Kolom: Makna “Ya Allah, bebaskanlah setiap tawanan.” (Bagian Pertama)

Penulis: Muhammad Taufiq Ali Yahya
Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran
Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran
Kalimat اَللّٰهُمَّ فُكَّ كُلَّ أَسِيرٍ adalah sebuah doa dalam bahasa Arab yang berarti:”Ya Allah, bebaskanlah setiap tawanan.” Berikut makna yang dapat ditarik dari doa ini:
1.Permohonan kepada Allah
Mengingatkan bahwa segala urusan, termasuk pembebasan tawanan, hanya dapat dilakukan dengan izin Allah.
2.Doa untuk kebebasan fisik
Doa ini mencakup permohonan untuk membebaskan orang yang terpenjara secara fisik.
3.Bebas dari belenggu dosa
Mengandung makna agar Allah membebaskan manusia dari belenggu dosa dan maksiat.
4.Kebebasan spiritual
Mengisyaratkan perlunya pembebasan jiwa dari perbudakan hawa nafsu dan syahwat.
5.Solidaritas universal
Doa ini mencakup semua manusia, tanpa membedakan agama, bangsa, atau status sosial.
6.Keadilan bagi yang tertindas
Permohonan agar Allah menegakkan keadilan dan membebaskan mereka yang dipenjara secara zalim.
7.Harapan untuk pengampunan
Secara simbolis, doa ini juga meminta Allah untuk memaafkan dan membebaskan manusia dari hukuman di akhirat.
8.Pembebasan dari kesulitan hidup
Tawanan tidak hanya berarti orang yang dipenjara, tetapi juga orang yang terbelenggu oleh masalah hidup.
9.Pengingat akan hakikat rahmat Allah
Doa ini mengingatkan manusia tentang keluasan rahmat Allah yang mampu membebaskan siapa saja dari segala kesulitan.
10.Tindakan proaktif
Mendorong umat untuk berusaha membebaskan tawanan atau membantu mereka yang berada dalam kesulitan, sesuai ajaran Islam.
Doa ini mencerminkan empati, solidaritas, dan harapan kepada Allah untuk menegakkan keadilan dan memberi kebebasan kepada yang tertawan.
Doa اَللّٰهُمَّ فُكَّ كُلَّ أَسِيرٍ memiliki makna yang sejalan dengan ajaran Al-Qur’an, meskipun tidak dinyatakan secara langsung dalam satu ayat tertentu. Namun, konsep pembebasan tawanan dan keadilan bagi mereka yang tertindas sangat ditekankan dalam banyak ayat Al-Qur’an. Berikut adalah beberapa relevansi dan ayat terkait:
1. Pembebasan Tawanan dalam Perang
Al-Qur’an mengajarkan bahwa memperlakukan tawanan dengan baik adalah bagian dari amal saleh:
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan.”
(QS. Al-Insan: 8)
Ayat ini menunjukkan bahwa perhatian terhadap tawanan (as-sir) adalah ibadah yang dianjurkan.
2. Keadilan bagi yang Tertindas
Allah memerintahkan untuk membebaskan orang-orang yang terzalimi, termasuk tawanan yang diperlakukan tidak adil:
“Dan jika kamu menghukum, maka hukumlah dengan hukuman yang setimpal dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, itu lebih baik bagi orang yang sabar.”
(QS. An-Nahl: 126)
Doa ini berhubungan dengan upaya menegakkan keadilan bagi mereka yang ditahan secara zalim.
3. Menghapus Belenggu Dosa
Makna metaforis dari “tawanan” adalah seseorang yang terbelenggu dosa. Allah mengingatkan pentingnya bertaubat:”Dan barang siapa yang melakukan kejahatan atau menganiaya dirinya sendiri, kemudian dia memohon ampun kepada Allah, niscaya dia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.””QS. An-Nisa: 110)
Doa ini dapat dimaknai sebagai permohonan agar Allah membebaskan manusia dari dosa dan kesalahan.
4. Membebaskan dari Perbudakan
Al-Qur’an mendorong pembebasan budak sebagai amal mulia:
“Dan mengapa kamu tidak menempuh jalan yang mendaki lagi sukar? Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (Yaitu) melepaskan perbudakan (seorang hamba).”(QS. Al-Balad: 11-13)
Pembebasan tawanan dapat dipahami juga sebagai perintah untuk membantu orang-orang yang berada dalam kondisi perbudakan fisik atau sosial.
5. Doa dan Harapan untuk Kebebasan
Doa ini mencerminkan harapan agar Allah menolong mereka yang terbelenggu, seperti janji Allah kepada orang yang beriman:
“Dan (ingatlah), ketika kamu masih berjumlah sedikit, tertindas di bumi, kamu takut orang-orang akan menculik kamu, maka Allah memberi kamu tempat menetap, memperkuat kamu dengan pertolongan-Nya, dan memberi kamu rezeki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur.”
(QS. Al-Anfal: 26)
Kesimpulan ; Doa ini sejalan dengan pesan-pesan Al-Qur’an yang mendorong pembebasan, keadilan, pengampunan, dan perhatian terhadap mereka yang tertindas. Baik dalam pengertian fisik (tawanan perang) maupun spiritual (belenggu dosa), makna doa ini mencerminkan nilai-nilai universal Islam tentang rahmat dan keadilan.
6. Pembebasan dari Belenggu Kehidupan Dunia
Doa ini dapat dimaknai sebagai permohonan agar Allah membebaskan manusia dari belenggu keterikatan yang berlebihan pada dunia:
“Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan, sesuatu yang melalaikan, perhiasan, dan saling berbangga di antara kamu…” (QS. Al-Hadid: 20)
Makna ini menunjukkan bahwa tawanan tidak hanya berbentuk fisik, tetapi juga berupa belenggu duniawi seperti cinta terhadap harta atau kedudukan.
7. Pembebasan dari Kezaliman Penguasa
Allah menyuruh manusia untuk menegakkan keadilan dan membebaskan mereka yang tertindas oleh kezaliman:
“Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah, baik laki-laki, perempuan, maupun anak-anak yang berdoa, ‘Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini yang penduduknya zalim…’”
(QS. An-Nisa: 75)
Doa ini mengandung harapan agar Allah menolong tawanan yang ditindas oleh penguasa zalim.
8. Keselamatan di Akhirat
Tawanan dalam konteks akhirat adalah orang yang terperangkap oleh dosa-dosa mereka, sehingga doa ini bisa dimaknai sebagai permohonan agar Allah menyelamatkan manusia dari siksa neraka: “Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya, kecuali golongan kanan.”
(QS. Al-Muddassir: 38-39)
Ayat ini menunjukkan bahwa manusia bisa menjadi “tawanan” amal buruk mereka kecuali yang beriman dan beramal saleh.
9. Kebebasan dari Gangguan Setan
Doa ini juga dapat dipahami sebagai permohonan agar Allah membebaskan manusia dari belenggu godaan setan: “Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”
(QS. Yasin: 60)
Setan sering kali menawan manusia dalam hawa nafsu dan keburukan, sehingga doa ini mencakup perlindungan darinya.
10. Rahmat Allah untuk Semua Makhluk
Doa ini mencerminkan sifat rahmat Allah yang mencakup seluruh makhluk tanpa terkecuali:
“Dan tidaklah Kami mengutus kamu (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.”
(QS. Al-Anbiya: 107)
Doa untuk semua tawanan mencerminkan kasih sayang universal yang diajarkan dalam Islam, sebagai bentuk kepedulian terhadap manusia.
Dengan demikian, doa ini memiliki makna yang sangat luas, meliputi pembebasan fisik, spiritual, hingga keselamatan di dunia dan akhirat, sebagaimana diajarkan dalam Al-Qur’an.
Doa اَللّٰهُمَّ فُكَّ كُلَّ أَسِيرٍ memiliki dasar dalam hadis-hadis yang menunjukkan kepedulian Rasulullah ﷺ terhadap tawanan, baik secara fisik maupun dalam pengertian simbolis. Berikut adalah 10 makna yang dapat dihubungkan dengan hadis:
1. Membebaskan Tawanan adalah Perbuatan Mulia
Rasulullah ﷺ bersabda: “Berilah makan kepada orang yang lapar, jenguklah orang yang sakit, dan bebaskanlah tawanan.”
(HR. Al-Bukhari, no. 3046)
Hadis ini secara langsung menganjurkan umat Islam untuk berusaha membebaskan tawanan sebagai bentuk kasih sayang dan solidaritas.
2. Tawanan yang Diperlakukan dengan Baik
Dalam perang Badr, Rasulullah ﷺ memerintahkan agar para tawanan diperlakukan dengan baik. Ini dijelaskan oleh Al-Qur’an dan didukung oleh tindakan Rasulullah ﷺ yang memotivasi umat untuk bersikap adil terhadap tawanan. (HR. Abu Dawud)
3. Bebas dari Belenggu Hawa Nafsu
Rasulullah ﷺ bersabda:”Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.”(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Doa ini dapat dimaknai sebagai permohonan untuk membebaskan manusia dari menjadi “tawanan” hawa nafsu.
4. Tawanan Amal Buruk di Akhirat
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Setiap orang di pagi hari menjual dirinya, maka dia bisa membebaskan dirinya (dengan amal saleh) atau membinasakannya.”
(HR. Muslim, no. 223)
Hadis ini menunjukkan bahwa manusia bertanggung jawab atas dirinya sendiri, dan amalnya menjadi penentu apakah dia akan menjadi “tawanan” amal buruknya atau selamat di akhirat.
5. Tawanan Setan dan Dunia
Rasulullah ﷺ bersabda:”Dunia ini adalah penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir.”
(HR. Muslim, no. 2956)
Doa ini juga bisa dimaknai sebagai permohonan agar Allah membebaskan orang-orang beriman dari belenggu kehidupan dunia yang penuh ujian.
6. Pembebasan sebagai Bentuk Ibadah
Dalam banyak riwayat, Rasulullah ﷺ mengajarkan untuk memerdekakan budak dan membantu mereka yang tertawan sebagai bentuk ibadah. Salah satu contohnya:
“Siapa yang membebaskan seorang mukmin dari kesulitan dunia, Allah akan membebaskannya dari kesulitan pada Hari Kiamat.”
(HR. Muslim, no. 2699)
7. Membantu Orang yang Tertindas
Rasulullah ﷺ bersabda:”Tolonglah saudaramu, baik dia yang berbuat zalim maupun yang dizalimi.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana cara menolong orang yang berbuat zalim?” Beliau menjawab, “Cegah dia dari perbuatannya.”
(HR. Al-Bukhari, no. 2444)
Hadis ini mengajarkan pentingnya menolong mereka yang tertindas, termasuk tawanan yang berada dalam kezaliman.
8. Tawanan dalam Makna Dosa
Rasulullah ﷺ bersabda:”Orang mati yang membawa utang adalah tawanan, yang tidak bisa dibebaskan kecuali utangnya dilunasi.”
(HR. Ahmad, no. 9704)
Doa ini juga bisa dimaknai sebagai permohonan untuk membebaskan seseorang dari tanggungan dosa atau utang.
9. Keutamaan Memaafkan Tawanan
Rasulullah ﷺ menunjukkan bahwa memaafkan dan membebaskan tawanan adalah perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah, sebagaimana dalam kisah beliau membebaskan tawanan perang tanpa balasan. (HR. Abu Dawud)
10. Doa untuk Tawanan di Segala Keadaan
Rasulullah ﷺ mengajarkan pentingnya mendoakan kaum Muslimin, termasuk tawanan yang sedang dalam kesulitan:
“Doa seorang Muslim untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya akan dikabulkan.”(HR. Muslim, no. 2733)
Kesimpulan; Makna doa اَللّٰهُمَّ فُكَّ كُلَّ أَسِيرٍ didukung oleh banyak hadis Rasulullah ﷺ yang menekankan kepedulian terhadap tawanan, baik dalam konteks fisik, spiritual, maupun sosial. Hadis-hadis tersebut mengajarkan pentingnya menolong mereka yang tertindas, membebaskan dari belenggu dosa, dan mendoakan keselamatan sesama.
Doa اَللّٰهُمَّ فُكَّ كُلَّ أَسِيرٍ juga memiliki relevansi yang kuat dalam ajaran dan riwayat dari Ahlul Bayt (keturunan Rasulullah ﷺ). Berikut adalah makna dan penjelasan doa ini berdasarkan hadis-hadis Ahlul Bayt:
1. Pembebasan Tawanan sebagai Tanda Keimanan
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata:”Seorang mukmin adalah saudara bagi mukmin lainnya. Ia adalah penolong baginya dan tidak akan meninggalkannya dalam kesulitan, termasuk mereka yang tertawan.”(Al-Kafi, jilid 2, hal. 166)
Doa ini mencerminkan kewajiban umat untuk mendoakan dan membantu membebaskan saudara seiman yang tertawan.
2. Pembebasan dari Belenggu Dosa
Imam Ali (as) berkata:”Dosa adalah belenggu yang mengikat manusia. Tidak ada yang dapat membebaskan manusia darinya kecuali taubat dan rahmat Allah.”
(Nahjul Balaghah, Khutbah 222)
Doa ini juga bermakna meminta Allah untuk membebaskan manusia dari belenggu dosa dan mengembalikan mereka kepada jalan yang benar.
3. Doa untuk Tawanan di Malam Qadr
Dalam riwayat Ahlul Bayt, Imam Ali Zainul Abidin (as) dalam Shahifah Sajjadiyah mendoakan kaum Muslimin, termasuk tawanan:
“Ya Allah, bebaskanlah para tawanan, lunasilah utang orang yang berutang, dan kembalikanlah para pengungsi ke negeri mereka.”
(Shahifah Sajjadiyah, Doa ke-39)
Ini menunjukkan bahwa doa untuk para tawanan adalah bagian dari ibadah dan doa-doa penting dalam Islam.
4. Keutamaan Membantu Tawanan dan yang Tertindas
Imam Ali (as) berkata:”Bebaskanlah orang-orang yang tertawan, karena tidak ada kehormatan yang lebih mulia selain menolong orang yang membutuhkan.”
(Ghurar al-Hikam, hadis no. 2341)
Ahlul Bayt menekankan pentingnya menolong mereka yang tertindas, termasuk membebaskan tawanan sebagai salah satu amal yang sangat dianjurkan.
5. Bebas dari Tawanan Hawa Nafsu
Imam Ali (as) berkata:”Orang yang paling mulia adalah mereka yang mampu membebaskan dirinya dari perbudakan hawa nafsu.”
(Nahjul Balaghah, Hikmah 133)
Doa ini juga dapat dimaknai sebagai permohonan agar Allah membantu membebaskan manusia dari “tawanan” hawa nafsu yang dapat menyesatkan.
6. Membebaskan Tawanan untuk Mendekatkan Diri kepada Allah
Imam Hasan Al-Mujtaba (as) berkata:”Bebaskanlah orang-orang yang tertawan, karena itu adalah bentuk rahmat Allah yang akan mendekatkanmu kepada-Nya.”
(Tuhaf al-Uqul, hal. 234)
Doa ini mencerminkan upaya untuk membantu sesama manusia sebagai bentuk ketaatan kepada Allah.
7. Doa untuk Kaum Tertindas
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata:”Di antara doa yang mustajab adalah doa untuk orang-orang yang tertindas, baik yang kamu kenal maupun tidak.”
(Al-Kafi, jilid 2, hal. 507)
Doa ini menunjukkan bahwa mendoakan tawanan adalah bentuk perhatian universal yang sangat dianjurkan.
8. Keselamatan di Akhirat
Imam Ali (as) berkata:”Barang siapa yang membebaskan seorang mukmin dari kesulitan dunia, Allah akan membebaskannya dari kesulitan di akhirat.”
(Nahjul Balaghah, Hikmah 229)
Doa untuk tawanan mencakup keselamatan mereka, baik di dunia maupun di akhirat.
9. Membantu Mereka yang Terpenjara karena Kezaliman
Ahlul Bayt sangat menekankan keadilan. Imam Ali (as) berkata:
“Tidak ada kewajiban yang lebih utama setelah menegakkan kebenaran selain membebaskan mereka yang tertindas.”
(Ghurar al-Hikam, hadis no. 8865)
Doa ini mencakup permohonan agar Allah menolong orang-orang yang ditawan secara zalim.
10. Empati terhadap Tawanan dalam Kesulitan
Imam Husain (as) dalam doanya berkata:”Ya Allah, bebaskanlah mereka yang tertawan, lunasilah utang orang yang kesulitan, dan kuatkanlah hati mereka yang tertindas.”
(Mafatih al-Jinan, Doa Hari Arafah)
Doa ini menegaskan kepedulian Ahlul Bayt terhadap semua yang berada dalam kesulitan, termasuk tawanan.
Kesimpulan; Dalam pandangan Ahlul Bayt, doa اَللّٰهُمَّ فُكَّ كُلَّ أَسِيرٍ memiliki makna yang sangat mendalam, baik dalam konteks fisik, sosial, maupun spiritual. Doa ini mencerminkan nilai-nilai keimanan, keadilan, solidaritas, dan rahmat, sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah ﷺ dan keluarganya.
Doa اَللّٰهُمَّ فُكَّ كُلَّ أَسِيرٍ juga memiliki makna yang dalam jika ditinjau dari perspektif para mufasir Al-Qur’an. Para mufasir mengaitkan konsep pembebasan tawanan dengan berbagai ayat yang membahas keadilan, pembebasan dari penderitaan, dan rahmat Allah. Berikut adalah beberapa penafsiran yang relevan:
1. Pembebasan Tawanan Fisik dan Tindakan Keadilan
Tafsir al-Qurtubi:
Menurut Imam Al-Qurtubi, ayat:
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan.” (QS. Al-Insan: 8)
Mengindikasikan bahwa pembebasan dan kebaikan terhadap tawanan adalah bagian dari amal ibadah yang dicintai Allah. Tawanan yang dimaksud mencakup tawanan perang atau orang-orang yang tertindas dalam kondisi fisik maupun sosial.
2. Pembebasan dari Belenggu Hawa Nafsu
Tafsir Al-Mizan oleh Allamah Thabathabai:Dalam penafsiran ayat:
“Adapun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya neraka adalah tempat tinggalnya.”
(QS. An-Nazi’at: 37-39)
Allamah Thabathabai menjelaskan bahwa manusia sering menjadi tawanan hawa nafsu, cinta dunia, dan kezaliman terhadap dirinya sendiri. Doa ini mengandung makna permohonan agar Allah membebaskan manusia dari tawanan spiritual tersebut.
3. Tawanan Amal Buruk di Akhirat
Tafsir Ibn Katsir: Dalam tafsir ayat:
“Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.”
(QS. Al-Muddassir: 38)
Ibn Katsir menjelaskan bahwa manusia akan menjadi “tawanan” amal buruk mereka di akhirat kecuali jika Allah mengampuni mereka. Doa ini dapat dimaknai sebagai permohonan agar Allah membebaskan manusia dari akibat dosa dan amal buruk di dunia.
4. Pembebasan dari Kezaliman Sosial
Tafsir Al-Jassas: Dalam penafsiran ayat: “Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah…” (QS. An-Nisa: 75)
Imam Al-Jassas menyebutkan bahwa membebaskan tawanan adalah bentuk membela mereka yang lemah dan tertindas, khususnya ketika mereka dipenjara atau diperbudak secara zalim. Doa ini sejalan dengan semangat membebaskan manusia dari kezaliman.
5. Pembebasan Tawanan sebagai Simbol Rahmat Allah
Tafsir Ruh al-Ma’ani oleh Al-Alusi:
Dalam penafsiran ayat:
“Kemudian Dia berada pada jalan yang mendaki dan sukar, yaitu melepaskan perbudakan.”
(QS. Al-Balad: 11-13)
Al-Alusi menafsirkan bahwa membebaskan tawanan (baik fisik maupun sosial) adalah perbuatan yang menunjukkan rahmat Allah. Doa ini mencerminkan harapan agar Allah memberikan rahmat-Nya kepada mereka yang terpenjara dalam berbagai kondisi.
6. Pembebasan Tawanan dari Keterbatasan Dunia
Tafsir Al-Kashaf oleh Al-Zamakhshari: Dalam tafsir ayat:”Dan katakanlah: Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu…”
(QS. Al-Kahfi: 29)
Al-Zamakhshari menekankan bahwa kebenaran membebaskan manusia dari belenggu kejahilan dan keterbatasan duniawi. Doa ini juga bermakna agar Allah membebaskan manusia dari keterbelakangan ilmu dan kezaliman akibat kebodohan.
7. Tawanan Spiritual dan Keselamatan Akhirat
Tafsir Fi Zilalil Qur’an oleh Sayyid Qutb: Dalam penafsiran ayat:”Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan dosa, maka ia akan ditimpa akibatnya.”
(QS. An-Nisa: 123)
Sayyid Qutb menyebut bahwa manusia yang terbelenggu dosa adalah tawanan spiritual. Doa ini mencerminkan harapan untuk keselamatan di akhirat dan pembebasan dari hukuman akibat dosa.
8. Pembebasan Sosial sebagai Tanggung Jawab Kolektif
Tafsir Al-Maraghi:
Dalam tafsir ayat:”Dan tolonglah menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa…”(QS. Al-Ma’idah: 2)
Al-Maraghi menyebut bahwa membantu tawanan dan membebaskan mereka adalah tanggung jawab kolektif umat Islam, khususnya terhadap mereka yang tertindas secara sosial.
9. Tawanan dalam Konteks Ujian Kehidupan
Tafsir Al-Mizan oleh Allamah Thabathabai: Dalam tafsir ayat:
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan…”
(QS. Al-Baqarah: 155)
Allamah Thabathabai menjelaskan bahwa ujian dunia adalah bentuk “penjara” yang harus dilalui manusia. Doa ini bisa dimaknai sebagai permohonan untuk keluar dari ujian dengan kesabaran dan bantuan Allah.
10. Simbol Pembebasan Rahmat Allah yang Luas
Tafsir Al-Qummi: Dalam tafsir ayat:
“Rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.” (QS. Al-A’raf: 156)
Tafsir Al-Qummi menekankan bahwa rahmat Allah mencakup semua kondisi manusia, termasuk pembebasan mereka dari penjara fisik, spiritual, dan sosial. Doa ini mencerminkan harapan akan rahmat Allah yang mampu membebaskan siapa saja dari segala bentuk penderitaan.
Kesimpulan; Para mufasir memahami doa اَللّٰهُمَّ فُكَّ كُلَّ أَسِيرٍ sebagai permohonan yang luas, mencakup pembebasan dari penjara fisik, dosa, hawa nafsu, dan kezaliman. Makna ini didukung oleh ayat-ayat Al-Qur’an yang membahas keadilan, rahmat, dan pertolongan Allah kepada mereka yang terbelenggu dalam berbagai kondisi.
Comments (0)
There are no comments yet