Kolom: Makna “Ya Allah, kembalikanlah setiap yang hilang atau yang jauh.” (Bagian Terakhir)

Penulis: Muhammad Taufiq Ali Yahya
Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran
Doa اَللّٰهُمَّ رُدَّ كُلَّ غَريبٍ (Ya Allah, kembalikanlah setiap yang terasing) mengandung banyak makna, terutama dalam tradisi Islam, baik dari sisi lahiriah maupun batiniah. Doa ini, meskipun terdengar sederhana, mengandung makna mendalam terkait dengan keterasingan, pencarian kembali apa yang hilang, dan harapan akan kembalinya sesuatu yang hilang ke asalnya. Di dalam tradisi Syiah, doa ini seringkali dikaitkan dengan konteks spiritual dan keagamaan yang lebih luas, terutama dalam kaitannya dengan para Imam Ahlul Bayt dan jiwa-jiwa yang terasing.
Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran
Doa اَللّٰهُمَّ رُدَّ كُلَّ غَريبٍ (Ya Allah, kembalikanlah setiap yang terasing) mengandung banyak makna, terutama dalam tradisi Islam, baik dari sisi lahiriah maupun batiniah. Doa ini, meskipun terdengar sederhana, mengandung makna mendalam terkait dengan keterasingan, pencarian kembali apa yang hilang, dan harapan akan kembalinya sesuatu yang hilang ke asalnya. Di dalam tradisi Syiah, doa ini seringkali dikaitkan dengan konteks spiritual dan keagamaan yang lebih luas, terutama dalam kaitannya dengan para Imam Ahlul Bayt dan jiwa-jiwa yang terasing.
Kisah dan Cerita Terkait Doa اَللّٰهُمَّ رُدَّ كُلَّ غَريبٍ
1. Keterasingan Imam Ali (as) di Madinah
Pada zaman Imam Ali (as), beliau seringkali merasa terasing dalam masyarakat karena sikap dan pandangan yang berbeda dari umat Muslim pada umumnya. Imam Ali adalah sosok yang sangat dekat dengan Nabi Muhammad ﷺ, namun beliau sering menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pengakuan dan dukungan dari sebagian besar umat Islam, terutama dalam soal kepemimpinan setelah wafatnya Nabi ﷺ.
Ketika Imam Ali (as) diangkat sebagai khalifah, sebagian umat merasa terasing dan lebih memilih untuk mendukung khalifah-khalifah sebelumnya, meskipun mereka tahu bahwa Imam Ali memiliki kedudukan dan ilmu yang lebih tinggi. Ketika terjadi pertempuran di Shiffin dan juga perpecahan umat Islam, Imam Ali sering merasakan betapa terasingnya beliau dari umatnya sendiri.
Doa اَللّٰهُمَّ رُدَّ كُلَّ غَريبٍ sering diucapkan oleh para pengikut dan sahabat Imam Ali sebagai bentuk harapan agar umat kembali bersatu dan menerima kepemimpinan yang benar, yang diterima oleh Allah, yaitu kepemimpinan Ahlul Bayt. Doa ini menjadi simbol dari harapan untuk mengembalikan kebenaran yang sempat terasing.
2. Kisah Imam Husain (as) di Karbala
Salah satu kisah yang sangat kuat terkait dengan doa ini adalah peristiwa tragis di Karbala. Imam Husain (as), cucu Nabi Muhammad ﷺ, bersama dengan keluarganya dan pengikutnya, merasa sangat terasing di tengah-tengah umat Islam yang telah dipengaruhi oleh kekuasaan dan kepentingan duniawi. Mereka dipaksa untuk memilih antara hidup dalam kehinaan di bawah kekuasaan Yazid atau mati dalam mempertahankan kebenaran dan nilai-nilai Islam.
Imam Husain mengucapkan doa ini dalam salah satu seruan terakhirnya, memohon agar umat kembali kepada hakikat ajaran Islam dan tidak lagi terasing dari cahaya kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ dan keluarga beliau. Ia berharap agar umat kembali kepada fitrah mereka, yang merupakan pengakuan terhadap Ahlul Bayt sebagai penerus ajaran yang benar.
Ketika Imam Husain dan para pengikutnya gugur sebagai syuhada di Karbala, doa ini terus menggema di hati para pengikutnya, yang berharap agar umat yang terasing kembali kepada kebenaran dan keadilan yang diperjuangkan oleh Imam Husain dan Ahlul Bayt.
3. Doa dalam Konteks Kehidupan Sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari, doa اَللّٰهُمَّ رُدَّ كُلَّ غَريبٍ sering dibaca oleh orang-orang yang merasa terasing dalam berbagai aspek kehidupan mereka, seperti ketika mereka merasa jauh dari keluarga, teman, atau bahkan merasa asing dalam masyarakat. Ada juga orang yang merasa terasing dari Allah, terutama setelah melakukan dosa atau merasa jauh dari agama.
Sebagai contoh, seorang pemuda yang sedang mengalami kegagalan atau kesulitan dalam hidupnya mungkin merasa asing dengan jalan hidup yang semestinya dia tempuh. Dalam momen-momen seperti itu, doa ini menjadi sarana untuk kembali kepada jalan yang benar, kembali kepada ketenangan dan kedekatan dengan Allah, dan mencari bimbingan spiritual dari para Imam yang mewakili kebenaran dan cahaya Ilahi.
4. Harapan untuk Kembalinya Imam Mahdi (aj)
Salah satu makna doa ini yang sangat penting dalam tradisi Syiah adalah harapan untuk kembalinya Imam Mahdi (aj). Dalam banyak riwayat, Imam Mahdi diyakini akan kembali sebagai pemimpin yang adil dan membawa keadilan bagi seluruh umat manusia. Dalam masa kegaiban beliau, umat Islam merasa terasing dan rindu akan kehadiran beliau sebagai pemimpin yang sejati.
Para ulama dan pengikut Imam Mahdi mengucapkan doa ini sebagai harapan agar Allah segera mengembalikan Imam Mahdi (aj) untuk menyelamatkan umat Islam dan seluruh umat manusia dari ketidakadilan dan penderitaan. Doa ini menjadi simbol rindu akan kembalinya kebenaran dan keadilan yang sempat terasing dalam kehidupan dunia ini.
5. Keterasingan Rohani dan Spiritual
Dalam dimensi spiritual, doa اَللّٰهُمَّ رُدَّ كُلَّ غَريبٍ juga mencakup permohonan agar jiwa yang terasing dari Tuhan dapat kembali kepada-Nya. Ahli hakikat Syiah memandang bahwa setiap jiwa yang berpaling dari Allah dan hidup dalam kelalaian atau dosa merasa terasing. Doa ini menjadi jalan untuk memohon kepada Allah agar mengembalikan jiwa-jiwa tersebut kepada kedekatan dengan-Nya.
Banyak para sufi dan ahli hakikat Syiah yang menganggap doa ini sebagai permohonan untuk kembalinya diri mereka kepada jalan Ilahi, agar mereka tidak terus terasing dalam gelapnya kebodohan dan kesalahan. Mereka melihat doa ini sebagai sarana untuk menemukan kembali cahaya Ilahi dalam hati mereka.
Kesimpulan; Doa اَللّٰهُمَّ رُدَّ كُلَّ غَريبٍ mengandung harapan untuk mengembalikan apa yang hilang, baik dalam konteks spiritual, sosial, maupun historis. Dalam tradisi Syiah, doa ini memiliki dimensi yang sangat dalam terkait dengan harapan kembalinya umat kepada Allah melalui bimbingan Ahlul Bayt, kembalinya Imam Mahdi (aj) sebagai pemimpin adil, dan kembalinya jiwa-jiwa yang terasing kepada cahaya kebenaran. Doa ini mencerminkan rindu akan kesatuan, kedamaian, dan keadilan yang sejati, yang hanya dapat tercapai dengan kembali kepada jalan yang benar, yaitu jalan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad ﷺ dan keluarganya.
Doa اَللّٰهُمَّ رُدَّ كُلَّ غَريبٍ (Ya Allah, kembalikanlah setiap yang terasing) memiliki manfaat yang mendalam dalam konteks spiritual, sosial, dan pribadi. Doa ini, yang sering dibaca oleh umat Islam untuk berbagai tujuan, memiliki kekuatan untuk mengembalikan kedamaian, memperbaiki hubungan dengan Allah, dan memohon agar apa yang hilang dalam kehidupan, baik dalam aspek spiritual maupun material, dapat kembali.
Manfaat Doa اَللّٰهُمَّ رُدَّ كُلَّ غَريبٍ
1.Mengembalikan Jiwa kepada Allah
Doa ini memiliki kekuatan untuk membantu seseorang yang merasa terasing dari Allah untuk kembali kepada-Nya. Ketika seseorang merasa jauh karena dosa atau kelalaian dalam ibadah, doa ini bisa menjadi sarana untuk memohon ampunan Allah dan untuk mengembalikan kedekatan dengan-Nya.
2.Mendekatkan Diri kepada Ahlul Bayt (as)
Dalam pandangan Syiah, doa ini juga bermakna memohon agar kita kembali kepada jalan Ahlul Bayt, sebagai penghubung antara umat dan Allah. Doa ini mengingatkan kita akan pentingnya mengikuti petunjuk Ahlul Bayt yang merupakan sumber cahaya kebenaran.
3.Memohon Kembalinya Imam Mahdi (aj)
Salah satu manfaat besar dari doa ini dalam tradisi Syiah adalah sebagai permohonan agar Allah mengembalikan Imam Mahdi (aj) yang terhalang oleh masa ghaibah-Nya. Umat Islam, khususnya Syiah, merasa terasing tanpa keberadaan Imam Mahdi yang adil. Doa ini menggambarkan rindu umat untuk melihat kembalinya pemimpin yang akan membawa keadilan dan kedamaian.
4.Penyembuhan dari Keterasingan Sosial
Doa ini juga dapat membantu orang yang merasa terasing atau kesepian dalam masyarakat. Ketika seseorang merasa tidak diterima atau berada dalam kesendirian, doa ini memohon kepada Allah untuk mengembalikan rasa persaudaraan, solidaritas, dan kedamaian dalam hubungan sosial.
5.Memohon Kembalinya Kehidupan yang Berkah
Doa ini bukan hanya tentang kedekatan spiritual, tetapi juga bisa dimohonkan untuk kembalinya segala yang hilang dalam kehidupan, seperti rezeki, kedamaian, atau kebahagiaan. Ia adalah doa untuk mengembalikan berkat yang hilang dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
6.Kembalinya Keadaan yang Baik
Bagi orang yang berada dalam kesulitan atau masalah, doa ini bisa menjadi sarana untuk memohon kepada Allah agar mengembalikan keadaan yang lebih baik. Baik itu dalam bentuk kesehatan, keberuntungan, atau pemecahan dari masalah yang dihadapi.
7.Menjaga Kesatuan dan Keterhubungan dengan Sesama
Doa ini juga bisa menjadi pengingat untuk memohon agar umat Islam tetap bersatu dan tidak terpecah belah. Doa ini mengandung permohonan untuk kembalinya persatuan umat Islam yang terpecah akibat perbedaan pandangan atau konflik.
Doa اَللّٰهُمَّ رُدَّ كُلَّ غَريبٍ
Berikut adalah doa dalam bahasa Arab beserta terjemahannya:
اَللّٰهُمَّ رُدَّ كُلَّ غَريبٍ
Allahumma rudd kulli gharib
Ya Allah, kembalikanlah setiap yang terasing.
Doa ini mengandung makna yang luas, tidak hanya terbatas pada orang yang terasing secara fisik, tetapi juga secara rohani dan sosial. “Gharib” (terasing) dalam doa ini dapat merujuk kepada mereka yang jauh dari tanah kelahiran, yang jauh dari keluarga atau orang yang mereka cintai, atau bahkan mereka yang merasa jauh dari Allah atau jauh dari jalan yang benar. Dengan berdoa, umat Islam memohon kepada Allah untuk mengembalikan mereka kepada sumber kedamaian, kedekatan dengan-Nya, dan jalan yang benar.
Waktu yang Disarankan untuk Membaca Doa Ini
•Pada Saat Kesulitan atau Keterasingan: Jika seseorang merasa terasing atau kesepian, baik dalam hidupnya atau dalam hubungan sosial, doa ini dapat dibaca untuk memohon kepada Allah agar mengembalikan kedamaian dan kedekatan.
•Saat Rindu kepada Imam Mahdi (aj): Dalam tradisi Syiah, doa ini sering dibaca dengan harapan untuk kembalinya Imam Mahdi (aj), yang dipercaya akan membawa keadilan bagi umat Islam dan seluruh dunia.
•Saat Memohon Ampunan dan Petunjuk: Doa ini juga berguna saat seseorang merasa jauh dari Allah atau telah berbuat dosa, sebagai sarana untuk kembali kepada-Nya.
Kesimpulan; Doa اَللّٰهُمَّ رُدَّ كُلَّ غَريبٍ adalah doa yang penuh makna dan manfaat. Ia bukan hanya memohon kembalinya apa yang hilang secara fisik, tetapi juga sebagai permohonan agar kita yang merasa terasing dari Allah, Ahlul Bayt, atau kehidupan yang penuh berkah, dapat kembali kepada-Nya. Doa ini juga mencerminkan harapan untuk persatuan, kedamaian, dan keadilan, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam masyarakat secara umum.
Baca juga:
Sudi Abdallah Cedera, PSIS Rekrut Evandro Brandao
Comments (0)
There are no comments yet