Prospek Kerja Sama Tiongkok dan Iran Dalam Kerangka BRICS Sangat Menjanjikan.

IRAN- Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Iran menyatakan bahwa kerja sama kedua negara ini dalam kerangka BRICS memiliki prospek yang cerah dan menjanjikan.
Zhong Peiwu pada hari Sabtu dalam wawancara dengan wartawan ISNA menekankan pentingnya penguatan kerja sama bilateral antara Iran dan Tiongkok di bidang ekonomi serta kerja sama multilateral. Ia juga menyampaikan bahwa Tiongkok menyambut baik keanggotaan resmi Republik Islam Iran dalam kelompok BRICS, yang juga menjadi salah satu poin pembahasan dalam pertemuan antara Presiden Tiongkok dengan Dr. Pezeshkian di sela-sela KTT kelompok tersebut di Kazan, Rusia (24 Oktober 2024).
Ia mengacu pada pertemuan antara presiden Iran dan Tiongkok yang membahas perluasan kerja sama bilateral di berbagai bidang dan menegaskan bahwa dalam pertemuan tersebut, arah tahap berikutnya untuk kerja sama antara Iran dan Tiongkok telah dievaluasi.
Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Iran menggambarkan BRICS sebagai platform yang ideal untuk memperkuat kerja sama ekonomi negara-negara di belahan dunia selatan. Ia menambahkan bahwa aktivitas kelompok ini tidak hanya memfasilitasi interaksi konstruktif antara negara-negara anggota, tetapi juga memperluas kolaborasi dengan negara-negara lainnya.
Zhong Peiwu melanjutkan, interaksi dan kerja sama ini tidak terbatas pada perdagangan semata. Ia menjelaskan bahwa perdagangan elektronik lintas batas, kolaborasi dalam ekonomi digital, kecerdasan buatan, inovasi, dan teknologi juga menjadi elemen penting dari aktivitas yang berpusat pada BRICS.
Gabungan dua negara besar tidak mungkin runtuh secara ekonomi
Ancaman Ekonomi Terhadap Iran dan Tiongkok Tidak Masuk Akal
Dalam bagian lain wawancaranya, Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Iran menyatakan bahwa mendukung perkembangan dan perluasan ekonomi global yang terbuka adalah hal yang penting. Ia menambahkan bahwa tindakan sepihak dan ancaman ekonomi yang ditujukan kepada Iran dan Tiongkok adalah tindakan yang tidak masuk akal.
Baca juga:
Kementan dan Polri Siapkan Tanam Jagung Serentak Demi Perkuat Ketahanan Pangan
Zhong Peiwu menegaskan bahwa semua negara harus mendukung ekonomi terbuka yang berlandaskan prinsip saling menguntungkan (win-win). Dalam hal ini, ia menegaskan sikap tegas terhadap tindakan sepihak dan ancaman ekonomi dari negara tertentu.
Ia menjelaskan bahwa Tiongkok selalu mendukung globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas untuk kemajuan ekonomi dunia. Namun, beberapa negara telah memberlakukan sanksi yang tidak masuk akal terhadap Tiongkok, yang menurutnya tidak dapat diterima.
Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Iran menekankan bahwa penggunaan instrumen sanksi ekonomi yang tidak sah terhadap negara lain sama sekali tidak dapat diterima. Ia menegaskan bahwa penggunaan alat semacam itu untuk membatasi perkembangan ekonomi global harus dihentikan.
Laporan BRICS
Sejak didirikan pada tahun 2009, BRICS telah mendukung tatanan internasional multipolar serta sistem keuangan dan perdagangan global yang adil. Negara-negara BRICS juga sedang mempertimbangkan mata uang cadangan baru yang akan memberikan kemandirian ekonomi yang lebih besar bagi anggotanya.
Kelompok BRICS didirikan pada tahun 2006 oleh Brasil, Rusia, India, dan Tiongkok, sementara Afrika Selatan bergabung pada tahun 2011. Pada tahun 2025, Brasil akan memegang kursi kepresidenan kelompok tersebut.
Menurut laporan ISNA, Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Iran mengunjungi Ahvaz untuk meninjau potensi kerja sama dan bertemu dengan para pejabat serta pelaku ekonomi di Provinsi Khuzestan.(*)
Comments (0)
There are no comments yet