Dinilai Harga Tiket Pesawat Maskapainya Mahal, Ini Kata Bos Garuda
Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra
JAKARTA -- Dinilai harga tiket pesawat maskapainya mahal, Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra buka suara.
Dia mengatakan harga tiket pesawat yang dikenakan ke konsumen merupakan gabungan dari harga tiket, pajak bandara, dan biaya lainnya.
Untuk harga tiket pesawat Garuda kelas ekonomi untuk penerbangan domestik katanya sudah tidak naik selama lima tahun terakhir karena aturan tarif batas atas (TBA) yang ditetapkan Kementerian Perhubungan.
Namun pajak bandara naik lebih dari 100 persen. Akibatnya harga yang dibayar konsumen juga ikut terkerek.
Tak hanya pajak bandara yang naik, Irfan mengatakan gaji kru Garuda Indonesia juga naik.
"Sekarang gaji semua orang naik, pilot-pilot naik, awak kabin naik, gaji saya kan mahal, naik juga," katanya dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu (22/5).
Kenaikan harga tiket pesawat katanya juga disebabkan harga avtur yang juga semakin mahal.
Baca juga:
Respon Jokowi Soal Pemilu yang Dinilai Banyak Kecurangan
Ia mengatakan tak masalah jika ada pihak yang menganggap harga tiket Garuda Indonesia. Namun menurutnya harga tiket yang mahal bukan karena maskapai.
Ditambah lagi adanya wacana pemerintah berencana mengutip iuran pariwisata lewat tiket pesawat.
"Ini mau ditambah lagi dengan iuran pariwisata. Yang dimarahi siapa nanti? 'Pak Irfan Zalim, mau ke Sorong naik dua kali lipat'. Seolah-olah saya orang paling zalim di republik ini," katanya.
Di lain sisi, Irfan mengatakan meski dipandang mahal, pesawat Garuda selalu penuh. Ia pun mengatakan Garuda tidak akan menurunkan harga karena sebanding dengan pelayanan yang diberikan.
"Dengan harga ini, kita ingin semua orang yang naik Garuda begitu turun dari pesawat dia bilang 'memang pantes gue bayar sekian'," katanya.
"Enggak delay, pilot gue enggak tidur. Saya bayar mahal pilot untuk salah satunya enggak tidur di pesawat," ujarnya. (*)
Comments (0)
There are no comments yet