Kolom: Makna Dengki, Akibat dan Obatnya

Supa Athana - Tekno & Sains
29 October 2024 09:18
Memahami dengki dan hasud dapat membantu individu untuk mengatasi perasaan tersebut dan mendorong pertumbuhan positif dalam hubungan sosial dan diri sendiri.
Penulis: Muhammad Taufiq Ali Yahya
              Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran


Dengki atau hasud dalam konteks sosial dan psikologis dapat diartikan sebagai rasa iri atau benci terhadap keberhasilan, kebahagiaan, atau kelebihan orang lain. Berikut adalah makna atau aspek yang berkaitan dengan dengki/hasud:
 
1.Rasa Iri: Dengki mencerminkan rasa tidak senang terhadap pencapaian atau keberuntungan orang lain.
2.Perasaan Tidak Puas: Seseorang yang merasa dengki sering kali merasa tidak puas dengan kondisi atau pencapaian diri sendiri.
3.Ketidakadilan Sosial: Dengki bisa muncul akibat perasaan bahwa seseorang tidak diperlakukan dengan adil dibandingkan orang lain.
4.Kecemburuan: Ini adalah bentuk emosi yang sering menyertai rasa dengki, di mana seseorang merasa terancam oleh keberhasilan orang lain.
5.Desakan Sosial: Dalam beberapa budaya, ada tekanan untuk mencapai standar tertentu, yang dapat memicu rasa dengki jika orang lain berhasil mencapainya.
6.Pengaruh Negatif: Dengki dapat menyebabkan perilaku negatif, seperti sabotase, gossip, atau berusaha menjatuhkan orang lain.
7.Penghalang Pertumbuhan Pribadi: Rasa dengki dapat menghalangi seseorang untuk berkembang, karena fokusnya pada orang lain alih-alih pada diri sendiri.
8.Rasa Tidak Berdaya: Seseorang yang merasa dengki mungkin merasa kurang berdaya atau tidak mampu untuk mencapai keberhasilan yang sama.
9.Hubungan Interpersonal: Dengki dapat merusak hubungan antara individu, menyebabkan konflik, atau menciptakan suasana tidak harmonis.
10.Refleksi Diri: Dengki sering kali menunjukkan ketidakpuasan atau masalah yang lebih dalam dalam diri seseorang, yang mungkin perlu diselesaikan melalui refleksi dan pengembangan diri.
 
Memahami dengki dan hasud dapat membantu individu untuk mengatasi perasaan tersebut dan mendorong pertumbuhan positif dalam hubungan sosial dan diri sendiri.
 
Dengki Dalam Quran 
 
Dalam Al-Qur’an, konsep dengki (hasud) diangkat dalam beberapa ayat yang menggambarkan sifat buruk ini dan dampaknya terhadap individu dan masyarakat. Berikut adalah beberapa poin yang berkaitan dengan makna dengki menurut Al-Qur’an:
 
1.Sumber Keburukan: Al-Qur’an menekankan bahwa dengki adalah salah satu sifat buruk yang dapat merusak hati dan karakter seseorang. Ini tercermin dalam ayat yang menyatakan bahwa dengki dapat muncul dari rasa ketidakpuasan dengan anugerah Allah kepada orang lain (Al-Baqarah: 109).
2.Perlunya Perlindungan: Dalam Surah Al-Falaq (113) dan An-Nas (114), Allah mengajarkan umat-Nya untuk berlindung dari kejahatan orang yang dengki, menunjukkan betapa berbahayanya perasaan ini.
3.Dampak Negatif: Dengki dapat menyebabkan kerusakan dalam hubungan antar individu dan mengakibatkan tindakan buruk, seperti menyakiti orang lain (Al-Baqarah: 54).
4.Pentingnya Syukur: Al-Qur’an mendorong umat untuk selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah dan tidak membandingkan diri dengan orang lain (Al-Anfal: 28).
5.Dosa dan Akibatnya: Dalam Surah Al-Humazah (104), Allah memperingatkan tentang orang-orang yang suka menghina dan mencela orang lain, yang sering kali berkaitan dengan perasaan dengki.
6.Kesadaran Spiritual: Ayat-ayat dalam Al-Qur’an menekankan pentingnya membersihkan hati dari sifat dengki agar dapat mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki hubungan dengan sesama.
7.Contoh Nabi Yusuf: Kisah Nabi Yusuf (Yusuf: 8-9) menunjukkan bagaimana dengki dapat muncul dalam hubungan keluarga, ketika saudara-saudaranya merasa iri atas kasih sayang dan keberhasilannya.
8.Mendorong Kebersamaan: Al-Qur’an juga mengajak umat untuk saling membantu dan mendukung satu sama lain, sebagai upaya untuk mengurangi rasa dengki dalam masyarakat (Al-Maidah: 2).
9.Kesadaran akan Takdir: Umat diajarkan untuk memahami bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah bagian dari takdir Allah, sehingga mereka tidak perlu merasa dengki terhadap orang lain (Al-Hadid: 22-23).
10.Menghindari Perpecahan: Dengki dapat memicu perpecahan dalam masyarakat. Oleh karena itu, Al-Qur’an mendorong umat untuk menjaga persatuan dan saling menghormati.
 
Dengan memahami ajaran Al-Qur’an tentang dengki, diharapkan umat dapat lebih menjaga hati dan memperkuat hubungan dengan sesama.
 
Pendapat Mufassir Quran
 
Berikut adalah beberapa pandangan dari para mufassir (ahli tafsir Al-Qur’an) mengenai konsep dengki (hasud) dalam Al-Qur’an:
 
1.Ibnu Katsir: Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menyoroti bahwa dengki dapat mengarah pada perilaku yang merugikan orang lain. Ia merujuk pada ayat-ayat yang menyatakan bahwa orang-orang yang dengki biasanya tidak dapat menerima anugerah yang diterima orang lain, sehingga mereka berusaha untuk menjatuhkan orang tersebut.
2.Al-Jalalayn: Tafsir Al-Jalalayn mengingatkan bahwa sifat dengki sering kali muncul dari kesombongan dan rasa tidak puas terhadap rezeki yang diberikan Allah. Mufassir ini menekankan pentingnya menjaga hati agar tidak terpengaruh oleh rasa iri terhadap keberhasilan orang lain.
3.Tafsir Al-Muyassar: Dalam tafsir ini, dijelaskan bahwa dengki dapat merusak persaudaraan dan hubungan sosial. Orang yang memiliki sifat ini disarankan untuk berdoa agar Allah melindungi mereka dari perasaan tersebut, dan sebaliknya, mereka perlu berusaha untuk bersyukur atas nikmat yang diterima.
4.Al-Tha’labi: Mufassir ini menyoroti kisah Nabi Yusuf, di mana saudara-saudara Yusuf merasa iri dan dengki karena kasih sayang ayah mereka kepada Yusuf. Ia menjelaskan bahwa dengki yang mendalam dapat mendorong individu untuk melakukan tindakan negatif, seperti merencanakan keburukan terhadap orang yang mereka dengki.
5.Tafsir Al-Samarqandi: Tafsir ini mengingatkan bahwa dengki sering kali muncul sebagai hasil dari ketidakpuasan terhadap kehidupan sendiri. Para mufassir menyarankan agar individu menghindari perbandingan antara diri mereka dengan orang lain, serta fokus pada nikmat yang mereka miliki.
6.Tafsir Al-Khazin: Mufassir ini menunjukkan bahwa dengki dapat menjadi sumber banyak dosa dan kejahatan, serta mengganggu ketentraman hati. Ia menekankan pentingnya membersihkan hati dari sifat dengki dan menggantinya dengan kasih sayang dan saling mendukung.
7.Sayyid Qutb: Dalam tafsirnya, Sayyid Qutb menyatakan bahwa dengki adalah salah satu penyakit hati yang paling berbahaya. Ia menekankan bahwa orang yang terjangkit dengki tidak hanya menyakiti orang lain, tetapi juga merugikan diri mereka sendiri.
8.Al-Suyuti: Mufassir ini mengingatkan bahwa Allah telah mengajarkan umat-Nya cara untuk melindungi diri dari kejahatan orang yang dengki melalui doa dan perlindungan-Nya, seperti yang terkandung dalam Surah Al-Falaq dan An-Nas.
9.Tafsir Al-Ma’ariful Qur’an: Dalam tafsir ini, dijelaskan bahwa mengatasi dengki memerlukan kesadaran spiritual dan penanaman nilai-nilai positif, seperti rasa syukur dan persaudaraan.
10.Tafsir Al-Maturidi: Mufassir ini menyoroti bahwa dengki adalah manifestasi dari kegagalan memahami konsep takdir dan rezeki yang ditentukan Allah. Orang yang mendengki perlu diajarkan untuk melihat anugerah Allah secara lebih luas dan memahami bahwa setiap individu memiliki jalannya masing-masing.
 
Melalui tafsir para mufassir ini, dapat disimpulkan bahwa dengki bukan hanya merupakan emosi negatif, tetapi juga dapat mengarah pada perilaku yang merusak hubungan antarindividu. Oleh karena itu, penting bagi umat untuk menjaga hati dan bersyukur atas nikmat yang diberikan.
 
Para mufassir dari tradisi Syiah juga memberikan penjelasan yang mendalam tentang konsep dengki (hasud) dalam Al-Qur’an. 
 
Berikut adalah beberapa pandangan yang bisa ditemukan dalam tafsir Syiah mengenai tema ini:
 
1.Tafsir Al-Mizan oleh Allameh Tabatabai: Dalam tafsir ini, Allameh Tabatabai menekankan bahwa dengki adalah salah satu sifat negatif yang merusak hati manusia. Ia menjelaskan bahwa dengki muncul dari ketidakpuasan terhadap takdir Allah dan bisa mendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang merugikan orang lain. Al-Mizan juga menyarankan agar individu berusaha membersihkan hati mereka dari sifat ini melalui iman dan penghayatan spiritual.
2.Tafsir Nur al-Thaqalayn: Tafsir ini menguraikan bahwa perasaan dengki sering kali muncul akibat kesombongan dan rasa superioritas. Dalam konteks kisah Nabi Yusuf, tafsir ini menjelaskan bagaimana saudara-saudara Yusuf merasa terancam oleh kasih sayang ayah mereka kepada Yusuf, yang kemudian mengarah pada tindakan buruk. Penjelasan ini menunjukkan bahaya dari perasaan hasud yang tidak terkelola.
3.Tafsir Al-Burhan: Mufassir ini menyoroti bahwa dengki dapat menyebabkan perpecahan di antara komunitas dan dapat mengakibatkan kejahatan. Ia menekankan pentingnya menumbuhkan rasa syukur dan persaudaraan dalam masyarakat sebagai cara untuk mengatasi perasaan dengki.
4.Tafsir Al-Safi: Dalam tafsir ini, dijelaskan bahwa orang yang mendengki biasanya tidak mampu melihat kebaikan orang lain dan hanya fokus pada kekurangan. Ia mengajak umat untuk berlindung kepada Allah dari sifat buruk ini, serta untuk berdoa agar hati mereka terjaga dari perasaan negatif.
5.Tafsir Makarimul Akhlaq oleh Sheikh Abbas Qummi: Tafsir ini menggarisbawahi bahwa sifat dengki tidak hanya merusak hubungan antarmanusia, tetapi juga mengganggu kedamaian batin. Ia menyarankan agar umat berfokus pada kebaikan orang lain dan mendorong mereka untuk mencapai keberhasilan sebagai alternatif dari perasaan dengki.
6.Tafsir Jami’ al-Ahkam: Tafsir ini menyatakan bahwa perasaan dengki dapat merugikan diri sendiri dan orang lain, serta mendorong perilaku yang tidak etis. Ini mencerminkan ajaran bahwa setiap individu harus berusaha untuk membersihkan hati dan menjauhi sifat-sifat yang membawa kepada keburukan.
7.Tafsir Al-Tabarsi (Majma’ al-Bayan): Dalam tafsir ini, Al-Tabarsi menjelaskan bahwa dengki berasal dari ketidakpuasan dan ketidakmampuan menerima keputusan Allah. Ia menekankan pentingnya pemahaman tentang takdir dan bahwa setiap individu memiliki jalan hidup yang berbeda, sehingga tidak ada alasan untuk merasa iri terhadap orang lain.
8.Tafsir Al-Ayashi: Mufassir ini mengaitkan sifat dengki dengan kegagalan spiritual dan kekurangan iman. Ia mengingatkan bahwa orang yang dengki mungkin kehilangan berkah dan rahmat dari Allah akibat perasaan negatif tersebut.
9.Tafsir Al-Qummi: Tafsir ini menekankan bahwa perilaku dengki dapat muncul dalam konteks keluarga dan masyarakat, dan bahwa tindakan yang diambil akibat perasaan ini dapat merusak harmoni sosial.
10.Tafsir Shahrudi: Dalam tafsir ini, penekanan diberikan pada perlunya menjaga hati dari sifat dengki agar dapat berfungsi dengan baik dalam kehidupan sosial. Ia mendorong individu untuk selalu berdoa dan memohon kepada Allah agar dijauhkan dari perasaan negatif.
 
Secara keseluruhan, mufassir Syiah menggarisbawahi pentingnya memahami sifat dengki sebagai penyakit hati yang dapat merusak hubungan sosial dan spiritual. Mereka mendorong individu untuk membersihkan hati dari perasaan ini dan mengembangkan rasa syukur dan kasih sayang kepada sesama.
 
Menurut Ahli Makrifat dan Hakikat
 
Ahli makrifat dan hakikat, terutama dalam tradisi tasawuf dan filsafat Islam, memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai konsep dengki (hasud) dari perspektif spiritual dan metafisik. 
 
Berikut adalah beberapa pandangan yang sering diungkapkan oleh para ahli makrifat dan hakikat terkait dengan dengki:
 
1.Penyakit Hati: Para ahli makrifat menganggap dengki sebagai salah satu penyakit hati yang harus diatasi untuk mencapai pencerahan spiritual. Dengki, dalam pandangan ini, menghalangi seseorang dari merasakan kedamaian batin dan hubungan yang lebih dekat dengan Allah.
2.Ketidakpuasan Terhadap Takdir: Ahli hakikat mengaitkan dengki dengan ketidakpuasan terhadap takdir dan rezeki yang telah ditentukan Allah. Mereka berpendapat bahwa perasaan ini mencerminkan kekurangan iman dan pemahaman akan sifat Allah yang Maha Adil dan Bijaksana.
3.Illusi Keberadaan: Dalam pandangan tasawuf, dengki muncul dari ilusi keberadaan yang terpisah. Ahli makrifat menekankan bahwa semua makhluk saling terhubung dalam satu kesatuan ciptaan Allah. Rasa iri terhadap orang lain adalah cerminan dari kebodohan akan realitas ini.
4.Keterikatan pada Diri: Para ahli mengajarkan bahwa dengki berasal dari keterikatan pada ego dan kepemilikan. Ketika seseorang lebih fokus pada diri sendiri dan keinginannya, ia cenderung merasa tidak nyaman dengan keberhasilan orang lain. Mengatasi ini melibatkan pengendalian ego dan pencarian akan hakikat diri.
5.Spiritualitas dan Syukur: Ahli makrifat menekankan pentingnya mengembangkan sikap syukur sebagai antidot bagi dengki. Dengan bersyukur atas nikmat yang dimiliki, individu dapat melawan perasaan iri dan mengembangkan rasa cinta kepada orang lain.
6.Pengembangan Kasih Sayang: Dalam tradisi tasawuf, mengembangkan kasih sayang dan rasa empati terhadap orang lain dianggap sebagai cara untuk mengatasi dengki. Ketika seseorang bisa merasakan kebahagiaan orang lain, perasaan hasud akan berkurang.
7.Proses Penyucian Hati: Para ahli mengajarkan bahwa untuk menghilangkan dengki, seseorang perlu melakukan proses penyucian hati (tazkiyah). Ini mencakup meditasi, dzikir, dan penghayatan spiritual yang mendalam untuk mengenali dan mengatasi perasaan negatif.
8.Makna Ketidaksempurnaan: Ahli hakikat menganggap bahwa perasaan dengki juga mengungkapkan ketidaksempurnaan dalam diri manusia. Mereka mengajak individu untuk merenungkan kelemahan dan kekurangan diri sendiri daripada menghakimi orang lain.
9.Kesadaran akan Ketidakabadian: Merenungkan sifat dunia yang sementara dapat membantu mengurangi rasa dengki. Ahli makrifat menyatakan bahwa dengan memahami bahwa semua yang dimiliki oleh seseorang adalah sementara, individu dapat mengurangi ketertarikan dan iri terhadap harta atau keberhasilan orang lain.
10.Keterhubungan Spiritual: Pada tingkat yang lebih tinggi, ahli makrifat mengajarkan bahwa tidak ada ruang untuk dengki dalam diri orang yang telah mencapai kedamaian spiritual. Ketika seseorang memahami bahwa semua yang ada adalah milik Allah dan bahwa mereka hanya sebagai perantara, perasaan hasud tidak akan muncul.
 
Dari perspektif ini, dengki dianggap sebagai penghalang untuk mencapai pencerahan spiritual dan kedekatan dengan Allah. Mengatasi dengki memerlukan kesadaran, refleksi, dan usaha untuk memperbaiki hati serta mengembangkan sikap positif terhadap sesama.
 
Dalam Hadis Sunni dan Syiah
 
Dengki (hasud) dalam konteks hadis baik Sunni maupun Syiah merupakan tema yang penting, karena berbagai riwayat menjelaskan dampak negatifnya terhadap individu dan masyarakat. Berikut adalah pandangan dari kedua tradisi hadis mengenai dengki:
 
1. Hadis Sunni
 
1.Dampak Negatif dari Dengki:
•Rasulullah SAW bersabda, “Hati-hatilah kalian terhadap dengki, karena sesungguhnya dengki itu memakan kebaikan-kebaikan, seperti api yang memakan kayu bakar.” (HR. Abu Dawud). Hadis ini menggambarkan bagaimana sifat dengki dapat menghapus amal baik seseorang.
2.Larangan untuk Berhasud:
•Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian saling berhasud, janganlah saling membenci, dan janganlah saling berpaling.” (HR. Muslim). Ini menunjukkan pentingnya menjaga hubungan baik dan menghindari perasaan iri.
3.Pentingnya Rasa Syukur:
•Dalam konteks yang berbeda, Nabi Muhammad SAW mengajarkan untuk selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah, yang dapat mengurangi rasa dengki dan mengarahkan seseorang untuk lebih fokus pada kebaikan.
4.Keutamaan Persaudaraan:
•Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda, “Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lainnya; ia tidak boleh menzalimi saudaranya, tidak boleh merendahkannya, dan tidak boleh menganggap rendah.” (HR. Muslim). Ini menegaskan pentingnya saling mendukung dan tidak membiarkan perasaan dengki merusak hubungan.
 
2. Hadis Syiah
 
1.Pentingnya Membersihkan Hati:
•Dalam tradisi Syiah, Imam Ali AS pernah menyatakan, “Dengki adalah penyakit hati yang paling merusak. Sifat ini hanya akan membawa keburukan dan kerugian bagi pemiliknya.” Ini menekankan perlunya menjaga hati agar terhindar dari sifat dengki.
2.Keburukan Dengki:
•Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ja’far Al-Sadiq AS, beliau berkata, “Dengki adalah salah satu sifat orang munafik dan tidak akan membawa keberuntungan bagi pelakunya.” Ini menunjukkan bahwa sifat ini tidak hanya buruk secara moral tetapi juga membawa dampak spiritual yang negatif.
3.Menjaga Hubungan Sosial:
•Imam Ali AS juga menekankan pentingnya saling menghormati dan tidak merasa iri terhadap keberhasilan orang lain. Beliau menyatakan bahwa rasa saling mendukung dapat mengurangi perasaan hasud dalam masyarakat.
4.Keutamaan Berbuat Baik:
•Hadis dari Imam Ali AS menyebutkan, “Orang yang melakukan kebaikan kepada saudaranya dan merasa senang atas keberhasilannya, maka dia adalah orang yang beruntung.” Ini menunjukkan bahwa sikap positif dan saling mendukung adalah cara untuk mengatasi perasaan dengki.
5.Doa untuk Perlindungan dari Dengki:
•Dalam tradisi Syiah, ada doa-doa tertentu yang dibaca untuk berlindung dari kejahatan orang yang dengki, serta untuk membersihkan hati dari perasaan hasud. Doa-doa ini menggambarkan kesadaran akan bahaya dengki dan pentingnya perlindungan Allah.
 
Kesimpulan ; Dari kedua tradisi, dapat disimpulkan bahwa baik hadis Sunni maupun Syiah menekankan bahwa dengki adalah sifat yang sangat merugikan dan harus dihindari. Keduanya mengajarkan pentingnya menjaga hubungan baik, bersyukur atas nikmat yang diberikan, dan berusaha untuk membersihkan hati dari perasaan negatif. Dengan demikian, ajaran ini mendorong umat untuk membangun komunitas yang harmonis dan saling mendukung.
 
Mengobati sifat dengki 
 
Untuk mengobatinya ; membutuhkan kesadaran dan upaya secara terus-menerus untuk membersihkan hati. 
 
Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu mengatasi dan mengobati perasaan dengki:
 
1.Menyadari dan Mengakui Perasaan Dengki: Langkah pertama adalah mengakui bahwa kita memiliki perasaan dengki. Dengan kesadaran ini, kita dapat mulai memahami akar dari perasaan tersebut dan lebih mudah mencari cara untuk mengatasinya.
2.Memperbanyak Rasa Syukur: Sifat dengki sering muncul karena kita lupa untuk mensyukuri nikmat yang sudah kita miliki. Luangkan waktu setiap hari untuk merenungkan hal-hal baik dalam hidup, dan ucapkan syukur atas rezeki yang diberikan Allah, baik dalam hal materi, kesehatan, maupun hubungan.
3.Berdoa dan Mohon Pertolongan Allah: Dalam Islam, doa adalah cara penting untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kita bisa berdoa memohon perlindungan dari perasaan dengki dan meminta agar Allah membersihkan hati kita dari penyakit hati ini. Surah Al-Falaq adalah salah satu surah yang dianjurkan untuk dibaca sebagai perlindungan dari sifat dengki.
4.Melatih Diri untuk Ikhlas: Belajar untuk menerima bahwa setiap orang memiliki jalan rezeki dan takdirnya masing-masing adalah langkah penting. Dengan ikhlas, kita bisa memahami bahwa keberhasilan orang lain tidak mengurangi nikmat yang akan kita terima.
5.Mengganti Dengki dengan Doa Kebaikan: Ketika kita merasa dengki terhadap seseorang, coba ganti perasaan tersebut dengan mendoakan kebaikan bagi mereka. Misalnya, doakan agar keberhasilan mereka bisa berkelanjutan dan memberi manfaat. Ini akan membantu kita mengubah perspektif dari negatif menjadi positif.
6.Bersikap Baik kepada Orang yang Didengki: Melakukan tindakan baik kepada orang yang kita rasakan dengki bisa melatih hati kita untuk menghilangkan perasaan tersebut. Cobalah memberi ucapan selamat atau menunjukkan dukungan pada orang tersebut.
7.Mengingat Sifat Sementara Dunia: Dengki sering muncul karena kita terlalu terikat pada hal-hal duniawi. Mengingat bahwa segala yang ada di dunia ini adalah sementara dan bahwa kehidupan akhirat lebih penting dapat membantu meredakan perasaan iri dan dengki.
8.Memperbanyak Amal Kebaikan: Berbuat baik kepada orang lain bisa membantu kita merasa lebih damai dan puas dengan diri sendiri. Melakukan kebaikan juga akan membuka hati kita untuk lebih mencintai sesama.
9.Memperbaiki Perspektif dan Melatih Empati: Cobalah untuk melihat kehidupan dari sudut pandang orang lain dan mengembangkan empati. Ketika kita memahami perjuangan orang lain, kita bisa lebih menghargai pencapaian mereka daripada merasa iri.
10.Mendekatkan Diri dengan Orang-orang yang Positif: Lingkungan yang positif dan dukungan dari orang-orang yang baik akan mendorong kita untuk menjaga hati yang bersih dan berpikir positif. Mereka juga bisa menjadi pengingat dan inspirasi untuk menjauhi sifat dengki.
 
Mengatasi dengki memerlukan latihan dan upaya yang konsisten. Dengan terus memperkuat hubungan kita dengan Allah, memperbanyak amal kebaikan, dan melatih hati, kita dapat menghilangkan dengki secara bertahap dan mencapai kedamaian batin.
 
Doa Selamat dari Dengki
 
Berikut adalah beberapa doa yang diajarkan dalam Islam untuk memohon perlindungan dari sifat dengki, baik dari diri sendiri maupun dari orang lain. Doa-doa ini dapat membantu menjaga hati tetap bersih dan melindungi diri dari dampak negatif perasaan dengki.
 
1. Membaca Surah Al-Falaq; 
Jangan lupa setiap baca surat Alquran atau doa mulai dengan Bismillah : juga tambah baca sholawat saat berdoa!!!
 
Surah Al-Falaq adalah surah yang sangat dianjurkan untuk dibaca sebagai perlindungan dari segala bentuk kejahatan, termasuk dari sifat dengki. Ayat terakhir dalam surah ini mengajarkan kita untuk memohon perlindungan dari orang-orang yang dengki.
 
‎ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ . مِن شَرِّ مَا خَلَقَ . وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ . وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ . وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
“Qul a’udzu bi rabbil-falaq. Min sharri ma khalaq. Wa min sharri ghaasiqin idza waqab. Wa min sharrin-naffaa-tsaati fil ‘uqad. Wa min sharri haasidin idza hasad.”
 
“Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan makhluk-Nya, dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.” (QS. Al-Falaq: 1-5)
 
2. Doa Berlindung dari Kejahatan Hasud
 
Doa ini diriwayatkan oleh Rasulullah SAW untuk berlindung dari segala keburukan, termasuk dari dengki.
 
‎ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِي، وَمِنْ شَرِّ كُلِّ دَابَّةٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا، إِنَّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Allahumma inni a’udzu bika min sharri nafsi, wa min sharri kulli daabbatin anta aakhidun binaashiyatihaa, inna rabbi ‘alaa shiraatin mustaqim.”
 
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku, dan dari kejahatan setiap makhluk yang Engkau kuasai ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku berada di jalan yang lurus.” (HR. Abu Dawud)
 
3. Doa Agar Hati Bersih dari Dengki
 
Rasulullah SAW mengajarkan untuk memohon kepada Allah agar diberi hati yang bersih dan jauh dari sifat dengki serta iri hati.
 
‎ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ كُلِّ دَنَسٍ، وَطَهِّرْ قَلْبِي مِنْ كُلِّ حِقْدٍ وَحَسَدٍ
“Allahumma naqqini min kulli danas, wa thahhir qalbi min kulli hiqd wa hasad.”
 
“Ya Allah, sucikanlah diriku dari segala kotoran, dan bersihkanlah hatiku dari segala kebencian dan dengki.”
 
4. Doa Mohon Keselamatan dari Bahaya dan Kejahatan
 
Doa ini memohon keselamatan secara menyeluruh, baik dari sifat-sifat buruk dalam diri maupun dari orang-orang yang memiliki sifat dengki.
 
‎ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ السَّلَامَةَ فِي الدِّينِ وَالدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
“Allahumma inni as-alukas salaamata fid-dini wad-dunya wal-akhirah.”
 
“Ya Allah, aku memohon keselamatan dalam urusan agama, dunia, dan akhirat.”
 
5. Doa untuk Memohon Perlindungan dari Perasaan Negatif
 
Doa ini umum untuk memohon agar Allah melindungi kita dari perasaan negatif termasuk dengki, iri hati, dan kebencian.
 
‎ اللَّهُمَّ اجْعَلْ قَلْبِي نَقِيًّا، وَرُوحِي صَافِيَةً، وَنَفْسِي رَاضِيَةً بِقَضَائِكَ
“Allahumma aj’al qalbi naqiyyan, wa ruhi shafiyatan, wa nafsi raadiyatan bi qadha’ika.”
 
“Ya Allah, jadikanlah hatiku bersih, jiwaku murni, dan diriku ikhlas menerima segala ketetapan-Mu.”
 
Dengan mengamalkan doa-doa ini, semoga kita senantiasa dilindungi dari sifat dengki, memiliki hati yang bersih, dan mendapatkan kedamaian dalam hubungan dengan orang lain.
 
Berikut adalah beberapa doa dari tradisi Syiah yang bisa diamalkan untuk memohon perlindungan dari sifat dengki dan menjaga hati tetap bersih.
 
1. Doa untuk Menghindari Dengki dari “Sahifah Sajjadiyah”
 
Imam Ali Zainal Abidin AS, cicit Rasulullah SAW, menyusun kumpulan doa yang dikenal sebagai Sahifah Sajjadiyah. Dalam salah satu doa tersebut, beliau memohon agar Allah menjauhkan sifat dengki dan iri hati dari dirinya.
 
‎ اَللَّهُمَّ اجْعَلْ نَفْسِي مُطْمَئِنَّةً بِقَدَرِكَ، رَاضِيَةً بِقَضَائِكَ، وَاجْعَلْنِي قَنُوعًا بِمَا رَزَقْتَنِي، وَنَزِّهْ قَلْبِي عَنْ غِلِّ الْحَسَدِ
 
“Ya Allah, jadikanlah jiwaku tenang dengan ketentuan-Mu, ridha dengan keputusan-Mu. Jadikanlah aku bersyukur atas rezeki yang Engkau berikan kepadaku dan sucikanlah hatiku dari sifat dengki.”
 
2. Doa Memohon Keselamatan dari Hasad dalam “Doa Makarimul Akhlaq” oleh Imam Ali Zainal Abidin AS
 
Doa Makarimul Akhlaq adalah doa dari Sahifah Sajjadiyah yang berisi permohonan untuk memperbaiki akhlak dan melindungi diri dari sifat-sifat buruk seperti hasad dan dengki.
 
‎ اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ، وَاجْعَلْنِي أَغْنَى خَلْقِكَ بِكَ وَأَفْقَرَهُمْ إِلَيْكَ، وَنَزِّهْ قَلْبِي عَنِ الْحَسَدِ، وَاكْفِنِي مِنْ شَرِّ النَّاسِ
 
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Muhammad dan keluarganya. Jadikanlah aku hamba-Mu yang paling kaya dengan rahmat-Mu dan paling membutuhkan-Mu. Sucikanlah hatiku dari dengki dan lindungilah aku dari kejahatan manusia.”
 
3. Doa Memohon Kesucian Hati dan Jiwa
 
Dalam doa-doa Syiah, sering terdapat permohonan untuk mendapatkan kesucian hati, yang mencakup perlindungan dari perasaan dengki dan kebencian. Doa berikut bisa dibaca untuk memohon agar hati tetap bersih.
 
‎ اَللّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ كُلِّ دَنَسٍ، وَطَهِّرْ قَلْبِي مِنْ كُلِّ حِقْدٍ وَحَسَدٍ
 
“Ya Allah, sucikanlah aku dari segala kotoran, dan bersihkanlah hatiku dari segala kebencian dan dengki.”
 
4. Doa dari Imam Ali AS untuk Menghindari Perasaan Negatif
 
Imam Ali AS dalam doanya meminta kepada Allah untuk menghindarkan diri dari sifat-sifat buruk, termasuk dengki, yang bisa merusak hubungan dengan orang lain dan mengganggu kedamaian batin.
 
‎ اَللّهُمَّ اجْعَلْ نَفْسِي قَانِعَةً وَقَلْبِي نَقِيًّا، وَبَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ الْحَسَدِ وَالْغِلِّ وَالضَّغِينَةِ
 
“Ya Allah, jadikanlah jiwaku penuh rasa syukur dan hatiku bersih, serta jauhkanlah aku dari sifat dengki, iri, dan kebencian.”
 
5. Doa untuk Perlindungan dari Kejahatan Orang yang Dengki
 
Dalam doa ini, kita memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan yang muncul dari orang-orang yang merasa dengki.
 
‎ اَللّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ حَاسِدٍ وَحَاقِدٍ وَمِنْ شَرِّ النَّفْسِ وَالدُّنْيَا وَالطَّمَعِ
 
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan setiap pendengki dan pembenci, serta dari kejahatan hawa nafsu, dunia, dan ketamakan.”
 
Mengamalkan doa-doa ini dapat membantu dalam menjaga hati tetap bersih, bebas dari dengki, dan memberikan ketenangan batin.
 
Cerita atau Kisah Dengki
 
Berikut adalah beberapa kisah tentang akibat buruk dari sifat dengki, baik dari sumber keislaman maupun kisah hikmah lainnya. 
 
Kisah-kisah ini memberikan pelajaran mendalam tentang bahaya sifat dengki terhadap individu maupun masyarakat.
 
1. Kisah Habil dan Qabil
 
Dalam Al-Quran, Allah menceritakan kisah Habil dan Qabil, dua putra Nabi Adam AS. Qabil merasa iri dan dengki terhadap Habil karena kurban Habil diterima oleh Allah, sedangkan kurbannya sendiri ditolak. 
 
Hasad yang tumbuh dalam hati Qabil mendorongnya untuk melakukan kejahatan terbesar yaitu membunuh saudaranya sendiri. 
 
Akibat dari dengki ini, Qabil menyesal seumur hidup karena telah melakukan pembunuhan pertama di muka bumi. Kisah ini menunjukkan bahwa dengki bisa mendorong seseorang untuk berbuat dosa besar dan menyebabkan penyesalan yang mendalam.
 
2. Iblis dan Nabi Adam AS
 
Dalam kisah penciptaan manusia, Iblis merasa dengki terhadap Nabi Adam AS ketika Allah memerintahkan seluruh makhluk untuk bersujud kepada Adam. 
 
Iblis menolak dan merasa lebih baik daripada Adam karena diciptakan dari api, sedangkan Adam dari tanah. 
 
Rasa dengki dan sombong ini membuat Iblis terusir dari surga dan dikutuk oleh Allah hingga akhir zaman. Karena dengki, Iblis menjadi makhluk yang paling jauh dari rahmat Allah, dan dia bersumpah untuk menyesatkan manusia sebagai bentuk pembalasan.
 
3. Kisah Saudara-saudara Nabi Yusuf AS
 
Kisah Nabi Yusuf AS juga menunjukkan bahaya dari sifat dengki. Saudara-saudara Nabi Yusuf merasa iri karena ayah mereka, Nabi Ya’qub AS, menunjukkan kasih sayang yang lebih kepada Yusuf. 
 
Karena dengki, mereka membuang Yusuf ke dalam sumur dengan harapan bahwa ia akan mati atau diambil oleh kafilah yang lewat. 
 
Akibat dari perbuatan ini, mereka harus hidup dalam penyesalan, dan hubungan keluarga mereka rusak untuk waktu yang lama. Namun, kisah ini juga menunjukkan bahwa pengampunan dan kesabaran bisa menyembuhkan luka yang diakibatkan oleh dengki.
 
4. Dengki Raja Namrud terhadap Nabi Ibrahim AS
 
Raja Namrud merasa iri dan marah atas kekuatan iman Nabi Ibrahim AS dan pengaruhnya di kalangan rakyat. Dalam kedengkiannya, Namrud berusaha membunuh Nabi Ibrahim dengan membuat api besar. Namun, Allah menyelamatkan Nabi Ibrahim, dan api tersebut tidak membakarnya. 
 
Akhirnya, Namrud dihancurkan oleh Allah, dan ia menjadi simbol dari akibat buruk kedengkian dan kesombongan.
 
5. Kisah Haman dan Nabi Musa AS
 
Haman, seorang menteri yang dekat dengan Fir’aun, memiliki kedengkian terhadap Nabi Musa AS. Ketika Musa menyampaikan risalah Allah dan memperlihatkan mukjizat, Haman merasa iri dan berusaha menyebarkan fitnah serta memprovokasi Fir’aun untuk membunuh Musa. 
 
Karena rasa dengkinya, Haman akhirnya binasa bersama Fir’aun di Laut Merah, sementara Nabi Musa selamat. 
 
Kisah ini menunjukkan bahwa rasa dengki dan fitnah hanya akan membawa kehancuran pada diri pelakunya.
 
6. Kisah Burung Gagak yang Iri pada Merak
 
Dalam sebuah kisah hikmah, seekor gagak merasa iri dengan keindahan bulu merak. Setiap hari ia melihat merak dikagumi karena bulunya yang indah dan ingin menjadi seperti merak. 
 
Karena hasad, gagak mencoba menempelkan bulu-bulu yang ditemukannya di tubuhnya agar terlihat seperti merak, tetapi hasilnya malah membuatnya terlihat aneh. 
 
Akhirnya, gagak menyadari bahwa iri hati hanya membuat dirinya tidak bahagia dan mulai menerima dirinya apa adanya. 
 
Kisah ini mengajarkan bahwa rasa iri bisa membuat seseorang lupa akan jati dirinya dan tidak mensyukuri apa yang sudah dimilikinya.
 
7. Kisah Seorang Raja yang Dengki pada Rakyatnya yang Cerdas
 
Dalam sebuah kisah rakyat, seorang raja merasa iri pada salah satu rakyatnya yang terkenal bijak dan cerdas. 
 
Sang raja merasa bahwa kecerdasan rakyat tersebut mengancam posisinya, sehingga dia menjebaknya dalam berbagai cara untuk mencelakakan atau mengurangi pengaruhnya. 
 
Namun, setiap kali raja mencoba menyingkirkan rakyatnya, kecerdasan dan kebijaksanaan orang tersebut malah membuatnya semakin dihormati. 
 
Pada akhirnya, raja menyadari bahwa sifat dengkinya malah membuat dia kehilangan dukungan rakyatnya, sementara orang yang dia dengki malah semakin dihormati.
 
Hikmah dari Kisah-kisah Dengki
 
Dari kisah-kisah di atas, jelas bahwa sifat dengki mendatangkan kerugian, baik bagi pelakunya maupun bagi korban yang didengki. 
 
Dengki bisa merusak hubungan, menghilangkan rasa damai, bahkan menyebabkan penyesalan dan kehancuran. 
 
Oleh karena itu, Islam sangat menekankan pentingnya menghindari dengki, berusaha ikhlas, dan mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Allah.
 
Cara Selamat dari Dengki
 
Selamat dari sifat dengki membutuhkan kesadaran diri dan usaha sungguh-sungguh untuk membersihkan hati. 
 
Berikut beberapa cara yang bisa diambil agar kita bisa selamat dari sifat dengki:
 
1. Menyadari Bahaya Dengki
 
Pahami bahwa dengki bukan hanya merusak diri sendiri, tetapi juga dapat merusak hubungan dengan orang lain dan menghalangi kita dari rahmat Allah. Dengan memahami dampak buruk dari sifat ini, kita akan lebih termotivasi untuk menjauhinya.
 
2. Memperbanyak Rasa Syukur
 
Sering kali dengki muncul karena kita merasa kurang atau membandingkan diri dengan orang lain. Dengan memperbanyak rasa syukur atas apa yang kita miliki, kita bisa mengurangi rasa iri dan lebih menghargai karunia yang sudah diberikan Allah kepada kita.
 
3. Berserah Diri kepada Allah
 
Yakini bahwa rezeki, takdir, dan kedudukan setiap orang telah ditentukan oleh Allah sesuai dengan hikmah dan kebijaksanaan-Nya. Dengan berserah diri, kita bisa lebih menerima kelebihan orang lain tanpa merasa iri.
 
4. Memohon Perlindungan Allah dari Sifat Dengki
 
Bacalah doa-doa yang diajarkan dalam Islam untuk meminta perlindungan dari sifat dengki. Beberapa doa yang bisa dibaca adalah:
 
•Surah Al-Falaq, khususnya ayat terakhir yang memohon perlindungan dari orang yang dengki: “Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.” (QS. Al-Falaq: 5)
•Doa dari Sahifah Sajjadiyah oleh Imam Ali Zainal Abidin AS: “Ya Allah, sucikanlah hatiku dari sifat iri dan dengki.”
 
5. Mengganti Perasaan Dengki dengan Doa untuk Kebaikan Orang Lain
 
Setiap kali rasa dengki muncul, coba gantikan dengan mendoakan kebaikan bagi orang tersebut. Dengan melatih diri untuk mendoakan orang lain, kita bisa menumbuhkan empati dan kasih sayang di dalam hati, menggantikan perasaan negatif dengan yang positif.
 
6. Berkumpul dengan Orang yang Positif
 
Lingkungan sangat berpengaruh pada perasaan dan sikap kita. Dekatilah orang-orang yang positif, berjiwa besar, dan selalu bersyukur. Dengan begitu, kita bisa mendapatkan pengaruh baik yang mengarahkan kita pada rasa syukur dan menjauhi kedengkian.
 
7. Berfokus pada Tujuan dan Perbaikan Diri
 
Dengki biasanya membuat kita membandingkan diri dengan orang lain. Daripada terjebak dalam perbandingan, lebih baik kita fokus pada memperbaiki diri dan meraih tujuan pribadi. Dengan begitu, energi kita akan tersalurkan untuk hal yang bermanfaat dan produktif.
 
8. Berusaha Ikhlas dan Menerima Ketentuan Allah
 
Ikhlas menerima ketetapan Allah atas rezeki dan takdir orang lain adalah salah satu kunci untuk terbebas dari sifat dengki. Ingatlah bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik bagi setiap hamba-Nya, dan apa yang kita terima sudah sesuai dengan ketentuan-Nya.
 
9. Memperbanyak Amal Kebaikan
 
Berbuat baik kepada orang lain dapat membersihkan hati dan menumbuhkan rasa kasih sayang. Dengan berbuat baik, kita lebih mudah menghilangkan perasaan negatif dan menumbuhkan ketulusan di dalam hati.
 
10. Belajar Menerima Diri Sendiri
 
Pahami bahwa setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dengan belajar menerima diri dan mencintai diri kita apa adanya, kita bisa lebih fokus pada pertumbuhan diri tanpa perlu iri pada keberhasilan orang lain.
 
Menghilangkan dengki adalah proses yang membutuhkan waktu, tetapi dengan kesadaran, doa, dan usaha yang konsisten, kita bisa menjadi lebih bersih hati dan mencapai kedamaian dalam diri.

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment