Kapan Serangan Iran ke Israel Dimulai?

Supa Athana - Tekno & Sains
05 August 2024 07:33
Pengamat Timur Tengah


Penulis:   Ismail Amin
               Ketua Umum KKS Iran 2023-2025

 

 


Di penghujung bulan Juli, dunia dihebohkan dengan berita yang dikeluarkan Humas Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) yang menyebutkan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh beserta pengawalnya, tewas akibat serangan udara mematikan di tempat peristrahatannya di Tehran, ibukota Iran, pukul 2 dini hari. Ismail Haniyeh berada di Iran dalam rangka mengikuti upacara pelantikan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, yang memenangkan pilpres bulan lalu. Beberapa jam sebelumnya, pemimpin kharismatik Hamas ini dijamu oleh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei. 


Meski sejak awal kedatangannya di Imam Khomeini Airport, Haniyeh telah mendapatkan pengawalan khusus super ketat. Bahkan paling ketat dibanding 110 tamu negara lainnya. Saat menginap, ia juga ditempatkan terpisah, di gedung kemiliteran di bawah pengawalan pasukan elit Garda Revolusi di bagian utara Tehran. Hanya saja, musibah tidak bisa dicegah. Proyektil jarak pendek berhulu ledak seberat 7 kg, yang ditembakkan dari luar lokasi penginapan, meledak tepat di kamarnya, dan menghabisi nyawanya.


Atas insiden tersebut, Dewan Keamanan Tertinggi Iran segera melakukan pertemuan darurat dan memerintahkan investigasi segera. Tim khusus investigasi dalam waktu yang tidak lama, mengeluarkan laporan pertamanya, dengan menyebut, Israel dibalik pembunuhan ini. Nyawa Haniyeh memang sudah lama diincar rezim Zionis, dan ini percobaan pembunuhan yang kesekian kalinya, setiap ia berada di Iran. IRGC mengantongi bukti-bukti yang kuat dan akurat atas keterlibatan Israel dalam aksi teror tersebut.


Ayatullah Khamenei merespon peristiwa naas tersebut, dengan mengintruksikan, persiapan untuk melakukan pembalasan. Ia menyebut, menjamin keselamatan tamu negara adalah kewajiban tuan rumah. Iran berhak menuntut balas atas darah tamunya yang tertumpah. Tiga poin yang disampaikan Ayatullah Khamenei dalam perintah penyerangannya ke Israel. Pertama, tetap patuhi aturan hukum internasional. Kedua, serang langsung ke jantung Israel. Ketiga, minimalisir korban sipil.


Atas perintah ini, pejabat-pejabat Iran segera dilanda kesibukan luar biasa. Presiden Pezeshkian tentu tidak pernah membayangkan, dia sudah harus dibebani tugas super berat, di hari pertamanya dia bekerja. Utusan khusus Iran untuk PBB, segera menyurati Dewan Keamanan PBB. Dalam suratnya ia menulis, Iran punya hak menyerang Israel, karena Israel telah melakukan pelanggaran berat atas integritas dan kedaulatan Iran. Dasar penyerangan Iran, adalah pasal 51 Piagam PBB tentang hak pertahanan diri. Pejabat Menlu Iran, Muhammad Ali Baqeri, mengingatkan negera-negera Teluk, untuk tidak membantu Israel dan Amerika Serikat jika melakukan serangan balasan. “Jika ada negara yang mengizinkan wilayah udaranya dan pangkalan militernya untuk digunakan AS atau Israel menyerang Iran, maka negara tersebut, akan masuk dalam target serangan Iran berikutnya.” Tegasnya. 

Baca juga:
Serahkan Zakat ke Baznas, Presiden Jokowi Harap Disalurkan Tepat Sasaran

AS dan Israel meski tidak mengakui tuduhan Iran, namun juga tidak memberikan sangkalan apapun. AS malah sibuk mengirimkan angkatan tempurnya untuk melindungi Israel. 

Panglima IRGC Mayor Jenderal Salami mengatakan pasukannya telah siap melakukan serangan, dan serangan akan dilancarkan dalam waktu dan pada tempat yang tepat. Tidak disebutkan kapan waktunya, namun media-media tidak resmi Iran melaporkan, serangan tersebut tidak akan lama. Mereka berspekulasi, serangan akan dilancarkan Iran 72 jam sejak Haniyeh terbunuh. Semua orang menunggu, kapan serangan itu dimulai. Israel merespon ancaman tersebut dengan memerintahkan pelarangan aktivitas apapun pada bandara dan ruang-ruang publik. Amerika Serikat dengan maksud untuk menahan serangan tersebut, segera meluncurkan jet-jet tempurnya ke pangkalan militernya di Yordania dan Qatar. AS juga sudah menggerakan kapal perangnya. 


Tapi, 72 jam sudah berlalu. Ini sudah hari kelima. Iran belum juga menyerang. Mana ini, apakah Iran hanya sekedar mengancam saja?. Tahukah kita, ini adalah hari kelima warga Tel Aviv   terpaksa bersembunyi di tempat perlindungan dengan kotak-kotak berisi air dan makanan setelah menyerbu toko makanan, bersiap penuh kecemasan. Ini adalah hari kelima, pasar modal dan pasar saham AS berada dalam penurunan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan para ahli ekonomi dunia mengumumkan kerugian sebesar 2,9 triliun dolar setelah ancaman Iran. Tahukah kita, dengan ancaman Iran, AS telah mengeluarkan jutaan dolar untuk mentransfer kapal perang, pesawat raksasa, dan pesawat tempur ke kawasan. Melalui media resmi Israel sendiri mengakui, sudah setengah juta warganya meninggakan Israel.


Ini adalah hari kelima, bandara-bandara Zionis ditutup dan penerbangan dibatalkan satu demi satu, termasuk semua maskapai penerbangan yang akan menuju ke wilayah pendudukan Israel semuanya dibatalkan. Ini adalah hari kelima, pabrik-pabrik dan pelabuhan-pelabuhan Israel menerima perintah untuk menghentikan aktivitasnya. Tahukah kita, pada 4 Agustus, pukul 2 dinihari, puluhan roket Hizbullah menghujani langit utara Israel. IDF menyangka, roket-roket itu ditembakkan dari Iran. Alarm meraung-raung keseluruh wilayah Israel. Ini pertama kalinya alarm Israel dibunyikan diseluruh kota. Sistem pertahanan udara Israel bekerja otomatis dengan menembakkan rudal-rudal penyangkal super canggih. Sukses, semua roket Hizbullah tertangkis. Tapi tahukah kita, satu roket Hizbullah yang ditembakkan itu hanya 300 dollar, setiap rudal penyangkal Israel senilai 10 sampai 100 ribu dollar. Perbandingan yang tidak sepadan. Israel menembakkan rudal canggihnya karena menyangka roket yang memasuki wilayah udaranya adalah rudal jelajah Iran yang berakurasi tinggi. 


Artinya, di hari kelima ini, Iran memang belum menembakkan satupun peluru ke Israel. Tapi  serangan sudah dimulai sejak Iran mengeluarkan ancaman. Melalui psywar, Iran sudah menanamkan rasa ketakutan pada Israel. Kapan serangan rudalnya, kita tunggu saja. Tidak ada yang mengharuskan Iran untuk tergesa-gesa. Terlebih lagi, tergesa-gesa datangnya dari Setan, kata Nabi. 

 


Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment