PROSES PENDIDKAN YANG PENUH TANTANGAN

Supa Athana - Tekno & Sains
09 October 2024 17:12
pendidikan adalah kunci untuk mencapai kebijaksanaan dan kemajuan.

Penulis: Dr.Mohammad Adlany
             Pengasuh Filsafat Islam-Makassar

        Di Athena kuno, Socrates dikenal sebagai seorang filsuf yang sering mengajar di pasar dan tempat umum lainnya. Dengan metode bertanya yg khas, ia mengajak orang -orang untuk berpikir lebih dalam dan mempertanyakan segala sesuatu. Murid-muridnya datang dari berbagai latar belakang, termasuk seorang pemuda bernama Plato, yang tertarik oleh kebijaksanaan dan cara berpikir Socrates.

       Plato berasal dari keluarga bangsawan yang kaya, tetapi ia memilih untuk mengikuti Socrates dan belajar di bawah bimbingannya. Pendidikan yang diberikan Socrates tidaklah mudah. Socrates tdk memberikan jawaban langsung, melainkan menantang Plato dengan pertanyaan-pertanyaan sulit yang sering membuatnya merasa bingung dan frustrasi. 

     "Plato," kata Socrates." kebenaran tidak datang dengan mudah. Kamu harus mencari dan menggali lebih dalam. Proses ini mungkin terasa pahit, tetapi hasilnya akan sangat berharga."

     Plato sering merasa lelah dan putus asa, terutama ketika ia harus mempertahankan pandangannya di hadapan Socrates dan murid-murid lainnya. Namun, ia tidak menyerah. Ia terus belajar, merenung, dan berdiskusi. Malam-malam panjang dihabiskannya untuk membaca dan menulis, mencoba memahami konsep-konsep yang diajarkan oleh Socrates.

       Socrates juga mendorong Plato utk mengalami kehidupan di luar kelas. "Pergilah dan amati dunia," kata Socrates. "Pengalaman adalah guru yang hebat. Dari sana, kau akan menemukan banyak pelajaran yang tidak bisa diajarkan di sini."

Baca juga:
Kolom: Makna Basori

     Plato mengikuti nasihat itu dan sering bepergian, mengamati kehidupan masyarakat, dan mencatat pengamatannya. Ia belajar tentang keadilan, politik, dan etika melalui pengalaman langsung, yang melengkapi ajaran-ajaran teoretis Socrates.

    Setelah bertahun-tahun belajar di bawah bimbingan Socrates, Plato mulai menyadari nilai dari pendidikan yang ditempuhnya. Meski akar pendidikan itu pahit penuh dengan pertanyaan yang sulit, malam tanpa tidur, dan tantangan intelektual yang berat, tetapi hasilnya buah yang manis. Plato menjadi salah satu filsuf terbesar sepanjang masa, dengan karya-karya seperti "Republik" yang menjadi landasan pemikiran filosofis Barat.

      Ketika Socrates diadili dan dihukum mati karena tuduhan merusak akhlak pemuda dan tidak menghormati dewa-dewa Athena, Plato merasa sangat kehilangan. Namun, ia tahu bahwa ajaran dan kebijaksanaan Socrates harus diteruskan. Plato mendirikan Akademi di Athena, sebuah institusi pendidikan yang bertujuan untuk melanjutkan warisan Socrates dan mengajarkan filsafat, sains, dan seni kepada generasi muda.

     Plato sering mengingat kata-kata Socrates tentang pahitnya akar pendidikan tetapi buahnya manis". Plato berpikir "Buah dari pendidikan ini, "adalah generasi baru yang bijaksana dan adil, yang mampu berpikir kritis dan memperbaiki masyarakat."

     Filosofi dari Cerita ini mengajarkan bahwa pendidikan, meskipun sering kali penuh dengan tantangan dan kesulitan, pada akhirnya membawa hasil yang sangat berharga. Socrates menunjukkan bahwa proses pendidikan yang benar-benar mendalam dan bermakna memang memiliki akar yang pahit, tetapi buahnya sangat manis. Melalui ketekunan dan kerja keras, Plato berhasil menjadi salah satu filsuf paling berpengaruh, menunjukkan bahwa pendidikan adalah kunci untuk mencapai kebijaksanaan dan kemajuan.


Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment