Kolom: Kesyahidan yang Melahirkan (3 Sya'ban : Hari kelahiran Imam Husain as)

Supa Athana - Tekno & Sains
05 February 2025 08:42
Kesyahidan yang Menginspirasi Perlawanan

Oleh: Khusnul Yaqin*

Dalam kehidupan ini, kita mengenal awal dari suatu siklus yang disebut kelahiran. Semua makhluk di alam semesta mengalami fase penting ini—kelahiran. Setelah lahir, makhluk akan menjalani kehidupan hingga akhirnya bermuara pada kematian.

Karena merupakan awal dari suatu siklus, makhluk yang baru lahir belum menghasilkan apa pun yang dapat dikenang sebagai sesuatu yang baik atau buruk. Sebagian besar kelahiran disambut dengan kebahagiaan dan tawa gembira oleh keluarga.

Namun, kelahiran Imam Husain bin Fatimah as tidak seperti itu. Kelahiran beliau berbeda dari kebiasaan kelahiran makhluk lainnya. Jika seorang bayi manusia lahir hampir selalu disambut dengan kegembiraan, kelahiran Imam Husain as sedikit berbeda. Memang benar bahwa kelahirannya disambut dengan kebahagiaan oleh ayah, ibu, dan kakeknya, Rasulullah SAW. Akan tetapi, kebahagiaan itu seketika hancur berkeping-keping saat Jibril as mengabarkan kepada Rasulullah SAW bahwa anak yang baru lahir ini kelak akan dibantai secara keji di padang tandus Karbala.

Wiladat of Imam Hussain (A.S.) Mubarak 2024 – daneelyunus

Tangisan Rasulullah SAW atas Tragedi Karbala

Mendengar kabar duka nestapa itu, Rasulullah SAW menangis. Air matanya bercucuran, membasahi pipinya. Itulah peringatan pertama atas duka nestapa yang kelak terjadi—peringatan yang datang dari seorang yang keberadaannya menjadi wasilah bagi terciptanya alam semesta.

Diriwayatkan oleh Ummu Salamah ra, istri Rasulullah SAW, bahwa suatu ketika Rasulullah SAW sedang duduk di rumahnya, lalu Jibril as datang dan menyampaikan kabar mengenai kesyahidan Husain as:

"Jibril datang kepadaku dan memberitakan bahwa umatku akan membunuh anakku ini (Husain), lalu ia membawa segenggam tanah berwarna merah dan berkata, ‘Di tanah inilah dia akan dibunuh. Tempat itu disebut Karbala’.” (HR. Ahmad dan al-Hakim)

Dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah SAW bersabda:

"Aku melihat (dalam mimpi) seekor anjing berwarna hitam menggigit darah dari keluargaku, lalu aku melihat Husain terbunuh di dekat sungai Eufrat." (HR. Ahmad, al-Bazzar, dan at-Thabrani)

Ketika mendengar berita dari Jibril as tentang tragedi Karbala, Rasulullah SAW menangis dan berkata:

"Allah akan melaknat para pembunuh Husain." (HR. Ahmad, Hakim, dan Thabrani)

Tangisan Rasulullah SAW untuk Husain as tidak hanya terjadi sekali. Dalam berbagai riwayat, disebutkan bahwa beliau menangis berkali-kali, karena setelah kelahiran itu, Jibril as berulang kali datang untuk mengingatkan Rasulullah SAW tentang tragedi memilukan yang akan menimpa cucunya.

Kesyahidan yang Menginspirasi Perlawanan

Baca juga:
Mentan Amran di Merauke: Varitas Padi Cakrabuana Agritan Luar Biasa

Tentu, pengulangan peristiwa ini bukan tanpa makna. Lebih dari itu, pengulangan ini adalah upaya membumikan gerakan revolusioner Husaini dalam menentang segala bentuk penindasan.

Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya Husain adalah pelita petunjuk dan bahtera keselamatan." (HR. al-Baihaqi)

Beliau juga bersabda:

"Husain dariku dan aku dari Husain. Allah mencintai siapa yang mencintai Husain." (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Kemudian, kita pun menyadari bahwa kesyahidan Husain as menjadi inspirasi bagi berbagai perlawanan terhadap pemerintahan-pemerintahan zalim. Rasulullah SAW telah mengisyaratkan bahwa perjuangan Husain as akan terus dikenang dan menginspirasi umat Islam dalam melawan kezaliman:

"Kesyahidan Husain akan tetap membara di hati kaum Mukmin hingga Hari Kiamat." (HR. at-Thabrani)

Jika kelahiran makhluk lain belum menghasilkan apa pun, maka kelahiran Husain as sejak awal telah menghadirkan epos perlawanan progresif terhadap segala bentuk ketidakadilan. Bahkan, kesyahidan Husain as dapat diduga sebagai momentum yang sebab kelahirannya justru menjadi pemicu lahirnya berbagai peristiwa revolusioner.

Hussain is from me and I am from Hussain Hadith - Right Path

Dalam sejarah, banyak gerakan pembebasan dan perlawanan yang terinspirasi oleh pengorbanan Imam Husain as di Karbala. Semangat perjuangan beliau telah menjadi mercusuar bagi mereka yang menolak tunduk kepada kezaliman dan ketidakadilan. Seperti sabda Rasulullah SAW:

"Sebaik-baik jihad adalah mengatakan kebenaran di hadapan penguasa yang zalim." (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi)

Kesyahidan Husain as bukanlah akhir, melainkan awal dari lahirnya berbagai gerakan yang terus menghidupkan semangat keadilan dan perlawanan terhadap kezaliman di setiap zaman.

Jalan Kerinchi, 5 Februari 2025

*Penulis adalah Guru Besar Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin


Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment