Arbain, Jalan Cinta Majnun Menuju Imam Husain
Jalan Cinta Majnun Menuju Imam Husain
Penulis: Khusnul Yaqin
Guru Besar Universitas Hasanuddin
Salah seorang sahabat Nabi SAW. yang dimuliakan oleh penganut madrasah sahabat maupun madrasah Ahlul Bait adalah Jabir bin Abdullah al Anshari. Akan tetapi sayang sekali para pengikut madrasah sahabat tidak pernah menceritakan bagaimana kecintaan Jabir al Anshari kepada Imam Husain as.
Dalam sejarah dikisahkan bahwa salah seorang yang pertama menziarahi makam suci Imam Husain as, setelah Imam Husain as dibantai di Karbala adalah Jabir.
Setelah mendengar tragedi Karabala, Jabir melakukan perjalanan menuju Karbala. Jabir waktu itu umurnya sudah sangat sepuh dan penglihatan matanya sudah lemah sekali. Ditemani khodamnya, yang bernama Athiyah, Jabir menuju makam Imam Husain as.
Bagaimana Jabir bisa mengenali makam Imam Husain as, padahal dia buta dan khodamnya Athiyah juga tidak tahu di mana makam Imam Husain as. Kecintaan Jabir kepada Rasul SAW membuat jiwa dan pikiran Jabir diselimuti semerbak mewangi aromah tubuh Rasul SAW sepanjang hidupnya. Tubuh Rasul SAW memang dikenal menebarkan aroma mewangian yang khas. Hal yang sama juga terjadi pada Imam Husain as.
Kecintaan yang mendalam pada diri Jabir kepada Rasul SAW dan Ahlul Baitnya yang suci, menjadi navigasi buat Jabir untuk sampai di pusara suci Imam Husain. Jabir mencintai Imam Husain seperti tokoh Majnun terhadap kekasihnya Lalilah, bahkan lebih. Konektifitas cinta majnuni dengan saraf-sataf pembauan Jabir menempatkan Jabir di tanggal 20 Safar tepat di depan pusara Abu Abu Abdillah Al Husain bersama khodamnya.
Di depan pusara Imam Husain as, Jabir lunglai dan roboh memeluk pusara suci itu. "Salam untukmu duhai Husain kekakasihku". Ribuan salam disampaikan oleh Jabir. " Duhai Husain, Duhai putra Rasulullah, Bagaimana engkau menjawab salamku ini, sedangkan kepala terpisah dari tubuhmu". Narasi duka nestapa ini diucapkan Jabir, agar sejarah tidak melukapakan ada cucu kinasih Rasul SAW dibantai dengan sangat keji oleh kelompok durjana bani Umayah.
Di pusara Imam Husain as itu Jabir bertemu Imam Ali Zainal Abidin bersama rombongan. Pecahlah tangisan di reuni arbain para pecinta sejati Imma Husain as.
Baca juga:
Presiden Jokowi Cek Harga dan Stok Bahan Pokok di Pasar Kawat Tanjungbalai
Perjalanan Jabir dan rombongan Imam Ali Zainul Abidin ini didzikir ulang oleh para pecinta Imam Husain as dalam sebuah longmarch cinta majnuni arbain dari berbagai negara menuju makam Imam Husain as di Karbala. Mereka ada yang sejak keluar dari rumahnya, berjalan kaki menuju pusara Imam Husain as. Ada juga yang berkendara lalu pada posisi tertentu mereka berlepas dari kendaraannya dan jalan kaki menuju pusara Imam.
Tidak kalah menariknya, para pecinta itu disambut dan dilayani para pecinta yang lain baik itu warga Iraq, maupun non-iraqi dengan berbagai pos-pos pelayanan dari kesehatan hingga makanan dan minuman. Para pejalan dan pelayan para pejalan membentuk satu konfigurasi cinta mengingat tragedi Karbala.
Jalan antara Najaf dan Karbala seperti menjadi Husainiyah terpanjang di dunia. Teriakkan Labbaika Ya Husain selalu bergema di ruang kesadaran para pejalan dan pelayannya.
Di longmarch cinta majnuni itu kita melihat manusia berjumpa dengan manusia, manusia melayani manusia yang lain dengan sangat tulus demi kecintaan kepada Imam Husain as. Di luar perhelatan arbain Husaini hampir jarang kita menjumpai fenomena seperti itu. Bahkan hal itu tidak kita jumpai di perhelatan ibadah haji.
Longmarch itu melelahkan, tetapi lelah itu tidak bermakna di hadapan dentuman cinta Husaini di dalam ruang kesadaran para pejalan. Cinta itu bagai bara yang memberi energi kaum mukminin sehingga kelelahan dan hal-hal negatif yang lain menjadi seperti asumsi yang tidak mendasar di hadapan Al Quran Al Hakim.
Tarikan untuk menjadi bagian integral longmarch arbain Husaini itu tidak bisa sekadar ditopang kesadaran literasi tentang Imam Husain, tetapi lebih dari itu ia adalah hadiah ilahiyah yang perlu didambakan dan diraih dengan cinta yang membara, cinta majnuni. Semoga kita semua, selalu sampai di arbain Husaini di ruang kesadaran Karbala.
Salam untukmu Ya Aba Abdillah.
Tamalanrea mas, 22.08.24
Comments (0)
There are no comments yet