Kolom: Makna Masukkanlah Kebahagiaan Kepada Ahli Kubur

Penulis: Muhammad Taufiq Ali Yahya
Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran
Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran
Frasa “اَدْخِلْ عَلى اَهْلِ الْقُبُورِ السُّرُورَ” secara harfiah berarti “Masukkanlah kebahagiaan kepada ahli kubur.” Dalam konteks doa atau munajat, makna ini mencakup sejumlah pengertian yang lebih luas. Berikut makna yang dapat dipahami dari frasa ini:
1.Memohon rahmat dan ampunan Allah untuk ahli kubur
Mendoakan agar Allah melimpahkan rahmat dan ampunan kepada mereka yang telah meninggal, sehingga mereka merasakan kebahagiaan di alam barzakh.
2.Menghapus dosa-dosa mereka
Memohon agar dosa-dosa ahli kubur diampuni, sehingga mereka terbebas dari siksa kubur dan diberi ketenangan.
3.Meminta cahaya di alam kubur
Memohon kepada Allah agar kubur mereka diterangi dengan cahaya yang membawa ketentraman dan kedamaian.
4.Menghadiahkan amal kebaikan
Mengirimkan pahala dari sedekah, bacaan Al-Qur’an, atau amal lainnya untuk ahli kubur, sehingga mereka mendapatkan manfaat darinya.
5.Meningkatkan derajat mereka
Berdoa agar Allah meningkatkan derajat mereka di sisi-Nya dan memberikan tempat yang mulia di akhirat.
6.Meringankan beban siksa
Jika ahli kubur sedang dalam hukuman atau siksa, doa ini bermakna permohonan agar penderitaan mereka diringankan.
7.Menghubungkan kasih sayang antara yang hidup dan yang telah meninggal. Doa ini mencerminkan hubungan kasih sayang yang tetap terjalin antara keluarga yang hidup dengan mereka yang telah wafat.
8.Mengingatkan yang hidup akan kematian
Membaca doa ini membantu yang hidup untuk lebih sadar akan kehidupan akhirat dan pentingnya berbuat baik.
9.Mengikuti sunnah Nabi dan Ahlul Bait
Dalam beberapa riwayat, dianjurkan untuk mendoakan ahli kubur, sebagaimana Nabi Muhammad dan Ahlul Bait selalu mendoakan umat yang telah wafat.
10.Menghadirkan kebahagiaan melalui perbuatan nyata
Selain doa, bisa juga dilakukan dengan tindakan nyata seperti membersihkan makam, menziarahi, atau bersedekah atas nama ahli kubur.
Doa ini adalah wujud kepedulian terhadap mereka yang telah mendahului kita, sekaligus mengingatkan kita akan hakikat kehidupan dunia dan akhirat.
Dalam Al-Qur’an, meskipun frasa “اَدْخِلْ عَلى اَهْلِ الْقُبُورِ السُّرُورَ” tidak disebutkan secara langsung, makna dan konsep doa untuk ahli kubur dapat ditemukan dalam berbagai ayat yang mendorong umat Islam untuk berdoa, memohon ampunan, dan memperhatikan hubungan dengan mereka yang telah wafat. Berikut beberapa ayat yang relevan:
1. Memohon ampunan untuk orang yang telah meninggal
Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk mendoakan ampunan bagi mereka yang telah wafat:
•QS. Ibrahim (14): 41
“Ya Tuhan kami, ampunilah aku, kedua orang tuaku, dan orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab.”
Ayat ini menunjukkan pentingnya memohonkan ampunan bagi ahli kubur, yang merupakan bentuk kebahagiaan bagi mereka di alam barzakh.
2. Berbuat baik kepada orang tua yang telah wafat
•QS. Al-Isra (17): 24
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang, dan ucapkanlah, ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya sebagaimana mereka telah mendidikku waktu kecil.’”
Doa untuk orang tua yang telah meninggal termasuk cara memasukkan kebahagiaan kepada mereka.
3. Pahala amal jariyah dan doa yang terus mengalir
•QS. Yasin (36): 12
“Sungguh, Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan.”
Ayat ini menunjukkan bahwa kebaikan yang dilakukan oleh orang yang hidup, seperti bersedekah dan berdoa untuk ahli kubur, menjadi pahala yang terus mengalir kepada mereka.
4. Doa memohon cahaya dan ampunan di akhirat
•QS. At-Tahrim (66): 8
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang tulus, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.”
Kebahagiaan sejati bagi ahli kubur adalah pengampunan dosa dan mendapatkan tempat di surga.
5. Kebaikan kepada sesama, termasuk yang telah wafat
•QS. Al-Hashr (59): 10
“Dan orang-orang yang datang setelah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: ‘Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu daripada kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.’”
Ayat ini menunjukkan anjuran untuk mendoakan saudara-saudara seiman yang telah meninggal, yang merupakan wujud kebahagiaan bagi mereka.
Kesimpulan; Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa memberikan kebahagiaan kepada ahli kubur, seperti memohon ampunan, berdoa, atau melakukan amal kebaikan atas nama mereka, adalah tindakan yang dianjurkan dalam Al-Qur’an. Hal ini mencerminkan kasih sayang dan perhatian seorang mukmin terhadap sesama, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal.
Berikut tambahan 5 ayat Al-Qur’an yang relevan dengan konsep memasukkan kebahagiaan kepada ahli kubur:
6. Meringankan siksa dengan doa dan amalan
•QS. Ghafir (40): 7-9
”…dan mereka memohonkan ampunan bagi orang-orang yang beriman (seraya berkata): ‘Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan-Mu, dan peliharalah mereka dari azab neraka. Ya Tuhan kami, masukkanlah mereka ke dalam surga Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka, dan orang-orang yang saleh di antara nenek moyang mereka, pasangan-pasangan mereka, dan keturunan mereka.’”
Ayat ini menunjukkan bahwa para malaikat pun mendoakan ampunan dan kebahagiaan bagi orang-orang beriman yang telah meninggal.
7. Menghidupkan hati melalui amal dan doa
•QS. Al-Baqarah (2): 261
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai; pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki.”
Amal jariyah, seperti sedekah atas nama ahli kubur, dapat membawa pahala berlipat ganda untuk mereka dan memberikan kebahagiaan di alam kubur.
8. Doa untuk keluarga yang telah meninggal
•QS. Ibrahim (14): 40-41
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat. Ya Tuhan kami, kabulkanlah doaku. Ya Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua orang tuaku serta orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab.”
Doa Nabi Ibrahim ini menjadi teladan untuk mendoakan keluarga, termasuk yang telah meninggal dunia.
9. Pengampunan sebagai kebahagiaan tertinggi
•QS. An-Nisa (4): 64
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sekiranya mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.”
Memohonkan ampunan kepada Allah bagi orang yang telah meninggal adalah cara terbaik untuk memberikan kebahagiaan kepada mereka.
10. Keselamatan di akhirat sebagai kebahagiaan sejati
•QS. Al-Anbiya (21): 101-102
“Sungguh, orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka. Mereka tidak akan mendengar suara gemuruhnya, dan mereka kekal dalam apa yang diinginkan oleh hati mereka.”
Kebahagiaan terbesar bagi ahli kubur adalah keselamatan dari siksa neraka dan mendapatkan nikmat akhirat.
Kelima ayat tambahan ini memperkuat pemahaman bahwa doa, amalan baik, dan memohon ampunan untuk ahli kubur adalah cara yang dianjurkan untuk memberikan kebahagiaan kepada mereka, baik di alam barzakh maupun akhirat kelak.
Berikut adalah beberapa hadis yang relevan dengan makna “اَدْخِلْ عَلى اَهْلِ الْقُبُورِ السُّرُورَ” dan konsep memasukkan kebahagiaan kepada ahli kubur:
1. Keutamaan mendoakan ahli kubur
Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda:”Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya.”
(HR. Muslim, no. 1631)
Hadis ini menegaskan bahwa doa dari orang yang hidup, terutama anak adam yang saleh, dapat memberikan kebahagiaan dan manfaat kepada ahli kubur.
2. Mendoakan pengampunan bagi yang telah wafat
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Mintakanlah ampunan untuk saudara kalian (yang meninggal) dan mohonkanlah ketetapan baginya, karena saat ini dia sedang ditanya.”
(HR. Abu Dawud, no. 3221; Ibnu Majah, no. 1541)
Hadis ini menunjukkan bahwa doa memohon ampunan bagi orang yang telah meninggal adalah bentuk memberikan ketenangan dan kebahagiaan kepada mereka di alam kubur.
3. Sedekah untuk ahli kubur
Dari Abdullah bin Abbas r.a., ia berkata:
Seorang wanita dari Juhainah datang kepada Nabi ﷺ dan berkata, “Ibuku telah bernazar untuk menunaikan haji, tetapi ia belum sempat melakukannya hingga wafat. Apakah aku harus menghajikannya?” Rasulullah ﷺ menjawab, “Ya, tunaikanlah haji untuknya. Bukankah jika ibumu memiliki utang, engkau akan melunasinya? Maka lunasilah utang kepada Allah, karena Allah lebih berhak untuk dilunasi.”
(HR. Bukhari, no. 1852)
Hadis ini menunjukkan bahwa amal yang dilakukan atas nama orang yang telah meninggal, seperti haji atau sedekah, dapat memberikan kebahagiaan dan manfaat bagi mereka.
4. Ziarah kubur untuk mendoakan ahli kubur
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Dahulu aku melarang kalian untuk menziarahi kubur. Sekarang, berziarahlah, karena itu dapat mengingatkan kalian kepada akhirat.”(HR. Muslim, no. 977)
Hadis ini menunjukkan bahwa ziarah kubur bukan hanya untuk mengingatkan kita tentang kematian, tetapi juga untuk mendoakan ahli kubur dan memberikan kebahagiaan kepada mereka melalui doa.
5. Membacakan Al-Qur’an untuk ahli kubur
Dari Anas bin Malik r.a., Rasulullah ﷺ bersabda:”Barang siapa yang melewati makam lalu membaca surah Yasin, maka akan diringankan siksa ahli kubur pada hari itu, dan ia akan mendapatkan pahala kebaikan.”
(HR. Abu Nu’aim dalam Hilyat al-Auliya’, disebutkan oleh Imam As-Suyuti dalam Syarh as-Shudur)
Hadis ini menegaskan bahwa membaca Al-Qur’an, seperti Surah Yasin, dapat memberikan kebahagiaan dan meringankan beban ahli kubur.
6. Sedekah untuk orang yang telah meninggal
Dari Aisyah r.a., Rasulullah ﷺ bersabda:”Jika seseorang meninggal dunia dan keluarganya bersedekah atas namanya, maka sedekah itu sampai kepadanya.”
(HR. Bukhari, no. 1388; Muslim, no. 1004)
Hadis ini menunjukkan bahwa sedekah yang dilakukan untuk ahli kubur adalah salah satu cara memasukkan kebahagiaan kepada mereka.
7. Meringankan siksa ahli kubur dengan doa
Dari Utsman bin Affan r.a., ia berkata:
“Rasulullah ﷺ, ketika selesai menguburkan seseorang, berdiri di sisi kubur dan bersabda, ‘Mohonkanlah ampunan untuk saudara kalian, dan mintakanlah agar ia diberikan ketetapan hati, karena sekarang ia sedang ditanya.’”
(HR. Abu Dawud, no. 3221)
Hal ini menunjukkan bahwa doa orang yang hidup memiliki pengaruh besar terhadap kebahagiaan ahli kubur.
Kesimpulan; Hadis-hadis ini menunjukkan pentingnya berdoa, beramal, dan mengingat ahli kubur sebagai salah satu cara memberikan kebahagiaan kepada mereka. Baik melalui doa, sedekah, ziarah, atau bacaan Al-Qur’an, semua tindakan tersebut dapat meringankan beban dan memberikan ketenangan kepada mereka di alam barzakh.
Berikut adalah beberapa hadis dari Ahlul Bayt yang relevan dengan konsep “اَدْخِلْ عَلى اَهْلِ الْقُبُورِ السُّرُورَ” (memberikan kebahagiaan kepada ahli kubur):
1. Keutamaan membaca Al-Qur’an untuk ahli kubur
Imam Ja’far Ash-Shadiq (a.s.) bersabda:”Barang siapa yang membaca Surah Yasin di sisi kubur seorang mukmin, Allah akan meringankan siksa ahli kubur itu, dan ia akan mendapatkan pahala seperti kebaikan yang diberikan kepada ahli kubur itu.”(Diriwayatkan dalam Wasail ash-Shia, jilid 2)
Hadis ini menekankan manfaat membaca Al-Qur’an, terutama Surah Yasin, untuk memberikan kebahagiaan dan meringankan beban ahli kubur.
2. Amal kebaikan untuk yang telah wafat
Imam Ali Zainul Abidin (a.s.) berkata:
“Amal kebaikan yang dilakukan oleh anak-anak untuk orang tuanya setelah kematian mereka, seperti bersedekah atas nama mereka, berdoa untuk mereka, atau memohonkan ampunan untuk mereka, akan sampai kepada mereka dan memberikan manfaat di alam kubur.”
(Diriwayatkan dalam Al-Kafi, jilid 7)
Ini menunjukkan bahwa amal yang dilakukan oleh keluarga untuk orang yang telah meninggal memberikan kebahagiaan kepada mereka.
3. Sedekah atas nama ahli kubur
Imam Ali (a.s.) bersabda:
“Sedekah atas nama orang yang telah meninggal akan sampai kepada mereka, meringankan beban mereka, dan menambah kebaikan bagi mereka di alam barzakh.”
(Diriwayatkan dalam Nahjul Balaghah)
Hadis ini mengajarkan bahwa sedekah adalah salah satu cara terbaik untuk memberikan kebahagiaan kepada ahli kubur.
4. Ziarah kubur dan mendoakan ahli kubur
Imam Ja’far Ash-Shadiq (a.s.) berkata:
“Ziarahilah kubur-kubur mereka, bacalah doa dan Al-Qur’an untuk mereka, karena doa dan bacaanmu adalah hadiah bagi mereka, dan mereka akan merasa senang karenanya.”(Diriwayatkan dalam Bihar al-Anwar, jilid 97)
Ini menunjukkan bahwa ahli kubur mendapatkan manfaat dan kebahagiaan dari doa dan bacaan Al-Qur’an yang dilakukan oleh keluarga mereka.
5. Kebaikan bagi yang meninggal pada malam Jumat
Imam Muhammad Al-Baqir (a.s.) berkata:”Barang siapa meninggal dunia pada malam Jumat, Allah akan meluaskan kuburnya dan mengampuni dosa-dosanya karena kemuliaan hari tersebut.”
(Diriwayatkan dalam Bihar al-Anwar, jilid 6)
Hadis ini menunjukkan bahwa doa dan kebaikan yang dilakukan pada waktu yang mulia, seperti malam Jumat, dapat membawa kebahagiaan dan keringanan bagi ahli kubur.
6. Keutamaan menghadiahkan pahala amalan
Imam Musa Al-Kazhim (a.s.) berkata:
“Barang siapa yang menghadiahkan pahala dari amal salehnya kepada seorang mukmin yang telah meninggal, Allah akan menggandakan pahalanya dan memberikan kebahagiaan kepada mukmin tersebut.”
(Diriwayatkan dalam Tuhaf al-Uqul)
Hadis ini menekankan pentingnya menghadiahkan pahala amal untuk memberikan manfaat dan kebahagiaan kepada ahli kubur.
7. Keutamaan Surah Al-Fatihah untuk ahli kubur
Imam Ja’far Ash-Shadiq (a.s.) berkata:”Bacalah Surah Al-Fatihah untuk ahli kubur, karena itu adalah cahaya yang menerangi kubur mereka dan memberikan kebahagiaan kepada mereka.”
(Diriwayatkan dalam Wasail ash-Shia, jilid 2)
Membaca Surah Al-Fatihah adalah bentuk sederhana namun sangat bermakna untuk memberikan kebahagiaan kepada ahli kubur.
8. Doa untuk ahli kubur
Imam Ali (a.s.) berkata:
“Orang yang mendoakan saudaranya yang telah meninggal, Allah akan menjadikan doa itu sebagai cahaya yang menerangi kuburnya dan menjadikan kuburnya sebagai taman dari taman-taman surga.”(Diriwayatkan dalam Nahjul Balaghah)
Doa untuk ahli kubur adalah cara yang diajarkan oleh Ahlul Bayt untuk memberikan kebahagiaan di alam barzakh.
Kesimpulan; Hadis-hadis Ahlul Bayt menekankan pentingnya doa, sedekah, ziarah kubur, dan membaca Al-Qur’an untuk memberikan kebahagiaan dan manfaat kepada ahli kubur. Tindakan ini bukan hanya memberikan keringanan bagi mereka, tetapi juga menjadi amal saleh yang membawa pahala besar bagi yang melakukannya.
Berikut adalah pandangan beberapa mufasir terkait makna memberikan kebahagiaan kepada ahli kubur, yang relevan dengan frasa “اَدْخِلْ عَلى اَهْلِ الْقُبُورِ السُّرُورَ”:
1. Tafsir Ibnu Katsir
Ibnu Katsir sering menjelaskan bahwa amal kebaikan yang dilakukan oleh seseorang dapat memberikan manfaat kepada orang yang telah wafat. Berdasarkan ayat seperti QS. Al-Hashr (59): 10 (“Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu daripada kami.”):
•Ibnu Katsir menafsirkan bahwa doa bagi orang yang telah meninggal adalah bentuk kasih sayang yang melampaui batas dunia. Doa ini dapat meringankan beban mereka dan memberikan kebahagiaan di alam barzakh.
2. Tafsir Al-Mizan (Allamah Thabathabai)
Allamah Thabathabai dalam Tafsir Al-Mizan menekankan bahwa hubungan antara yang hidup dan yang telah meninggal tetap terjalin melalui doa, amal kebaikan, dan sedekah:
•Ketika menafsirkan QS. Yasin (36): 12 (“Kami menghidupkan orang yang mati dan Kami mencatat apa yang mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan”), Thabathabai menjelaskan bahwa amal yang dilakukan oleh orang hidup atas nama orang yang telah meninggal (seperti sedekah dan doa) akan sampai kepada mereka, memberikan kebahagiaan dan ketenangan di alam kubur.
3. Tafsir Jalalain
Dalam menafsirkan QS. Ibrahim (14): 41 (“Ya Tuhan kami, ampunilah aku, kedua orang tuaku, dan orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab”):
•Tafsir Jalalain menyebutkan bahwa permohonan ampunan kepada Allah untuk orang yang telah meninggal, terutama keluarga, adalah bentuk memasukkan kebahagiaan kepada mereka, karena mereka akan merasakan manfaat dari doa dan pengampunan tersebut.
4. Tafsir Al-Qurtubi
Al-Qurtubi dalam tafsirnya membahas banyak tentang kondisi ahli kubur. Dalam menjelaskan QS. Al-Baqarah (2): 286 (“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Baginya apa yang diusahakannya, dan terhadapnya apa yang ia kerjakan”):
•Al-Qurtubi menyebut bahwa amal dan doa yang dihadiahkan kepada orang yang telah wafat dapat memberikan pahala bagi mereka, meskipun mereka tidak secara langsung melakukannya. Amal ini menjadi sebab kebahagiaan mereka di alam barzakh.
5. Tafsir Ruhul Ma’ani (Al-Alusi)
Al-Alusi dalam Ruhul Ma’ani menjelaskan ayat-ayat terkait interaksi dengan ahli kubur, seperti QS. At-Tawbah (9): 103 (“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka”):
•Ia menafsirkan bahwa amal kebaikan yang dilakukan oleh orang yang hidup, baik berupa sedekah, zakat, atau doa, dapat menjadi sumber kebahagiaan bagi ahli kubur karena pahala dari amal tersebut akan sampai kepada mereka dengan izin Allah.
6. Tafsir Fi Zilalil Qur’an (Sayyid Qutb)
Sayyid Qutb, dalam tafsirnya terkait QS. Al-Hashr (59): 10, menjelaskan bahwa Islam mengajarkan umatnya untuk tetap menjaga hubungan spiritual dengan mereka yang telah wafat melalui doa dan amal saleh. Ia menegaskan bahwa:
•Doa seperti “Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu daripada kami” adalah bentuk memasukkan kebahagiaan kepada ahli kubur dengan memohon rahmat dan ampunan bagi mereka.
7. Tafsir An-Nasafi
Imam Nasafi dalam tafsirnya pada ayat-ayat seperti QS. Maryam (19): 58 (“Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah Yang Maha Pengasih, mereka tersungkur dengan bersujud dan menangis”) menjelaskan bahwa ziarah kubur, membaca ayat-ayat Al-Qur’an, dan mendoakan ahli kubur adalah wujud dari memberikan ketenangan dan kebahagiaan kepada mereka.
8. Tafsir As-Sa’di
Dalam tafsirnya terkait QS. Yasin (36): 12, As-Sa’di menyebutkan bahwa amal jariyah yang ditinggalkan oleh seseorang, atau amal yang dihadiahkan oleh orang lain untuknya, akan terus bermanfaat bagi mereka setelah wafat. Amal ini, seperti sedekah dan doa, menjadi sebab kebahagiaan mereka di alam kubur.
Kesimpulan; Para mufasir, baik klasik maupun kontemporer, sepakat bahwa:
•Doa, sedekah, amal jariyah, dan bacaan Al-Qur’an adalah cara utama untuk memberikan kebahagiaan kepada ahli kubur.
•Konsep ini didukung oleh banyak ayat dan hadis yang menunjukkan bahwa hubungan spiritual antara yang hidup dan yang telah meninggal tetap terjalin melalui amal-amal tersebut.
Mereka juga menegaskan bahwa amal-amal ini adalah bentuk kasih sayang dan upaya memasukkan kebahagiaan kepada ahli kubur.
Menurut mufasir Syiah, memberikan kebahagiaan kepada ahli kubur melalui doa, sedekah, dan amal baik memiliki dimensi spiritual yang sangat dalam, terutama dalam konteks hubungan antara yang hidup dan yang telah meninggal. Dalam pandangan mufasir Syiah, ada beberapa prinsip yang dijelaskan dalam tafsir mereka tentang bagaimana amal baik untuk ahli kubur dapat membawa manfaat. Berikut adalah beberapa pemahaman yang muncul dari tafsir Syiah terkait doa dan amal untuk ahli kubur:
1. Peran Amal Baik dalam Menolong Ruh Ahli Kubur
Allamah Tabatabai dalam Tafsir al-Mizan menegaskan bahwa amal baik yang dilakukan oleh orang yang masih hidup untuk orang yang telah meninggal sangat berpengaruh pada keadaan mereka di alam barzakh. Doa, sedekah, dan bacaan Al-Qur’an yang dihadiahkan kepada mereka dapat menjadi sebab turunnya rahmat Allah kepada mereka.
•Tafsir Surah Yasin (36:12): “Kami mencatat apa yang mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan.”
Tafsir ini menunjukkan bahwa amal yang dilakukan atas nama orang yang telah meninggal akan tetap tercatat dan memberikan manfaat untuk mereka. Amal itu bisa berupa doa, sedekah, atau bahkan niat baik yang ditujukan kepada mereka.
2. Kebahagiaan Ahli Kubur melalui Doa dan Zikir
Menurut Tafsir al-Kashaf oleh Zamakhshari (seorang mufasir yang sering digunakan oleh Syiah dalam memahami Al-Qur’an), doa dan zikir adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan keberkahan bagi orang yang telah meninggal. Doa seperti yang disebutkan dalam Surah Al-Fatihah atau doa khusus lainnya memiliki kekuatan untuk mengirimkan rahmat kepada ahli kubur.
•Tafsir Surah Al-Fatihah (1:7): “Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.”
Mufasir Syiah menafsirkan bahwa doa ini, meskipun bagi yang hidup, juga memiliki manfaat bagi yang telah meninggal, terutama ketika doa itu dihadiahkan kepada mereka. Jalan yang lurus ini adalah jalan menuju rahmat Allah yang dapat diterima oleh roh orang yang sudah wafat.
3. Sedekah Jariyah dan Keutamaan Amal yang Berkelanjutan
Dalam pandangan mufasir Syiah, sedekah jariyah (amal yang terus mengalir pahalanya) adalah salah satu bentuk amal yang sangat dianjurkan untuk ahli kubur.
Imam Ali (a.s.) mengajarkan bahwa sedekah yang diberikan atas nama orang yang telah meninggal dapat memberikan kebahagiaan dan meringankan beban mereka di alam barzakh.
•Tafsir Surah Al-Baqarah (2:261): “Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebuah biji yang tumbuh menjadi tujuh tangkai, di setiap tangkai terdapat seratus biji.”
Mufasir Syiah menafsirkan bahwa sedekah yang diberikan atas nama orang yang telah meninggal dapat memiliki dampak yang besar bagi mereka. Bahkan satu amal jariyah yang diberikan atas nama mereka dapat terus mengalirkan pahala ke kubur mereka.
4. Amal yang Dilakukan untuk Ahli Kubur Menjadi Perantara Rahmat Allah
Dalam Tafsir al-Mizan, Allamah Tabatabai mengutip riwayat-riwayat yang menunjukkan bahwa amal yang dihadiahkan kepada ahli kubur bisa menjadi perantara rahmat Allah. Misalnya, membaca Al-Qur’an, terutama Surah Yasin, atas nama ahli kubur dapat menjadi pengantar cahaya bagi mereka di alam barzakh.
•Tafsir Surah Al-Ikhlas (112): “Katakanlah, Dia adalah Allah, Yang Maha Esa.”
Beberapa mufasir Syiah menjelaskan bahwa membaca Surah Al-Ikhlas dengan niat yang ikhlas untuk orang yang telah meninggal dapat menjadi penolong dan membawa kedamaian kepada roh mereka. Setiap bacaan yang dilakukan dengan niat ikhlas menjadi penghubung antara yang hidup dan yang telah meninggal.
5. Pengaruh Doa Ahli Kubur terhadap yang Hidup
Mufasir Syiah juga menekankan bahwa tidak hanya amal yang dilakukan oleh yang hidup yang dapat memberi manfaat kepada yang telah meninggal, tetapi doa dari orang yang telah meninggal juga bisa memberi pengaruh positif terhadap yang hidup. Dalam banyak riwayat, disebutkan bahwa orang yang telah meninggal seringkali mendoakan keluarganya, terutama jika mereka mengingat dan mendoakan mereka.
•Tafsir Surah Al-Furqan (25:74): “Dan orang-orang yang berkata: ’Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan-pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
Mufasir Syiah menjelaskan bahwa doa dari orang yang telah meninggal untuk keluarganya adalah salah satu bentuk keberkahan yang dapat menguntungkan mereka yang masih hidup.
6. Ziarah Kubur sebagai Bentuk Doa dan Cinta kepada Ahli Kubur
Tafsir Syiah juga menyoroti pentingnya ziarah kubur sebagai sarana untuk memberikan kebahagiaan kepada ahli kubur. Ziarah ini bukan hanya bentuk penghormatan tetapi juga merupakan doa dan permohonan ampun untuk mereka yang telah meninggal.
•Tafsir Ziarah Asyura: Dalam beberapa tafsir Syiah, disebutkan bahwa ketika seseorang melakukan ziarah kepada para Imam atau keluarga yang telah meninggal, doa dan salam yang diucapkan untuk mereka tidak hanya memberi kebahagiaan kepada mereka yang telah wafat, tetapi juga menjadi sebab turunnya rahmat bagi orang yang melakukannya.
Kesimpulan; Menurut mufasir Syiah, memberikan kebahagiaan kepada ahli kubur melalui doa, sedekah, ziarah, dan amal jariyah adalah cara yang sangat dianjurkan dalam ajaran Syiah untuk meraih keberkahan dan meringankan beban orang yang telah meninggal. Doa dan amal yang dihadiahkan tidak hanya memberi manfaat bagi yang telah meninggal, tetapi juga mendatangkan pahala bagi yang melakukannya, menghubungkan mereka dengan Allah, dan memperkuat hubungan spiritual antara yang hidup dan yang telah wafat.
Pendapat ahli makrifat dan hakikat tentang memberikan kebahagiaan kepada ahli kubur biasanya berakar pada pemahaman yang lebih mendalam dan spiritual. Mereka menekankan hubungan ruhani antara yang hidup dan yang telah meninggal, serta pentingnya niat ikhlas dalam semua amalan. Berikut adalah pandangan mereka:
1. Hubungan Ruhani yang Terus Berlanjut
Ahli makrifat percaya bahwa kehidupan dunia adalah awal dari perjalanan ruh yang terus berlanjut. Dalam pandangan ini:
•Syekh Abdul Qadir Al-Jilani menyebutkan dalam karyanya, Futuh Al-Ghaib, bahwa ruh orang yang hidup dapat berinteraksi secara spiritual dengan ruh yang telah meninggal melalui doa, zikir, dan amal baik.
•Mereka percaya bahwa setiap doa yang tulus dan setiap amal yang dihadiahkan atas nama orang yang telah meninggal membawa “cahaya” kepada ruh mereka di alam barzakh.
2. Amal yang Menghasilkan Cahaya untuk Ahli Kubur
Menurut Ibnu Arabi dalam Fushush al-Hikam:
•Amal saleh yang dilakukan atas nama ahli kubur, seperti sedekah atau pembacaan Al-Qur’an, bukan hanya memberikan manfaat fisik, tetapi juga menjadi sumber cahaya ruhani.
•Amal-amal ini memperkuat hubungan kasih sayang antara yang hidup dan yang wafat, membantu ahli kubur merasa tenang dan bahagia dalam dimensi spiritual mereka.
3. Pentingnya Kehadiran Hati dalam Amal
Ahli hakikat, seperti Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin, menekankan:
•Keikhlasan niat adalah inti dari semua amal. Ketika seseorang menghadiahkan doa atau sedekah kepada ahli kubur dengan hati yang penuh kasih dan ikhlas, amal tersebut menjadi energi spiritual yang sampai kepada ahli kubur.
•Beliau juga menekankan bahwa zikir dan doa dengan penuh kehadiran hati memiliki efek yang lebih besar dibandingkan amalan tanpa kesadaran.
4. Ziarah Kubur sebagai Penghubung Ruhani
Ahli makrifat melihat ziarah kubur sebagai cara mempererat hubungan dengan ruh orang yang telah meninggal.
•Syekh Ahmad Tijani, dalam tarekat Tijaniyah, mengajarkan bahwa membaca zikir dan doa di dekat kubur seseorang membantu memperkuat hubungan ruhani, serta menjadi sarana membawa kebahagiaan kepada ruh yang telah meninggal.
•Ziarah bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga momen untuk berbicara dengan ruh ahli kubur dan menghadiahkan bacaan-bacaan suci untuk ketenangan mereka.
5. Dimensi Ruhani dari Sedekah
Ahli hakikat seperti Jalaluddin Rumi dalam Matsnawi menjelaskan bahwa sedekah atas nama orang yang telah meninggal adalah bentuk cinta yang melampaui dimensi dunia.
•Sedekah tidak hanya memberikan manfaat material kepada yang membutuhkan tetapi juga menjadi “makanan ruhani” bagi ahli kubur.
•Dalam pandangan Rumi, sedekah adalah perwujudan dari rahmat Allah yang mengalir melalui tangan manusia untuk mencapai mereka yang berada di alam barzakh.
6. Hakikat Kebahagiaan Ahli Kubur
Ahli makrifat sering menekankan bahwa kebahagiaan sejati ahli kubur berasal dari:
1.Ampunan Allah: Doa orang hidup untuk ampunan ahli kubur adalah kunci kebahagiaan mereka.
2.Nikmat yang Berasal dari Amal Jariyah: Amal yang dilakukan atas nama mereka adalah energi spiritual yang terus mengalir.
3.Cahaya Ilahi: Bacaan Al-Qur’an dan zikir menghasilkan cahaya yang menyinari kubur mereka, sebagaimana disebutkan dalam banyak riwayat.
7. Perspektif Ruhani tentang Alam Barzakh
Menurut Syekh Al-Alawi Al-Maliki, alam barzakh bukanlah akhir, melainkan transisi. Beliau menyatakan:
•Ruh orang hidup memiliki kemampuan untuk mengirimkan “gelombang kasih sayang” kepada mereka yang telah wafat melalui doa, zikir, atau amal.
•Kebahagiaan ahli kubur sangat tergantung pada hubungan mereka dengan Allah dan kebaikan yang dikirim oleh yang masih hidup.
8. Zikir dan Doa sebagai Obat Spiritual
Ahli makrifat percaya bahwa doa dan zikir adalah bentuk “makanan ruhani” bagi ahli kubur:
•Syekh Abdul Karim Al-Jili dalam Insanul Kamil menulis bahwa ruh ahli kubur mendapatkan energi dari doa yang ditujukan kepada mereka, terutama doa dengan asma-asma Allah.
•Misalnya, membaca La ilaha illallah atau Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim dengan niat menghadiahkan kepada ahli kubur memberikan ketenangan luar biasa kepada mereka.
9. Hakikat Keikhlasan dalam Memberi Kebahagiaan
Ahli hakikat seperti Syekh Ibnu Ata’illah As-Sakandari menekankan bahwa segala amal yang ditujukan untuk ahli kubur harus dilandasi keikhlasan.
•Dalam Al-Hikam, beliau menulis bahwa amal yang dilandasi keikhlasan mampu menembus dimensi dunia dan alam barzakh, membawa kebahagiaan kepada ruh yang telah meninggal.
10. Kesadaran Ruhani dalam Interaksi dengan Ahli Kubur
Ahli makrifat menekankan bahwa:
•“Kehadiran spiritual” adalah kunci dalam memberikan kebahagiaan kepada ahli kubur. Ketika seseorang berdoa atau beramal dengan penuh kesadaran akan kehadiran Allah dan hubungan spiritual dengan ahli kubur, amal tersebut memiliki dampak yang lebih besar di alam barzakh.
Kesimpulan; Menurut ahli makrifat dan hakikat, memberikan kebahagiaan kepada ahli kubur adalah bentuk cinta dan rahmat yang menghubungkan dimensi dunia dan akhirat. Doa, zikir, sedekah, dan amal jariyah menjadi sarana untuk menghadirkan cahaya dan ketenangan kepada ahli kubur. Keikhlasan dan kehadiran hati dalam amal sangat ditekankan sebagai faktor utama yang menentukan dampak spiritual amal tersebut.
Dalam pandangan ahli hakikat Syiah, konsep memberikan kebahagiaan kepada ahli kubur berakar dari pemahaman mendalam tentang hubungan ruhani antara manusia yang hidup dan yang telah meninggal, yang didasari oleh ajaran Ahlul Bayt. Berikut adalah beberapa poin yang relevan:
1. Ruh Sebagai Entitas Kekal
Ahli hakikat dalam tradisi Syiah, seperti Mulla Sadra dalam filsafatnya, Hikmah al-Muta’aliyah, menekankan bahwa:
•Ruh manusia tidak terputus setelah kematian; ia terus menjalani perjalanan menuju kesempurnaan.
•Amal yang dilakukan oleh orang hidup atas nama mereka, seperti doa, sedekah, dan zikir, dapat membantu ruh di alam barzakh, memberikan kebahagiaan dan cahaya kepada mereka.
2. Bacaan dan Amal untuk Ahli Kubur
Allamah Thabathabai, seorang tokoh besar dalam filsafat dan tafsir Al-Qur’an, dalam Tafsir Al-Mizan menjelaskan bahwa:
•Membaca Al-Qur’an, terutama Surah Yasin, dan menghadiahkannya kepada ahli kubur adalah cara mendatangkan kebahagiaan kepada mereka.
•Hal ini didasarkan pada hubungan spiritual antara yang hidup dan yang telah meninggal, sebagaimana dijelaskan dalam QS. Yasin (36): 12: “Kami mencatat apa yang mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan.”
3. Interaksi Ruh dengan Cahaya Amal
Ahli hakikat Syiah percaya bahwa amal baik yang dihadiahkan kepada ahli kubur memberikan cahaya ruhani.
•Imam Khomeini, dalam ajaran irfannya, menekankan bahwa:
“Amal yang dilakukan dengan niat ikhlas untuk orang yang telah meninggal dapat menjadi penyebab kebahagiaan mereka di alam barzakh, karena amal tersebut membawa cahaya rahmat Allah ke dalam kehidupan ruhani mereka.”
•Zikir, doa, dan sedekah untuk ahli kubur membuka pintu rahmat dan meningkatkan kondisi ruh mereka.
4. Ziarah Kubur dan Hubungan Spiritual
Dalam tradisi Syiah, ziarah kubur tidak hanya memiliki dimensi ritual tetapi juga hakikat.
•Menurut Syekh Bahai, salah satu ulama besar Syiah:
“Ziarah kubur adalah momen untuk memperkuat hubungan dengan ruh mereka yang telah wafat, dan doa yang dibacakan di dekat kubur mereka memiliki kekuatan lebih besar untuk memberikan kebahagiaan.”
•Ziarah ke makam para Imam juga diyakini membawa manfaat besar bagi ahli kubur di sekitar mereka, karena rahmat yang melimpah dari tempat tersebut.
5. Doa sebagai Sarana Kebahagiaan
Ahli hakikat Syiah menekankan pentingnya doa untuk ahli kubur. Doa seperti:
*“اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ”*
adalah bentuk kasih sayang yang memberikan manfaat besar kepada ahli kubur.
•Imam Ali Zainul Abidin (a.s.) dalam Shahifah Sajjadiyah mengajarkan doa yang ditujukan untuk orang yang telah meninggal sebagai sarana membawa kebahagiaan dan ketenangan kepada mereka.
6. Sedekah Jariyah untuk Ahli Kubur
Ahli hakikat Syiah menekankan pentingnya amal jariyah, seperti membangun masjid, sumur, atau sedekah atas nama ahli kubur.
•Mulla Sadra menyebutkan bahwa amal jariyah adalah bentuk cinta yang abadi, yang terus mengalirkan pahala kepada ahli kubur dan meningkatkan kedudukan mereka di alam barzakh.
7. Hubungan dengan Imam dan Ahlul Bayt
Dalam pandangan hakikat Syiah, kebahagiaan sejati ahli kubur terletak pada hubungan mereka dengan para Imam.
•Ahli hakikat Syiah percaya bahwa ziarah kepada para Imam, pembacaan ziarah, dan hadiah pahala amal kepada mereka yang telah meninggal membawa keberkahan dan kebahagiaan luar biasa.
•Doa seperti Ziarah Ashura atau Ziarah Jami’ah Kabirah memiliki dimensi spiritual yang tidak hanya mengangkat kedudukan ruhani pembacanya tetapi juga membawa manfaat kepada ruh yang dihadiahkan doa tersebut.
8. Kesadaran Ruhani dalam Sedekah dan Amal
Ahli hakikat, seperti Sayyid Haydar Amuli, menekankan bahwa:
•Niat ikhlas dan kesadaran akan kehadiran Allah adalah esensi dari amal yang dilakukan untuk ahli kubur. Tanpa keikhlasan, amal tersebut tidak akan memiliki dampak spiritual yang besar.
9. Hakikat Alam Barzakh
Ahli makrifat Syiah menjelaskan bahwa alam barzakh adalah tahap antara dunia dan akhirat.
•Menurut Mulla Sadra, kondisi ahli kubur di alam barzakh sangat dipengaruhi oleh amal-amal yang ditinggalkan dan amal yang dihadiahkan kepada mereka. Cahaya amal dari dunia dapat memperbaiki keadaan mereka dan mengangkat derajat mereka.
10. Memberikan Kebahagiaan dengan Doa dan Zikir
Ahli hakikat Syiah percaya bahwa doa dan zikir yang ditujukan kepada ahli kubur menjadi “cahaya ilahi” yang memberikan ketenangan kepada mereka.
•Zikir seperti “Subhanallahi wa bihamdih” atau “La ilaha illallah” dapat dihadiahkan kepada ahli kubur untuk memberikan kebahagiaan yang abadi.
Kesimpulan; Dalam perspektif ahli hakikat Syiah:
1.Doa, zikir, sedekah, dan amal jariyah adalah sarana utama untuk memberikan kebahagiaan kepada ahli kubur.
2.Keikhlasan dalam setiap amal adalah kunci dampak spiritual yang besar.
3.Hubungan dengan para Imam dan Ahlul Bayt, serta mengikuti ajaran mereka, adalah cara tertinggi untuk membawa kebahagiaan kepada ahli kubur, karena rahmat Allah mengalir melalui mereka.
4.Semua amal ini didasarkan pada konsep cinta dan kasih sayang yang terus menghubungkan dunia dengan alam barzakh.
Cerita dan kisah tentang memberikan kebahagiaan kepada ahli kubur yang menginspirasi dan mengandung nilai-nilai hakikat:
1. Doa Imam Ali untuk Ahli Kubur
Diriwayatkan bahwa suatu hari Imam Ali bin Abi Thalib (a.s.) berjalan melewati pemakaman di Kufah. Beliau berhenti dan berbicara kepada ahli kubur:
“Wahai penghuni kubur! Apa kabar kalian di tempat yang kalian tinggali? Kami di dunia terus sibuk mengejar harta dan kekuasaan, tetapi bagaimana keadaan kalian?”
Kemudian Imam Ali menangis dan melanjutkan:”Dunia kalian telah berakhir, tetapi amal baik kalian tetap abadi. Aku berdoa kepada Allah agar memberikan cahaya dan kebahagiaan kepada kalian.”
Kisah ini menunjukkan betapa perhatian Imam Ali kepada ahli kubur bukan hanya berupa doa, tetapi juga peringatan kepada yang hidup untuk meningkatkan amal sebelum mereka menghadapi kematian.
2. Kisah Seorang Pemuda dan Ibunya
Dalam kitab-kitab riwayat Syiah, diceritakan seorang pemuda mendatangi Imam Ja’far Ash-Shadiq (a.s.) dengan hati penuh kesedihan. Ia berkata:”Wahai cucu Rasulullah, ibuku telah meninggal dunia. Aku ingin tahu bagaimana aku dapat memberikan kebahagiaan kepadanya di kuburnya.”
Imam Ja’far menjawab: “Bersedekahlah atas nama ibumu, bacalah Al-Qur’an, dan perbanyak doa memohon ampunan untuknya. Allah akan menyampaikan rahmat-Nya kepada ibumu, dan ia akan merasa bahagia di alam barzakh.”
Pemuda itu kemudian menyedekahkan sebagian hartanya untuk fakir miskin dan terus membaca doa untuk ibunya. Dalam mimpinya, ia melihat ibunya tersenyum, berkata:”Anakku, aku telah menerima hadiah dari amalmu. Kuburku kini penuh cahaya.”
3. Imam Hasan Al-Askari dan Doa untuk Sahabat yang Wafat
Diriwayatkan bahwa seorang sahabat dekat Imam Hasan Al-Askari (a.s.) meninggal dunia. Sahabat-sahabat yang lain bertanya, “Apa yang dapat kami lakukan untuk memberikan kebahagiaan kepada ruhnya di alam barzakh?”
Imam Hasan Al-Askari menjawab:
“Bantulah keluarga yang ditinggalkannya, karena amal baik itu akan menjadi cahaya baginya di kuburnya. Bacalah Surah Yasin atau Ayat Kursi, karena bacaan ini dapat meringankan beban ahli kubur.”
Sahabat-sahabatnya mengikuti nasihat Imam, dan kemudian banyak dari mereka bermimpi bahwa sahabat mereka merasa bahagia dan berkata, “Apa yang kalian lakukan untukku menjadi kebahagiaan bagiku di alam kubur.”
4. Rasulullah dan Penghuni Kubur yang Gelisah
Diriwayatkan dalam Syiah bahwa Rasulullah SAW pernah melewati sebuah kuburan dan mendapati seorang penghuni kubur yang dalam keadaan tersiksa. Rasulullah SAW kemudian memerintahkan sahabatnya untuk menggali sebuah sumur dan menghadiahkan pahalanya kepada ahli kubur tersebut.
Ketika sumur selesai dibangun dan airnya mulai digunakan untuk kebutuhan orang-orang, Rasulullah SAW bersabda:
“Siksa penghuni kubur ini telah diangkat, dan kini ia berada dalam kebahagiaan.”
Kisah ini menunjukkan pentingnya amal jariyah untuk ahli kubur, karena amal seperti itu dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi ruh mereka.
5. Sedekah dari Imam Zainul Abidin
Imam Ali Zainul Abidin (a.s.), putra Imam Husain, dikenal sebagai seseorang yang sering menyedekahkan hartanya atas nama orang-orang yang telah meninggal. Dalam suatu riwayat, seorang sahabat bertanya, “Mengapa engkau bersedekah atas nama mereka yang telah meninggal?” Imam menjawab:
“Mereka sangat membutuhkan amal dari kita, sebagaimana seorang yang tenggelam membutuhkan bantuan. Sedekah dan doa kita adalah sarana yang dapat membantu mereka mencapai kebahagiaan di alam barzakh.”
Riwayat ini mengajarkan bahwa amal atas nama ahli kubur adalah bentuk kasih sayang yang sangat besar.
6. Kisah Imam Baqir tentang Perubahan Keadaan di Alam Kubur
Imam Muhammad Al-Baqir (a.s.) pernah menceritakan kepada sahabatnya bahwa ada seorang yang meninggal dalam keadaan berdosa. Setelah beberapa waktu, keadaannya di alam kubur berubah menjadi baik. Para malaikat bertanya kepadanya:”Apa yang membuat keadaanmu berubah?” Ia menjawab:
“Anak-anakku yang masih hidup bersedekah, membaca doa, dan memohon ampunan untukku. Semua itu sampai kepadaku sebagai hadiah, dan Allah mengangkat derajatku karena amal mereka.”
7. Kisah Cahaya Doa di Alam Barzakh
Diriwayatkan bahwa seorang mukmin melihat temannya dalam mimpi. Teman itu berkata kepadanya:”Amal-amal baik yang kau kirimkan kepadaku menjadi cahaya di tempat ini. Doa-doamu adalah penyelamatku dari kegelapan, dan aku merasakan kebahagiaan setiap kali kau menyebut namaku dalam doa.”
Kisah ini sering diceritakan oleh ulama Syiah untuk mengingatkan umat tentang pentingnya berdoa bagi orang-orang yang telah meninggal.
Kesimpulan; Cerita-cerita di atas mengajarkan bahwa:
1.Amal jariyah, doa, zikir, dan sedekah adalah cara terbaik untuk memberikan kebahagiaan kepada ahli kubur.
2.Hubungan antara yang hidup dan yang meninggal tetap terjaga melalui amal baik.
3.Niat ikhlas dan cinta kepada Allah menjadi kunci agar amal tersebut sampai dan memberikan manfaat besar kepada ahli kubur.
Ajaran ini juga menekankan tanggung jawab orang yang masih hidup untuk tidak melupakan orang yang telah meninggal, karena doa dan amal mereka adalah hadiah yang sangat dibutuhkan oleh ahli kubur di alam barzakh.
Manfaat Memberikan Kebahagiaan kepada Ahli Kubur
Memberikan kebahagiaan kepada ahli kubur melalui doa, sedekah, dan amal baik memiliki banyak manfaat, baik bagi yang telah meninggal maupun yang melakukannya. Berikut adalah manfaatnya:
1. Bagi Ahli Kubur:
•Mengangkat Derajat di Alam Barzakh: Doa dan amal baik dari orang yang masih hidup dapat meningkatkan kedudukan ahli kubur di sisi Allah.
•Meringankan Siksa Kubur: Amal seperti sedekah, bacaan Al-Qur’an, atau doa, dapat menjadi penyebab berkurangnya siksaan ahli kubur.
•Memberikan Cahaya dan Kebahagiaan: Amalan baik menghadirkan cahaya dan ketenangan bagi ruh mereka di alam barzakh.
•Menghubungkan Rahmat Allah: Amal tersebut menjadi sarana turunnya rahmat Allah kepada ruh ahli kubur.
2. Bagi Orang yang Hidup:
•Menghapus Dosa dan Mendekatkan kepada Allah: Amal baik yang ditujukan untuk ahli kubur juga menjadi sebab penghapusan dosa dan mendekatkan pelakunya kepada Allah.
•Menghubungkan Silaturahmi Ruhani: Melakukan amal untuk kerabat yang telah meninggal memperkuat hubungan kasih sayang, bahkan setelah kematian.
•Mendapatkan Balasan Pahala yang Berlipat Ganda: Amal baik untuk ahli kubur juga mendatangkan pahala besar bagi pelakunya.
Amal yang Dapat Dilakukan untuk Ahli Kubur
Selain doa, berikut adalah beberapa amal yang bisa dilakukan:
1.Menyedekahkan harta atas nama mereka: Misalnya, memberikan makanan, membantu fakir miskin, atau membangun fasilitas umum.
2.Membaca Surah Yasin, Al-Mulk, dan Al-Ikhlas: Ayat-ayat ini memiliki manfaat besar bagi ahli kubur.
3.Memberi makan kepada yang membutuhkan: Sebagaimana diajarkan oleh Imam Baqir (a.s.), amal ini membawa kebahagiaan kepada ahli kubur.
4.Mengulang istighfar: Bacaan “Astaghfirullah li wa lahum” (Aku memohon ampun kepada Allah untuk diriku dan mereka).
5.Melakukan amal jariyah: Seperti mewakafkan Al-Qur’an atau membangun masjid.
Kesimpulan; Melalui doa dan amal baik, kita dapat memberikan kebahagiaan kepada ahli kubur, yang sangat membutuhkan bantuan dari kita di alam barzakh. Amal ini tidak hanya bermanfaat bagi mereka yang telah meninggal, tetapi juga menjadi sumber pahala dan keberkahan bagi yang melakukannya. Niat ikhlas dan kasih sayang kepada Allah adalah kunci utama agar amal ini diterima dan memberikan dampak yang besar.
Manfaat Ziarah Kubur
Imam Ali as meriwayatkan:”Daku mendengar Rasulullah saw bersabda;”Yang Berdoa dengan doa ini maka Allah SWT memberi pahala (ibadah) 50 tahun, akan menghapus kesalahannya 50 tahun juga kedua orang tuanya” ( Al-Bihar ; 99:301)
بِسْمِ اللهِ الرَّحمْنِ الرَّحِيْمِ،
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ،
السَّلامُ عَلَى أَهْلِ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ،
مِنْ أَهْلِ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ،
يَا أَهْلَ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ،
بِحَقِ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ،
كَيْفَ وَجَدْتُمْ قَوْلَ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ،
مِنْ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ،
يَا لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ،
بِحَقِ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
اغْفِرْ لِمَنْ قَالَ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ،
وَاحْشُرْنَا فِي زُمْرَةِ مَنْ قَالَ
لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ، مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ ،
عَلِيٌّ وَلِيُّ اللهِ .
اَللّـهُمَّ وَلِّهِمْ ما تَوَلَّوْا وَاحْشُرْهُمْ مَعَ مَنْ اَحَبُّوا.
اَللّـهُمَّ ارْحَمْ غُرْبَتَهُ وَصِلْ وَحْدَتَهُ وَآنِسْ وَحْشَتَهُ وَآمِنْ رَوْعَتَهُ، وَاَسْكِنْ اِلَيْهِ مِنْ رَحْمَتِكَ رَحْمَةً يَسْتَغْنى بِها عَنْ رَحْمَةِ مَنْ سِواكَ، وَاَلْحِقْهُ بِمَنْ كانَ يَتَوَلاّهُ
Bismillâhir rohmânir rohîm,
As-salâmu ‘alâ ahli lâ ilâha illallâh,
min ahli lâ ilâha illallâh,
yâ ahla lâ ilâha illallâh,
bihaqqi lâ ilâha illallâh,
kayfa wajadtum qoula lâ ilâha illallâh,
min lâ ilâha illallâh,
yâ lâ ilâha illallâh,
bihaqqi lâ ilâha illallâh,
ighfir liman qôla lâ ilâha illallâh,
wahsyurna fi zumroti man qôla
lâ ilâha illallâh,
Muhammadur Rasûlullâh
‘Aliyyun waliyullâh,
Allahumma wallihim mâ tawallaw
wahsyur hum ma’a man ahabbaw
Dengan asma Allah Yang Maha Kasih dan Maha Sayang, Salam untuk peyandang kalimat tidak ada tuhan kecuali Allah, mereka adalah bagian dari pengikut kalimat tidak ada tuhan kecuali Allah, duhai yang selalu menyebut kalimat tidak ada tuhan kecuali Allah, dengan haknya kalimat tidak ada tuhan kecuali Allah, apa yang kalian dapatkan dari pahala mengucapkan kalimat tidak ada tuhan kecuali Allah, dari pengikut yang mengucapkan kalimat tidak ada tuhan kecuali Allah. Duhai Yang tidak ada tuhan kecuali Allah dengan haknya kalimat tidak ada tuhan kecuali Allah, ampunilah orang yang mengucapkan kalimat tidak ada tuhan kecuali Allah. Bangkitkan kami nanti bersama orang- orang yang menyebutkan kalimat tidak ada tuhan kecuali Allah. Muhammad adalah utusan Allah, Ali adalah wali Allah. Ya Allah sayangilah mereka sebagaimana mereka dulu menyayangi apa yang disayanginya dan bangkitkan mereka kelak bersama orang-orang yang mereka cintai.
Imam Ja’far As-Shodiq a.s. ditanya apakah boleh menziarahi kubur? Beliau menjawab; ‘Ya. Apakah yang diziarahi mengetahui bila kita datang? “Tentu, dia mengetahui akan kedatanganmu dan gembira atas kedatanganmu”. Apa yang kami baca bila kami menziarahi”. Beliau menjawab;’Bacalah
اللهُمَّ جافِ الأرضَ عَن جُنُوبِهِم
وَصاعِد إلَيكَ أرواحَهُم
وَلَقِّهِم مِنكَ رِضواناً
وَأسكِن إلَيهِم مِن رَحمَتِكَ
ما تَصِلُ بِهِ وَحدَتَهُم
وَتُؤنِسُ بِهِ وَحشَتَهُم
إنَّكَ عَلى كُلِّ شيءٍ قَدِيرٌ».
Allâhumma jâfil ardho an junû bihim, wa sho’id ilaika arwâha hum, walaqqi him minka ridhwâ nan, wa askin ilaihim min rohma tika mâ tashilu bihi wahdatahum, watu’nisu bihi wakhsyatahum innaka ‘alâ kulli syai in qodîr
Ya Allah lapangkanlah tanah untuk jasad mereka, senangkanlah arwah mereka, ridhoilah mereka, tempatkan mereka dalam naungan rahmat-Mu yang dapat menghibur kesendiriannya dan menghilangkan ketakutannya. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Rasulallah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca ucapan berikut ini 3 kali, di sisi kuburan (orang yang beriman) maka Allah akan menjauhkannya dari siksa hari kiamat”.:
اللهُمَّ إنّي أسألُكَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ
أن لا تُعَذِّبَ هذا المَيِّتِ.
Allâhumma innî as-aluka bihaqqi Muhammadin wa âli Muhamma din an lâ tuadz-dziba hâdzal mayyit
Ya Allah sesungguhnya daku memohon pada-Mu dengan haknya Nabi Muhammad dan Keluarga Muhammad janganlah Engkau menyiksa mayyit ini.
Diriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Muhammad bin Ahmad bin Yahya Al-Asyari dia berkata: Aku sedang berada di Faid (nama suatu tempat di jalan Mekkah) kemudian aku berjalan bersama Ali bin Bilal ke pemakaman Muhammad bin Ismail bin Buzaigh, dia berkata; berkata kepadaku Ali bin Bilal. Aku diberitahu oleh yang bersemayam di makam ini (Muhammad bin Ismail) dari Imam Ali Ar- Ridha a.s. beliau berkata: “Barangsiapa mendatangi pemakaman saudaranya lalu meletakkan tangannya di atas pusara sembari membaca surah Al-Qadr (inna anzalnahu fi lailatul Qodr) tujuh kali maka ia akan aman pada hari ketakutan yang sangat besar (yaum fazail akbar). Dalam riwayat lain ditambah kan dalam keadaan menghadap kiblat membaca surah Al-Qodr tujuh kali.
Dan dalam riwayat Fudhail disebutkan : Barangsiapa membaca surah Al-Qodr tujuh kali di sisi pusara seorang mukmin maka Allah akan mengirimkan kepadanya malaikat yang menyem-bah Allah di dalam kuburnya dan akan ditulis bagi si mayit pahala apa yang diamalkan oleh malaikat tersebut dan jika Allah membangkitkan si mayit tersebut dari kuburnya maka dengan berkah malaikat yang beribadah di dalamnya dia tidak akan melewati pada suatu ketakutan melainkan Allah menolaknya dari mayit tersebut hingga Allah memasukkannya ke dalam sorga”.
Surah Al-Qodr
بِّسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ (1)
وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ (2)
لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3)
تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ (4)
سَلَٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ ٱلْفَجْرِ (5)
Bismillâhirrohmânirrohîm, innâ anzalnâhu fî lailatil qodr, wamâ adrôka mâ lailatul qodr, lailatul qodri khoirum- min alfi syahrin, tanaz-zalul malâikatu war-rûhu fîhâ bi-idzni robbihim min kulli amrin, salâmun hiya hattâ mathla’il fajr
Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (QS. .)5 - 1 :97
Doa Pengampunan Hingga Kiamat
Nabi Bersabda: “Barangsiapa yang membaca doa (dibawah ini) setiap selesai sholatnya yang lima waktu di Romadhon maka Allah akan mengampuni dosanya hingga Hari Kiamat”. (Kitab Mafatihul Jinan, hal. 238)
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ،
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ،
اَللَّهُمَّ أَدْخِلْ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ السُّرُوْرِ،
اَللَّهُمَّ أَغْنِ كُلَّ فَقِيْرٍ،
اَللَّهُمَّ اشْبِعْ كُلَّ جَائِعٍ،
اَللَّهُمَّ اكْسُ كُلَّ عُرْيَانٍ،
اَللَّهُمَّ اقْضِ دَيْنَ كُلَّ مَدِيْنٍ،
اَللَّهُمَّ فَرِّجْ عَنْ كُلِّ مَكْرُوْبٍ،
اَللَّهُمَّ رُدَّ كُلَّ غَرِيْبٍ،
اَللَّهُمَّ فُكَّ كُلَّ أَسِيْرٍ،
اَللَّهُمَّ اصْلِحْ كُلَّ فَاسِدٍ مِنْ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ،
اَللَّهُمَّ اشْفِ كُلَّ مَرِيْضٍ،
اَللَّهُمَّ سُدَّ فَقْرَنَا بِغِنَاكَ،
اَللَّهُمَّ غَيِّرْ سُوْءَ حَالِنَا بِحُسْنِ حَالِكَ،
اَللَّهُمَّ اقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ
وَاغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ،
إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيْرُ.
Bismillâhirrohmânir-rohîmi, Allâhumma sholli ‘alâ Muhammadin wa âli muhammadin, Allâhumma ad-hil ‘alâ ahlil qubûris surûr, Allâhumma aghnî kulla faqîr, Allâhummas bi’ kulla jâi’, Allâhummaksu kulla ‘uryân, Allâhummaq-dhi daina kulla madîn, Allâhumma farrij ‘an kulli makrûb, Allâhumma rudda kulla ghorîb, Allâhumma fukka kulla asîr, Allâhummash-lih kulla fâsidin min umûril muslimîn, Allâhummasyfi kulla marîd, Allâhumma sudda faqrona bi ghinâk, Allâhumma ghoyyir sû â hâ-linâ bihusni hâ-lika, Allâhummaq-dhî ‘annâd dainna Wa aghninâ minal faqri innaka ‘alâ kulli syai in qodîr
Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Ya Allah curahkanlah rahmat-Mu kepada Muhammad dan keluarganya.
Ya Allah masukkan kebahagiaan kepada para penghuni kubur.
Ya Allah, kayakanlah semua yang fakir.
Ya Allah kenyangkanlah semua yang lapar.
Ya Allah berikanlah pakaian pada semua yang telanjang,
Ya Allah tunaikanlah hutang semua yang berhutang.
Ya Allah lapangkanlah setiap orang yang menderita kesulitan.
Ya Allah bebaskanlah semua yang tertawan.
Ya Allah kembalikan orang-orang yang hilang.
Ya Allah perbaikilah semua yang rusak dari urusan kaum Muslimin.
Ya Allah sembuh-kanlah semua yang sakit.
Ya Allah tutupilah kemiskinan kami dengan kekayaan-Mu.
Ya Allah ubahlah keburukan keadaan kami dengan sebaik-baik keadaan-Mu.
Ya Allah tunaikanlah hutang-hutang kami dan bebaskanlah kami dari kemiskinan.
Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Comments (0)
There are no comments yet