NATO Siap Ekspansi ke Asia Pasifik, China Kirim Sinyal Peringatan ke ASEAN

M. Gazali - News
13 July 2024 11:42
Negara-negara Nato

JAKARTA -- Peringatan keamanan terhadap negara-negara Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN dikirim pemerintah China. Hal ini terkait ekspansi aliansi militer pimpinan Amerika Serikat (AS), NATO, ke Asia Pasifik.

 

Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Thailand Maris Sangiampongsa di Beijing, Menlu China Wang Yi menyebut ada dampak negatif yang ditimbulkan bila NATO benar-benar meluaskan jangkauannya ke Asia Pasifik. Maka itu, sangat diperlukan langkah-langkah untuk menentangnya.

 

"Penting untuk melawan dampak negatif dari strategi Indo Pasifik dan menjaga agar NATO tidak menjangkau Asia Pasifik," ujarnya dikutip Anadolu Agency, Kamis (11/7/2024).

 

Wang juga mengatakan kepada Maris bahwa ASEAN memiliki peranan besar dalam menahan ekspansi pakta militer itu. Ia menyebut Beijing sangat ingin ASEAN memainkan peran yang lebih penting di panggung internasional dan regional.

 

"Penting untuk menjaga kerangka kerja sama regional Asia Timur yang berpusat pada ASEAN, menentang pembentukan lingkaran kecil yang tertutup dan eksklusif, dan tidak membiarkan kekuatan eksternal melakukan intervensi atau memulai lingkaran baru," ujarnya.

 

"China bersedia bekerja sama erat dengan negara-negara ASEAN, termasuk Thailand, untuk menjaga tingkat tinggi kerja sama China-ASEAN, mematuhi arah kerja sama Asia-Pasifik yang benar, dan bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan," tambahnya.

 

Pernyataan Wang Yi ini dilontarkan saat NATO memutuskan untuk mengundang empat negara Asia Pasifik, Korea Selatan (Korsel), Jepang, Australia, dan Selandia Baru, dalam pertemuan tingkat tingginya di Washington DC. Keempatnya sendiri notabenenya merupakan mitra strategis dari AS.

 

Baca juga:
AS Beri Tanda Tak Lagi Dukung Ukraina

Hubungan NATO dan China sendiri diketahui juga sedang memanas. Ini terjadi setelah aliansi Barat itu menuding Beijing membantu Rusia dalam perangnya di Ukraina. Diketahui, NATO menyokong Kyiv dengan bantuan senjata serta menjatuhkan ribuan sanksi ekonomi terhadap Moskow agar negara itu tidak mampu lagi mendanai perangnya.

 

Di sisi lain, sejumlah negara-negara mitra dekat Barat di Asia seperti Jepang mengalami pemanasan hubungan dengan China. Ini diakibatkan salah satunya oleh sengketa teritorial di Laut China Timur.

 

Senada dengan Wang Yi, di kesempatan berbeda, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian mengatakan NATO masih memiliki mental Perang Dingin yang terus melampaui batasannya. Hal ini justru memicu kekhawatiran dari negara-negara lain seperti China.

 

"Apa yang disebut sebagai keamanan NATO sering kali dibangun di atas ketidakamanan pihak lain, dan hal ini menempatkan dunia dan kawasan pada risiko keamanan yang tinggi," jelasnya.

 

Lin juga menentang keras sikap NATO yang selama ini mengalamatkan tuduhan keamanan kepada China sehingga ingin memperluas pengaruhnya di Asia Pasifik. Menurutnya, China justru adalah kekuatan perdamaian dunia, kontributor pembangunan global, dan pembela tatanan internasional.

 

"Posisi kami yang objektif dan adil serta peran konstruktif kami dalam krisis Ukraina dan isu-isu penting internasional dan regional diakui secara luas oleh komunitas internasional," tegasnya.

 

"Kami mendesak NATO untuk membentuk persepsi yang benar terhadap China, menyingkirkan mentalitas Perang Dingin dan pendekatan zero-sum game, berhenti menakut-nakuti keamanan dan membuat musuh khayalan, berhenti membentuk kelompok eksklusif atas nama pertahanan kolektif, dan memainkan peran konstruktif," jelasnya. (*)


Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment