Kolom: Makna “أعجوبة” (U’jubah) menakjubkan, sulit dipercaya

Supa Athana - Tekno & Sains
04 December 2024 15:54
Keajaiban-keajaiban ini adalah tanda kebesaran Allah yang bertujuan untuk menanamkan iman, menggugah kesadaran, dan mengingatkan manusia tentang kekuasaan-Nya atas segala sesuatu.
Penulis: Muhammad Taufiq Ali Yahya
             Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran
 
Kata “أعجوبة” (U’jubah) dalam bahasa Arab memiliki berbagai makna yang berkaitan dengan sesuatu yang luar biasa, menakjubkan, atau sulit dipercaya. Berikut maknanya:
1.Keajaiban
Sesuatu yang menakjubkan dan luar biasa di luar kebiasaan, seperti fenomena alam atau peristiwa yang jarang terjadi.
2.Mukjizat
Peristiwa yang terjadi dengan izin Allah di luar kemampuan manusia biasa, sering dikaitkan dengan para nabi.
3.Fenomena
Suatu kejadian atau hal yang unik dan menarik perhatian karena keistimewaannya.
4.Hal yang menakjubkan
Sesuatu yang mengundang rasa takjub dan kekaguman.
5.Keanehan
Sesuatu yang tidak biasa atau berbeda dari hal yang umum, sehingga terlihat aneh.
6.Prestasi luar biasa
Sesuatu yang dicapai dengan keahlian tinggi atau usaha yang luar biasa, sehingga mengundang kekaguman.
7.Keunikan
Suatu sifat atau karakteristik yang hanya dimiliki oleh sesuatu atau seseorang, membuatnya berbeda dari yang lain.
8.Hal yang sulit dipercaya
Peristiwa atau kondisi yang luar biasa sehingga sulit diterima oleh akal.
9.Ciptaan yang luar biasa
Hasil karya atau inovasi yang menakjubkan karena desain atau manfaatnya.
10.Tanda kekuasaan Allah
Sesuatu yang mengingatkan manusia akan keagungan dan kekuasaan Allah, seperti tanda-tanda di alam semesta.
 
Makna dari kata “أعجوبة” bergantung pada konteks kalimat dan penggunaannya.
 
Dalam Al-Qur’an, kata “أعجوبة” secara eksplisit tidak disebutkan, tetapi maknanya sering terwakili dalam istilah lain yang mengacu pada keajaiban, hal menakjubkan, atau fenomena luar biasa. Berikut beberapa konsep yang dapat dikaitkan dengan makna “أعجوبة” dalam Al-Qur’an:
 
1. Mukjizat Para Nabi
Mukjizat adalah tanda kekuasaan Allah yang diberikan kepada para nabi untuk membuktikan kebenaran risalah mereka.
•Contoh: Mukjizat Nabi Musa (membelah laut) disebut dalam Surah Ash-Syu’ara (26:63):
“Maka Kami wahyukan kepada Musa: ‘Pukullah lautan itu dengan tongkatmu.’ Maka terbelahlah lautan itu, dan setiap belahan seperti gunung yang besar.”
 
2. Keajaiban Penciptaan Alam
Al-Qur’an sering mengajak manusia merenungi keajaiban ciptaan Allah di langit, bumi, dan kehidupan.
•Contoh: Surah Al-Ghashiyah (88:17-20):”Maka tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan?”
 
3. Fenomena Luar Biasa di Hari Kiamat
Kejadian luar biasa pada hari kiamat juga disebutkan sebagai tanda kebesaran Allah.
•Contoh: Surah Az-Zalzalah (99:1-2):”Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat, dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat yang dikandungnya.”
 
4. Keajaiban Kisah Ashabul Kahfi
Kisah penghuni gua yang tidur selama ratusan tahun menjadi salah satu keajaiban yang diabadikan dalam Al-Qur’an.
•Contoh: Surah Al-Kahfi (18:9):
“Apakah kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang memiliki) Ar-Raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang menakjubkan?”
 
5. Keajaiban Kehidupan dan Kebangkitan Manusia
Penciptaan manusia dan kebangkitannya dari kematian disebutkan sebagai keajaiban yang mengingatkan kekuasaan Allah.
•Contoh: Surah Ya Sin (36:78-79):”Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal kejadiannya; dia berkata: ‘Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh?’ Katakanlah: ‘Yang akan menghidupkannya adalah Allah yang menciptakannya pertama kali. Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.’”
 
6. Keajaiban dalam Pergantian Malam dan Siang
Pergantian malam dan siang adalah salah satu tanda yang disebut dalam Al-Qur’an sebagai keajaiban bagi orang-orang yang berpikir.
•Contoh: Surah Al-Baqarah (2:164):”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, … terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”
 
Makna “أعجوبة” dalam Al-Qur’an dapat dikaitkan dengan tanda-tanda kekuasaan Allah, baik dalam mukjizat para nabi, keajaiban penciptaan, atau fenomena luar biasa yang mengingatkan manusia akan kebesaran-Nya. Semua ini mengajarkan bahwa keajaiban adalah sarana untuk menumbuhkan iman dan kesadaran terhadap Allah.
 
7. Kisah Nabi Yunus dan Ikan Paus
Kisah Nabi Yunus yang ditelan ikan paus adalah salah satu keajaiban yang menunjukkan kekuasaan Allah dan rahmat-Nya.
•Contoh: Surah As-Saffat (37:142-144):”Maka dia (Yunus) ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak bertasbih, niscaya dia akan tetap tinggal di perutnya sampai hari kebangkitan.”
 
8. Keajaiban Penciptaan Nabi Isa
Kelahiran Nabi Isa tanpa seorang ayah adalah salah satu tanda kebesaran Allah yang menakjubkan.
•Contoh: Surah Maryam (19:19-21):”Dia (malaikat) berkata: ‘Aku hanyalah utusan Tuhanmu untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci.’ Dia (Maryam) berkata: ‘Bagaimana aku bisa mempunyai anak, sedangkan tidak ada seorang laki-laki pun yang menyentuhku?’ Dia (malaikat) berkata: ‘Demikianlah, Tuhanmu berfirman: Hal itu mudah bagi-Ku.’”
 
9. Keajaiban Nabi Sulaiman dan Angin
Kemampuan Nabi Sulaiman mengendalikan angin sebagai transportasi adalah keajaiban yang dikaruniakan Allah.
•Contoh: Surah Saba’ (34:12):
“Dan (Kami tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan, dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan.”
 
10. Keajaiban Bahtera Nabi Nuh
Bahtera Nabi Nuh, yang menyelamatkan umatnya dari banjir besar, adalah tanda kekuasaan Allah.
•Contoh: Surah Hud (11:37):
“Dan buatlah kapal dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah engkau berbicara dengan-Ku tentang orang-orang yang zalim itu. Sungguh, mereka akan ditenggelamkan.”
 
Kesimpulan ; Keajaiban-keajaiban ini adalah tanda kebesaran Allah yang bertujuan untuk menanamkan iman, menggugah kesadaran, dan mengingatkan manusia tentang kekuasaan-Nya atas segala sesuatu.
 
Dalam hadis, konsep “أعجوبة” (keajaiban) juga sering disebutkan, baik secara langsung maupun melalui kisah-kisah dan peristiwa luar biasa yang menunjukkan kekuasaan Allah atau kebesaran para nabi. Berikut adalah beberapa contoh keajaiban menurut hadis:
 
1. Keajaiban Perjalanan Isra dan Mi’raj
Hadis-hadis tentang Isra dan Mi’raj menggambarkan perjalanan luar biasa Rasulullah ﷺ dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu naik ke langit untuk menerima perintah salat.
•Contoh Hadis:
“Ketika aku berada di Hijr (dekat Ka’bah), Jibril datang kepadaku, lalu membelah dadaku dan mencucinya dengan air Zamzam. Kemudian aku diberi kendaraan Buraq, lalu aku dibawa ke langit…” (HR. Bukhari dan Muslim). Keajaiban: Perjalanan ini mencakup dimensi ruang dan waktu yang melampaui logika manusia.
 
2. Keajaiban Rasulullah ﷺ Meninggalkan Sedikit Makanan yang Cukup untuk Banyak Orang
 
Dalam banyak hadis, Rasulullah ﷺ diberi mukjizat berupa keberkahan makanan sehingga cukup untuk banyak orang.
•Contoh Hadis:
“Ketika Rasulullah ﷺ sedang menggali parit saat perang Khandaq, para sahabat mengeluh lapar. Jabir bin Abdillah mengundang beliau dan memberi makanan sedikit. Rasulullah mendoakan makanan itu, lalu semua sahabat makan hingga kenyang, dan makanan itu tetap seperti semula.” (HR. Bukhari).
Keajaiban: Makanan sedikit yang mampu mencukupi ratusan sahabat.
 
3. Keajaiban Penyembuhan Melalui Rasulullah ﷺ
Hadis menceritakan bagaimana Rasulullah ﷺ menyembuhkan penyakit dengan izin Allah.
•Contoh Hadis:
“Rasulullah ﷺ meludahi mata Ali bin Abi Thalib ketika ia sakit saat perang Khaibar, lalu matanya sembuh seketika hingga ia bisa melanjutkan peperangan.” (HR. Bukhari dan Muslim). Keajaiban: Penyembuhan instan melalui doa dan keberkahan Rasulullah ﷺ.
 
4. Keajaiban Air Memancar dari Jari Rasulullah ﷺ
Salah satu mukjizat Rasulullah ﷺ adalah air memancar dari jari-jemarinya untuk memberi minum banyak orang.
•Contoh Hadis:
“Ketika kami kehausan saat berada bersama Nabi ﷺ, beliau memancarkan air dari jarinya, lalu kami semua minum dan berwudhu darinya.” (HR. Bukhari).
Keajaiban: Air yang keluar dari tangan manusia adalah sesuatu yang di luar kebiasaan.
 
5. Keajaiban Bulan Terbelah
Mukjizat Rasulullah ﷺ saat bulan terbelah adalah salah satu kejadian luar biasa yang diabadikan dalam hadis.
•Contoh Hadis:
“Penduduk Mekah meminta Nabi ﷺ menunjukkan tanda (mukjizat). Maka beliau menunjukkan bulan yang terbelah menjadi dua hingga mereka bisa melihatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Keajaiban: Fenomena alam luar biasa terjadi atas kehendak Allah untuk membuktikan kenabian Rasulullah ﷺ.
 
6. Keajaiban Doa Rasulullah ﷺ untuk Keberkahan Harta dan Keturunan
Doa Rasulullah ﷺ sering kali menghasilkan keberkahan yang luar biasa.
•Contoh Hadis:
“Rasulullah ﷺ mendoakan Anas bin Malik: ‘Ya Allah, berikanlah keberkahan dalam hartanya dan anak-anaknya.’ Anas berkata: ‘Aku hidup panjang, banyak harta, dan keturunanku lebih dari 100 orang.’” (HR. Bukhari). Keajaiban: Doa Nabi ﷺ membawa keberkahan yang luar biasa dalam kehidupan seorang sahabat.
 
7. Keajaiban Bertambahnya Makanan dalam Perang Tabuk
Saat perang Tabuk, makanan yang sedikit diberkahi oleh doa Rasulullah ﷺ sehingga mencukupi seluruh pasukan.
•Contoh Hadis:
“Rasulullah ﷺ meminta satu wadah makanan kecil, lalu mendoakannya. Pasukan memakannya, dan makanan itu cukup untuk seluruh pasukan.” (HR. Muslim).
 
8. Keajaiban Batu Memberi Salam kepada Rasulullah ﷺ
Sebelum menerima wahyu, Rasulullah ﷺ bercerita tentang batu yang memberi salam kepadanya.
•Contoh Hadis:
“Sesungguhnya aku mengetahui sebuah batu di Mekah yang memberi salam kepadaku sebelum aku diutus menjadi nabi.” (HR. Muslim).
Keajaiban: Batu, makhluk tidak bernyawa, mengenali kenabian Rasulullah ﷺ.
 
Hadis-hadis ini menunjukkan berbagai bentuk keajaiban yang Allah berikan kepada Rasulullah ﷺ sebagai bukti kenabiannya dan kekuasaan-Nya.
 
Dalam hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Ahlul Bayt (keluarga Rasulullah ﷺ), konsep “أعجوبة” (keajaiban) juga sering disebutkan dalam konteks mukjizat, keberkahan, dan tanda-tanda kebesaran Allah yang muncul melalui para nabi, Rasulullah ﷺ, dan Ahlul Bayt. Berikut adalah beberapa contoh keajaiban menurut riwayat Ahlul Bayt:
 
1. Keajaiban Doa Sayyidah Fatimah Az-Zahra
Riwayat Ahlul Bayt menunjukkan bahwa doa Sayyidah Fatimah Az-Zahra memiliki keberkahan luar biasa.
•Riwayat: Imam Ali bin Abi Thalib berkata:”Suatu hari Fatimah datang kepada Rasulullah ﷺ dengan sepotong roti yang terbuat dari gandum, lalu berkata, ‘Ini adalah bagian untukmu.’ Rasulullah ﷺ bertanya, ‘Dari mana ini?’ Fatimah menjawab, ‘Ini adalah anugerah dari Allah, sungguh Allah memberi rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.’ Rasulullah ﷺ berkata, ‘Segala puji bagi Allah yang menjadikan engkau, wahai Fatimah, seperti Maryam binti Imran, yang dikaruniai makanan dari sisi Allah.’” Keajaiban: Makanan datang secara ajaib melalui keberkahan doa dan ketaatan Fatimah Az-Zahra.
 
2. Keajaiban Panjangnya Doa Imam Ali Zainal Abidin (As-Sajjad)
Diriwayatkan bahwa Imam Ali Zainal Abidin sering berdoa dalam waktu yang sangat lama hingga terjadi keajaiban.
•Riwayat: Suatu hari, Imam As-Sajjad berdoa dengan sangat khusyuk selama berjam-jam hingga seseorang bertanya:
“Mengapa engkau berdoa begitu lama?” Imam menjawab, ‘Demi Allah, seandainya tujuh langit dan bumi ditutup (tidak ada jalan keluar), tetapi aku berdoa kepada Allah, pasti Dia akan membukanya untukku.’”
Keajaiban: Doa Imam dikenal membawa perubahan luar biasa, termasuk perlindungan dan keberkahan.
 
3. Keajaiban Imam Hasan dan Imam Husain Menyembuhkan Seorang Buta
Diriwayatkan bahwa Imam Hasan dan Imam Husain menyembuhkan seorang laki-laki buta atas izin Allah.
•Riwayat: Seorang lelaki mendatangi Rasulullah ﷺ bersama kedua cucunya, Hasan dan Husain. Rasulullah berkata kepada lelaki itu:
“Mintalah kepada cucu-cucuku.” Lalu mereka berdoa dengan meletakkan tangan mereka di mata lelaki itu, dan dengan izin Allah, ia dapat melihat kembali.”
Keajaiban: Kesembuhan ajaib ini menunjukkan keberkahan langsung dari para Imam Ahlul Bayt.
 
4. Keajaiban Ketika Kepala Imam Husain Berbicara di Karbala
Setelah tragedi Karbala, kepala Imam Husain dikatakan berbicara sebagai tanda kebesaran Allah.
•Riwayat: Imam Ali Zainal Abidin meriwayatkan bahwa ketika kepala Imam Husain dibawa ke Kufah, banyak yang mendengar kepala itu membaca ayat Al-Qur’an:
“Apakah kamu mengira bahwa penghuni gua dan Ar-Raqim itu termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang menakjubkan?” (Surah Al-Kahfi: 9). Keajaiban: Ini adalah salah satu tanda luar biasa untuk mengingatkan umat manusia tentang kebenaran perjuangan Ahlul Bayt.
 
5. Keajaiban Imam Musa Al-Kazim dalam Penjara
Diriwayatkan bahwa Imam Musa Al-Kazim menunjukkan keajaiban meskipun ia dipenjara oleh penguasa zalim.
•Riwayat: Salah satu penjaga penjara berkata:”Aku melihat Imam Musa Al-Kazim selalu dalam keadaan sujud dan berzikir. Suatu hari, aku melihat cahaya keluar dari penjaranya dan menyinari seluruh tempat. Aku menyadari bahwa beliau bukan manusia biasa.”
Keajaiban: Cahaya spiritual dan doa beliau bahkan mengubah hati banyak orang, termasuk penjaga penjara.
 
6. Keajaiban Imam Ali di Perang Khandaq
Dalam riwayat Ahlul Bayt, kemenangan Imam Ali dalam Perang Khandaq melawan Amr bin Abd Wudd adalah keajaiban yang menunjukkan keberanian luar biasa.
•Riwayat: Rasulullah ﷺ bersabda setelah perang:”Pukulan pedang Ali di hari Khandaq lebih utama daripada ibadah umat manusia dan jin hingga hari kiamat.”
Keajaiban: Keberanian dan kekuatan Imam Ali adalah tanda luar biasa yang diberikan Allah kepada beliau.
 
7. Keajaiban Imam Ridha Memberikan Air kepada Singa
Diriwayatkan bahwa Imam Ali Ridha pernah memberi minum seekor singa yang haus, dan singa itu tunduk kepada beliau.
•Riwayat: Dalam perjalanan Imam Ridha ke Khurasan, beliau bertemu seekor singa yang menghadang jalan kafilah. Imam berkata:”Biarkan dia, ia haus.” Lalu beliau memberinya air, dan singa itu pergi dengan tenang.
Keajaiban: Bahkan binatang liar tunduk pada keagungan dan rahmat Imam Ridha.
 
8. Keajaiban Imam Mahdi Menjaga Pengikutnya
Diriwayatkan bahwa Imam Mahdi sering kali menunjukkan perlindungan kepada pengikutnya yang terzalimi.
•Riwayat: Dalam satu kisah, seorang pengikut Imam Mahdi tersesat di gurun. Ia berdoa kepada Imam Mahdi, lalu seorang lelaki datang menolongnya dan menunjukkan jalan. Setelah itu, ia sadar bahwa lelaki tersebut adalah Imam Mahdi sendiri.
Keajaiban: Imam Mahdi terus memberikan bantuan kepada pengikutnya dengan izin Allah, meskipun berada dalam keghaiban.
 
Kesimpulan; Keajaiban dalam riwayat Ahlul Bayt mencerminkan peran mereka sebagai penerus risalah Nabi ﷺ. Mukjizat ini bukan hanya menunjukkan kebesaran Allah, tetapi juga menegaskan kedudukan spiritual Ahlul Bayt sebagai sumber petunjuk dan keberkahan bagi umat manusia.
 
Dalam tafsir Al-Qur’an, mufassir (ahli tafsir) sering membahas konsep “أعجوبة” (keajaiban) yang berhubungan dengan tanda-tanda kekuasaan Allah, mukjizat para nabi, dan fenomena luar biasa yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Berikut adalah beberapa pandangan mufassir tentang keajaiban:
 
1. Keajaiban Mukjizat sebagai Tanda Kebenaran
Menurut mufassir seperti Imam Al-Qurtubi dan Al-Razi, mukjizat (mu’jizah) adalah sesuatu yang diberikan kepada para nabi untuk membuktikan kebenaran risalah mereka.
•Contoh: Kisah Nabi Musa membelah laut.
Tafsir: Dalam Surah Ash-Syu’ara (26:63), Al-Qurtubi menjelaskan bahwa membelah laut adalah keajaiban yang hanya bisa terjadi atas izin Allah untuk menyelamatkan kaum Bani Israil dan menghancurkan Firaun. Hal ini menunjukkan kekuasaan Allah dan rahmat-Nya kepada kaum yang taat.
 
2. Keajaiban Penciptaan Manusia
Para mufassir seperti Ibnu Katsir menyoroti keajaiban penciptaan manusia yang dijelaskan dalam Al-Qur’an.
•Contoh: Surah At-Tariq (86:5-7): “Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan. Dia diciptakan dari air yang terpancar.”
Tafsir: Ibnu Katsir menjelaskan bahwa proses penciptaan manusia dari setetes air yang hina hingga menjadi makhluk sempurna adalah keajaiban yang menunjukkan kebesaran Allah, sekaligus mengingatkan manusia tentang asal-usulnya agar tidak sombong.
 
3. Keajaiban dalam Kisah Ashabul Kahfi
Mufassir seperti Al-Razi dan At-Thabari membahas kisah penghuni gua (Ashabul Kahfi) sebagai tanda kebesaran Allah.
•Contoh: Surah Al-Kahfi (18:9): “Apakah kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang memiliki) Ar-Raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang menakjubkan?”
Tafsir: Al-Razi menjelaskan bahwa kisah Ashabul Kahfi adalah keajaiban karena mereka tidur selama ratusan tahun tanpa makanan atau minuman, sebagai tanda kekuasaan Allah yang mampu melampaui hukum alam.
 
4. Keajaiban dalam Perubahan Malam dan Siang
Para mufassir seperti Sayyid Qutb dalam Fi Zilal al-Qur’an menekankan keajaiban fenomena alam, seperti pergantian malam dan siang.
•Contoh: Surah Al-Baqarah (2:164): “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, … terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”
Tafsir: Sayyid Qutb menafsirkan bahwa pergantian malam dan siang adalah keajaiban yang mengingatkan manusia akan keteraturan ciptaan Allah. Fenomena ini menunjukkan kekuasaan dan kasih sayang-Nya dalam menciptakan keseimbangan bagi kehidupan manusia.
 
5. Keajaiban dalam Mukjizat Nabi Isa
Mufassir seperti Al-Baghawi dan Al-Alusi menjelaskan keajaiban mukjizat Nabi Isa yang menyembuhkan orang buta dan menghidupkan orang mati.
•Contoh: Surah Al-Ma’idah (5:110): ”… dan (ingatlah) ketika engkau menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan orang yang berpenyakit kusta dengan izin-Ku, dan (ingatlah) ketika engkau mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan izin-Ku.”
Tafsir: Al-Alusi menjelaskan bahwa mukjizat Nabi Isa menunjukkan hubungan langsung antara kuasa Allah dan tugas kenabian. Nabi Isa hanya menjadi perantara untuk menunjukkan kekuasaan Allah yang tak terbatas.
 
6. Keajaiban Nabi Ibrahim Tidak Terbakar Api
Para mufassir seperti Ibnu Katsir dan Zamakhsyari menjelaskan keajaiban Nabi Ibrahim yang diselamatkan dari api.
•Contoh: Surah Al-Anbiya (21:69): “Kami berfirman, ‘Wahai api! Jadilah dingin dan keselamatan bagi Ibrahim.’”
Tafsir: Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ini adalah keajaiban yang nyata, di mana api yang secara alami membakar berubah menjadi dingin atas perintah Allah. Hal ini menunjukkan Allah berkuasa atas segala hukum alam.
 
7. Keajaiban dalam Bahtera Nabi Nuh
Para mufassir seperti At-Thabari menyoroti keajaiban bahtera Nabi Nuh yang menyelamatkan umatnya dari banjir besar.
•Contoh: Surah Hud (11:37): “Dan buatlah kapal dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami.”
Tafsir: At-Thabari menjelaskan bahwa kapal Nabi Nuh adalah keajaiban karena dibuat atas perintah langsung Allah dan mampu bertahan menghadapi banjir besar, yang merupakan hukuman bagi kaum yang durhaka.
 
8. Keajaiban dalam Kisah Bulan Terbelah
Para mufassir seperti Ibnu Katsir dan Al-Qurtubi menjelaskan keajaiban bulan terbelah yang terjadi pada masa Rasulullah ﷺ.
•Contoh: Surah Al-Qamar (54:1): “Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan.”
Tafsir: Ibnu Katsir menjelaskan bahwa peristiwa ini adalah mukjizat yang diberikan kepada Rasulullah ﷺ untuk membuktikan kebenaran risalahnya kepada kaum Quraisy yang meminta tanda.
 
9. Keajaiban dalam Kehidupan Binatang
Mufassir seperti Fakhruddin Ar-Razi menjelaskan keajaiban dalam kehidupan binatang yang disebutkan dalam Al-Qur’an.
•Contoh: Surah An-Nahl (16:68-69): “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah…”
Tafsir: Ar-Razi menjelaskan bahwa kemampuan lebah untuk menghasilkan madu dan membangun sarangnya adalah tanda kebesaran Allah. Hewan kecil ini menjadi bukti keteraturan ciptaan Allah yang mengajarkan manusia tentang hikmah dan ketaatan.
 
10. Keajaiban dalam Kebangkitan
Para mufassir seperti As-Sa’di dan Al-Maraghi menyoroti keajaiban kebangkitan manusia pada Hari Kiamat.
•Contoh: Surah Ya Sin (36:78-79): “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur?” Katakanlah, ‘Yang akan menghidupkannya adalah Allah yang menciptakannya pertama kali…’” Tafsir: Al-Maraghi menjelaskan bahwa kebangkitan adalah salah satu keajaiban terbesar yang mengingatkan manusia bahwa Allah mampu menghidupkan kembali seluruh makhluk setelah kematian.
 
Kesimpulan; Menurut para mufassir, keajaiban dalam Al-Qur’an memiliki berbagai bentuk, seperti mukjizat para nabi, fenomena alam, dan tanda-tanda kebesaran Allah. Keajaiban ini bertujuan untuk memperkuat iman, membuktikan kebenaran risalah, dan mengingatkan manusia akan kekuasaan Allah yang tak terbatas.
 
Dalam tafsir Al-Qur’an menurut mufassir dari kalangan Syiah, konsep “أعجوبة” (keajaiban) sering dikaitkan dengan kebesaran Allah, mukjizat para nabi, serta kedudukan khusus Ahlul Bayt sebagai penerus risalah Rasulullah ﷺ. Berikut adalah beberapa penjelasan keajaiban berdasarkan pandangan mufassir Syiah:
 
1. Keajaiban dalam Kisah Nabi Ibrahim Tidak Terbakar Api
Dalam tafsir Tafsir Al-Mizan karya Allamah Thabathabai, dijelaskan bahwa peristiwa Nabi Ibrahim tidak terbakar adalah manifestasi dari kekuasaan Allah yang mengendalikan hukum alam. Api, yang secara alami membakar, tunduk pada perintah Allah untuk menjadi dingin dan membawa keselamatan bagi Ibrahim.
•Ayat: “Kami berfirman, ‘Wahai api! Jadilah dingin dan keselamatan bagi Ibrahim.’” (Surah Al-Anbiya: 69).
Makna Keajaiban: Kejadian ini menegaskan bahwa Allah dapat mengubah sifat dasar alam sesuai kehendak-Nya, sebagai bukti kebenaran nabi dan tantangan terhadap kekufuran.
 
2. Keajaiban dalam Kisah Ashabul Kahfi
Dalam Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn oleh Hafiz Husain An-Nuri, kisah Ashabul Kahfi ditafsirkan sebagai bukti kekuasaan Allah yang melampaui waktu. Tidur mereka selama ratusan tahun menjadi tanda kebesaran Allah untuk menunjukkan bahwa Dia berkuasa atas kehidupan dan kematian.
•Ayat: “Dan Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu.” (Surah Al-Kahfi: 11).
Makna Keajaiban: Kejadian ini juga dihubungkan dengan ide Mahdawiyah (keghaiban Imam Mahdi), di mana Allah dapat menjaga makhluk-Nya dalam kondisi tertentu untuk waktu yang sangat lama.
 
3. Keajaiban Mukjizat Nabi Musa Membelah Laut
Dalam tafsir Majma’ Al-Bayan oleh Ath-Thabarsi, peristiwa Nabi Musa membelah laut dijelaskan sebagai keajaiban yang menunjukkan bahwa Allah memberikan pertolongan kepada nabi dan kaum mukmin, serta menghukum kaum yang zalim.
•Ayat: “Lalu Kami wahyukan kepada Musa, ‘Pukullah laut itu dengan tongkatmu.’ Maka terbelahlah laut itu dan setiap belahan seperti gunung yang besar.” (Surah Ash-Syu’ara: 63).
Makna Keajaiban: Kejadian ini menunjukkan bahwa mukjizat adalah cara Allah meneguhkan hati orang beriman dan menghancurkan kekuatan musuh yang sombong.
 
4. Keajaiban Penciptaan Nabi Isa tanpa Ayah
Dalam tafsir Al-Mizan, Allamah Thabathabai menjelaskan bahwa kelahiran Nabi Isa tanpa ayah adalah tanda kekuasaan Allah yang sama dengan penciptaan Nabi Adam dari tanah.
•Ayat: “Sesungguhnya perumpamaan Isa di sisi Allah adalah seperti Adam. Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya, ‘Jadilah!’ Maka jadilah dia.” (Surah Ali Imran: 59).
Makna Keajaiban: Keajaiban ini bukan hanya untuk menunjukkan kekuasaan Allah, tetapi juga untuk membantah klaim ketuhanan Isa, karena Isa hanyalah hamba Allah yang diberikan tanda kebesaran.
 
5. Keajaiban Rasulullah Membelah Bulan
Dalam tafsir Nur Ats-Tsaqalayn, peristiwa bulan terbelah dijelaskan sebagai mukjizat Rasulullah ﷺ untuk membuktikan kebenaran risalahnya kepada kaum Quraisy.
•Ayat: “Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan.” (Surah Al-Qamar: 1).
Makna Keajaiban: Kejadian ini menegaskan bahwa Rasulullah ﷺ adalah utusan Allah, dan mukjizat ini diberikan sebagai tanda bagi mereka yang bersikap ragu terhadap kenabiannya.
 
6. Keajaiban dalam Kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis
Dalam tafsir Al-Mizan, Allamah Thabathabai menjelaskan keajaiban Nabi Sulaiman membawa singgasana Ratu Balqis sebagai bukti ilmu yang diberikan Allah kepada hamba-Nya.
•Ayat: “Seorang yang mempunyai ilmu dari Kitab berkata, ‘Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.’” (Surah An-Naml: 40).
Makna Keajaiban: Hal ini menunjukkan bahwa Allah memberikan ilmu dan kekuatan luar biasa kepada hamba-Nya yang terpilih, sebagai tanda keimanan dan kebesaran-Nya.
 
7. Keajaiban dalam Kehidupan Ahlul Bayt
Keajaiban juga dikaitkan dengan kehidupan Ahlul Bayt sebagai penerus risalah Rasulullah ﷺ.
•Contoh: Kisah tentang keberkahan Sayyidah Fatimah Az-Zahra dan keluarganya.
•Ayat: “Sesungguhnya Allah hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai Ahlul Bayt, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Surah Al-Ahzab: 33).
Tafsir: Dalam Tafsir Al-Mizan, ayat ini menunjukkan keajaiban kemaksuman Ahlul Bayt, di mana mereka dijaga dari dosa dan diberikan kedudukan istimewa sebagai sumber petunjuk.
 
8. Keajaiban Kehidupan dan Keghaiban Imam Mahdi
Konsep keajaiban dengan keghaiban Imam Mahdi, yang diyakini hidup dalam waktu yang sangat lama tanpa terlihat.
•Ayat: “Dan Kami jadikan sebagian tanda-tanda kebesaran Kami untuk menakut-nakuti mereka.” (Surah Al-Isra: 59).
Keberadaan Imam Mahdi dianggap sebagai tanda kebesaran Allah, yang menunjukkan bahwa Allah mampu menjaga hamba-Nya dalam keadaan ghaib hingga tiba waktunya untuk muncul.
 
9. Keajaiban dalam Pergantian Malam dan Siang
Dalam Tafsir Al-Mizan, pergantian malam dan siang ditafsirkan sebagai tanda yang terus-menerus ada untuk mengingatkan manusia akan kekuasaan Allah.
•Ayat: “Sesungguhnya dalam pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (Surah Ali Imran: 190).
Makna Keajaiban: Kejadian ini menunjukkan kebesaran Allah yang menciptakan keseimbangan untuk kehidupan manusia dan sebagai pelajaran bagi mereka yang merenung.
 
10. Keajaiban dalam Kebangkitan Manusia
Kebangkitan manusia pada Hari Kiamat dianggap sebagai salah satu keajaiban terbesar yang dijanjikan Allah.
•Ayat: “Dia menghidupkan manusia kembali setelah kematian mereka.” (Surah Al-Baqarah: 56).
Makna Keajaiban: Tafsir Syiah menekankan bahwa kebangkitan manusia membuktikan keadilan Allah, di mana setiap amal akan mendapatkan balasannya.
 
Kesimpulan; Para mufassir Syiah menekankan bahwa keajaiban dalam Al-Qur’an tidak hanya menunjukkan kebesaran Allah tetapi juga memperkuat hubungan antara para nabi, Ahlul Bayt, dan umat manusia. Keajaiban ini menjadi bukti kebenaran risalah dan manifestasi kasih sayang Allah kepada hamba-Nya.
 
Dalam pandangan ahli makrifat dan hakikat—yang merujuk pada para sufi dan para ulama yang mengkaji dimensi batin dan esoterik Al-Qur’an—konsep “أعجوبة” (keajaiban) lebih dipahami sebagai tanda kebesaran Allah yang tidak hanya terbatas pada mukjizat fisik atau fenomena alam, tetapi juga terkait dengan dimensi spiritual dan kedalaman pengetahuan ilahiah yang menyentuh hakikat sejati dari eksistensi. Berikut adalah beberapa pandangan tentang keajaiban menurut ahli makrifat dan hakikat:
 
1. Keajaiban dalam Pengetahuan Allah dan Wujud (Kehadiran) Tuhan
Menurut ahli makrifat, keajaiban pertama dan utama adalah pengetahuan tentang Allah itu sendiri, yang melebihi segala pemahaman akal manusia. Keajaiban ini merujuk pada hakikat wujud (eksistensi) Tuhan yang tidak terbatas, di mana segala ciptaan adalah manifestasi dari Sifat Tuhan.
•Keajaiban: Keajaiban terbesar dalam makrifat adalah pemahaman bahwa segala sesuatu yang ada adalah dzat Allah yang tersembunyi dalam bentuk-bentuk ciptaan.
•Penjelasan: Keajaiban ini merujuk pada perjalanan spiritual menuju pemahaman hakikat Tuhan, yang sering kali dibahas dalam karya-karya sufi seperti Futuhat al-Makkiyah oleh Ibnu Arabi, yang menekankan bahwa wujud mutlak hanya satu, yaitu Allah, dan segala yang ada hanyalah pantulan dari wujud-Nya yang tak terhingga.
 
2. Keajaiban dalam Mukjizat Para Nabi sebagai Manifestasi Cahaya Ilahiah
Ahli makrifat dan hakikat mengajarkan bahwa mukjizat para nabi bukan hanya peristiwa luar biasa di dunia fisik, tetapi juga merupakan manifestasi cahaya ilahiah yang memungkinkan manusia untuk menyaksikan kebenaran sejati.
•Keajaiban: Mukjizat seperti pembelahan laut oleh Nabi Musa atau kelahiran Nabi Isa tanpa ayah adalah tanda-tanda dari manifestasi Tuhan yang memperlihatkan kebenaran hakikat yang ada di balik hukum alam.
•Penjelasan: Menurut ahli makrifat, mukjizat adalah perwujudan dari cahaya nur Muhammad (Nur Muhammad) yang menjadi sumber segala ciptaan. Dalam pandangan ini, segala mukjizat adalah bukti nyata dari penciptaan yang tidak terhingga oleh Allah.
 
3. Keajaiban dalam Alam Sebagai Refleksi dari Tuhan
Ahli hakikat menekankan bahwa segala sesuatu di alam ini—baik itu pohon, bunga, atau bahkan pergerakan planet—adalah keajaiban ciptaan yang mencerminkan Sifat dan Keagungan Allah. Alam semesta ini, dengan segala fenomena dan keteraturannya, adalah lambaian-lambaian rahasia Ilahi yang harus dipahami oleh mata batin.
•Keajaiban: Alam semesta adalah cermin yang memantulkan hakikat Tuhan, dan setiap ciptaan mengandung tanda-tanda yang harus diselami oleh hati yang memiliki pemahaman.
•Penjelasan: Dalam pemahaman sufi, alam semesta dipandang sebagai karya seni Tuhan yang penuh dengan keajaiban-keajaiban kecil yang membimbing manusia untuk mengenal Tuhan dengan lebih mendalam. Sebagaimana dikatakan oleh Jalaluddin Rumi dalam Mathnawi, bahwa alam ini adalah tempat untuk menyaksikan tanda-tanda kebesaran Allah.
 
4. Keajaiban dalam Proses Penjernihan Jiwa (Tazkiyah)
Menurut pandangan ahli makrifat, keajaiban terbesar adalah transformasi jiwa manusia menuju kesempurnaan spiritual, yaitu mencapai maqam ihsan (tingkatan kesempurnaan dalam beribadah) yang melibatkan pemurnian jiwa dan perasaan. Proses ini adalah keajaiban yang mewujudkan kedekatan dengan Tuhan.
•Keajaiban: Keajaiban ini adalah penyatuan jiwa dengan Tuhan melalui perjalanan batin yang terus-menerus, yang melampaui keajaiban-keajaiban fisik.
•Penjelasan: Dalam pemahaman ahli hakikat, perjalanan spiritual (seperti yang disebutkan dalam ajaran tasawuf) adalah sebuah keajaiban yang membawa seseorang dari kegelapan nafsu menuju cahaya ilahiah. Proses ini mengungkapkan keajaiban sejati dalam penyucian hati dan pengalaman langsung dengan Tuhan.
 
5. Keajaiban dalam Keberadaan Ahlul Bayt sebagai Manifestasi Sifat Allah
Bagi para ahli makrifat dari tradisi Syiah, Ahlul Bayt, khususnya Imam Ali, Sayyidah Fatimah, Imam Hasan, dan Imam Husain, adalah keajaiban yang hidup sebagai manifestasi sifat-sifat Tuhan. Mereka dipandang sebagai saluran untuk memahami hakikat Allah.
•Keajaiban: Ahlul Bayt adalah keajaiban hidup yang menunjukkan jalan langsung menuju pengetahuan Ilahi dan pemahaman tentang hakikat Tuhan.
•Penjelasan: Dalam ajaran Syiah, Ahlul Bayt adalah cerminan langsung dari Nur Muhammad, yang memancarkan cahaya Ilahi. Mereka tidak hanya menjadi teladan dalam akhlak, tetapi juga pintu ilmu yang mengungkapkan hakikat yang tersembunyi dalam dunia spiritual.
 
6. Keajaiban dalam Hubungan Cinta antara Hamba dan Tuhan
Menurut ahli makrifat, hubungan antara hamba dan Tuhan adalah sebuah keajaiban spiritual yang melibatkan cinta ilahiah yang tiada bandingnya. Ini adalah bentuk tertinggi dari makrifat—pengetahuan tentang Allah yang bersumber dari pengalaman cinta batiniah.
•Keajaiban: Keajaiban ini adalah ketika seorang hamba merasakan kehadiran Tuhan dalam setiap aspek kehidupannya dan menyatu dengan-Nya dalam cinta yang murni.
•Penjelasan: Dalam ajaran tasawuf, cinta Tuhan adalah jalan utama untuk memahami hakikat dan keajaiban sejati, di mana jiwa hamba menjadi terang dengan cahaya Ilahi, dan Tuhan menjadi segala-galanya bagi mereka.
 
7. Keajaiban dalam Perjalanan Ruhani (Syahadah)
Keajaiban batin juga tercapai melalui perjalanan ruhani menuju syahadah (kesaksian) yang membawa seseorang untuk mengalami kehadiran langsung Allah dalam bentuk pengalaman spiritual.
•Keajaiban: Keajaiban ini adalah pengalaman mistis yang melibatkan jiwa dan hati, di mana seseorang merasakan kehadiran Allah dalam segala hal.
•Penjelasan: Dalam tradisi makrifat, syahadah adalah pengalaman transenden yang membawa seseorang untuk menyaksikan Tuhan dengan mata hati, menyadari hakikat wujud Tuhan di segala aspek kehidupan.
 
Kesimpulan; Bagi ahli makrifat dan hakikat, keajaiban tidak hanya terbatas pada mukjizat yang terlihat di dunia fisik, tetapi lebih pada pemahaman mendalam tentang hakikat Tuhan dan pengalaman spiritual yang melampaui batasan akal dan panca indera. Keajaiban terbesar adalah pengetahuan batin yang membawa seseorang untuk melihat Allah di balik segala ciptaan-Nya dan menyaksikan kehadiran-Nya dalam kehidupan sehari-hari.
 
Menurut ahli hakikat dalam tradisi Syiah, keajaiban (أعجوبة) sering dipahami sebagai manifestasi dari kebesaran Ilahi yang melampaui fenomena fisik dan berhubungan langsung dengan makna spiritual dan hakikat yang lebih dalam. Keajaiban dalam pandangan ini tidak hanya berkaitan dengan mukjizat yang diberikan kepada para nabi, tetapi juga berhubungan dengan pengetahuan esoterik tentang Allah, Imam, dan perjalanan ruhani menuju kebenaran sejati.
 
Berikut adalah beberapa penjelasan tentang keajaiban menurut ahli hakikat Syiah:
 
1. Keajaiban dalam Wujud Ilahi dan Ma’rifah Allah
 
Bagi ahli hakikat Syiah, keajaiban terbesar adalah pengetahuan (ma’rifah) tentang wujud Allah yang sejati. Dalam tradisi Syiah, Allah dianggap sebagai sumber segala wujud dan segala ciptaan-Nya adalah manifestasi dari Nur Ilahi (Cahaya Ilahi). Keajaiban yang sejati adalah kemampuan seorang hamba untuk menghadirkan diri dalam hadirat Allah melalui pengetahuan yang mendalam tentang hakikat wujud dan sifat-sifat-Nya.
•Keajaiban: Keajaiban ini tidak terbatas pada fenomena luar biasa, tetapi lebih pada pengetahuan langsung tentang Allah, yang dapat dicapai melalui perjalanan spiritual yang mendalam.
•Tafsir Syiah seperti Tafsir al-Mizan oleh Allamah Thabathabai mengajarkan bahwa pemahaman hakikat Tuhan melibatkan pemurnian jiwa dan penyucian hati.
 
2. Keajaiban dalam Mukjizat Nabi dan Imam
Dalam pandangan Syiah, mukjizat tidak hanya terbatas pada nabi-nabi terdahulu, tetapi juga terkait dengan keajaiban Imam sebagai penerus hakikat dan petunjuk Rasulullah ﷺ. Imam dalam tradisi Syiah adalah sosok yang memiliki ilmu yang diperoleh langsung dari Allah dan memiliki kemampuan untuk melampaui batasan dunia fisik.
•Keajaiban: Mukjizat seperti kemampuan Imam Ali yang dapat melihat hakikat segala sesuatu atau Imam Hasan dan Husain yang menunjukkan keberanian dan ketabahan luar biasa di Karbala dianggap sebagai manifestasi cahaya Ilahi yang lebih dalam dan lebih tersembunyi daripada mukjizat para nabi.
•Tafsir Syiah mengajarkan bahwa Imam Ali dan Imam Husain adalah contoh keajaiban hidup yang menyatu dengan hakikat Allah, di mana setiap tindakan mereka adalah manifestasi kesempurnaan batin dan petunjuk Ilahi.
 
3. Keajaiban dalam Alam Sebagai Manifestasi dari Sifat Allah
Alam semesta dalam pandangan ahli hakikat Syiah dipandang sebagai karya seni Ilahi, di mana setiap ciptaan adalah tanda-tanda kebesaran Allah. Keajaiban terbesar adalah kemampuan untuk melihat Tuhan di balik setiap ciptaan, yaitu pemahaman bahwa Allah tersembunyi dalam segala hal yang ada.
•Keajaiban: Keajaiban alam adalah penyingkapan hakikat melalui perjalanan batin di mana seorang hamba yang berilmu bisa melihat semua ciptaan sebagai cermin yang memantulkan Sifat Ilahi. Ini mengarah pada pemahaman bahwa dunia ini adalah manifestasi dari Nur Muhammad.
•Menurut Ibnu Arabi dalam karya-karyanya yang diadopsi oleh banyak ulama Syiah, dunia ini adalah bayangan cahaya Ilahi, dan keajaiban yang sesungguhnya adalah kemampuan untuk melihat keberadaan Tuhan di balik setiap ciptaan.
 
4. Keajaiban dalam Kehidupan Ahlul Bayt
Ahlul Bayt, yang dalam tradisi Syiah adalah keluarga Rasulullah ﷺ, dianggap sebagai manifestasi hakikat Ilahi. Keajaiban yang terkait dengan Ahlul Bayt bukan hanya mukjizat fisik, tetapi juga kesucian dan kemaksuman mereka, yang memungkinkan mereka menjadi sumber ilmu batin dan petunjuk spiritual bagi umat.
•Keajaiban: Keajaiban ini terkait dengan ilmu ladunni (ilmu yang diberikan langsung oleh Allah), yang dimiliki oleh Imam Ali, Sayyidah Fatimah, dan para Imam setelah mereka. Mereka tidak hanya memiliki kemampuan luar biasa dalam bidang fisik, tetapi juga kemampuan untuk menyampaikan ilmu spiritual yang melampaui batasan akal manusia biasa.
•Hadis-hadis Syiah menyebutkan bahwa Ahlul Bayt adalah pintu ilmu dan jalan menuju pengetahuan Ilahi, yang mengungkapkan hakikat yang tersembunyi dalam Al-Qur’an dan wahyu-wahyu Ilahi.
 
5. Keajaiban dalam Keghaiban Imam Mahdi
Imam Mahdi, menurut ajaran Syiah, adalah Imam yang ghaib (tidak tampak) namun memiliki peran sentral dalam penyempurnaan umat dan keadilan di dunia. Keajaiban dalam hal ini bukan hanya pada keghaiban beliau, tetapi juga pada kemampuan beliau untuk memimpin umat di masa depan dengan pengetahuan batin yang luar biasa.
•Keajaiban: Keajaiban terbesar adalah kemampuan Imam Mahdi untuk tetap hidup dan menjaga umat meskipun secara fisik tidak tampak. Keghaiban beliau dipandang sebagai bagian dari takdir Ilahi dan merupakan tanda kebesaran Allah bahwa Imam Mahdi akan kembali untuk mewujudkan keadilan dan kebenaran.
•Dalam pandangan ahli hakikat, Imam Mahdi adalah wujud Ilahi yang akan membawa penyempurnaan spiritual di akhir zaman, dan selama masa keghaiban-Nya, beliau adalah penyimpan hakikat yang belum terungkapkan kepada umat.
 
6. Keajaiban dalam Transformasi Jiwa (Tazkiyah)
Keajaiban dalam transformasi jiwa adalah salah satu konsep utama dalam hakikat Syiah. Proses penyucian jiwa (tazkiyah) merupakan perjalanan spiritual untuk menyaksikan hakikat Tuhan dalam diri sendiri dan alam semesta.
•Keajaiban: Keajaiban ini melibatkan penyucian hati dan jiwa untuk mendekatkan diri kepada Allah, sehingga seorang hamba dapat mencapai maqam ihsan—yaitu tingkat tertinggi dalam hubungan dengan Allah. Keajaiban ini bukan hanya proses fisik, tetapi perjalanan batin yang membuka pengalaman mistik dan pemahaman langsung tentang hakikat Allah.
•Dalam tradisi Syiah, tazkiyah adalah kunci untuk mencapai penyaksian langsung atas kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, melalui pembersihan hati dan pengalaman spiritual yang murni.
 
Kesimpulan; Bagi ahli hakikat Syiah, keajaiban adalah sebuah pengalaman spiritual yang melampaui dunia fisik dan berkaitan dengan pengetahuan batin tentang Allah, Imam, dan hakikat kehidupan. Keajaiban ini bukan hanya terbatas pada mukjizat fisik, tetapi lebih pada penyaksian hakikat Ilahi dan transformasi spiritual yang membawa seseorang untuk mengenal Tuhan dalam segala aspek hidup. Keajaiban terbesar adalah ketika seseorang dapat menyaksikan wujud Allah di balik segala ciptaan dan melihat cahaya Ilahi dalam setiap detil kehidupan.
 
Dalam tradisi Syiah, keajaiban dan kisah-kisah yang terkait dengan Imam-Imam Ahlul Bayt, terutama yang melibatkan hakikat Ilahi, memainkan peran penting dalam memahami dimensi spiritual dan makna kedalaman ilmu yang dimiliki oleh mereka. Berikut adalah beberapa cerita dan kisah yang menggambarkan keajaiban menurut ajaran Syiah, yang mengungkapkan keajaiban batin, kemukjizatan, dan kebesaran spiritual para Imam.
 
1. Keajaiban Ilmu dan Hikmah Imam Ali (A.S)
Imam Ali (A.S), sebagai Imam pertama dalam tradisi Syiah, dikenal dengan ilmu yang mendalam dan kebijaksanaan yang luar biasa. Salah satu kisah yang paling terkenal adalah ketika beliau memecahkan persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh orang lain. Suatu ketika, seorang pria datang kepada Khalifah Utsman untuk meminta bantuan dalam masalah hukum, namun tidak ada yang dapat memberi jawaban yang memuaskan.
 
Imam Ali (A.S), yang dikenal dengan kemampuan luar biasa dalam ilmu fikih dan hikmah, memberikan jawabannya yang langsung dan tepat. Orang yang mendengarnya terkejut dan bertanya, “Bagaimana kamu bisa mengetahui jawaban ini?” Imam Ali menjawab: “Ilmu ini adalah warisan dari Rasulullah ﷺ yang aku terima melalui wahyu ilahi.”
 
Cerita ini menunjukkan keajaiban ilmu ladunni yang dimiliki Imam Ali (A.S) sebagai manifestasi dari Nur Muhammad dan menunjukkan bahwa Imam bukan hanya ahli dalam ilmu duniawi, tetapi juga memiliki pengetahuan yang diberikan langsung oleh Allah.
 
2. Keajaiban Peristiwa Karbala dan Imam Husain (A.S)
Kisah peristiwa Karbala pada 10 Muharram adalah salah satu kisah paling monumental dalam sejarah Syiah, yang menggambarkan keajaiban kesabaran, ketabahan, dan keteguhan iman yang luar biasa dari Imam Husain (A.S) dan para pengikutnya. Imam Husain, meskipun mengetahui bahwa pasukan Yazid jauh lebih besar dan lebih kuat, memilih untuk berdiri teguh dalam keadilan dan menolak memberikan baiat kepada penguasa yang tidak sah.
 
Salah satu keajaiban yang terjadi adalah bahwa meskipun pasukan Imam Husain sangat sedikit, mereka mampu menanggapi berbagai rintangan dengan keteguhan hati yang luar biasa. Imam Husain bahkan berdoa kepada Allah agar tidak melupakan dirinya dan pengikutnya dalam keadaan yang sangat sulit ini. Keajaiban terbesar di Karbala adalah bahwa perjuangan dan pengorbanan beliau tidak hanya berhasil menyelamatkan prinsip-prinsip Islam, tetapi juga menjadi sumber inspirasi abadi bagi umat Islam, yang menghidupkan nilai-nilai keadilan, pengorbanan, dan kebebasan.
 
Karbala adalah keajaiban spiritual di mana Imam Husain dan para syuhada tidak hanya mati sebagai martir, tetapi menjadi simbol hidup yang menginspirasi generasi-generasi berikutnya untuk tetap berjuang dalam kebenaran, meskipun menghadapi segala kesulitan dan tantangan.
 
3. Keajaiban Ilmu dan Karamah Imam Ja’far al-Sadiq (A.S)
Imam Ja’far al-Sadiq (A.S), sebagai Imam ke-6 dalam tradisi Syiah, dikenal dengan keajaiban ilmiah dan karamah spiritual. Beliau adalah seorang tokoh yang tidak hanya terkenal dalam ilmu agama, tetapi juga dalam ilmiah duniawi, seperti ilmu kimia, fisika, dan astronomi. Imam Ja’far al-Sadiq sangat dihormati oleh banyak ilmuwan dan bahkan dianggap sebagai pendiri mazhab Ja’fari dalam fiqih.
 
Salah satu kisah keajaiban beliau adalah ketika seorang ilmuwan bertanya kepada Imam Ja’far al-Sadiq mengenai keteraturan alam semesta dan rahasia penciptaan. Imam menjawab dengan sangat rinci, menjelaskan berbagai aspek tentang tata surya dan pergerakan planet yang sangat sesuai dengan pengetahuan ilmiah yang baru ditemukan berabad-abad setelahnya. Keajaiban ini menunjukkan bahwa Imam Ja’far al-Sadiq memiliki pengetahuan tentang rahasia alam semesta yang diberikan langsung oleh Allah.
 
Selain itu, Imam Ja’far al-Sadiq juga dikenal dengan karamah spiritual, di mana banyak pengikutnya yang datang kepadanya untuk mencari solusi atas masalah mereka, baik dalam urusan dunia maupun akhirat, dan mereka sering merasakan keajaiban dalam bentuk penyembuhan atau solusi mistik terhadap permasalahan mereka.
 
4. Keajaiban Dalam Kehidupan Imam Mahdi (A.S)
Imam Mahdi (A.S), yang diyakini oleh kaum Syiah sebagai Imam ke-12, merupakan Imam yang ghaib (tersembunyi) sejak lebih dari seribu tahun. Meskipun dalam kondisi ghaib, Imam Mahdi (A.S) diyakini memiliki keajaiban spiritual dan dapat memberikan bimbingan batin kepada umat melalui wasilah dan wakil-wakilnya. Salah satu keajaiban terbesar yang terjadi terkait dengan Imam Mahdi adalah kenyataan bahwa meskipun beliau tidak tampak di mata manusia, umat Syiah tetap merasakan kehadiran batin Imam Mahdi dalam kehidupan mereka.
 
Dalam tradisi Syiah, banyak kisah yang mengisahkan tentang bagaimana Imam Mahdi memberikan petunjuk atau tanda-tanda Ilahi dalam situasi-situasi yang sulit, bahkan ketika umat berada dalam kesulitan atau penderitaan. Beberapa pengikut Imam Mahdi melaporkan bahwa mereka mendapatkan pertolongan langsung dalam keadaan kritis atau menghadapi kesulitan besar, yang menunjukkan bahwa meskipun keghaiban Imam Mahdi adalah keajaiban batin, namun kehadiran Ilahi Imam Mahdi tetap nyata dalam kehidupan umat.
 
Kesimpulan; Dalam ajaran Syiah, kisah-kisah dan cerita keajaiban yang melibatkan Imam-Imam Ahlul Bayt menunjukkan bahwa keajaiban bukan hanya peristiwa luar biasa yang terjadi di dunia fisik, tetapi juga berkaitan dengan pengetahuan batin dan kemukjizatan spiritual yang melampaui batasan dunia material. Keajaiban ini mengungkapkan hakikat Ilahi, di mana Imam-Imam Ahlul Bayt menjadi penuntun spiritual yang memberikan petunjuk menuju kebenaran dan keadilan yang hakiki. Keajaiban mereka menunjukkan bahwa Allah bekerja melalui mereka untuk menuntun umat manusia menuju jalan yang benar dan pemahaman yang lebih dalam tentang hakikat kehidupan.
 
Manfaat dan doa yang berkaitan dengan keajaiban (اعجوبة) dalam tradisi Islam. Keajaiban ini mencakup keberkahan, pertolongan, dan perlindungan dari Allah yang diberikan melalui doa-doa yang mendalam.
 
1. Doa untuk Keajaiban dalam Mengatasi Masalah
 
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan kekuatan-Mu, buka lah bagiku pintu-pintu pertolongan dan kesuksesan.”
•Manfaat: Doa ini memohon kepada Allah agar membuka jalan bagi penyelesaian masalah dan memberikan keajaiban berupa pertolongan yang tak terduga.
 
2. Doa untuk Mendapatkan Keajaiban Penyembuhan
 
“Ya Allah, sembuhkanlah aku dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.”
•Manfaat: Doa ini membawa keberkahan dalam penyembuhan tubuh dan jiwa. Membaca doa ini dapat memohon keajaiban kesembuhan yang tidak hanya menghilangkan penyakit, tetapi juga memperbaiki kondisi secara menyeluruh.
 
3. Doa untuk Keajaiban dalam Mendapatkan Rizki
 
“Ya Allah, berikanlah aku rizki dari arah yang tidak aku sangka.”
•Manfaat: Doa ini dapat membawa keajaiban dalam bentuk rizki yang datang dari sumber yang tidak terduga. Keajaiban rizki ini memberikan kemudahan dalam hidup.
 
4. Doa untuk Keajaiban dalam Membuka Hati
 
“Ya Allah, jadikanlah hatiku tenang dengan mengingat-Mu, terbuka untuk ibadah kepada-Mu.”
•Manfaat: Doa ini memohon agar Allah memberikan keajaiban dalam bentuk ketenangan hati, dan membuka hati untuk menerima cahaya-Nya serta meningkatkan kedekatan dengan-Nya.
 
5. Doa untuk Keajaiban dalam Menghindari Bahaya
 
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau pegang kendali atasnya.”
•Manfaat: Doa ini memberikan perlindungan terhadap segala bentuk bahaya dan musibah. Allah akan memberikan keajaiban berupa perlindungan yang tidak terduga.
 
6. Doa untuk Keajaiban dalam Kemenangan dan Kesuksesan
 
“Ya Allah, berikanlah kemenangan kepadaku atas musuh-musuhku, dan bimbinglah aku kepada apa yang Engkau cintai dan ridai.”
•Manfaat: Doa ini membawa keajaiban kemenangan dan kesuksesan dalam menghadapi tantangan hidup. Allah memberi pertolongan yang luar biasa dalam meraih tujuan.
 
7. Doa untuk Keajaiban dalam Mendapatkan Anak yang Saleh
 
“Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku keturunan yang baik dari sisi-Mu.”
•Manfaat: Doa ini mendatangkan keajaiban dalam bentuk anak yang saleh, yang menjadi sumber kebahagiaan dan berkah dalam keluarga.
 
8. Doa untuk Keajaiban dalam Meningkatkan Ilmu
 
“Ya Allah, ajarkanlah kami apa yang bermanfaat bagi kami, dan manfaatkanlah ilmu yang telah Engkau ajarkan.”
•Manfaat: Membaca doa ini membawa keajaiban dalam bentuk ilmu yang bermanfaat dan mudah dipahami. Ini memberikan keberkahan dalam proses belajar dan mengajar.
 
9. Doa untuk Keajaiban dalam Menghapus Dosa
 
“Ya Allah, ampunilah aku, keluargaku, dan umat Muhammad ﷺ.”
•Manfaat: Doa ini membantu memohon ampunan dari Allah atas segala dosa. Keajaiban dari doa ini adalah pengampunan yang membuka pintu rahmat Ilahi.
 
10. Doa untuk Keajaiban dalam Mengubah Nasib
 
“Ya Allah, jadikanlah masa depanku lebih baik dari masa kini, dan limpahkanlah aku dengan berkah dari langit.”
•Manfaat: Doa ini mengundang keajaiban dalam perubahan nasib, baik dalam aspek ekonomi, sosial, maupun spiritual. Ini memberikan harapan dan perubahan positif dalam hidup.
 
Kesimpulan; Keajaiban (اعجوبة) dalam Islam dan berkaitan dengan kekuatan doa dalam memohon pertolongan dari Allah, yang sering kali datang dengan cara yang tidak terduga. 
 
Doa-doa ini tidak hanya mendatangkan pertolongan dalam bentuk yang fisik, tetapi juga membawa berkah spiritual yang memperkuat hubungan dengan Allah. Dengan doa yang tulus dan penuh keyakinan, seorang Muslim dapat merasakan keajaiban dalam hidupnya, baik dalam kesembuhan, rizki, perlindungan, maupun perubahan spiritual yang mendalam.
 
Doa Munjia 
Diriwayatkan oleh Ibrahim Alkafami, dari kitab Albaladul Amin;  Doa dari Nabi Muhammad saw yang membacanya 10 kali setiap hari maka Allah Swt ; 
1. Mengampuni 4000 Dosa Besarnya
2. Dimudahkan Sakaratul mautnya
3. Kuburnya tidak menghimpitnya
4. Diselamatkan dari 100 ribu kesusahan hari kiamat
5. Dijaga dari kejahatan syeithon dan tentaranya
6. Akan dilunasi hutangnya
7. Dihilangkan kesedihan dan kesusahannya
8. Dikabulkan doa-doanya
 
Doanya adalah :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، 
اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ ،
١، أَعْدَدْتُ لِكُلِّ هَوْلٍ لاَإِلَهَ إِلاَّاللَّهُ، 
٢، وَلِكُلِّ هَمٍّ وَغَمٍّ مَاشَاءَ اللَّهُ، 
٣، وَلِكُلِّ نِعْمَةٍ اَلْحَمْدُلِلَّهِ، 
٤، وَلِكُلِّ رَخَاءٍ الشُّكْرُ لِلَّهِ، 
٥، وَلِكُلِّ أُعْجُوبَةِ سُبْحَانَ اللَّهِ، 
٦، وَلِكُلِّ ذَنْبٍ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ، 
٧، وَلِكُلِّ مُصِيبَةٍ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، 
٨، وَلِكُلِّ ضِيقٍ حَسْبِيَ اللَّهُ، 
٩، وَلِكُلِّ قَضَاءٍ وَقَدَرٍ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، 
١٠، وَلِكُلِّ عَدُوٍّ اعْتَصَمْتُ بِاللَّهِ، 
١١، وَلِكُلِّ طَاعَةٍ وَ مَعْصِيَةٍ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إلاَّ بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ
 
Bismillâhirrohmânirrohîm, 
Allâhumma sholli ‘alâ Muhammadin wa âli muhammadin, 
A'dadtu likulli haulin lâ ilâha illallâh 
wa likulli hammin wa ghommin mâ syâ-allâh, 
wa likulli ni’matin alhamdulillâh, 
walikulli roghô-in Asy-syukru lillâh, 
walikulli u’jûbati subhânallâh, 
wa likuuli dzambin astaghfirullâh, 
wa likulli mushîbatin innâ lillâhi wa innâ ilaihi rôji’ûn, 
wa likulli dîqin hasbiyallâh 
walikulli qodhô-in wa qodarin tawakkaltu ‘alallâh, 
walikulli ‘aduwwin I’tashomtu billâh, 
wa likuli thô-atin wa ma’shiyatin lâ hawla wa lâ quwwata illâ billâhil ‘aliyyil ‘azhîm.
 
Dengan asma Allah Yang Maha Kasih dan Maha Sayang, 
1.Aku persiapkan untuk setiap ketakutan, “Laa ilaaha illallah” (Tidak ada Tuhan selain Allah),
2.Dan untuk setiap kesedihan dan kecemasan, “Masha Allah” (Apa yang Allah kehendaki),
3.Dan untuk setiap nikmat, “Alhamdulillah” (Segala puji bagi Allah),
4.Dan untuk setiap kelapangan, “Ash-shukru lillah” (Syukur bagi Allah),
5.Dan untuk setiap keajaiban, “Subhanallah” (Mahasuci Allah),
6.Dan untuk setiap dosa, “Astaghfirullah” (Aku memohon ampun kepada Allah),
7.Dan untuk setiap musibah, “Inna lillahi wa inna ilayhi raji’un” (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali),
8.Dan untuk setiap kesulitan, “Hasbiyallahu” (Cukuplah Allah bagiku),
9.Dan untuk setiap takdir dan ketentuan, “Tawakkaltu ‘ala Allah” (Aku bertawakkal kepada Allah),
10.Dan untuk setiap musuh, “I‘tashamtu billah” (Aku berlindung kepada Allah),
11.Dan untuk setiap ketaatan dan kemaksiatan, “La hawla wa la quwwata illa billahil ‘Aliyyil ‘Azim” (Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung).
 
Teks ini berisi ungkapan doa dan pengingat untuk mengingat Allah dalam berbagai situasi kehidupan, baik dalam kesulitan maupun dalam kelapangan. Setiap kalimat mencerminkan tawakal, syukur, dan permohonan perlindungan kepada Allah.

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment