Makna Doa Selamatkan Kami dari Neraka, Wahai Maha Pelindung ( ‎اَجِرْنا مِنَ النّارِ يا مُجيرُ )- Bagian Pertama

Supa Athana - Entertainment
14 March 2025 11:52
Permohonan perlindungan dari neraka memiliki makna yang mendalam, baik dari sisi lahiriah (eksoteris) maupun batiniah (esoteris).
Oleh: Muhammad Taufiq Ali Yahya*
 

 

Kalimat اَجِرْنا مِنَ النّارِ يا مُجيرُ berarti “Selamatkanlah kami dari neraka, wahai Dzat yang Maha Memberi Perlindungan!”

Berikut makna yang dapat dikaitkan dengan doa ini:

  1. Permohonan Perlindungan Ilahi – Memohon keselamatan dari neraka sebagai simbol jauhnya dari rahmat Ilahi.
  2. Penyucian Jiwa – Api neraka bisa dimaknai sebagai api hawa nafsu dan dosa yang membakar jiwa manusia.
  3. Makna Hakiki Neraka – Neraka dalam dimensi makrifat adalah keterputusan dari cahaya hakikat Ilahi.
  4. Mujir sebagai Tajalli Ilahi – Al-Mujir (Yang Maha Melindungi) adalah manifestasi kasih sayang Allah yang menyelamatkan hamba dari kebinasaan.
  5. Api Cinta atau Api Adzab – Api dapat menjadi alat penyucian (cinta Ilahi) atau alat penyiksaan (keterpisahan dari Allah).
  6. Neraka sebagai Hijab – Neraka adalah hijab dari makrifat yang menghalangi penyaksian hakikat.
  7. Kesadaran akan Hisab – Doa ini mengingatkan manusia akan konsekuensi dari perbuatan mereka di dunia.
  8. Rahmat dalam Keampunan – Memohon perlindungan dari neraka adalah bentuk pengakuan bahwa rahmat Allah lebih luas dari segala dosa.
  9. Tazkiyatun Nafs (Pembersihan Diri) – Memohon perlindungan dari neraka berarti meminta pemurnian hati dari kotoran dunia.
  10. Hubungan dengan Imam Makshum – Perlindungan sejati dari neraka adalah keterhubungan dengan para Imam, karena mereka adalah pintu rahmat Ilahi.
  11. Makna Kehambaan – Doa ini adalah bentuk ketundukan mutlak kepada Allah, mengakui kelemahan diri.
  12. Penyelewengan Makna Neraka – Sebagian memahami neraka hanya secara fisik, padahal hakikatnya lebih dalam sebagai manifestasi jauhnya seseorang dari Allah.
  13. Kesadaran akan Kehidupan Akhirat – Doa ini mengingatkan bahwa kehidupan dunia hanyalah perjalanan sementara menuju kebahagiaan atau penderitaan abadi.
  14. Manifestasi Asma’ul Husna – Nama Al-Mujir adalah tajalli asma Allah yang khusus berkaitan dengan perlindungan dari kebinasaan rohani dan jasmani.

 

Dari perspektif ahli hakikat, doa ini bukan hanya tentang ketakutan terhadap api neraka fisik, tetapi juga tentang kerinduan kepada Allah dan permohonan agar tidak terhalang dari-Nya.

 

Dalam Al-Qur’an, permohonan perlindungan dari neraka memiliki makna yang mendalam, baik dari sisi lahiriah (eksoteris) maupun batiniah (esoteris).

 

Berikut makna اَجِرْنا مِنَ النّارِ يا مُجيرُ (“Selamatkanlah kami dari neraka, wahai Dzat yang Maha Memberi Perlindungan!”) berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an:

 

  1. Neraka sebagai Balasan bagi Orang Zalim

“Dan orang-orang yang zalim, bagi mereka azab neraka.” (QS. Asy-Syura: 45)

→ Memohon perlindungan berarti berusaha menjauhi kezaliman dalam segala bentuknya.

  1. Neraka sebagai Hukuman bagi yang Ingkar

“Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang-orang yang zalim…” (QS. Al-Kahf: 29)

→ Api neraka bukan hanya adzab fisik, tetapi juga keterasingan dari kebenaran.

  1. Api Neraka sebagai Kehinaan

“Mereka di dalam neraka itu dalam keadaan terhina.” (QS. Al-Mu’minun: 104)

→ Permohonan ini adalah bentuk kerendahan hati agar tidak menjadi hina di hadapan Allah.

  1. Neraka sebagai Tempat Orang yang Cintanya Tidak Murni

“Di dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah tambahkan penyakit itu…” (QS. Al-Baqarah: 10)

→ Neraka bisa bermula dari hati yang tidak suci dan cinta yang tidak benar.

  1. Perlindungan dari Neraka Berarti Mendekat kepada Surga

“Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh ia telah beruntung.” (QS. Ali ’Imran: 185)

→ Keselamatan dari neraka adalah keberuntungan tertinggi.

  1. Permohonan ini adalah Doa Para Nabi dan Orang Saleh

“Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam dari kami. Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal.” (QS. Al-Furqan: 65)

→ Doa ini merupakan sunnah para nabi dan hamba Allah yang bertakwa.

  1. Neraka Sebagai Hijab dari Allah

“Sekali-kali tidak! Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhan mereka.” (QS. Al-Mutaffifin: 15)

→ Neraka terbesar adalah kehilangan penyaksian kepada Allah.

  1. Permohonan Ini Berkaitan dengan Keadilan Ilahi

“Sesungguhnya Allah tidak menzalimi seseorang walaupun sebesar zarrah.” (QS. An-Nisa: 40)

→ Allah tidak memasukkan seseorang ke dalam neraka kecuali karena keadilan-Nya.

  1. Perlindungan dari Neraka Melalui Amal Saleh

“Maka peliharalah dirimu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (QS. Al-Baqarah: 24)

→ Amal dan ketakwaan adalah perisai dari neraka.

  1. Neraka sebagai Hasil dari Perbuatan Sendiri

“Maka rasakanlah (azab ini) disebabkan kalian melupakan pertemuan dengan harimu ini.” (QS. As-Sajdah: 14)

→ Permohonan ini juga bermakna introspeksi terhadap amal.

  1. Penyucian Jiwa sebagai Bentuk Perlindungan dari Neraka

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu.” (QS. Asy-Syams: 9)

→ Keselamatan dari neraka bukan hanya doa, tetapi juga kesucian hati dan perbuatan.

  1. Api Neraka sebagai Simbol Kelekatan Duniawi

“Dan orang-orang yang mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya neraka Jahim-lah tempat tinggalnya.” (QS. An-Nazi’at: 37-39)

→ Doa ini juga berarti memohon agar hati tidak terikat pada dunia.

  1. Perlindungan dari Neraka dengan Syafaat

“Mereka tidak akan berbicara kecuali orang yang telah diberi izin oleh (Allah) Yang Maha Pengasih, dan dia berkata benar.” (QS. An-Naba: 38)

→ Syafaat Nabi dan Ahlul Bait adalah jalan keselamatan dari neraka.

  1. Permohonan Ini Adalah Bukti Penghambaan Sejati

“Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.” (QS. Al-Fatihah: 5)

→ Memohon perlindungan dari neraka berarti berserah diri sepenuhnya kepada Allah.

 

Kesimpulan

Doa اَجِرْنا مِنَ النّارِ يا مُجيرُ bukan hanya permohonan agar terhindar dari siksaan fisik, tetapi juga permintaan agar hati tidak terhalang dari cahaya Ilahi, agar amal perbuatan kita tidak menjauhkan kita dari Allah, dan agar kita dapat meraih kebersamaan dengan para nabi, imam, dan orang-orang saleh di akhirat.

 

Doa اَجِرْنا مِنَ النّارِ يا مُجيرُ (“Selamatkanlah kami dari neraka, wahai Dzat yang Maha Memberi Perlindungan!”) memiliki makna yang luas dalam hadis.

 

  1. Neraka sebagai Realitas yang Nyata

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya neraka telah dinyalakan selama seribu tahun hingga merah, lalu dinyalakan seribu tahun hingga putih, kemudian dinyalakan seribu tahun hingga hitam. Maka ia sekarang gelap dan hitam pekat.”

(HR. Tirmidzi, no. 2591)

→ Memohon perlindungan dari neraka berarti mengakui keberadaannya dan takut kepada adzab Allah.

  1. Api Neraka Lebih Panas dari Api Dunia

Nabi ﷺ bersabda:”Api kalian ini yang dinyalakan oleh anak cucu Adam hanyalah satu bagian dari tujuh puluh bagian dari api neraka Jahannam.”(HR. Bukhari, no. 3265; Muslim, no. 2843)

→ Neraka adalah siksaan yang jauh lebih dahsyat daripada yang bisa dibayangkan manusia.

  1. Doa Perlindungan dari Neraka Diajarkan oleh Nabi

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barang siapa meminta surga kepada Allah tiga kali, surga akan berkata: ‘Ya Allah, masukkan dia ke dalam surga.’ Dan barang siapa meminta perlindungan dari neraka tiga kali, neraka akan berkata: ‘Ya Allah, lindungilah dia dari neraka.’”

(HR. Tirmidzi, no. 2572)

→ Memohon perlindungan dari neraka adalah sunnah yang dianjurkan oleh Nabi ﷺ.

  1. Neraka sebagai Akibat dari Perbuatan Manusia

Imam Ali as berkata:

“Takutlah kalian kepada api yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Sesungguhnya itu adalah api yang dinyalakan oleh amalan kalian sendiri.”

(Nahjul Balaghah, Khutbah 183)

→ Neraka bukan hanya hukuman, tetapi akibat dari perbuatan manusia sendiri.

  1. Neraka sebagai Tempat Penyesalan yang Terlambat

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Akan ada orang yang diseret ke neraka, lalu ia menoleh dan berkata: ‘Ya Rabb, aku dulu shalat dan puasa.’ Lalu dikatakan kepadanya: ‘Engkau telah berdusta, engkau dahulu melakukan itu agar disebut sebagai orang saleh, dan itu telah dikatakan kepadamu.’”

(HR. Muslim, no. 1905)

→ Memohon perlindungan dari neraka berarti meminta agar amal diterima dengan ikhlas.

  1. Neraka Sebagai Hijab dari Allah

Imam Ja’far Shadiq as berkata:

“Sesungguhnya neraka adalah keterputusan dari Allah. Setiap orang yang tidak mengenal-Nya dengan benar, ia telah masuk neraka, meskipun tubuhnya tidak terbakar oleh api.”

(Bihar al-Anwar, 67: 240)

→ Neraka yang paling menyakitkan adalah kehilangan hubungan dengan Allah.

  1. Doa Perlindungan dari Neraka dalam Sujud

Nabi ﷺ bersabda:

“Perbanyaklah memohon perlindungan dari neraka dalam sujud kalian.”

(HR. Abu Dawud, no. 876)

→ Doa ini sangat dianjurkan dalam keadaan penuh ketundukan kepada Allah.

  1. Neraka Sebagai Tempat Orang yang Lalai

Imam Ali Zainal Abidin as berkata dalam doanya:

“Ya Allah, jangan jadikan aku termasuk orang-orang yang Engkau campakkan ke neraka karena kelalaianku dalam mengingat-Mu.”

(Sahifah Sajjadiyah, Doa 31)

→ Permohonan ini adalah cara agar hati tetap hidup dengan mengingat Allah.

  1. Neraka dan Peran Syafaat

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Syafaatku bagi umatku adalah bagi mereka yang melakukan dosa besar.”(HR. Tirmidzi, no. 2435)

→ Perlindungan dari neraka juga bisa diperoleh melalui syafaat Rasulullah dan Ahlul Bait as.

  1. Neraka Sebagai Balasan bagi Orang yang Sombong

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun seberat biji sawi.”(HR. Muslim, no. 91)

→ Doa ini juga berarti memohon agar hati dijauhkan dari kesombongan yang bisa membawa ke neraka.

  1. Api Neraka Bisa Dimulai di Dunia

Imam Ali as berkata:

“Tidak ada siksaan yang lebih berat daripada keterasingan seorang hamba dari Tuhannya.”

(Ghurar al-Hikam, 5122)

→ Neraka tidak hanya di akhirat, tetapi juga bisa dialami di dunia dalam bentuk kegelisahan dan kehilangan makna hidup.

  1. Doa Perlindungan dari Neraka sebagai Bukti Keimanan

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tidaklah seorang mukmin meminta perlindungan dari neraka sebanyak tujuh kali dalam sehari, melainkan neraka akan berkata: ‘Ya Allah, selamatkan dia dariku.’”

(HR. Ibnu Majah, no. 4350)

→ Doa ini adalah tanda ketakwaan dan keimanan yang sejati.

  1. Orang yang Menyelamatkan Orang Lain dari Neraka, Akan Diselamatkan

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barang siapa mencegah saudaranya dari perbuatan yang mengantarkannya ke neraka, Allah akan menyelamatkannya dari neraka.”(HR. Bukhari, no. 6011)

→ Salah satu cara memperoleh perlindungan dari neraka adalah dengan menolong orang lain agar tidak terjerumus dalam dosa.

  1. Permohonan ini Harus Disertai Amal

Imam Ja’far Shadiq as berkata:

“Janganlah seseorang dari kalian hanya berkata, ‘Ya Allah, selamatkan aku dari neraka’ tetapi ia tidak beramal untuk menyelamatkan dirinya.”

(Bihar al-Anwar, 70: 25)

→ Doa ini bukan sekadar ucapan, tetapi harus disertai dengan amal saleh.

 

Kesimpulan

Hadis-hadis menunjukkan bahwa doa اَجِرْنا مِنَ النّارِ يا مُجيرُ bukan hanya permohonan agar dijauhkan dari siksa neraka fisik, tetapi juga permintaan agar hati tidak terhijab dari Allah, agar amal diterima dengan ikhlas, dan agar kita memperoleh syafaat Rasulullah dan Ahlul Bait as. Doa ini juga mengajarkan bahwa keselamatan dari neraka harus diiringi dengan amal yang benar dan ikhlas.

 

Doa اَجِرْنا مِنَ النّارِ يا مُجيرُ (“Selamatkanlah kami dari neraka, wahai Dzat yang Maha Memberi Perlindungan!”) memiliki makna yang dalam dalam ajaran Ahlul Bait as. :

  1. Neraka sebagai Keterputusan dari Allah

Imam Ja’far Shadiq as berkata:

“Neraka bukan hanya api yang membakar tubuh, tetapi keterputusan dari rahmat Allah adalah neraka yang sejati.”

(Bihar al-Anwar, 67: 240)

→ Doa ini bukan sekadar permohonan agar terhindar dari api neraka, tetapi juga agar kita tidak terputus dari kasih sayang-Nya.

  1. Api Neraka Berasal dari Amal Perbuatan Sendiri

Imam Ali as berkata:

“Takutlah kepada api yang kalian sendiri telah menyalakannya dengan perbuatan kalian.”

(Nahjul Balaghah, Khutbah 183)

→ Neraka adalah hasil dari amal buruk manusia. Doa ini adalah permohonan agar amal kita tidak menjadi bahan bakar api itu.

  1. Doa Perlindungan dari Neraka sebagai Tanda Kecerdasan

Imam Ali as berkata:

“Orang yang paling cerdas adalah yang paling takut kepada neraka dan paling berharap kepada surga.”(Ghurar al-Hikam, 1191)

→ Berdoa agar selamat dari neraka menunjukkan kecerdasan spiritual seseorang.

  1. Neraka Bisa Dimulai di Dunia

Imam Ali Zainal Abidin as berkata:

“Setiap jiwa yang tidak merasakan ketenangan dengan Allah, ia telah berada dalam neraka sebelum ia memasuki neraka.”

(Sahifah Sajjadiyah, Doa 20)

→ Doa ini juga merupakan permohonan agar kita tidak merasakan neraka batin di dunia.

  1. Memohon Perlindungan dari Neraka adalah Amal Paling Utama

Imam Ja’far Shadiq as berkata:

“Tidak ada doa yang lebih sering dipanjatkan oleh Rasulullah daripada permohonan perlindungan dari neraka.”

(Al-Kafi, 2:583)

→ Doa ini adalah sunnah Rasulullah ﷺ yang sangat dianjurkan.

  1. Neraka sebagai Balasan bagi Orang yang Tidak Menyayangi Sesama

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barang siapa yang tidak memiliki kasih sayang di hatinya, maka tempatnya adalah neraka.”

(Bihar al-Anwar, 72: 27)

→ Permohonan ini juga bermakna meminta hati yang penuh kasih sayang agar selamat dari neraka.

  1. Orang yang Menjaga Salatnya Akan Dijaga dari Neraka

Imam Ja’far Shadiq as berkata:

“Barang siapa menjaga salatnya, maka salat itu akan menjadi cahaya dan perisai baginya dari neraka.”(Wasail al-Shi’ah, 3:28)

→ Doa ini harus disertai dengan menjaga ibadah agar menjadi perisai dari neraka.

  1. Syafaat sebagai Perlindungan dari Neraka

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Syafaatku diperuntukkan bagi mereka yang banyak mengingat akhirat dan memohon perlindungan dari neraka.”

(Bihar al-Anwar, 8:37)

→ Orang yang sering berdoa agar terhindar dari neraka akan mendapatkan syafaat Rasulullah ﷺ.

  1. Neraka sebagai Hukuman bagi Orang yang Menyakiti Ahlul Bait

Imam Al-Baqir as berkata:

“Barang siapa yang membenci kami (Ahlul Bait), maka tempatnya adalah neraka, meskipun ia menganggap dirinya ahli ibadah.”

(Bihar al-Anwar, 27:43)

→ Keselamatan dari neraka juga bergantung pada kecintaan kepada Ahlul Bait as.

  1. Neraka sebagai Balasan atas Kesombongan

Imam Musa al-Kazhim as berkata:

“Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada kesombongan, meskipun sebesar biji sawi.”(Al-Kafi, 2:310)

→ Doa ini juga merupakan permohonan agar dijauhkan dari sifat sombong yang membawa ke neraka.

  1. Neraka Sebagai Hijab dari Cahaya Ilahi

Imam Ali as berkata:

“Neraka bukan sekadar api, tetapi juga kegelapan yang menutupi cahaya Ilahi dari mata hati manusia.”

Baca juga:
Presiden Jokowi Resmikan Awal Pembangunan Pusat Pelatihan Paralimpiade di Karanganyar

(Nahjul Balaghah, Hikmah 112)

→ Doa ini adalah permohonan agar hati tidak terhijab dari cahaya Allah.

  1. Berbuat Baik kepada Orang Lain Bisa Menyelamatkan dari Neraka

Imam Ja’far Shadiq as berkata:

“Barang siapa memberi makan kepada saudaranya sesama mukmin, Allah akan menjauhkannya dari neraka.”

(Bihar al-Anwar, 74:391)

→ Salah satu cara agar doa ini dikabulkan adalah dengan berbuat baik kepada sesama.

  1. Neraka Bisa Diatasi dengan Taubat

Imam Al-Baqir as berkata:

“Tidak ada yang lebih kuat dalam menyelamatkan seseorang dari neraka selain taubat yang tulus.”

(Wasail al-Shi’ah, 16:74)

→ Doa ini harus diiringi dengan taubat yang sungguh-sungguh.

  1. Neraka sebagai Konsekuensi dari Dunia yang Menipu

Imam Ali as berkata:

“Dunia ini adalah ilusi, siapa yang terpukau olehnya, ia akan terjerumus ke dalam neraka.”

(Nahjul Balaghah, Hikmah 131)

→ Memohon perlindungan dari neraka juga berarti memohon agar tidak terperdaya oleh dunia.

 

Kesimpulan

Hadis-hadis Ahlul Bait as menunjukkan bahwa doa

‎ اَجِرْنا مِنَ النّارِ يا مُجيرُ

bukan hanya permintaan agar selamat dari siksa fisik, tetapi juga agar hati tidak terhijab dari Allah, agar kita memperoleh syafaat Nabi dan Ahlul Bait as, dan agar kita dapat menjaga amal serta menjauhi kesombongan, kelalaian, dan keterikatan duniawi.

 

Doa اَجِرْنا مِنَ النّارِ يا مُجيرُ (“Selamatkanlah kami dari neraka, wahai Dzat yang Maha Memberi Perlindungan!”) memiliki makna yang mendalam dalam tafsir para mufasir, terutama dalam kajian ayat-ayat tentang neraka dalam Al-Qur’an.

  1. Neraka sebagai Manifestasi Perbuatan Manusia

Tafsir Al-Mizan (Allamah Thabathabai)

Allamah Thabathabai menjelaskan bahwa neraka bukan sekadar tempat siksa, tetapi manifestasi dari amal buruk manusia. Ia menafsirkan ayat:

“Pada hari itu manusia akan melihat apa yang telah dikerjakannya.” QS. Az-Zalzalah: 6)

Bahwa amal buruk seseorang akan menjelma menjadi siksaan bagi dirinya sendiri.

 

→ Doa ini adalah permohonan agar Allah menutup keburukan amal kita sehingga tidak menjadi api neraka bagi diri kita sendiri.

  1. Neraka sebagai Bentuk Keadilan Ilahi

Tafsir Al-Kasyf wa Al-Bayan (Al-Tibrisi)

Al-Tibrisi menjelaskan bahwa neraka adalah bentuk keadilan Allah bagi mereka yang menolak kebenaran, seperti yang disebut dalam ayat:

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang diberikan kepada mereka, Kami bukakan bagi mereka pintu-pintu segala sesuatu (kemewahan)… lalu Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al-An’am: 44)

→ Doa ini bermakna permohonan agar kita tidak menjadi orang yang tertipu oleh dunia dan akhirnya terjerumus dalam keadilan Allah yang berupa siksa.

  1. Neraka sebagai Konsekuensi Ketiadaan Nur Ilahi

Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn (Syekh Abdur Rahman Al-Qummi)

Dalam menafsirkan QS. Al-Hadid: 13, Al-Qummi menjelaskan bahwa neraka adalah kegelapan yang terjadi karena seseorang kehilangan cahaya Ilahi dalam hatinya.

→ Doa ini bermakna permohonan agar Allah selalu memberikan cahaya petunjuk sehingga kita tidak terjerumus dalam kegelapan neraka.

  1. Neraka sebagai Api Hasrat Duniawi

Tafsir As-Safi (Fayd Al-Kashani)

Fayd Al-Kashani menafsirkan ayat:

“Maka adapun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempatnya.” (QS. An-Nazi’at: 37-39)

Sebagai isyarat bahwa neraka adalah akibat dari kerakusan terhadap dunia.

→ Doa ini adalah permohonan agar Allah menundukkan hawa nafsu kita sehingga tidak menyeret kita ke neraka.

  1. Neraka sebagai Tempat Orang yang Mendustakan Kebenaran

Tafsir Al-Mizan

Allamah Thabathabai menafsirkan QS. Al-Mulk: 10,

“Dan mereka berkata: ‘Sekiranya kami dahulu mendengarkan atau memikirkan (peringatan ini), niscaya kami tidak menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.’”

Bahwa penghuni neraka adalah orang-orang yang tidak mau menggunakan akal dan hatinya untuk mencari kebenaran.

→ Doa ini adalah permohonan agar kita tidak menjadi orang yang menolak kebenaran meskipun telah jelas di hadapan kita.

  1. Neraka sebagai Perwujudan Dosa

Tafsir Ruh al-Ma’ani (Al-Alusi)

Al-Alusi menjelaskan bahwa neraka adalah bentuk lain dari dosa yang dilakukan manusia. Ia menafsirkan ayat:”Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, mereka sebenarnya menelan api dalam perut mereka dan mereka akan masuk ke dalam neraka yang menyala-nyala.” (QS. An-Nisa: 10)

→ Doa ini adalah permohonan agar Allah menjaga kita dari perbuatan zalim yang bisa berubah menjadi api neraka bagi diri kita sendiri.

  1. Neraka Sebagai Wujud Kehinaan

Tafsir Al-Burhan (Sayyid Hashim Al-Bahrani)

Menafsirkan ayat:

“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa berada dalam azab neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Az-Zukhruf: 74)

Bahwa neraka bukan hanya tempat siksaan, tetapi juga tempat kehinaan bagi orang yang menolak Allah.

→ Doa ini adalah permohonan agar kita tidak menjadi orang yang dihinakan oleh Allah dengan dimasukkan ke dalam neraka.

  1. Neraka sebagai Konsekuensi Sifat Kejam dan Dengki

Tafsir Majma’ al-Bayan (Al-Tibrisi)

Al-Tibrisi menjelaskan bahwa neraka adalah balasan bagi orang yang hatinya penuh dengan kedengkian dan kebencian, sebagaimana disebut di QS. Al-Humazah: 1-6.

→ Doa ini adalah permohonan agar Allah membersihkan hati kita dari sifat dengki yang bisa membawa kita ke neraka.

  1. Neraka sebagai Penghalang dari Pertemuan dengan Allah

Tafsir Makhzan al-’Irfan (Banu Aminah Sayyidah Nusrat Begum)

Beliau menafsirkan bahwa siksa neraka yang paling menyakitkan adalah kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan Allah.

→ Doa ini adalah permohonan agar Allah tidak menghalangi kita dari makrifat dan perjumpaan dengan-Nya.

  1. Neraka Bisa Dimulai di Dunia

Tafsir Al-Mizan

Allamah Thabathabai menafsirkan bahwa sebagian orang telah merasakan neraka dalam bentuk kegelisahan, kekosongan jiwa, dan penderitaan batin.

→ Doa ini adalah permohonan agar Allah menjauhkan kita dari penderitaan neraka dunia sebelum neraka akhirat.

  1. Neraka Sebagai Bentuk Kemurkaan Allah

Tafsir Fath al-Qadir (As-Syaukani)

Menjelaskan bahwa neraka adalah ekspresi dari kemurkaan Allah terhadap orang-orang yang melanggar batas-batas-Nya.

→ Doa ini adalah permohonan agar kita selalu dalam rahmat-Nya dan tidak terkena murka-Nya.

  1. Neraka sebagai Hasil dari Lalai terhadap Akhirat

Tafsir Al-Kasyaf (Az-Zamakhsyari)

Beliau menafsirkan bahwa orang yang terlalu sibuk dengan dunia dan melupakan akhirat akan menemui neraka sebagai akibatnya.

→ Doa ini adalah permohonan agar hati kita tetap terikat pada akhirat dan tidak terbuai oleh dunia.

  1. Neraka sebagai Tempat Orang yang Menzalimi Orang Lain

Tafsir Al-Ma’ariful Qur’an (Mufti Shafi)

Menjelaskan bahwa kezaliman kepada manusia adalah salah satu penyebab utama seseorang masuk neraka.

→ Doa ini adalah permohonan agar Allah menjaga kita dari kezaliman dalam bentuk apa pun.

  1. Neraka sebagai Wujud Jiwa yang Kotor

Tafsir Asrar al-Tanzil (Syekh Mahmoud Al-Kashani)

Menjelaskan bahwa jiwa yang kotor dan tidak disucikan akan terseret ke neraka.

→ Doa ini adalah permohonan agar Allah membersihkan jiwa kita agar tidak layak dimasukkan ke dalam neraka.

 

Kesimpulan

Para mufasir Ahlul Bait menafsirkan neraka bukan hanya sebagai siksaan fisik, tetapi juga sebagai manifestasi dari dosa, hijab dari cahaya Ilahi, kehancuran batin, dan konsekuensi dari pilihan manusia. Doa ini mencakup permohonan agar kita diselamatkan dari semua bentuk neraka, baik di dunia maupun di akhirat.

 

Doa اَجِرْنا مِنَ النّارِ يا مُجيرُ (“Selamatkanlah kami dari neraka, wahai Dzat yang Maha Memberi Perlindungan!”) memiliki makna yang sangat mendalam dalam tafsir para mufasir dari Ahlul Bait.

  1. Neraka sebagai Manifestasi Perbuatan Manusia

Allamah Thabathabai (Tafsir Al-Mizan)

Beliau menjelaskan bahwa neraka bukan sekadar tempat fisik, tetapi realitas amal buruk manusia yang termanifestasi pada Hari Kiamat. Dalam tafsirnya terhadap QS. Az-Zalzalah: 7-8:

“Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya). Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya).”

Beliau menegaskan bahwa amal buruk seseorang akan menjadi bentuk nyata yang menyiksanya.

→ Doa ini berarti memohon agar amal buruk kita tidak menjelma menjadi neraka bagi kita sendiri.

  1. Neraka Sebagai Hijab dari Cahaya Ilahi

Sayyid Hashim Al-Bahrani (Tafsir Al-Burhan)

Menafsirkan QS. Al-Hadid: 13, beliau menyebut bahwa neraka adalah akibat dari terhalangnya seseorang dari cahaya Ilahi.

“Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman, ‘Tunggulah kami! Kami ingin mengambil cahayamu.’ Dikatakan (kepada mereka), ‘Kembalilah kalian ke belakang dan carilah cahaya (sendiri).’”

→ Doa ini adalah permohonan agar kita tidak termasuk orang yang kehilangan cahaya Ilahi dan terhijab dari rahmat-Nya.

  1. Neraka sebagai Wujud Kehinaan dan Keterpisahan dari Allah

Allamah Thabathabai

Dalam QS. Az-Zukhruf: 74, Allah berfirman:”Sesungguhnya orang-orang yang berdosa berada dalam azab neraka, mereka kekal di dalamnya.”

Thabathabai menafsirkan bahwa neraka bukan sekadar tempat siksaan, tetapi juga simbol kehinaan dan keterpisahan dari Allah.

→ Doa ini adalah permohonan agar kita tidak termasuk orang yang dijauhkan dari Allah.

  1. Neraka sebagai Akibat Kelalaian terhadap Akhirat

Fayd Al-Kashani (Tafsir As-Safi)

Menafsirkan QS. An-Nazi’at: 37-39:

“Maka adapun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempatnya.”

Fayd Al-Kashani menjelaskan bahwa orang yang terlalu cinta dunia akan menemui neraka sebagai akibatnya.

→ Doa ini adalah permohonan agar hati kita tetap terikat pada akhirat dan tidak terbuai oleh dunia.

  1. Neraka sebagai Konsekuensi dari Kebencian dan Kedengkian

Syekh Abdur Rahman Al-Qummi (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn)

Menafsirkan QS. Al-Humazah: 1-6, beliau menjelaskan bahwa neraka adalah balasan bagi mereka yang hatinya penuh kebencian dan kedengkian.

→ Doa ini adalah permohonan agar Allah membersihkan hati kita dari sifat-sifat buruk yang bisa membawa kita ke neraka.

  1. Neraka sebagai Balasan bagi Orang yang Menolak Kebenaran

Allamah Thabathabai

Dalam QS. Al-Mulk: 10, Allah berfirman:”Dan mereka berkata: ‘Sekiranya kami dahulu mendengarkan atau memikirkan (peringatan ini), niscaya kami tidak menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.’”

Thabathabai menjelaskan bahwa neraka adalah tempat bagi mereka yang menolak menggunakan akal dan hati untuk mencari kebenaran.

→ Doa ini adalah permohonan agar kita tidak termasuk orang yang mengabaikan kebenaran.

  1. Neraka sebagai Hukuman bagi Orang yang Menyakiti Ahlul Bait

Sayyid Hashim Al-Bahrani

Menafsirkan ayat tentang siksa bagi orang yang membenci keturunan Rasulullah ﷺ, beliau menyatakan bahwa neraka adalah balasan bagi mereka yang menyakiti Ahlul Bait.

→ Doa ini adalah permohonan agar kita selalu mencintai dan mengikuti Ahlul Bait agar selamat dari neraka.

  1. Neraka sebagai Akibat dari Kesombongan

Imam Ali as (dalam Nahjul Balaghah)

Beliau berkata:”Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada kesombongan, meskipun sebesar biji sawi.”

→ Doa ini adalah permohonan agar kita dijauhkan dari kesombongan yang dapat menjerumuskan kita ke neraka.

  1. Neraka sebagai Bentuk Keadilan Ilahi

Al-Tibrisi (Tafsir Majma’ al-Bayan)

Beliau menafsirkan QS. Al-An’am: 44 bahwa neraka adalah bentuk keadilan bagi mereka yang terus-menerus menolak peringatan Allah.

→ Doa ini adalah permohonan agar kita tidak termasuk dalam golongan yang tertipu oleh dunia hingga lupa kepada Allah.

  1. Neraka sebagai Tempat Orang yang Lalai terhadap Salat

Allamah Thabathabai

Menafsirkan QS. Al-Muddatstsir: 42-43, beliau menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama seseorang masuk neraka adalah meninggalkan salat.

→ Doa ini adalah permohonan agar kita tetap istiqamah dalam menjalankan salat.

  1. Neraka sebagai Konsekuensi dari Perbuatan Zalim

Tafsir Al-Mizan

Menjelaskan bahwa kezaliman terhadap sesama manusia adalah salah satu sebab utama seseorang masuk neraka, sebagaimana disebut dalam QS. An-Nisa: 10.

→ Doa ini adalah permohonan agar kita dijauhkan dari segala bentuk kezaliman.

  1. Neraka sebagai Akibat dari Sifat Serakah

Tafsir Fayd Al-Kashani

Menjelaskan bahwa kerakusan terhadap harta dan kekuasaan akan menyeret seseorang ke neraka, sebagaimana disebut dalam QS. At-Takatsur: 1-2.

→ Doa ini adalah permohonan agar kita dijauhkan dari keserakahan duniawi.

  1. Neraka sebagai Tempat Orang yang Tidak Menyayangi Sesama

Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn

Menafsirkan hadis Rasulullah ﷺ:

“Orang yang tidak memiliki kasih sayang di hatinya, tempatnya adalah neraka.”

→ Doa ini adalah permohonan agar kita diberi hati yang penuh kasih sayang.

  1. Neraka Bisa Dimulai di Dunia

Allamah Thabathabai

Menafsirkan bahwa neraka tidak hanya di akhirat, tetapi bisa dirasakan di dunia dalam bentuk kegelisahan, kesedihan, dan kehampaan jiwa.

→ Doa ini adalah permohonan agar kita tidak merasakan neraka dunia sebelum neraka akhirat.

 

Kesimpulan

Para mufasir Ahlul Bait menafsirkan neraka bukan hanya sebagai siksaan fisik, tetapi juga sebagai akibat dari dosa, hijab dari cahaya Ilahi, kehinaan spiritual, dan konsekuensi dari pilihan manusia.

 

Doa اَجِرْنا مِنَ النّارِ يا مُجيرُ mencakup permohonan agar kita diselamatkan dari semua bentuk neraka, baik di dunia maupun di akhirat.

 

Doa اَجِرْنا مِنَ النّارِ يا مُجيرُ

Menurut Ahli Makrifat dan Hakikat

*Penulis adalah Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran


Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment