Makna Zulqa’dah (ذو القعدة)

Supa Athana - Entertainment
07 May 2025 13:31
Zulqa’dah adalah bulan menjelang puncak syiar (haji di Dzulhijjah).
Oleh: Muhammad Taufiq Ali Yahya
Makna dan keistimewaan bulan Zulqa’dah (ذو القعدة) dalam tradisi Islam, terutama dari sisi sejarah, spiritualitas, dan hikmah:
1. Salah Satu Bulan Haram (الأشهر الحرم)
Zulqa’dah adalah salah satu dari empat bulan haram, yaitu bulan-bulan yang dimuliakan Allah. Dalam bulan ini, dilarang melakukan peperangan dan dianjurkan memperbanyak amal kebaikan.
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan… di antaranya empat bulan haram.”(QS. At-Taubah: 36)
2. Bulan Persiapan Haji
Zulqa’dah adalah bulan di mana jamaah haji memulai perjalanan mereka ke Makkah. Oleh karena itu, ia disebut sebagai bulan ‘tenang’ sebelum puncak ibadah haji di Dzulhijjah.
3. Awal Musim Haji
Menurut sebagian ulama, musim haji dimulai sejak awal bulan Syawal, namun persiapan ibadah haji secara intensif biasanya terjadi di Zulqa’dah.
4. Bulan Kesabaran dan Menahan Diri
Dinamakan Zulqa’dah (ذو القعدة) dari akar kata قعد (duduk), karena orang-orang Arab dahulu berhenti dari berperang dan duduk (berdiam) di rumah sebagai bentuk penghormatan terhadap bulan ini.
5. Bulan Nabi Ibrahim Membangun Ka’bah
Sebagian riwayat menyebutkan bahwa pada bulan Zulqa’dah, Nabi Ibrahim as memulai pembangunan Ka’bah bersama Nabi Ismail as.
6. Bulan Terjadinya Perjanjian Hudaibiyah
Peristiwa penting dalam sejarah Islam, yaitu Perjanjian Hudaibiyah antara Rasulullah saw dan kaum Quraisy, terjadi pada bulan Zulqa’dah tahun 6 Hijriah.
7. Bulan Umrah Rasulullah saw
Rasulullah saw melaksanakan umrah beberapa kali di bulan Zulqa’dah, di antaranya Umrah Qadha’ dan Umrah Hudaibiyah. Ini menunjukkan keutamaannya sebagai bulan umrah.
8. Bulan Dimulainya Perjalanan Nabi Musa ke Bukit Thursina
Dalam tafsir, disebutkan bahwa Nabi Musa as berpuasa 30 hari di bulan Zulqa’dah sebelum disempurnakan 10 hari di bulan Dzulhijjah untuk bertemu Allah SWT (lihat QS. Al-A’raf: 142).
9. Bulan Keheningan Sebelum Kemenangan
Zulqa’dah menjadi masa tenang bagi kaum Muslimin sebelum kemenangan besar seperti penaklukan Makkah (Fath Makkah) yang terjadi di Dzulhijjah tahun 8 H.
10. Kesempatan Tazkiyatun Nafs (Penyucian Jiwa)
Karena merupakan bulan haram yang dianjurkan untuk meninggalkan dosa dan memperbanyak ibadah, Zulqa’dah adalah momentum ideal untuk muhasabah, tobat, dan mendekatkan diri kepada Allah.
 
Makna bulan Zulqa’dah menurut Al-Qur’an, baik secara langsung maupun tidak langsung:
1. Termasuk Empat Bulan Haram
Zulqa’dah disebut secara implisit dalam ayat berikut sebagai bagian dari empat bulan haram: Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya…”
(QS. At-Taubah: 36)
 
Makna Zulqa’dah dari ayat ini:
Zulqa’dah adalah salah satu dari empat bulan haram (ذو القعدة، ذو الحجة، محرم، رجب).
Larangan menzalimi diri (berbuat dosa) lebih tegas di bulan ini.
Didorong untuk meningkatkan ketakwaan dan menjauhi konflik.
2. Momentum Mendekatkan Diri kepada Allah
Masih dari QS. At-Taubah: 36, frasa “jangan menzalimi diri kalian padanya” juga dipahami oleh para mufassir sebagai:
Larangan keras untuk maksiat.
Anjuran kuat untuk taubat, muhasabah, dan amal salih.
Karena setiap dosa di bulan haram pahalanya dilipatgandakan, begitu pula dosanya.
3. Makna Simbolik “قعد” (Duduk / Diam)
Meskipun tidak disebut dalam teks Al-Qur’an dengan nama “Zulqa’dah”, namun akar katanya قعد (duduk) sangat bermakna:
Zulqa’dah berarti “bulan duduk” — orang-orang Arab berhenti dari peperangan dan duduk dalam damai.
Ini sesuai dengan spirit ayat yang melarang aniaya di bulan-bulan haram.
4. Relevansi dengan Peristiwa Hudaibiyah (QS. Al-Fath: 27)
Perjanjian Hudaibiyah terjadi pada bulan Zulqa’dah. Allah berfirman:
“Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpi itu dengan sebenar-benarnya: ‘Sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, jika Allah menghendaki, dalam keadaan aman…’”(QS. Al-Fath: 27)
Makna terkait Zulqa’dah:
Meski tidak disebut eksplisit, ayat ini berkaitan dengan peristiwa di bulan Zulqa’dah.
Mengajarkan makna kesabaran, strategi damai, dan kemenangan lewat tanpa pertumpahan darah — selaras dengan semangat bulan haram.
Kesimpulan: Zulqa’dah menurut Al-Qur’an:
1.Salah satu dari 4 bulan suci (QS At-Taubah: 36).
2.Waktu untuk menjauhi kezaliman dan dosa.
3.Simbol keheningan, kedamaian, dan ibadah.
4.Momentum penyucian jiwa dan kemenangan lewat damai (QS. Al-Fath: 27).
5. Bulan yang Dihormati (شهر محترم) – QS. Al-Baqarah: 217
Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah: ‘Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar…’”
(QS. Al-Baqarah: 217)
Makna Zulqa’dah:
Dilarang berperang di bulan ini.
Ditegaskan bahwa larangan ini bersumber dari kehormatan bulan haram, termasuk Zulqa’dah.
Mengandung pesan agar umat menahan diri dari kekerasan dan menciptakan suasana damai.
6. Momentum Penyucian Jiwa – QS. Al-A’raf: 142
Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa (untuk bermunajat) selama tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan dengan sepuluh (malam lagi)…”(QS. Al-A’raf: 142)
Makna Zulqa’dah:
Menurut sebagian tafsir (Tafsir al-Mizan & al-Qummi), 30 malam ini adalah bulan Zulqa’dah, dan 10 malam tambahan adalah 10 pertama Dzulhijjah.
Zulqa’dah menjadi bulan mujahadah dan penyucian diri, seperti yang dilakukan Nabi Musa as.
7. Pelipatgandaan Amal dan Dosa – QS. Al-An’am: 160
Barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya sepuluh kali lipat pahalanya…”(QS. Al-An’am: 160)
Makna Zulqa’dah:
Dalam konteks bulan haram seperti Zulqa’dah, pahala dan dosa dilipatgandakan (sebagaimana ditegaskan dalam Tafsir al-Tha’labi dan Tafsir al-Mizan).
Maka amal baik menjadi lebih bermakna, dan maksiat lebih berbahaya.
8. Waktu Taat dan Takwa – QS. Al-Hajj: 32; Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu adalah dari ketakwaan hati.”(QS. Al-Hajj: 32)
Makna Zulqa’dah:
Zulqa’dah adalah bulan menjelang puncak syiar (haji di Dzulhijjah).
Mengagungkannya dengan amal saleh dan menjauhi dosa adalah bentuk takwa batin yang dalam.
9. Waktu untuk Damai dan Strategi Bijak – QS. Al-Fath: 1;
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.”
(QS. Al-Fath: 1)
Makna Zulqa’dah:
Perjanjian Hudaibiyah terjadi di Zulqa’dah, namun disebut sebagai “kemenangan nyata”.
Ini menunjukkan bulan ini sangat cocok untuk perdamaian strategis, bukan konfrontasi.
10. Bukti Bahwa Ketentuan Allah Lebih Utama – QS. At-Taubah: 37
Sesungguhnya menunda-nunda (bulan haram) itu hanyalah menambah kekafiran…”
(QS. At-Taubah: 37)
Makna Zulqa’dah: Allah menegur kaum Arab jahiliyah yang mengubah urutan bulan haram demi kepentingan duniawi.
Zulqa’dah termasuk bulan yang tidak boleh diganti atau diotak-atik, menunjukkan kemuliaannya berasal dari ketetapan langsung Allah.
Ringkasan 10 Makna Zulqa’dah Menurut Al-Qur’an:
No Makna Sumber Ayat
1 Bulan haram At-Taubah: 36
2 Larangan menzalimi diri At-Taubah: 36
3 Bulan perdamaian Al-Baqarah: 217
4 Bulan penyucian jiwa Al-A’raf: 142
5 Pelipatgandaan amal/dosa Al-An’am: 160
6 Tanda ketakwaan hati Al-Hajj: 32
7 Momentum umrah Nabi saw Al-Fath: 27
8 Waktu strategi damai Al-Fath: 1
9 Bulan jangan digeser At-Taubah: 37
10 Bulan tenang sebelum haji Seluruh konteks haji
 
Makna dan keutamaan bulan Zulqa’dah menurut hadis-hadis Nabi Muhammad (saw) dan para Imam Ahlul Bait (as):
1. Salah Satu Bulan Haram yang Dimuliakan
Sesungguhnya zaman telah berputar sebagaimana bentuknya pada hari Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun terdiri dari dua belas bulan, di antaranya empat bulan haram…”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Zulqa’dah termasuk dalam empat bulan haram: Zulqa’dah, Zulhijjah, Muharram, dan Rajab.
Artinya, ia disucikan, dan segala amal diperberat nilainya.
2. Bulan Dimulainya Musim Haji
Musim haji itu adalah bulan-bulan yang telah diketahui.”
(HR. al-Tirmidzi; lihat juga tafsir QS. Al-Baqarah: 197)
Para ulama hadis menafsirkan bahwa Syawal, Zulqa’dah, dan 10 hari pertama Dzulhijjah adalah bulan-bulan haji. Maka, Zulqa’dah memiliki nilai persiapan ruhani menuju perjumpaan dengan Allah.
3. Rasulullah Melaksanakan Umrah di Bulan Ini
Sesungguhnya Nabi melakukan empat umrah, semuanya pada bulan Zulqa’dah, kecuali umrah yang beliau gabungkan dengan haji.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Artinya, bulan ini sangat dianjurkan untuk ibadah umrah, dan menjadi momentum berkah.
4. Bulan Terjadinya Perjanjian Hudaibiyah
Dalam banyak riwayat (termasuk Sirah Ibn Hisham), Perjanjian Hudaibiyah terjadi pada Zulqa’dah tahun ke-6 H. Meskipun tampak merugikan, Nabi menyebutnya sebagai “fathun mubīn” (kemenangan nyata) (lihat QS. Al-Fath: 1), menunjukkan makna hikmah dan damai di bulan ini.
5. Dianjurkan Perbanyak Amal Salih
Imam Ali bin Abi Thalib (as) berkata:”Sesungguhnya Allah memiliki waktu-waktu pilihan di antara tahun, maka janganlah kalian menzalimi diri kalian di dalamnya.”
(Nahjul Balaghah, Hikmah 192)
Bulan haram seperti Zulqa’dah adalah waktu khusus untuk meningkatkan ibadah dan menghindari dosa.
6. Bulan Dikabulkannya Doa
Imam Ja’far al-Shadiq (as):
“Sesungguhnya di bulan haram, pintu-pintu langit terbuka. Maka perbanyaklah berdoa, karena ia tidak akan tertolak.”
(Bihar al-Anwar, 97/368)
Zulqa’dah sebagai bulan haram adalah waktu mustajab untuk memohon rahmat dan ampunan.
7. Doa dan Puasa di Bulan Ini Dianjurkan
Disebutkan dalam kitab Mafatih al-Jinan, bahwa puasa pada hari-hari Kamis, Jumat, dan Sabtu di bulan haram (termasuk Zulqa’dah) memiliki pahala sangat besar.
Barang siapa berpuasa pada tiga hari tersebut, maka dicatat baginya pahala 900 tahun ibadah.”
(Mafatih al-Jinan, bab amal bulan-bulan haram)
8. Awal Pengasingan Jiwa (Khalwah) Nabi Musa as
Menurut Imam Ja’far Shadiq (as), seperti dalam Tafsir al-Qummi:
“30 hari yang disebut dalam QS. Al-A’raf: 142 adalah bulan Zulqa’dah, dan 10 malam tambahan adalah awal Dzulhijjah.”
Ini menunjukkan bulan ini adalah waktu khalwah dan pembersihan diri, seperti yang dilakukan Nabi Musa as.
9. Awal Turunnya Rahmat Sebelum Idul Adha
Rasulullah saw bersabda:Tidak ada hari-hari yang lebih besar di sisi Allah dan lebih dicintai untuk beramal di dalamnya daripada sepuluh hari pertama Dzulhijjah.”
(HR. Ahmad dan al-Darimi)
Zulqa’dah menjadi pintu pembuka menuju hari-hari termulia di awal Dzulhijjah.
10. Waktu untuk Memperbaiki Diri dan Menjauhi Konflik
Rasulullah saw bersabda:
“Dalam empat bulan haram, tidak boleh menzalimi, tidak boleh menumpahkan darah, dan setiap pelanggaran menjadi berlipat dosanya.”(Majma’ al-Zawa’id, 7/74)
Zulqa’dah mengandung makna damai, introspeksi, dan ketenangan spiritual.
Kesimpulan 10 Makna Zulqa’dah dalam Hadis:
No Makna Sumber Hadis
1 Bulan haram Bukhari-Muslim
2 Awal musim haji Tirmidzi
3 Umrah Nabi di dalamnya Bukhari-Muslim
4 Perjanjian Hudaibiyah Sirah Nabawiyyah
5 Waktu amal salih Nahjul Balaghah
6 Waktu mustajab doa Bihar al-Anwar
7 Anjuran puasa Mafatih al-Jinan
8 Awal khalwah Nabi Musa Tafsir al-Qummi
9 Pintu 10 hari agung HR. Ahmad
10 Bulan damai dan refleksi Majma’ al-Zawa’id
 
Makna dan keutamaan bulan Zulqa’dah menurut hadis-hadis Ahlul Bayt (as), bersumber dari kitab-kitab Syiah seperti Bihar al-Anwar, Mafatih al-Jinan, Tafsir al-Qummi, dan lainnya:
1. Termasuk Bulan Haram yang Disucikan
Imam Ja’far al-Shadiq (as) berkata:”Empat bulan haram adalah Rajab yang berada sendirian, dan tiga lainnya berurutan: Zulqa’dah, Zulhijjah, dan Muharram.”(al-Kāfī, j. 4, h. 148)
Makna: Zulqa’dah adalah waktu suci yang dijadikan oleh Allah untuk meninggalkan dosa dan menyucikan jiwa.
2. Bulan Terbukanya Pintu Langit dan Mustajabnya Doa
Imam Shadiq (as):”Sesungguhnya di bulan-bulan haram, pintu-pintu langit dibuka. Maka perbanyaklah doa dan permohonan kepada Allah.”
(Bihar al-Anwar, j. 97, h. 368)
Makna: Zulqa’dah adalah waktu terbaik untuk bermunajat, memohon ampunan, dan menyampaikan hajat.
3. Waktu Persiapan Spiritual Menuju Haji
Imam al-Baqir (as):”Musim haji itu dimulai sejak Syawal dan Zulqa’dah, hingga sepuluh malam pertama Dzulhijjah.”(Tafsir al-Qummi, tafsir QS. Al-Baqarah: 197)
Makna: Zulqa’dah adalah masa pemurnian jiwa sebelum wukuf di Arafah.
4. Bulan Khalwah Nabi Musa as (Isyarat Ruhani)
Imam Ja’far al-Shadiq (as):”Tiga puluh malam yang Allah janjikan kepada Musa adalah bulan Zulqa’dah, dan sepuluh malam tambahan adalah sepuluh pertama Dzulhijjah.”
(Tafsir al-Qummi, QS. Al-A’raf: 142)
Makna: Zulqa’dah adalah waktu khalwat dan pembersihan ruh — seperti jalan makrifat Nabi Musa as.
5. Puasa Tiga Hari yang Setara 900 Tahun Ibadah
Dari Imam Shadiq (as):”Barang siapa berpuasa pada hari Kamis, Jumat, dan Sabtu di bulan-bulan haram, maka Allah akan mencatat baginya pahala ibadah selama 900 tahun.”(Mafatih al-Jinan, bab A’mal Bulan Haram)
Makna: Tiga hari puasa di bulan ini memiliki nilai spiritual luar biasa besar.
6. Anjuran Menghidupkan Malam dan Berdzikir
Imam Ali Zainal Abidin (as):
“Hidupkanlah malam-malam bulan haram dengan dzikir dan istighfar, karena itu adalah malam-malam yang agung.”
(Iqbal al-A’mal, Ibn Thawus)
Makna: Malam-malam Zulqa’dah sangat cocok untuk penguatan ruhani dan penyucian dosa.
7. Momentum Taubat Nasional Umat
Imam al-Shadiq (as):
“Sesungguhnya Allah membukakan pintu-pintu rahmat-Nya di bulan-bulan haram agar hamba-hamba-Nya kembali dan membersihkan dosa mereka.”
(Bihar al-Anwar, j. 97, h. 367)
Makna: Zulqa’dah adalah musim taubat kolektif — ajakan rahmat bagi seluruh umat.
8. Waktu Kemenangan Damai Nabi saw
Walaupun hadis ini tidak langsung dari Ahlul Bait, namun Ahlul Bait memaknai perjanjian Hudaibiyah sebagai strategi suci:Imam Ali (as):
“Sesungguhnya perjanjian yang Rasulullah buat di Hudaibiyah adalah kunci pembuka kemenangan dan hujjah atas seluruh Quraisy.”
(Nahjul Balaghah, Khutbah 200)
Makna: Zulqa’dah adalah bulan kebijakan, hikmah, dan kemenangan tanpa pedang.
9. Pahala Dilipatgandakan, Dosa Diperingatkan
Imam Baqir (as):”Amalan baik akan dilipatgandakan di bulan-bulan haram, dan kezaliman menjadi sangat berat dosanya.”
(al-Kāfī, j. 4, h. 147)
Makna: Ini adalah musim emas untuk beramal saleh dan menjauhi maksiat.
10. Momentum untuk Kedamaian dan Refleksi
Imam Ali (as):
“Bulan-bulan haram adalah waktu untuk menyimpan pedang dan menenangkan hati, karena Allah ingin kedamaian bagi hamba-Nya.”
(Ghurar al-Hikam, hadis 8865)
Makna: Zulqa’dah adalah bulan ketenangan, bukan konflik — cocok untuk kontemplasi dan damai batin.
 
Kesimpulan 10 Makna Zulqa’dah Menurut Hadis Ahlul Bait (as)
No Makna Sumber Hadis
1 Termasuk bulan haram al-Kafi
2 Pintu langit dibuka Bihar al-Anwar
3 Awal musim haji ruhani Tafsir al-Qummi
4 Bulan khalwah Musa as Tafsir al-Qummi
5 Puasa 3 hari = 900 tahun pahala Mafatih al-Jinan
6 Malam dzikir & istighfar Iqbal al-A’mal
7 Musim taubat nasional Bihar al-Anwar
8 Bulan kemenangan damai Nahjul Balaghah
9 Amal dilipatganda al-Kafi
10 Waktu kedamaian jiwa Ghurar al-Hikam
 
Makna dan penafsiran bulan Zulqa’dah menurut para mufasir, khususnya dari kalangan Ahlul Bait (Syiah) dan tafsir-tasawuf, yang menggali makna zahir dan batin dari ayat-ayat Al-Qur’an terkait Zulqa’dah dan bulan-bulan haram:
1. Bulan Haram yang Disucikan oleh Allah
Rujukan: QS. At-Taubah (9): 36
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan… di antaranya empat bulan haram.”
Tafsir al-Mīzān (Allamah Thabathaba’i): Zulqa’dah termasuk bulan yang dimuliakan secara ontologis (fitri), bukan hanya simbolik. Maknanya: Waktu ini membawa energi sakral yang secara batin mengurangi kecenderungan maksiat dan mendorong jiwa pada ketenangan.
2. Waktu Terbukanya Jalur Spiritual Langit
Tafsir Nur al-Tsaqalayn:
Ayat-ayat tentang “bulan haram” dikaitkan oleh Imam Shadiq (as) dengan waktu ketika “pintu-pintu langit terbuka.”
Maknanya: Zulqa’dah adalah waktu kosmik terbukanya hijab antara langit dan bumi.
3. Bulan Dimulainya Musim Haji Ruhani
Rujukan: QS. Al-Baqarah (2): 197
“Musim haji itu adalah beberapa bulan yang diketahui…”
Tafsir al-Qummi:
Musim haji dimulai dari Syawal, Zulqa’dah, hingga 10 hari awal Dzulhijjah. Makna batin: Zulqa’dah adalah pra-mi’raj ruhani, fase menyiapkan diri untuk puncak pertemuan (wuṣūl) di Arafah.
4. Bulan Musa Berdialog dengan Allah
Rujukan: QS. Al-A’raf (7): 142
“Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa tiga puluh malam, lalu Kami sempurnakan dengan sepuluh malam…”
Tafsir al-Qummi (Imam Shadiq):
30 malam itu adalah Zulqa’dah, dan 10 malam tambahan adalah awal Dzulhijjah. Makna tasawuf: Zulqa’dah adalah bulan khalwah (penyepian), pembersihan dari dunia, untuk menyongsong tajalli (penampakan) cahaya Allah.
5. Bulan Kemenangan Damai
Rujukan: QS. Al-Fath (48): 1
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata…”
Tafsir al-Burhān:”Ayat ini turun setelah Perjanjian Hudaibiyah di bulan Zulqa’dah. Makna ruhani: Zulqa’dah mengandung energi kemenangan tanpa pertumpahan darah, simbol keberhasilan melalui hikmah dan sabar.
6. Waktu Menghentikan Kekerasan Jiwa
Rujukan: QS. Al-Baqarah (2): 217
Berperang di dalam bulan haram adalah dosa besar…”
Tafsir Majma’ al-Bayan (Thabarsi):
Larangan berperang juga bermakna menahan diri dari hawa nafsu.
Makna sufistik: Zulqa’dah adalah waktu jihad an-nafs, menghentikan kekerasan batin.
7. Peluang Besar untuk Amal Saleh
Tafsir al-Mīzān: Dalam bulan haram, amal saleh dilipatgandakan karena frekuensi rahmat lebih padat.
Makna ruhani: Ibadah di Zulqa’dah lebih cepat naik ke langit karena “cuaca batin” sedang cerah.
8. Momentum Menjernihkan Diri dan Berdamai
Tafsir Fi Zilal al-Qur’an (Sayyid Qutb): Zulqa’dah menciptakan ruang sosial damai, juga ruang pribadi reflektif. Makna batin: Ini adalah bulan untuk memperbaiki relasi — baik dengan Allah maupun sesama.
9. Waktu Menghidupkan Cinta Ilahi
Tafsir Shufi seperti Tafsir al-Tustari:
Bulan haram adalah waktu tadzakur — mengingat Allah secara mendalam. Makna tasawuf: Zulqa’dah adalah pintu kontemplasi, waktu memperdalam mahabbah dan makrifat.
10. Bulan Awal Turunnya Cahaya untuk 10 Hari Arafah
Tafsir ’Arifin seperti Ibn Arabi:
Zulqa’dah ibarat “fajar ruhani” sebelum terbitnya matahari Arafah dan Idul Adha. Makna batin: Ia menyiapkan wadah hati agar siap menyambut curahan rahmat ilahi yang besar di awal Dzulhijjah.
Ringkasan 10 Makna Menurut Mufasir
No Makna Sumber Tafsir
1 Bulan disucikan Allah Tafsir al-Mīzān
2 Pintu langit terbuka Tafsir Nur al-Tsaqalayn
3 Awal musim haji ruhani Tafsir al-Qummi
4 Bulan khalwah Musa as Tafsir al-Qummi
5 Bulan kemenangan damai Tafsir al-Burhān
6 Jihad melawan nafsu Tafsir Majma’ al-Bayan
7 Amal saleh dilipatganda Tafsir al-Mīzān
8 Bulan berdamai & refleksi Fi Zilal al-Qur’an
9 Kontemplasi cinta Ilahi Tafsir Tustari
10 Cahaya sebelum Arafah Tafsir Ibn Arabi
 
Makna bulan Zulqa’dah menurut para ahli makrifat dan hakikat—khususnya dalam tradisi irfan (tasawuf falsafi) dan hakikat Syiah—yang menggali dimensi batin, rahasia waktu, dan perjalanan jiwa:
1. Bulan Ketenangan Kosmik (سكون الكوني)
Ahli hakikat melihat Zulqa’dah sebagai fase diam kosmik, di mana energi perlawanan (nafsu) dilembutkan. Zulqa’dah adalah “nafas ketenangan” dalam perjalanan spiritual tahunan. Seorang arif menahan gerak lahir untuk menyimak suara batin.
2. Bulan Turunnya Sakīnah ke dalam Qalb
Sakīnah (ketenangan ilahiah) turun kepada hati yang bersih di bulan ini, sebagaimana terjadi pada Nabi Musa as saat munajat.
Zulqa’dah adalah musim sakinah, tempat hati mulai mengenali Tuhan tanpa suara, tanpa isyarat.
3. Awal Mi’raj Ruhani Menuju Arafah
Para sufi Syiah memaknai Zulqa’dah sebagai pra-wukuf batin, yaitu naiknya ruh ke Arafah batin pada Dzulhijjah.
Zulqa’dah adalah tangga awal mi’raj ruhani — ibarat tahannuts Nabi di Gua Hira sebelum wahyu.
4. Bulan Diam, Bukan Doa
Dalam hikmah makrifat:”Ada waktu untuk berbicara (doa), ada waktu untuk diam (syuhud).”
Zulqa’dah adalah bulan diam, bulan menyaksikan, bukan sekadar memohon.
Diam dalam Zulqa’dah membawa tajalli batin, menyaksikan Allah dengan hati yang bening.
5. Pintu Malakut Dibuka bagi yang Suci
Menurut para arif, bulan-bulan haram adalah musim terbukanya hijab malakut bagi yang telah bersih dari kegelapan dunia.
Zulqa’dah adalah saat jiwa naik ke alam malakut untuk menerima cahaya dari “luh al-mahfuz”.
6. Bulan Tawajjuh (orientasi ruh ke Haqq)
Para ahli hakikat memulai Zulqa’dah dengan niat kembali sepenuhnya pada Allah — tawajjuh mutlak.
Ini adalah bulan mengosongkan diri dari segala selain Allah (tajrid) agar bisa dipenuhi oleh Dia.
7. Bulan Nafas Kehampaan (نفس الفناء)
Zulqa’dah dianggap sebagai bulan untuk melatih fana (lebur)—membiarkan ego melemah.
Sufi yang arif merasakan kehilangan dirinya, bukan karena sedih, tapi karena tenggelam dalam kehadiran-Nya.
8. Cermin Jernih untuk Tajalli Ilahi
Zulqa’dah seperti cermin tanpa debu, siap menerima cahaya tajalli (penampakan rahmat dan nama-nama Allah).
Bulan ini adalah waktu kontemplasi yang dalam, di mana Haqq menampakkan wajah-Nya dalam diam.
9. Waktu untuk Melihat Dosa Sebagai Tirai
Ahli makrifat melihat maksiat bukan sekadar pelanggaran, tapi tirai yang menutup cahaya.
Zulqa’dah menjadi musim mencabut tirai-tirai batin, bukan hanya tobat lisan, tapi tobat wujud.
10. Latihan untuk Wukuf Hakikat di Arafah
Zulqa’dah adalah madrasah batin untuk wukuf, bukan berdiri di padang pasir, tapi berdiri di hadapan Wujud Mutlak.
Zulqa’dah melatih kesadaran diri untuk berkata,”Labbayka la syarīka laka labbayk” dari dalam batin, bukan dari lisan.
Ringkasan 10 Makna Zulqa’dah Menurut Ahli Makrifat
No Makna Ruhani Penjelasan
1 Ketenangan kosmik Jiwa diam, alam tenang
2 Turunnya sakinah Hati mulai menyaksikan
3 Awal mi’raj ruhani Menuju Arafah batin
4 Bulan syuhud diam Doa ditukar dengan penglihatan batin
5 Pintu malakut terbuka Bagi jiwa yang bersih
6 Tawajjuh ke Haqq Kosong dari selain-Nya
7 Nafas fana Melemahkan ego dan hasrat
8 Cermin tajalli Hati jernih memantulkan Nur-Nya
9 Tobat hakiki Mencabut tirai-tirai batin
10 Latihan wukuf batin Berdiri hadapan-Nya secara hakikat
 
Makna Zulqa‘dah menurut ahli hakikat dari kalangan Syiah, khususnya dari tradisi ‘irfān (gnosis) dan hikmah batin Ahlul Bait:
1. Bulan Kesunyian Wujud (صمت الوجود)
Menurut para arif Syiah, Zulqa‘dah adalah masa sunyi kosmik, saat segala sesuatu kembali ke asal diamnya — seperti fitrah awal penciptaan. Maknanya: Ini adalah bulan menundukkan gerak batin, tempat ruh menyatu dengan asal penciptaannya sebelum dunia mencemarinya.
2. Waktu Tarikan Ilahi (جذب إلهي)
Imam Ja‘far al-Shadiq (as) berkata:
“Ada saat ketika Allah lebih mendekat kepada hamba-Nya daripada biasanya.” Menurut ahli hakikat, Zulqa‘dah termasuk musim penarikan ilahiah, bukan usaha hamba menuju Allah, tapi Allah yang menarik hamba kepada-Nya.
3. Bulan Tajalli al-Sukūn (تجلّي السكون)
Ahli hakikat Syiah meyakini bahwa ketenangan dalam bulan ini adalah manifestasi dari nama Allah “As-Salām”, yang tidak sekadar “damai”, tapi keseimbangan dan ketertiban wujud.
4. Awal Mi‘raj Jiwa Menuju Nur al-Arafah
Zulqa‘dah adalah pra-persiapan jiwa untuk berdiri di Arafah secara batin, bukan fisik. Arafah menurut arif Syiah bukan padang pasir, tapi maqam “ma‘rifah”.
5. Bulan Pencabutan Hujub (كشف الحجب)
Zulqa‘dah adalah saat tirai-tirai (ḥujub) antara hamba dan Haqq mulai menipis, agar saat tiba 10 Dzulhijjah, tajalli bisa ditampakkan tanpa hambatan.
6. Medan Tajrid (ميدان التجريد)
Menurut Sadr al-Din Shirazi (Mulla Sadra), bulan ini adalah fase awal tajrid: melepas semua ketergantungan pada selain Allah.
Maknanya: Zulqa‘dah adalah bulan pemisahan—bulan memutus simpul dengan dunia.
7. Simbol Tawassuth Waktu (الوسَط)
Secara spiritual, Zulqa‘dah adalah bulan ke-11 dari hijriah, berada di tengah antara huru-hara dunia (Syawal) dan ledakan makrifat (Dzulhijjah). Maknanya: Ia menjadi “jembatan hakikat”, waktu netral, cocok untuk khalwah dan dzikr batin.
8. Musim Taubat Makrifat (توبة العارف)
Taubat dalam Zulqa‘dah bukan sekadar meninggalkan dosa, tetapi taubat makrifat:”Bertobat karena pernah lupa memandang Allah dalam setiap gerak.”
9. Penyiapan Wujud untuk Al-Tanazzul al-Ilāhī
Bulan ini adalah ladang menyiapkan wujud, agar siap menerima tanazzul (turunnya rahmat Allah) yang puncaknya di hari Arafah dan Idul Adha.
10. Bulan Pengisian Qalb dengan Nur
Sebagaimana Musa as menyiapkan 30 malam untuk miqat dengan Tuhan (QS. al-A’raf: 142), para arif Syiah melihat Zulqa‘dah sebagai miqat batin — mengosongkan diri dari semua selain-Nya agar hanya Nur Ilahi yang tersisa.
Ringkasan Makna Zulqa‘dah Menurut Ahli Hakikat Syiah
No Makna Penjelasan
1 Kesunyian wujud Diam hakiki sebagai dasar pencapaian ruhani
2 Tarikan Ilahi Bukan usaha ke atas, tapi ditarik ke dalam
3 Tajalli As-Salām Kedamaian batin sebagai cermin Nama Allah
4 Awal mi‘raj ruh Menuju Arafah batin, bukan fisik
5 Pencabutan tirai Agar cahaya dapat masuk tanpa penghalang
6 Tajrid wujud Melepas selain Allah
7 Jembatan ruhani Di antara dunia dan puncak ma‘rifah
8 Taubat arif Taubat karena lupa pada kehadiran Tuhan
9 Penyiapan tajalli Menyucikan wujud demi turunnya rahmat
10 Pengisian qalb Miqat batin sebelum pertemuan nurani
 
Kisah dan cerita pendek yang menggambarkan makna hakikat bulan Zulqa‘dah menurut para arif dan ahli makrifat. Setiap kisah mencerminkan satu dimensi ruhani dari bulan ini:
1. Musa di Miqat: Diam dalam Cahaya
Saat Nabi Musa as dipanggil ke gunung Sinai selama 30 malam (Zulqa‘dah), ia meninggalkan semua urusan dunia. Ia tidak membawa bicara, hanya membawa diam dan rindu. Di sanalah, ia menjadi cermin tajalli bagi Kalamullah. Makna: Bulan Zulqa‘dah adalah bulan pengosongan diri sebelum menerima kalam dari Tuhan.
2. Imam Ali dan Waktu yang Diam
Suatu malam, Imam Ali as masuk ke masjid saat semua orang tertidur. Ia berkata:”Diam di waktu-waktu tertentu lebih agung daripada dzikir yang keras.” Zulqa‘dah, menurut beliau, adalah bulan mendengar suara batin sendiri, bukan suara dunia. Makna: Terkadang, diam di hadapan Allah lebih dalam daripada ribuan kata.
3. Arif yang Menolak Ziarah
Seorang murid bertanya pada gurunya:”Mengapa engkau tidak berangkat haji tahun ini, padahal bulan Zulqa‘dah telah datang?”
Sang guru menjawab:”Karena aku masih belum mengenal Ka‘bah dalam diriku sendiri. Kalau aku datang ke rumah-Nya, tanpa mengenali Tuhan-nya, itu ziarah yang hampa.” Makna: Zulqa‘dah adalah bulan menemukan Baitullah di dalam hati, sebelum menemuinya di luar.
4. Kisah Pemuda yang Terdiam
Seorang pemuda sufi menangis dalam khalwah-nya selama Zulqa‘dah. Ia tidak membaca doa, tidak menangis dalam suara, hanya terdiam. Gurunya bertanya:
“Apa yang kau lakukan malam ini?”
Ia menjawab:”Aku belajar mendengar apa yang Allah bisikkan dalam diam.” Makna: Zulqa‘dah adalah waktu untuk mendengar Allah, bukan selalu berbicara kepada-Nya.
5. Dosa yang Membuatnya Berjalan Tanpa Nafas
Seorang arif berkata:”Aku melakukan satu dosa kecil. Tapi Zulqa‘dah datang dan aku tak sanggup berbicara. Nafasku menjadi berat.”
Ia lalu bertobat bukan karena takut neraka, tapi karena ia merasa terputus dari Nur-Nya. Makna: Zulqa‘dah menyadarkan bahwa dosa adalah hijab, bukan sekadar kesalahan.
6. Arafah di Dalam Diri
Seorang murid bertanya:”Kapan aku akan berdiri di Arafah?” Sang guru menjawab:”Ketika Zulqa‘dah mengosongkan dadamu dari dunia, dan Dzulhijjah memenuhi hatimu dengan Allah.” Makna: Zulqa‘dah adalah jalan menuju Arafah batin, bukan hanya perjalanan ke Makkah.
7. Khalwah Imam Sajjad (as)
Disebutkan dalam atsar bahwa Imam Ali Zainal Abidin as suka menyendiri di akhir Syawal hingga Zulqa‘dah, tidak karena uzlah sosial, tetapi karena ingin membersihkan hatinya sebelum musim haji. Makna: Zulqa‘dah adalah bulan latihan penyucian batin, menjelang mi’raj spiritual di Dzulhijjah.
8. Rahasia Diam dari Sayyid Bahar al-‘Ulum
Sayyid Bahar al-‘Ulum pernah berkata:”Zulqa‘dah adalah bulan yang membuat para wali menyembunyikan rahasia mereka. Karena bukan semua cahaya boleh dibagikan sebelum waktunya tiba.” Makna: Ada cahaya batin yang hanya turun saat jiwa dalam tunduk dan sunyi.
9. Miqat di Bawah Bintang
Seorang sufi tidur di padang pasir selama 30 malam Zulqa‘dah, menghadap langit, tanpa atap, tanpa lampu, hanya bintang. Ia berkata:
“Setiap bintang adalah ayat, dan Zulqa‘dah membuatku mampu membacanya.” Makna: Zulqa‘dah membuka mata batin untuk membaca ayat-ayat semesta.
10. Kaum Langit yang Turun
Dalam riwayat batin disebutkan bahwa di bulan Zulqa‘dah, para arwah arifin turun di malam hari ke dunia ini untuk mendampingi jiwa-jiwa yang mencari Allah. Tapi mereka hanya mendekat pada hati yang sunyi dan bersih. Makna: Zulqa‘dah adalah waktu interaksi ruhani antara dunia dan malakut.
 
Kesimpulan; Bulan Zulqa‘dah bukan hanya waktu kalender, tapi miqat ruhani. Ia adalah panggilan batin untuk kembali ke diam, suci, dan fana sebelum naik ke makrifat Arafah dan kurban di Dzulhijjah.
 
Manfaat (fadhilah) bulan Zulqa‘dah menurut riwayat dan ajaran Ahlul Bait (as), lengkap dengan doa-doa yang dianjurkan di dalamnya:
1. Bulan Haram: Waktu Paling Tenang untuk Ibadah
Zulqa‘dah termasuk bulan haram (suci) yang diharamkan peperangan, sangat dianjurkan untuk khalwah, dzikir, dan penyucian diri.
‎ “اللَّهُمَّ اجعلني من التوّابين واجعلني من المتطهّرين”
“Ya Allah, jadikan aku termasuk orang-orang yang bertobat dan yang suci.”
2. Awal Persiapan Menuju Haji Batin
Bulan ini adalah pembukaan ruhani menuju mi‘raj haji, baik fisik maupun batin.
Doa Imam Sajjad as:
‎ “اللهمّ وفّقني لما تحبّ وترضى، واجعل قلبي لك طاهراً”
“Ya Allah, berilah aku taufiq untuk hal yang Engkau cintai dan ridhai, dan jadikan hatiku suci untuk-Mu.”
3. Bulan Taubat yang Halus (Tawbat al-Khawas)
Taubat di bulan ini lebih diterima, karena merupakan bulan rahmat dan kesunyian jiwa.
‎ “أستغفر الله الذي لا إله إلا هو الحيّ القيّوم وأتوب إليه”
“Aku memohon ampun kepada Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri sendiri, dan aku bertobat kepada-Nya.”
4. Awal 10 Malam Terbaik (hingga Dzulhijjah)
Dari akhir Zulqa‘dah menuju awal Dzulhijjah adalah 10 malam terbaik untuk amal saleh (lihat QS. Al-Fajr: 2).
‎ “اللهمّ لا تجعلني من الغافلين، وبلّغني خير لياليك”
“Ya Allah, jangan jadikan aku dari orang-orang lalai, dan sampaikan aku pada malam-malam terbaik-Mu.”
5. Pintu Ma‘rifat Terbuka Lebih Luas
Zulqa‘dah dikenal oleh arifin sebagai bulan “tajalli al-futūhāt”—banyak ilham dan ma‘rifat turun.
‎ “اللهمّ افتح عليّ فتوح العارفين بك”
“Ya Allah, bukakan untukku pembukaan para arif yang mengenal-Mu.”
6. Bulan Diam Ruhani (صمت النفس)
Bulan ini baik untuk menenangkan jiwa, mengendalikan nafsu dan kata-kata berlebih.
‎ “اللهمّ طهّر لساني من اللغو، وقلبي من الغفلة”
“Ya Allah, sucikan lisanku dari sia-sia dan hatiku dari kelalaian.”
7. Menambah Amal Sunah yang Berlipat Ganda
Manfaat: Amal sunah seperti puasa, sedekah, dan shalat malam dilipatgandakan di bulan haram ini.
‎اللهمّ اجعلني ممّن يسارعون في الخيرات”
“Ya Allah, jadikan aku termasuk orang-orang yang berlomba-lomba dalam kebaikan.”
8. Ziarah kepada Imam Ridha (as)
Tanggal 11 Zulqa‘dah adalah hari lahir Imam Ali Ridha (as) — dianjurkan ziarah dan membaca doa-doa beliau.
Doa (ziarah singkat):
‎ “السلام عليك يا شمس الشموس، أيها الرضا المرتضى”
“Salam atasmu wahai matahari dari segala cahaya, wahai Ridha yang diridhai.”
9. Hari Dikenal Allah (Yawm Ma‘lūm)
Bulan ini disebut para arif sebagai bagian dari “Ayyām Ma‘lūmāt” — hari-hari pengenalan terhadap Allah (QS. Al-Hajj: 28).
‎اللهمّ عرّفني نفسك حتى لا أحتاج إلى غيرك”
“Ya Allah, perkenalkanlah Diri-Mu kepadaku hingga aku tak butuh kepada selain-Mu.”
10. Waktu Menarik Rahmat yang Tersembunyi
Bulan ini memiliki rahmat tersembunyi, sebagaimana malam Lailatul Qadr, tapi dalam bentuk ketenangan, bukan kejutan.
‎اللهمّ ارزقني رحمة خفيّة تُصلح بها
‎ أمري كلّه”
“Ya Allah, karuniakan aku rahmat yang tersembunyi, yang memperbaiki seluruh urusanku.”
Kesimpulan dalam Tabel Ringkas
No Manfaat Zulqa‘dah Doa Pendek
1Bulan Haram & damai
‎اللَّهُمَّ اجعلني من المتطهّرين
2Persiapan Haji Batin
‎وفّقني لما تحبّ وترضى
3Taubat para arifin
‎أستغفر الله وأتوب إليه
4Awal 10 malam terbaik
‎لا تجعلني من الغافلين
5Pintu ma‘rifat terbuka
‎افتح عليّ فتوح العارفين
6Diam dan tenang batin
‎طهّر لساني وقلبي
7Amal sunah berlipat
‎يسارعون في الخيرات
8Ziarah Imam Ridha
‎السلام عليك يا شمس الشموس
9Hari pengenalan Allah
‎عرّفني نفسك
10Rahmat tersembunyi
‎ارزقني رحمة خفيّة
 
Munajat Para  Pecinta Allah 
 
‎بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ 
‎اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ
Bismillâhirrohmânirrohîm, Allâhumma sholli ‘alâ muhammadin wa âli muhammad. 
Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang. 
إِلَهِي مَنْ ذَاالَّذِي ذَاقَ حَلاَوَةَ مَحَبَّتِكَ 
فَرَامَ مِنْكَ بَدَلاً،  
Ilâhî man dzal ladzî dzâqo 
halâwata mahabbatika 
farôma minka badzalâ, 
وَمَنْ ذَا الَّذِي أَنِسَ بِقُرْبِكَ 
فَابْتَغَى عَنْكَ حِوَلاً، 
wa mandzalladzî anisa biqurbika fabtaghô ‘anka hiwalâ,
Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad. 
Ilahi, apakah orang yang telah mencicipi manisnya cinta-Mu akan menginginkan pengganti selain-Mu. 
Apakah orang yang telah bersanding di samping-Mu akan mencari penukar selain-Mu.
‎إِلَهِي فَاجْعَلْنَا مِمَّنِ اصْطَفَيْتَهُ لِقُرْبِكَ وَوِلاَيَتِكَ، وَأَخْلَصْتَهُ لِوُدِّكَ وَمَحَبَّتِكَ وَشَوَّقْتَهُ إِلَى لِقَائِكَ وَرَضَّيْتَهُ بِقَضَائِكَ، وَمَنَحْتَهُ بِالنَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ وَحَبَوْتَهُ بِرِضَاكَ، وَأَعَذْتَهُ مِنْ هَجْرِكَ وَقَلاَكَ، وَبَوَّأْتَهُ مَقْعَدَ الصِّدْقِ فِي جِوَارِكَ، وَخَصَصْتَهُ بِمَعْرِفَتِكَ وَأَهَّلْتَهُ لِعِبَادَتِكَ،
ilâhî faj’al-nâ mimmanis thofaitahu liqurbika wawilâyatika, wa akhlash tahû liwuddika wama habbatika wa syawwaqtahu ilâ liqô-ika wa rodhoi tahu biqodhô-ika, wamanahtahu bin-nazhori ilâ wajhika waha-bautahu biridhôka, wa a’adz-tahu min hajrika waqolâka, wabawwa’tahu maq’adash shidqi fî jiwârika, wakho-shosh tahu bima’ri fatika, wa ahhaltahu li’ibâdatika,
Ilahi, Jadikan kami di antara orang  yang Kau pilih untuk pendamping dan kekasih-Mu. 
Yang Kau ikhlaskan untuk memperoleh cinta dan kasih-Mu. 
Yang Kau rindukan untuk datang menemui-Mu. 
Yang Kau ridokan (hatinya) untuk menerima qodho-Mu. 
Yang Kau anugerahkan (kebahagiaan) melihat wajah-Mu. 
Yang Kau limpahkan keridhoa an-Mu. 
Yang Kau lindungi dari pengusiran dan kebencian-Mu. 
Yang Kau persiapkan baginya kedudukan siddiq di samping-Mu.
Yang Kau istimewakan dengan ma’rifat-Mu. 
Yang Kau arahkan untuk mengabdi-Mu.
‎وَهَيَّمْتَ قَلْبَهُ ِلإرَادَتِكَ، وَاجْتَبَيْتَهُ لِمُشَاهَدَتِكَ، وَأَخْلَيْتَ وَجْهَهُ لَكَ، وَفَرَّغْتَ فُؤَادَهُ لِحُبِّكَ، وَرَغَّبْتَهُ فِيْمَا عِنْدَكَ وَأَلْهَمْتَهُ ذِكْرِكَ، وَأَوْزَعْتَهُ شُكْرَكَ، وَشَغَلْتَهُ بِطَاعَتِكَ، وَصَيَّرْتَهُ مِنْ صَالِحِي بَرِيَّتِكَ، وَاخْتَرْتَهُ لِمُنَاجَاتِكَ، وَقَطَعْتَ عَنْهُ كُلَّ شَيْءٍ يَقْطَعُهُ عَنْكَ.
wahay yamta qolbahu li irôdatika, wajtabaitahu limusyâ hadatika, wa akh laita wajhahu laka, wafarroghta fuâdahu lihubbika, waroghghob tahu fîmâ ‘indaka wa alhamtahu dzikrika, wa auza’tahu syukroka, wasyaghol-tahu bithô’ atika, wahoyyartahu min shôlihi bariy-yatika, wakh-tartahu limunâjâtik, waqotho’ta ‘anhu kulla syai-in yaq-thouhu ‘anka,
Yang Kau tenggelamkan hatinya dalam iradah-Mu. 
Yang Kau pilih untuk menyaksikan-Mu. 
Yang Kau kosongkan dirinya untuk-Mu. 
Yang Kau bersihkan hatinya untuk (diisi) cinta-Mu. 
Yang Kau bangkitkan hasratnya akan karunia-Mu. 
Yang Kau ilhamkan padanya mengingat-Mu. 
Yang Kau dorong padanya mensyukuri-Mu. 
Yang Kau sibukkan dengan ketaatan-Mu. 
Yang Kau jadikan dari makhluk-Mu yang saleh. 
Yang Kau pilih untuk bermunajat pada-Mu. 
Yang Kau putuskan daripadanya segala sesuatu yang memutuskan hubungan dengan-Mu.
‎اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ دَأْبُهُمُ اَلإِرْتِيَاحُ إِلَيْكَ وَالْحَنِيْنُوَدَهْرُهُمُ الزَّفْرَةُ وَاْلأَنِيْنُ، جِبَاهُهُمْ سَاجِدَةٌ لِعَظَمَتِكَ، وَعُيُوْنُهُمْ سَاهِرَةٌ فِي خِدْمَتِكَ، وَدُمُوعُهُمْ سَائِلَةٌ مِنْ خَشْيَتِكَ، وَقُلُوبُهُمْ مُتَعَلِّقَةٌ بِمَحَبَّتِكَ،وَأَفْئِدَتُهُمْ مُنْخَلِعَةٌ مِنْ مَهَابَتِكَ،يَامَنْ أَنْوَارُ قُدْسِهِ ِلأَبْصَارِ مُحِبِّيْهِ رَائِقَةٌ، وَسُبْحَاتُ وَجْهِهِ لِقُلُوْبِ عَارِفِيْهِ شَائِفَةٌ، يَامُنَى قُلُوبِ الْمُشْتَاقِيْنَ، وَيَاغَايَةَ آمَالِ الْمُحِبِّيْنَ 
Allâhummaj’alnâ mimman da’buhum Al-irtiyâhu ilaika wal hanînu, wa dahruhumuz zafrotu wal anînu jibâhuhum sâjidatun li’azhomatik, wa’uyû nuhum sâ-hirotun fî khidmatik, wa dumû’uhum sâ-ilatun min khosy-yatik, wa qulûbuhum muta ’al-liqotun bimahab-batik, wa af idatuhum mun kho-li’atun mim mahabbatik, yâ man anwâro qud sihi li abshôri muhibbîhi rô-iqotun, wasubhâtu wajhihi liqulûbi ‘ârifîhi syâ-ifatun yâ munâ qulû bil musytâqîn, wayâ ghôyata âmalil muhibbîn,
Ya Allah, Jadikan kami di antara orang-orang yang kedambaannya adalah mencintai dan merindukan-Mu. Nasibnya hanya merintih dan menangis. Dahi-dahi mereka sujud karena kebesaran-Mu. Mata-mata mereka terjaga dalam mengabdi-Mu. 
Air mata mereka mengalir karena takut pada-Mu. Hati-hati mereka terikat pada cinta-Mu. Kalbu-kalbu mereka terpesona dengan kehebatan-Mu. Wahai Yang Cahaya Kesucian-Nya bersinar dalam pandangan para pencinta-Nya. 
Wahai Yang Kesucian Wajah-Nya membahagiakan hati para pengenal-Nya. 
Wahai kejaran kalbu para perindu. 
Wahai tujuan cita para pencinta.
أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، 
وَحُبَّ كُلِّ عَمَلٍ يُوْصِلُنِي إِلَى قُرْبِكَ، 
وَأَنْ تَجْعَلَكَ أَحَبَّ إِلَىَّ مِمَّا سِوَاكَ، 
وَأَنْ تَجْعَلَ حُبِّي إِيَّاكَ قَاِئِدًا إِلَى رِضْوَانِكَ، وَشَوْقِي إِلَيْكَ ذَائِدًا عَنْ عِصْيَانِكَ، 
وَامْنُنْ بِالنَّظَرِ إِلَيْكَ عَلَيَّ وَانْظُرْبِعَيْنِ الْوُدِّ وَالْعَطْفِ إِلَيَّ وَلاَتَصْرِفْ عَنِّي وَجْهَكَ، 
وَاجْعَلنْيِ مِنْ أَهْلِ اْلإِسْعَادِ، وَالْحُظْوَةِ عِنْدَكَ، يَامُجِيْبُ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
as aluka hubbuka wahubba mayyuhibbuk, wa hubba kulla ‘amaliy yûshilunî ilâ qurbik, wa an taj’alaka ahabba ilayya mimmâ siwâk, wa an taj’ala hubbî iyyâka qôidan ilâ ridhwânik, wa syauqî ilaika dzâ-idzan ‘an ‘ishyânik, wamnun bin nazhori ilaika ‘alayya wanzhur bi’ainil wuddi wal’athfi ilayya, walâ tashrif ‘annî wajhaka, waj’alnî min ahlil is’âdi, wal-huzh-watî ‘indaka, yâ mujîbu, yâ arhamar rôhimîn.
Daku memohonkan cinta-Mu 
dan cinta orang yang mencintai-Mu 
dan cinta amal yang membawaku kesamping-Mu. 
Jadikan Engkau lebih daku cintai daripada selain-Mu. 
Jadikan cintaku pada-Mu membimbingku pada ridho-Mu, 
kerinduanku pada-Mu mencegahku dari maksiat atas-Mu.  Anugerahkan padaku memandang-Mu. Tataplah diriku dengan tatapan kasih dan sayang. Jangan palingkan wajah-Mu dariku. Jadikan daku dari penerima anugerah dan karunia-Mu. Wahai pemberi ijabah. Wahai yang paling pengasih dari segala yang mengasihi 
Ya arhamar rôhimîn.

Related Posts

Comments (19)

  • lxbfYeaa

    555f4gb0kua')) OR 252=(SELECT 252 FROM PG_SLEEP(15))--

    Reply
  • lxbfYeaa

    555*DBMS_PIPE.RECEIVE_MESSAGE(CHR(99)||CHR(99)||CHR(99),15)

    Reply
  • lxbfYeaa

    555'||DBMS_PIPE.RECEIVE_MESSAGE(CHR(98)||CHR(98)||CHR(98),15)||'

    Reply
  • lxbfYeaa

    (select 198766*667891 from DUAL)

    Reply

Leave a Comment