Stres Dapat Mengganggu Memori dan Menyebabkan Kecemasan yang Tidak Wajar
![Stres Dapat Mengganggu Memori dan Menyebabkan Kecemasan yang Tidak Wajar](https://u-meta.news/po-content/uploads/19120241117155441.jpeg)
U-Meta.News -- Stres membuat tikus membentuk gumpalan neuron di otak yang mengganggu memori, membuat mereka takut terhadap situasi yang tidak berbahaya. Hal ini dapat menjelaskan mengapa orang yang stres terkadang merasa terancam di lingkungan yang aman.
Para peneliti telah lama mengetahui bahwa stres atau trauma dapat membuat orang takut terhadap situasi yang sebenarnya tidak berbahaya. Misalnya, setelah terbakar oleh panci panas, seseorang yang stres mungkin menghindari tidak hanya panci panas tetapi juga dapur atau memasak secara keseluruhan. Ketakutan yang menyeluruh seperti ini umum terjadi pada orang dengan PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder / Gangguan Stres Pascatrauma) dan gangguan kecemasan umum.
Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Cell menjelaskan bagaimana stres mengganggu pembentukan memori, khususnya ingatan tentang peristiwa menakutkan. Hasilnya dapat membantu pengembangan terapi untuk orang dengan PTSD dan kecemasan.
Memori sendiri dikemas dalam kelompok neuron yang disebut engram yang aktif saat memori terbentuk. Sheena Josselyn, seorang ahli saraf di Rumah Sakit Anak di Toronto, Kanada, dan rekan-rekannya meneliti apakah stres mengganggu pembentukan engram dan berfokus pada amigdala, bagian otak yang terlibat dalam respons stres dan emosi.
Penelitian ini melibatkan eksperimen tiga langkah yang rumit pada tikus. Pertama, mereka menempatkan beberapa tikus dewasa dalam keadaan stres dengan menyuntikkan hormon stres kortikosteron atau menahan mereka dalam tabung kecil selama 30 menit, yang meningkatkan kadar kortikosteron mereka.
Kemudian, tikus tersebut ditempatkan di dalam ruangan dan diperdengarkan suara berpitch sedang selama 30 detik, sebuah kejadian netral. Setelah jeda, tikus kembali ke ruangan tersebut dan mendengar suara siulan bernada tinggi selama 30 detik, yang diakhiri dengan kejutan listrik selama 2 detik, untuk meniru peristiwa menakutkan.
Baca juga:
Soal Putusan MKMK, Presiden Jokowi Akhirnya Buka Suara
Untuk menguji bagaimana tikus menyimpan memori dari pengalaman ini, para peneliti menempatkan tikus di lingkungan baru dan memutar kedua suara tersebut, mengamati bagaimana mereka merespons.
Tikus yang tidak stres sebagian besar terdiam kaku ketika mendengar siulan bernada tinggi, sementara tikus yang stres terdiam kaku terhadap kedua suara, menunjukkan bahwa mereka tidak dapat membedakan antara kejadian netral dan menakutkan.
Para peneliti menggunakan berbagai teknik untuk memvisualisasikan aktivitas saraf tikus. Mereka menemukan bahwa selama pembentukan memori, tikus yang tidak stres membentuk engram kecil sebagai respons terhadap siulan dan kejutan kaki, dan ini hanya diaktifkan kembali ketika terpapar siulan. Tetapi tikus yang stres membentuk engram yang lebih besar, yang diaktifkan kembali saat terpapar kedua suara.
Eksperimen lebih lanjut menemukan rantai peristiwa di otak yang menciptakan engram yang lebih besar pada tikus yang stres. Dalam kondisi normal, neuron spesifik di amigdala menghambat aktivitas saraf melalui pelepasan bahan kimia yang dikenal sebagai asam gamma-aminobutirat (GABA). Ini memastikan bahwa engram kecil dibuat sebagai respons terhadap memori negatif. Tetapi dalam kondisi stres, neuron eksitator memompa otak dengan neurotransmitter yang dikenal sebagai endocannabinoid, yang mengikat reseptor glukokortikoid pada neuron penghambat dan mencegah pelepasan GABA, menghasilkan engram yang lebih besar.
Tim peneliti tersebut mampu membalikkan efek stres pada pembentukan memori dengan dua obat, salah satunya yang biasa digunakan untuk menggugurkan kehamilan awal, yaitu mifepriston. Obat-obat tersebut memblokir reseptor glukokortikoid atau produksi endocannabinoid dengan ampuh, dan memori tikus yang stres kembali normal seperti tikus yang tidak stres. Namun, para peneliti memperingatkan bahwa obat-obatan tersebut memiliki efek samping di luar otak, dan hanya bekerja jika diberikan pada saat memori terbentuk, sehingga tidak mungkin berguna bagi manusia.
Josselyn dan rekan-rekannya saat ini mencoba menyelidiki apakah engram dapat diubah setelah memori terbentuk, atau apakah ada cara lain untuk mengurangi efek stres pada memori. (Nature)
Comments (0)
There are no comments yet