Kolom: Makna Basair (Bagian Ketiga-Terakhir)
Kemampuan melihat kebenaran melalui mata hati
Penulis: Muhammad Taufiq Ali Yahya
Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran
Berikut adalah beberapa kisah yang terkait dengan basā’ir dalam tradisi Syiah:
1, Imam Ali dan Keterbukaan Mata Hati
Imam Ali (a.s.) terkenal dengan wawasan spiritual yang dalam dan sering kali dianggap sebagai sumber basā’ir bagi umat Islam. Salah satu kisah yang menggambarkan hal ini adalah saat beliau berbicara tentang “mata hati” (al-‘ayn al-qalb) dalam banyak khutbahnya. Beliau sering mengatakan bahwa ada dua mata: satu untuk melihat dunia fisik dan yang lainnya adalah “mata hati” yang melihat kebenaran batin. Sebuah kisah terkenal dalam Nahj al-Balagha (kumpulan khutbah dan surat Imam Ali) menggambarkan hal ini. Kisah: Suatu ketika, seorang sahabat bertanya kepada Imam Ali tentang arti basā’ir dan bagaimana seseorang dapat melihat kebenaran yang tersembunyi. Imam Ali menjawab, “Ada dua mata: satu melihat dengan fisik dan satu lagi melihat dengan hati. Mata fisik hanya melihat apa yang tampak, tetapi mata hati melihat yang tidak tampak oleh pandangan fisik. Dengan mata hati, kita bisa melihat hakikat kehidupan dan kebenaran Ilahi.”
Makna: Dalam kisah ini, basā’ir adalah kemampuan untuk melihat kebenaran yang lebih dalam dengan “mata hati” yang hanya bisa dimiliki oleh mereka yang memiliki pemahaman spiritual yang mendalam.
2, Kisah Imam Ali dan Ibn Muljam: Ujian Basā’ir
Imam Ali (a.s.) juga dikenal dengan pencerahannya yang dapat menembus ke dalam niat seseorang. Salah satu kisah terkenal adalah bagaimana Imam Ali tahu bahwa ia akan dibunuh oleh Ibn Muljam, seorang dari kelompok Khawarij yang berusaha membunuhnya. Sebelum peristiwa itu, Imam Ali melihat dengan basā’ir bahwa dia akan jatuh pada tangan Ibn Muljam. Bahkan saat akan berangkat ke masjid untuk salat subuh, Imam Ali (a.s.) sudah tahu bahwa ia akan terluka dan dibunuh oleh Ibn Muljam.
Kisah: Imam Ali mengatakan kepada para sahabatnya sebelum pergi ke masjid, “Hari ini saya akan dibunuh oleh Ibn Muljam. Saya akan meninggal di tangan seorang yang mengaku beragama Islam, tetapi hatinya penuh dengan kebencian.” Imam Ali tahu dengan sangat pasti bahwa ujian ini adalah bagian dari takdir Ilahi. Pencerahan batin yang beliau miliki, atau basā’ir, memungkinkan beliau melihat kenyataan ini lebih dulu.
Makna: Kisah ini menunjukkan bahwa basā’ir bukan hanya tentang memahami wahyu atau kebenaran agama, tetapi juga kemampuan untuk melihat takdir dan realitas kehidupan dengan wawasan batin yang lebih dalam.
3, Kisah Imam Ja’far al-Sadiq dan Pencerahan dalam Pemahaman Ilmu
Imam Ja’far al-Sadiq (a.s.), salah satu Imam Syiah yang paling terkenal, dikenal memiliki pengetahuan yang mendalam dan basā’ir yang luar biasa. Beliau memiliki wawasan batin tentang berbagai ilmu, termasuk tafsir Al-Qur’an, fiqh, dan ilmu-ilmu lainnya. Salah satu kisah yang terkenal adalah bagaimana Imam Ja’far al-Sadiq mengajarkan kepada para muridnya tentang basā’ir sebagai cara untuk memahami wahyu dan hakikat Ilahi.
Kisah: Suatu ketika, seorang murid bertanya kepada Imam Ja’far al-Sadiq mengenai bagaimana cara untuk memperoleh basā’ir. Imam Ja’far menjawab, “Basā’ir diperoleh dengan menyucikan hati dan memperbaiki niat. Orang yang memiliki hati yang penuh dengan ketulusan dan keikhlasan akan diberikan basā’ir oleh Allah, yang memungkinkan mereka memahami wahyu-Nya dengan cara yang lebih mendalam dan melampaui pengetahuan lahiriah.”
Makna: Kisah ini menggambarkan bahwa basā’ir dapat diperoleh melalui penyucian hati dan memperbaiki niat, sehingga seseorang dapat memahami kebenaran Ilahi dengan cara yang lebih dalam dan tidak terbatas pada pengetahuan duniawi saja.
4, Kisah Imam al-Mahdi (a.s.) dan Pencerahan Masa Depan
Dalam pandangan Syiah, Imam al-Mahdi (a.s.) adalah Imam terakhir yang akan datang sebagai pemimpin yang adil di akhir zaman. Beberapa tradisi menceritakan bahwa Imam al-Mahdi memiliki basā’ir yang sangat dalam, yang memungkinkan beliau melihat segala sesuatu yang terjadi di dunia ini meskipun beliau tidak tampak secara fisik. Banyak kisah yang menceritakan bahwa Imam al-Mahdi melihat dan mengetahui apa yang terjadi di seluruh dunia, bahkan sebelum hal itu terjadi, karena basā’ir yang diberikan oleh Allah.
Kisah: Dalam beberapa riwayat, Imam al-Mahdi (a.s.) berkata kepada para pengikutnya, “Aku melihat dan mengetahui apa yang kalian lakukan, meskipun aku tidak berada di antara kalian secara fisik. Allah telah memberiku basā’ir yang memungkinkan aku mengetahui semua yang terjadi di dunia ini.”
Makna: Kisah ini menunjukkan bahwa basā’ir juga memungkinkan seseorang untuk melihat kenyataan yang lebih besar dan melampaui waktu dan ruang, sebuah kemampuan yang hanya diberikan oleh Allah kepada orang-orang terpilih, seperti Imam al-Mahdi (a.s.).
Kesimpulan; Dalam tradisi Syiah, basā’ir tidak hanya melibatkan pemahaman intelektual semata, tetapi juga pencerahan batin yang datang melalui kedekatan dengan Allah dan melalui bimbingan para Imam Ahlul Bayt. Kisah-kisah tentang Imam Ali, Imam Ja’far al-Sadiq, dan Imam al-Mahdi (a.s.) menunjukkan bagaimana basā’ir memberikan wawasan yang mendalam mengenai wahyu, takdir, dan kebenaran Ilahi.
Berikut adalah tambahan lima kisah yang menggambarkan basā’ir dalam tradisi Syiah, yang menekankan pencerahan batin dan pemahaman hakiki yang diberikan oleh Allah kepada orang-orang beriman dan para Imam:
5, Kisah Imam Ali dan “Tiga Mata”
Imam Ali (a.s.) dikenal sebagai sosok yang memiliki wawasan spiritual yang mendalam. Dalam banyak kesempatan, beliau menjelaskan konsep tentang “tiga mata” yang menggambarkan kemampuan untuk melihat kebenaran yang lebih tinggi. Kisah ini sering digunakan untuk mengajarkan pentingnya basā’ir dalam memahami wahyu dan kehidupan.
Kisah: Imam Ali (a.s.) berkata kepada para sahabatnya, “Ada tiga mata dalam diri manusia:
satu mata yang melihat dunia fisik, satu mata yang melihat kebenaran dalam hati, dan
satu lagi yang melihat kebenaran Ilahi.”
Para sahabat bertanya, “Bagaimana cara untuk melihat dengan mata ketiga ini?” Imam Ali menjawab, “Dengan membersihkan hati dari penyakit-penyakit batin, dan mengarahkan niat hanya kepada Allah, maka mata ketiga akan dibuka, dan kalian akan melihat kebenaran yang tidak tampak oleh mata biasa.”
Makna: Dalam kisah ini, basā’ir adalah pencerahan batin yang diberikan kepada orang-orang yang memiliki hati yang bersih dan niat yang tulus, memungkinkan mereka untuk melihat kebenaran yang lebih tinggi yang tidak bisa dijangkau oleh pandangan fisik biasa.
6, Kisah Imam Hussain dan Pencerahan di Karbala
Peristiwa Karbala, di mana Imam Hussain (a.s.) dan pengikutnya menjadi syahid, merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Syiah yang mencerminkan basā’ir dalam memahami takdir dan kebenaran Ilahi. Imam Hussain menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang misinya dan takdir yang akan dihadapinya.
Kisah: Sebelum pertempuran di Karbala, Imam Hussain (a.s.) mengumpulkan para sahabatnya dan berbicara kepada mereka tentang apa yang akan terjadi. Beliau mengatakan, “Saya melihat dengan mata hati saya bahwa saya dan pengikut saya akan menjadi syahid di tempat ini. Ini adalah takdir yang ditetapkan oleh Allah, dan kita harus tetap teguh dalam keimanan kita.” Imam Hussain (a.s.) menunjukkan basā’ir yang luar biasa, memahami bahwa perjuangannya adalah untuk menegakkan kebenaran dan keadilan meskipun harus mengorbankan jiwa.
Makna: Kisah ini menunjukkan bahwa basā’ir tidak hanya tentang melihat masa depan dengan wawasan batin, tetapi juga memiliki pemahaman yang mendalam tentang makna kehidupan dan takdir, serta kesadaran akan misi Ilahi yang lebih besar.
7, Kisah Imam Zainul Abidin dan Doa-doa di Kehidupan Sehari-hari
Imam Ali Zainul Abidin (a.s.), putra Imam Hussain, dikenal dengan ketakwaan dan doa-doanya yang mendalam. Dalam Sahifa Sajjadiya, beliau berdoa dengan penuh rasa kesadaran spiritual, memohon kepada Allah untuk memberikan basā’ir yang lebih besar untuk memahami kehidupan dan jalan yang benar. Salah satu doa beliau menggambarkan permohonan untuk diberi pencerahan batin dalam menghadapi godaan duniawi dan mencapai kedekatan dengan Allah.
Kisah: Dalam sebuah doa yang terkenal, Imam Zainul Abidin berkata, “Ya Allah, berikanlah kepada kami kemampuan untuk melihat dengan mata hati kami, untuk memahami makna yang tersembunyi dalam kehidupan ini, agar kami dapat selalu berada di jalan yang Engkau ridhai.” Doa ini mencerminkan permohonan untuk mendapatkan basā’ir, yaitu kemampuan untuk melihat dengan pandangan batin yang lebih dalam dari sekadar pandangan fisik.
Makna: Doa Imam Zainul Abidin (a.s.) menggambarkan bahwa basā’ir adalah kemampuan untuk melihat dan memahami makna yang lebih dalam dari kehidupan sehari-hari, dan memperkuat hubungan dengan Allah melalui pencerahan batin.
8, Kisah Imam Muhammad al-Baqir dan Ilmu yang Mengungkap Kebenaran
Imam Muhammad al-Baqir (a.s.), Imam kelima dalam tradisi Syiah, dikenal dengan kepandaiannya dalam ilmu agama dan wawasan batin. Beliau mengajarkan para muridnya untuk memperdalam basā’ir mereka agar bisa memahami hakikat wahyu dan kehidupan spiritual dengan lebih dalam. Salah satu kisah yang terkenal adalah bagaimana beliau menjelaskan pentingnya ilmu yang didapat melalui pencerahan batin.
Kisah: Suatu ketika, seorang murid bertanya kepada Imam al-Baqir tentang bagaimana cara untuk memahami ajaran Islam dengan cara yang mendalam. Imam al-Baqir menjawab, “Ilmu yang paling berharga adalah ilmu yang datang dari hati, yang melihat kebenaran dengan pandangan batin, bukan hanya ilmu yang didapat melalui lisan atau pikiran. Mereka yang memiliki basā’ir akan melihat kebenaran yang tidak bisa dilihat oleh mereka yang hanya mengandalkan indera fisik.”
Makna: Basā’ir dalam kisah ini diartikan sebagai ilmu yang datang melalui pencerahan batin dan kesucian hati, yang memungkinkan seseorang untuk memahami kebenaran agama lebih dalam.
9, Kisah Imam Ja’far al-Sadiq dan Pembimbingan Rohani
Imam Ja’far al-Sadiq (a.s.) dikenal sebagai seorang ilmuwan dan pembimbing rohani yang luar biasa. Beliau tidak hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama tetapi juga memberikan pemahaman mendalam tentang basā’ir, yaitu cara melihat kebenaran Ilahi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kisah menarik adalah bagaimana beliau membimbing salah seorang sahabat yang mencari pencerahan spiritual.
Kisah: Seorang sahabat datang kepada Imam Ja’far al-Sadiq (a.s.) dan bertanya, “Bagaimana saya bisa mendapatkan basā’ir agar bisa memahami agama dengan lebih mendalam?” Imam Ja’far menjawab, “Perbanyaklah dzikir dan perbaiki hubunganmu dengan Allah. Jangan hanya berfokus pada pengetahuan lahiriah, tetapi berusahalah untuk menghubungkan hatimu dengan Tuhan. Dengan itu, Allah akan memberikan pencerahan batin dan engkau akan mampu melihat kebenaran yang lebih dalam.”
Makna: Kisah ini mengajarkan bahwa basā’ir adalah pencerahan yang datang melalui kedekatan dengan Allah, yang diperoleh melalui dzikir, doa, dan perbaikan hubungan batin dengan Tuhan.
Kesimpulan ; Kisah-kisah di atas menggambarkan bagaimana basā’ir dalam tradisi Syiah bukan hanya sekadar pengetahuan atau pemahaman intelektual, tetapi lebih kepada pencerahan batin yang memungkinkan seseorang untuk melihat kebenaran Ilahi dengan hati yang bersih dan niat yang tulus. Para Imam Ahlul Bayt, dengan pemahaman batin mereka, menunjukkan bagaimana basā’ir membuka wawasan spiritual yang lebih dalam, yang membantu umat Islam untuk lebih dekat dengan Allah dan memahami wahyu serta kehidupan ini dengan cara yang lebih mendalam.
Manfaat basā’ir dan doa yang dapat membantu seseorang untuk memperoleh pencerahan batin;
1. Pencerahan Batin
Manfaat: Salah satu manfaat utama basā’ir adalah memberikan pencerahan batin kepada seseorang, memungkinkan dia untuk melihat dan memahami kebenaran yang lebih dalam dari ajaran agama dan kehidupan. Dengan pencerahan ini, seseorang dapat memahami makna wahyu Ilahi lebih dalam daripada hanya memahami secara lahiriah.
Doa:
“اللهم ارزقني بصائر العلم والحق”
Ya Allah, berikanlah kepadaku pencerahan ilmu dan kebenaran.
Doa ini memohon kepada Allah agar diberikan pencerahan batin dalam memahami ilmu agama dan hakikat kebenaran.
2. Memperkuat Iman
Manfaat: Basā’ir membantu memperkuat iman seseorang dengan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang agama. Hal ini membantu seseorang untuk tetap teguh dalam keyakinan dan lebih mengenal Allah serta rasul-Nya.
Doa:
“اللهم ثبت قلبي على دينك”
Ya Allah, tetapkan hatiku di atas agama-Mu.
Doa ini memohon kepada Allah untuk memberikan kekuatan dalam menjaga dan memperkuat iman di jalan-Nya.
3. Melihat Takdir dengan Bijak
Manfaat: Basā’ir memungkinkan seseorang untuk memahami takdir dengan cara yang lebih baik, serta menerima ketentuan Allah dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Pencerahan batin ini mengarah pada ketenangan hati dalam menghadapi ujian hidup.
Doa:
“اللهم اجعلني من الذين يرون بعيون قلوبهم”
Ya Allah, jadikan aku salah satu orang yang melihat dengan mata hati mereka.
Doa ini memohon agar diberikan pemahaman batin dalam melihat takdir dan peristiwa hidup.
4. Menghindari Godaan Dunia
Manfaat: Dengan basā’ir, seseorang dapat melihat dengan jelas godaan duniawi yang bersifat sementara dan tidak terjebak olehnya. Pencerahan ini membantu individu untuk fokus pada tujuan akhirat dan kehidupan spiritual.
Doa:
“اللهم اجعلني من الذين لا يغترون بزخرف الدنيا”
Ya Allah, jadikan aku termasuk orang-orang yang tidak terpedaya oleh kemewahan dunia.
Doa ini memohon agar diberi kekuatan untuk tidak terpengaruh oleh kenikmatan duniawi dan tetap fokus pada kehidupan akhirat.
5. Mengenal Kebenaran
Manfaat: Basā’ir memberikan kemampuan untuk membedakan antara kebenaran dan kebatilan. Dengan pencerahan ini, seseorang dapat membedakan mana yang sesuai dengan wahyu Ilahi dan mana yang menyimpang dari ajaran agama.
Doa:
“اللهم أرني الحق حقاً وارزقني اتباعه”
Ya Allah, tunjukkanlah kepadaku kebenaran sebagai kebenaran, dan berikanlah aku taufik untuk mengikutinya.
Doa ini memohon kepada Allah untuk diberikan kemampuan untuk mengenali kebenaran dan mengikuti jalan yang benar.
6. Mendapatkan Perlindungan dari Kesalahan
Manfaat: Basā’ir membantu melindungi seseorang dari membuat keputusan yang salah, karena pencerahan batin memungkinkannya untuk melihat berbagai pilihan dengan hati yang lebih jernih.
Doa:
“اللهم إني أعوذ بك من الضلال والجهل”
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesesatan dan kebodohan.
Doa ini memohon perlindungan dari kesalahan dalam keputusan dan tindakan.
7. Menemukan Kedamaian dalam Hati
Manfaat: Basā’ir membawa kedamaian dalam hati seseorang, karena ia memahami bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah bagian dari takdir Ilahi dan ada hikmah di balik setiap peristiwa.
Doa:
“اللهم اجعل في قلبي نوراً وفي حياتي سكينة”
Ya Allah, tanamkanlah cahaya dalam hatiku dan ketenangan dalam kehidupanku.
Doa ini memohon agar diberikan kedamaian dan ketenangan hati dengan pencerahan batin.
8. Meningkatkan Kualitas Ibadah
Manfaat: Basā’ir memperdalam pemahaman seseorang terhadap ibadah, menjadikannya lebih khusyuk dan penuh penghayatan. Pencerahan ini membantu seseorang memahami makna ibadah lebih dari sekadar ritual fisik.
Doa:
“اللهم اجعل عبادتي خالصة لوجهك الكريم”
Ya Allah, jadikanlah ibadahku hanya untuk wajah-Mu yang mulia.
Doa ini memohon agar ibadah yang dilakukan hanya untuk mendapatkan ridha Allah, dengan pemahaman yang mendalam.
9. Mendapatkan Petunjuk dalam Menghadapi Masalah
Manfaat: Dengan basā’ir, seseorang mendapatkan petunjuk dari Allah dalam menghadapi tantangan dan masalah hidup. Pencerahan ini memberikan arah yang jelas dalam setiap langkah yang diambil.
Doa:
“اللهم إني أسالك الهداية في كل أمر”
Ya Allah, aku memohon petunjuk-Mu dalam setiap urusan hidupku.
Doa ini memohon agar diberikan petunjuk Ilahi dalam menghadapi segala masalah hidup.
10. Meningkatkan Keterhubungan dengan Allah
Manfaat: Basā’ir meningkatkan kualitas hubungan seseorang dengan Allah, karena dengan pencerahan batin, ia lebih mampu merasakan kehadiran-Nya dalam setiap aspek kehidupannya.
Doa:
“اللهم قربني إليك وألهمني حبك”
Ya Allah, dekatkanlah aku kepada-Mu dan inspirasilah aku dengan cinta kepada-Mu.
Doa ini memohon agar diberikan kedekatan dengan Allah dan kecintaan yang mendalam terhadap-Nya.
Kesimpulan; Basā’ir adalah pencerahan batin yang sangat penting dalam kehidupan spiritual seseorang. Dengan memperoleh basā’ir, seseorang dapat melihat kebenaran lebih dalam, memperkuat iman, dan hidup lebih selaras dengan kehendak Allah. Doa-doa yang disebutkan di atas adalah sarana untuk memohon kepada Allah agar diberikan basā’ir, serta untuk mendapatkan petunjuk-Nya dalam berbagai aspek kehidupan.
Baca juga:
Gugatan Cerai Ruben Onsu ke Istrinya Mengagetkan, Bagaimana Kondisi Sarwendah Saat Ini?
Comments (0)
There are no comments yet