup:
• Riya’ (pamer ibadah),
• Ujub (bangga dengan amal),
• dan keinginan untuk dipuji oleh makhluk.🔹 ➤ Doa ini adalah permohonan agar amal lahir terbebas dari penyakit syirik khafiy.
7. “سِرَّهُ” (yang tersembunyi) adalah lintasan batin terhadap selain Allah
Menurut Sayyid Haidar Amuli, dalam jalan suluk, dosa yang paling tersembunyi adalah lintasan (khawāṭir) hati terhadap sesuatu selain Allah, meskipun tidak terucap atau tidak disadari.🔹 ➤ Doa ini adalah zikir istighfar atas pikiran dan niat yang tidak murni lillāh.
8. Doa ini adalah bentuk ‘ubūdiyyah total; Menurut Imam Khomeini, doa ini bukan sekadar pengakuan dosa, tapi penafian mutlak terhadap segala kekuatan dan kesucian diri.🔹 ➤ Ia adalah pernyataan: “Aku penuh kekurangan, hanya Engkau Yang Maha Suci.”
9. Doa ini adalah maqam “fanā’ ‘ani adh-dzanb” (lebur dari melihat dosa); Dalam tahap-tahap makrifat, seorang arif sejati bahkan bertaubat dari merasa telah berdosa—karena ia melihat bahwa segala sesuatu berasal dari Allah, termasuk kelemahan diri.🔹 ➤ Maka doa ini juga mencakup maqam taubat dari taubat — yang disebut “taubat ahlul ‘irfān.”
10. Doa ini adalah “langkah pertama” menuju maqam ma‘rifah
Semua ahli hakikat sepakat bahwa ma‘rifah (pengenalan terhadap Allah) tidak akan terbuka kecuali setelah pembersihan diri dari dzunub zahir dan batin.
🔹 ➤ Maka istighfar ini adalah gerbang kepada penyaksian tajalli, yakni: “melihat Allah dalam segala sesuatu, dan segala sesuatu dalam Allah.”
📌 Kesimpulan: Menurut para ahli hakikat, doa ini bukanlah istighfar biasa, tapi merupakan permohonan untuk penyucian total dari segala bentuk keakuan, kelalaian, syirik batin, dan kemelekatan terhadap selain Allah. Doa ini membuka jalan tajalli tauhid, maqam fana’ fillah, dan baqā’ billah.
Kisah dan cerita yang menggambarkan makna batin doa:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ، دِقَّهُ وَجِلَّهُ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ، وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ
“Ya Allah, ampunilah seluruh dosaku: yang kecil maupun besar, yang awal maupun akhir, yang terang-terangan maupun yang tersembunyi,”
dari sudut pandang ahli hakikat, untuk menghidupkan maknanya secara ruhani dan naratif.
1. Kisah Sang Zahid yang Lupa Menyebut Nama Allah
Seorang zahid yang hidup dalam zuhud selama 30 tahun tiba-tiba menangis di malam hari dan memohon:”Ya Allah, ampuni dosaku yang paling halus!”Ketika ditanya, ia menjawab:”Hari ini aku makan roti tanpa menyebut nama Allah di awalnya. Hatiku tak tenang sepanjang hari.”🔹 Makna: Ini adalah “dosa kecil” (دِقَّهُ) menurut ahli hakikat — kelalaian sesaat dari ingatan kepada Allah.
2. Sayyid Bahar al-‘Ulum dan Ujub yang Tidak Disadari
Sayyid Bahar al-‘Ulum—seorang wali dan fakih besar—suatu hari menangis keras setelah memberi fatwa. Ia berkata:”Aku takut telah merasa puas dengan ilmunya. Itulah dosa besar (جِلَّهُ) bagi seorang arif.”🔹 Makna: Perasaan memiliki kebaikan atau amal adalah syirik batin yang halus.
3. Imam Sajjad (as) dan Istighfarnya Setelah Shalat
Imam Ali Zainal Abidin (as) selalu menangis setelah shalat malam. Ketika ditanya:”Engkau beribadah dengan sempurna, kenapa masih menangis?” Beliau menjawab:”Aku takut dalam ibadahku ada celah yang menyebabkan aku terhijab dari-Nya.”🔹 Makna: Ini adalah istighfar atas dosa yang tersembunyi (سِرَّهُ) — yaitu hijab dari kehadiran Ilahi meski dalam ibadah.
4. Kisah Zahid yang Terhijab oleh Tasbihnya; Seorang ahli ibadah bermimpi bertemu Imam Mahdi (aj). Ia bertanya, “Mengapa aku belum bisa melihat hakikat?”Jawaban Imam (as):”Karena kamu masih bangga dengan tasbih yang kau putar setiap malam.”🔹 Makna: Bahkan dzikir bisa menjadi hijab jika diiringi perasaan memiliki amal.
5. Orang Buta yang Melihat Cahaya Setelah Bertaubat
Seorang lelaki buta di Kufah bertaubat secara mendalam dari maksiat yang tak seorang pun tahu. Setelah itu, ia bermimpi melihat Imam Ali (as) mengusap matanya. Ia pun sembuh.🔹 Makna: Ini adalah ampunan terhadap dosa yang tersembunyi (سِرَّهُ) — rahasia yang hanya diketahui antara dia dan Allah.
6. Seorang Arif yang Menangis Karena ‘Dosa Awal’;Seorang murid arif menangis di pintu gurunya. Ketika ditanya mengapa, ia berkata: “Aku ingat saat pertama kali hatiku condong pada dunia. Sejak itulah aku kehilangan kemurnian fitrah.”
🔹 Makna: Ini menggambarkan “dosa pertama” (أَوَّلَهُ) yang menjadi awal keterpisahan dari Nurullah.
7. Imam Khomeini dan Tangis Saat Mendengar Azan; Suatu malam, Imam Khomeini menangis ketika mendengar azan Subuh. Ketika ditanya, ia berkata:”Aku khawatir waktu malamku berlalu tanpa kehadiran hati penuh kepada-Nya. 🔹 Makna: Ini menunjukkan kesadaran terhadap “dosa kecil” (دِقَّهُ) pada maqam para arif: yakni waktu yang tidak benar-benar “bersama Allah.”
8. Kisah Penjual Kurma yang Masuk Surga karena Taubat Sunyi
Seorang penjual kurma menangis di pojok Masjid Kufa setiap malam, memohon agar Allah mengampuni kesalahan yang tak diketahui siapa pun. Suatu hari seorang mukasyif melihat dalam mimpi bahwa ia duduk bersama para Syuhada.
🔹 Makna: Ini menggambarkan istighfar atas dosa yang tersembunyi (سِرَّهُ) yang diampuni karena ikhlas.
9. Orang Fakir yang Bertaubat dari ‘Melihat Dunia’; Seorang faqir zuhud berkata dalam munajatnya:”Ampuni aku ya Rabb, karena aku masih suka melihat pakaian indah orang kaya dan mengaguminya.”🔹 Makna: Ini adalah dosa terang-terangan (عَلَانِيَتَهُ) yang nampak di batin meski kecil — keterpautan hati pada dunia.
10. Seorang Salik yang Tak Menyadari Bahwa Ia Sedang Berdosa; Dalam hikayat para arif, disebutkan bahwa seorang salik berjalan 20 tahun di jalan suluk, namun gurunya berkata:”Engkau belum juga sampai karena masih merasa engkau sedang berjalan.”
🔹 Makna: Bahkan merasakan bahwa diri ini punya perjalanan spiritual adalah bentuk keakuan — dan perlu diistighfari. Ini maqam “akhir dosa” (آخِرَهُ).
📌 Kesimpulan: Doa ini bukan hanya mencakup dosa lahir, tetapi juga dosa batin dan ruhani yang hanya diketahui oleh Allah dan para arif sejati. Kisah-kisah ini menunjukkan bahwa dosa dalam makna hakikat bisa muncul dari:
• keakuan,
• ujub,
• lalai sesaat,
• niat tak murni,
• keterikatan pada dunia,
• bahkan dalam ibadah itu sendiri.
Manfaat dari doa:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ، دِقَّهُ وَجِلَّهُ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ، وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ
“Ya Allah, ampunilah seluruh dosaku: yang kecil maupun besar, yang awal maupun akhir, yang terang-terangan maupun tersembunyi”,
beserta doa-doa singkat yang terkait dengan tiap manfaat, menurut pandangan ahli hakikat Syiah.
1. Membuka Hijab antara Hamba dan Allah;✅ Manfaat: Mengangkat tabir (ḥijāb) antara hati dan cahaya Ilahi. 📿 Doa: اللَّهُمَّ اكْشِفْ حِجَابَ النَّفْسِ وَافْتَحْ لِي بَابَ الْقُرْبِ مِنْكَ
“Ya Allah, singkapkan hijab diri dan bukakan pintu kedekatan kepada-Mu.”
2. Membersihkan Lintasan Batin yang Tersembunyi ✅ Manfaat: Menyucikan hati dari lintasan-lintasan kotor (khawāṭir) yang tidak disadari. 📿 Doa:
اللَّهُمَّ طَهِّرْ قَلْبِي مِنْ كُلِّ فِكْرَةٍ سِوَاكَ
“Ya Allah, sucikan hatiku dari setiap lintasan selain Engkau.”
3. Menghapus Sisa Dosa Lama yang Belum Disadari; ✅ Manfaat: Menghapus bekas dosa yang telah terlupa atau tak disadari keberadaannya. 📿 Doa:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا نَسِيتُهُ وَمَا جَهِلْتُهُ
مِنْ ذُنُوبِي
“Ya Allah, ampunilah dosaku yang telah kulupakan dan yang kuabaikan karena ketidaktahuanku.”
4. Menghindarkan dari Perasaan Bangga dengan Amal
✅ Manfaat: Melenyapkan perasaan ujub dan takjub terhadap amal-amal sendiri.
📿 Doa:
اللَّهُمَّ لَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي وَعَمَلِي طَرْفَةَ عَيْنٍ
“Ya Allah, jangan serahkan aku kepada diriku dan amalku sekejap pun.”
5. Membuka Jalan Ma‘rifah dan Penyaksian (Mushāhadah)
✅ Manfaat: Menjadi kunci menuju penyaksian ruhani (tajalli) dan ma‘rifah. 📿 Doa: اللَّهُمَّ ارْفَعِ الْحُجُبَ بَيْنِي وَبَيْنَ نُورِ وَجْهِكَ
“Ya Allah, angkat semua hijab antara diriku dan cahaya wajah-Mu.”
6. Menyucikan Ibadah dari Penyakit Riya dan Niat Ganda
✅ Manfaat: Menjadikan amal ibadah murni lillāh. 📿 Doa:
اللَّهُمَّ اجْعَلْ عِبَادَتِي خَالِصَةً لَكَ
لَا يُشُوبُهَا رِيَاءٌ وَلا سُمْعَةٌ
“Ya Allah, jadikan ibadahku murni untuk-Mu, tanpa riya dan pencitraan.”
7. Membuat Hati Tak Tergantung pada Dunia; ✅ Manfaat: Memutus ketergantungan batin kepada dunia dan manusia. 📿 Doa:اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي زُهْدَ الْمُنْقَطِعِينَ عَنْ غَيْرِكَ
“Ya Allah, karuniakan aku kezuhudan orang yang telah terputus dari selain-Mu.”
8. Menjadikan Dosa Sebagai Tangga Taubat dan Cinta
✅ Manfaat: Melalui pengakuan dosa, tercapai rasa kehinaan dan cinta yang mendalam kepada Allah.
📿 Doa:
اللَّهُمَّ اجْعَلْ مَعْرِفَتِي بِذَنْبِي سَبَبًا لِحُبِّكَ
“Ya Allah, jadikan pengenalanku atas dosaku sebagai sebab cinta-Mu tumbuh dalam hatiku.”
9. Menghilangkan Syirik Halus (Syirik Khafi) ✅ Manfaat: Membersihkan dari menyekutukan Allah secara batin, meski tersembunyi.📿 Doa: اللَّهُمَّ طَهِّرْ قَلْبِي مِنْ كُلِّ شِرْكٍ، جَلِيِّهِ وَخَفِيِّهِ
“Ya Allah, sucikan hatiku dari setiap syirik yang terang maupun tersembunyi.”
10. Memperoleh Kedudukan Istighfar Sejati (Taubat al-Arifin)
✅ Manfaat: Mencapai maqam istighfar para arifin: taubat dari keterpautan selain Allah.📿 Doa:
اللَّهُمَّ اجْعَلِ اسْتِغْفَارِي
طَرِيقًا إِلَيْكَ وَفَنَاءً عَمَّا سِوَاكَ
“Ya Allah, jadikan istighfarku jalan menuju-Mu dan lebur dari segala selain-Mu.” 📘 Kesimpulan: Doa ini tidak hanya bermanfaat untuk menghapus dosa lahiriah, tapi juga meruntuhkan dinding-dinding batin, membangkitkan kesadaran, menyucikan niat, dan membuka jalan ruhani kepada liqa’ Allah (perjumpaan dengan Allah). Ia adalah doa penyucian total dari segala bentuk keterikatan selain Allah.
Arti Istighfar dalam Hadis riwayat Imam Ali bin Abi Tholib as
Diriwayatkan oleh Al-Sayyid Al-Radhi r.a. dalam Nahj Al-Balaghah bahwa seseorang berkata “astaghfirullah” (Aku memohon ampun kepada Allah) di depan Sayyidina Ali k.w., Imam Ali as berkata kepadanya, “Semoga ibumu berduka atasmu! Tahukah kamu apa istighfar? Sesungguhnya istighfar adalah derajat ‘illiyyin (yang agung), dan adalah sebuah kata yang berarti enam hal.
Pertama, adalah menyesali apa(dosa) yang telah lalu.
Kedua, bertekad untuk tidak akan mengulanginya lagi.
Ketiga, mengembalikan kepada makhluk hak-haknya (yang pernah dirampas di masa lalu) sehingga engkau bertemu Allah SWT dalam keadaan suci sedemikian, sehingga tak ada yang dapat menuntutmu.
Keempat, memenuhi setiap kewajiban yang pernah dilalaikan.
Kelima, membereskan daging tubuhmu yang tumbuh dengan rezki yang haram, sehingga daging itu meleleh akibat kesedihan dan kedukaan, dan sehingga yang tinggal hanyalah kulit yang melekat di tulang, yang setelah itu tumbuhlah daging baru di antara kulit dan tulang itu.
Keenam, buatlah tubuhmu merasakan sakitnya taat seperti ia pernah merasakan sebelumnya senangnya dosa. Kalau engkau sudah melakukan hal ini, barulah katakan, Astaghfirullah.”
Doa Imam Ali bin Husein Zainal Abidin Assajjad as.
Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Ya Allah curahkanlah rahmat-Mu kepada Muhammad dankeluarganya
1, Ya Allah daku mohon ampun kepada-Mu dihadapanku ada orang yang dizalimi aku tidakmenolongnya,
2, Kepadaku ada orang berbuat baik aku tidak berterima kasihkepadanya,
3, orang bersalah sudah meminta maaf kepadaku aku tidak memaafkannya,
4, orang susah memohon bantuan kepadaku aku tidak menghiraukannya
5, Ada hak orang mukmin dalam diriku aku tidak memenuhinya,
6, Tampak didepanku aib Mukmin, aku tidak menyembunyikannya,
7, dihadapkan kepadaku dosa, aku tidak menghindarinya,
Ilahi aku mohon ampun dari semua kejelekan itu dan yang sejenis dengan itu Daku sungguh menyesal,
Biarlah itu menjadi peringatan
agar aku tidak berbuat yang sama sesudahnya, Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, Penyesalanku atas segala kemaksiatan,Tekadku untuk meninggalkan kedurhakaan,
Jadikan itu semua taubat
yang menarik kecintaan-Mu.
Duhai Dzat yang mencintai orang-orang yang bertaubat
Doa istighfar Buat Rezki Berlimpah
Dari al-Ridha, dari para leluhurnya, dari Husain (alaihis salam) bahwa seorang Arab Badui datang kepada Ali bin Abi Talib as dan mengadukan kepadanya tentang kemiskinan dan kebutuhan. Maka Imam Ali as berkata kepadanya: “Perbanyaklah istighfar, wahai Arab Badui, karena Allah, Ta’ala, berfirman: ‘Mintalah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, Dia akan mengirimkan hujan kepada kalian dengan lebat dan akan memperbanyak harta dan anak-anak kalian, dan Dia akan menjadikan untuk kalian taman-taman dan sungai-sungai.’”
Maka Arab Badui itu berkata: “Aku telah banyak beristighfar kepada Allah, namun aku tidak melihat hartaku bertambah.” Imam Ali (salawat Allah alaihi) menjawab: “Mungkin engkau tidak tahu cara yang benar untuk beristighfar.” Dia berkata: “Ajarkan aku, wahai Amirul Mukminin.” Imam Ali berkata: “Wahai Arab Badui, jika engkau pergi ke tempat tidurmu, ucapkanlah:
بِسْمِ الله الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهم صل على محمد وآل محمد
اَللَّهُمَّ اِنّي اَسْتَغْفِرُكَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ ;
1, قَوِيَ عَلَيْهِ بَدَني بِعافِيَتِكَ،
2, اَوْ نالَتْهُ قُدْرَتي بِفَضْلِ نِعْمَتِكَ،
3, اَوْ بَسَطْتُ اِلَيْهِ يَدي بِسابِغِ رِزْقِكَ،
4, اَوِ اتَّكَلْتُ فيهِ عِنْدَ خَوْفي مِنْهُ عَلى اَناتِكَ،
5, اَوْ وَثِقْتُ فيهِ بِحِلْمِكَ،
6, اَوْ عَوَّلْتُ فيهِ عَلى كَريمِ عَفْوِكَ.
اَللَّهُمَّ اِنّي اَسْتَغْفِرُكَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ ;
1, خُنْتُ فيهِ اَمانَتي،
2, اَوْ نَجَّسْتُ بِفِعْلِهِ نَفْسي،
3, اَوِ احْتَطَبْتُ بِهِ عَلى بَدَني،
4, اَوْ قَدَّمْتُ فيهِ لَذَّتي،
5, اَوْ اثَرْتُ فيهِ شَهْوَتي،
6, اَوْ سَعَيْتُ فيهِ لِغَيْري،
7, اَوِ اسْتَغْوَيْتُ اِلَيْهِ مَنْ تَبِعَني،
8, اَوْ غَلَبْتُ عَلَيْهِ بِفَضْلِ حيلَتي،
9, اَوْ اَحَلْتُ عَلَيْكَ فيهِ مَوْلاىَ،
1, فَلَمْ تَغْلِبْني عَلى فِعْلي
2, اِذْ كُنْتَ كارِهاً لِمَعْصِيَتي،
3, لكِنْ سَبَقَ عِلْمُكَ بِفِعْلى،
4, فَحَلُمْتَ عَنّي،
5, لَمْ تُدْخِلْني فيهِ جَبْراً،
6, وَلَمْ تَحْمِلْني عَلَيْهِ قَهْراً،
7, وَلَمْ تَظْلِمْني فيهِ شَيْئاً.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
Ya Allah, curahkan rahmat-Mu kepada Muhammad dan keluarga Muhammad.Ya Allah, sesungguhnya aku memohon ampun kepada-Mu dari segala dosa;
1. Yang telah membuat tubuhku lemah dengan kesehatan-Mu,
2. Atau yang telah mencapainya dengan kekuasaan-Mu berkat anugerah-Mu,
3. Atau yang telah aku rentangkan tangan ini kepada-Mu dengan limpahan rezeki-Mu,
4. Atau yang aku andalkan kepada-Mu saat aku takut kepadanya dengan kesabaran-Mu,
5. Atau yang aku percayakan kepadanya dengan kebijaksanaan-Mu,
6. Atau yang aku sandarkan kepadanya pada kemurahan-Mu yang mulia.
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon ampun kepada-Mu dari segala dosa;
1. Yang telah aku khianati dalam amanahku,
2. Atau yang telah aku cemari jiwaku dengan perbuatan itu,
3. Atau yang telah aku ambil manfaatnya untuk diriku,
4. Atau yang telah aku utamakan kesenanganku dalam hal itu,
5. Atau yang telah aku dorong keinginanku,
6. Atau yang aku usahakan untuk orang lain,
7. Atau yang telah aku sesatkan kepada orang yang mengikuti aku,
8. Atau yang telah aku menangkan dengan kelicikanku,
9. Atau yang aku harapkan kepada-Mu dalam hal ini,
10. Maka Engkau tidak mengalahkanku dalam perbuatanku,
11. Ketika Engkau tidak menyukai kemaksiatanku,
12. Namun Ilmu-Mu mendahului perbuatanku,
13. Maka Engkau bersikap sabar terhadapku,
14. Engkau tidak memaksaku untuk melakukannya,
15. Dan Engkau tidak memaksaku untuk melakukan itu dengan paksaan,
16. Dan Engkau tidak menzalimiku sedikit pun dalam hal itu.
Semoga doa ini membawa berkah dan rezeki yang berlimpah.
Imam Ali bin Abi Talib as mengajarkan bahwa cara istighfar yang benar adalah dengan tulus dan konsisten, serta memohon dengan kesadaran penuh akan kelemahan diri dan ketergantungan kepada Allah.
Berkata Imam Husein as :”’Arobi tidak kelihatan setahun, kemudian dia kembali kepada kami dan berkata: ‘Duhai Amiril Mukminin sekarang hartaku berlimpah / sudah banyak, sehingga aku tidak mempunyai tempat untuk onta2 dan kambing2ku”.
Munajat Orang Yang Bertaubat (Munajat Imam Ali Zainal Abidin AsSajjad as.)
Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang.
Ya Allah, limpahkanlah sholawat atas Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad. Tuhanku, kesalahan telah menutupku dengan pakaian kehinaan, perpisahan dari-Mu telah mem-bungkusku dengan jubah kerendahan. Besarnya dosaku telah mematikan hatiku. hidupkan daku dengan ampunan-Mu, wahai Cita dan dambaku. Wahai ingin dan harapku. Demi Keagungan-Mu, tidak kudapatkan pengampunan dosaku selain-Mu. Tidak kulihat penyembuh lukaku selain-Mu. Daku pasrah berserah pada-Mu, daku tunduk bersimpuh pada-Mu. Jika Kau usir daku dari pintu-Mu, kepada siapa lagi daku bernaung. Jika Kau tolak daku dari sisi-Mu, kepada siapa lagi daku berlindung. Celaka sudah diriku, lantaran aib dan celaku,
malang benar daku karena kejelekan dan kejahatanku.
Daku bermohon pada-Mu,
wahai pengampun dosa yang besar,
wahai Penyembuh Tulang yang patah. Anugerahkan padaku penghancur dosa, tutuplah untukku pembongkar cela Jangan lewatkan aku - di hari kiamat dari sejuknya ampunan dan magh-firah-Mu,
jangan tinggalkan daku dari indahnya maaf dan penghapusan-Mu. Ilahi, naungi dosa-dosaku dengan awan rahmat-Mu.
curahi cela-celaku dengan hujan kasih-Mu. Ilahi, kepada siapa lagi hamba yang lari kecuali pada mawla-Nya, adakah selain Dia yang melindunginya dari murka-Nya.
Ilahi, sekiranya sesal atas dosa itu taubat, sungguh, demi keagungan-Mu, daku ini orang yang menyesal.
Sekiranya istighfar itu penghapus dosa, sungguh, kepada-Mu daku ini beristighfar, terserah pada-Mu jua (Kecamlah daku sampai Kau ridho).
Ilahi, dengan kodrat-Mu ampuni daku. Dengan kasih-Mu maafkan daku. Dengan ilmu-Mu sayangi daku. Ilahi, Engkaulah yang membuka pintu menuju maaf-Mu, -
kepada hamba-hamba-Mu,
Kau namai itu taubat Engkau berfirman: "Bertaubatlah taubat nashuha!", Apa alangan orang yang lalai memasuki pintu itu - setelah terbuka. Ilahi, jika jelek dosa dari hamba-Mu, baikkanlah maaf dari sisi-Mu. Ilahi, daku bukan yang pertama membantah-Mu dan Kaumaafkan dan menolak nikmat-Mu tetap Kaukasihi. Wahai yang menjawab pengaduan orang yang berduka. Wahai pelepas derita. Wahai penabur karunia.
Wahai Yang Maha Mengetahui rahasia. Wahai Yang Paling Indah dalam menutup cela. Daku memohon pertolongan, dengan karunia dan kebaikan-Mu.
Daku bertawassul, dengan kemuliaan dan kasih-Mu. Perkenankan doaku
jangan kecewakan harapanku,
terimalah taubatku,
hapuskan kesalahanku
dengan karunia dan rahmat-Mu.
Wahai Yang Terkasih dari segala yang mengasihi.
Comments (0)
There are no comments yet