Makna Zulhijjah

Supa Athana - Entertainment
27 May 2025 09:00
Zulhijjah adalah bulan dilaksanakannya ibadah haji, yang merupakan manifestasi puncak ketundukan dan totalitas dalam perjalanan menuju Allah. Dalam hakikat, haji adalah simbol fana’ dan baqa’.

Oleh: Muhammad Taufiq Ali Yahya
Makna penting bulan Zulhijjah menurut perspektif Islam, khususnya dari dimensi syariat, makrifat, dan hakikat:
1. Bulan Haji: Puncak Tunduk dan Totalitas Penghambaan
Zulhijjah adalah bulan dilaksanakannya ibadah haji, yang merupakan manifestasi puncak ketundukan dan totalitas dalam perjalanan menuju Allah. Dalam hakikat, haji adalah simbol fana’ dan baqa’.
2. Hari Arafah: Hari Makrifat dan Pengampunan Agung
Tanggal 9 Zulhijjah adalah Arafah, hari yang sangat agung. Bagi para arif, Arafah adalah tempat pertemuan antara hamba dan Tuhan dalam samudera makrifat. Doa Imam Husain (as) pada hari Arafah adalah puncak ekspresi cinta dan pengenalan kepada Allah.
3. Hari Raya Qurban (Idul Adha): Penyembelihan Ego
Hari ke-10 adalah Idul Adha. Qurban bukan sekadar menyembelih hewan, melainkan simbol menyembelih ego (nafsu ammarah) dan mempersembahkan hati yang tulus kepada Tuhan, sebagaimana Nabi Ibrahim (as) dan Ismail (as) mempersembahkan diri mereka untuk Allah.
4. Hari-hari Tasyriq (11–13 Zulhijjah): Hari Peningkatan Ruhani
Hari tasyriq adalah saat berzikir, menyebut nama Allah, dan tidak boleh berpuasa. Secara batin, ini adalah waktu memperbanyak zikir untuk mempertahankan maqam spiritual setelah ‘naik’ di Arafah dan berqurban di Mina.
5. Bulan Perjanjian dan Kesetiaan
Menurut beberapa riwayat, bulan ini adalah bulan para nabi menyempurnakan janji dan perjanjian kepada Allah (mîtsâq). Zulhijjah mengandung pelajaran tentang wafa’ (setia) kepada Allah, seperti yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim (as).
6. Waktu Turunnya Wahyu Wilayah
Menurut riwayat Syiah, pada 18 Zulhijjah terjadi peristiwa Ghadir Khum, di mana Nabi (saw) mengangkat Ali bin Abi Thalib (as) sebagai wali umat. Ini menandai manifestasi wilayah batin, yaitu kepemimpinan ruhani dalam perjalanan menuju Allah.
7. Kesucian Sepuluh Hari Pertama: Awal Penyucian Diri
Allah bersumpah dalam Al-Qur’an (QS al-Fajr: 2) tentang “وَلَيَالٍ عَشْرٍ” (sepuluh malam). Ulama tafsir menafsirkannya sebagai sepuluh malam pertama Zulhijjah—waktu paling suci untuk beribadah dan penyucian batin.
8. Bulan Pengorbanan Keluarga Suci
Zulhijjah juga mengingatkan pada pengorbanan keluarga suci Nabi: dari Nabi Ibrahim dan Ismail, hingga Ahlul Bayt Nabi (as) yang menjadikan pengorbanan sebagai jalan hidup. Zulhijjah adalah bulan kecintaan dan kesetiaan keluarga kepada Allah.
9. Bulan Hijrah Spiritual
Zulhijjah mengingatkan kita pada hijrah batin, yaitu keluar dari “rumah dunia” menuju rumah cinta dan cahaya Ilahi, seperti para hujjah Ilahi yang meninggalkan segalanya demi menyempurnakan misi Ilahi.
10. Bulan Dzikir dan Doa yang Mustajab
Bulan ini sarat dengan doa-doa mustajab seperti Doa Arafah Imam Husain, Doa Imam Zainal Abidin (as) pada Idul Adha, dan amal-amal zikir sepanjang 10 hari pertama. Dzikir dalam Zulhijjah adalah tali penghubung dengan Tuhan.

Makna-makna bulan Zulhijjah menurut Al-Qur’an yang secara langsung maupun tidak langsung disebutkan dalam ayat-ayat suci. Meskipun Al-Qur’an tidak menyebut nama “Zulhijjah” secara eksplisit, berbagai peristiwa dan ibadah penting yang terjadi dalam bulan ini disebutkan secara tegas. Berikut penjelasan menurut Al-Qur’an:
1. Bulan Haram yang Dimuliakan
Surah At-Tawbah (9): 36
“إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا… مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ”
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan… di antaranya empat bulan haram (suci).” Makna: Zulhijjah termasuk salah satu dari empat bulan haram (suci), di mana larangan berperang ditegakkan, dan amal kebaikan dilipatgandakan. Ini menunjukkan keagungan dan kehormatan bulan Zulhijjah.
2. 10 Hari Pertama: Waktu Paling Istimewa Surah Al-Fajr (89): 2
“وَلَيَالٍ عَشْرٍ”
“Demi sepuluh malam.”
Makna: Mayoritas mufassir menyebut bahwa yang dimaksud adalah sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah, waktu paling mulia untuk amal salih, zikir, dan doa.
3. Haji dan Perjalanan Menuju Allah
Surah Ali ’Imran (3): 97
“وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ…”
“Dan kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan haji ke Baitullah, bagi yang mampu mengadakan perjalanan ke sana.”
Makna: Menunjukkan bahwa ibadah haji — yang hanya dilaksanakan di Zulhijjah — adalah kewajiban ilahi dan simbol ketundukan total.
4. Hari Arafah dan Zikir
Surah Al-Baqarah (2): 198
“فَإِذَا أَفَضْتُم مِّنْ عَرَفَاتٍ فَاذْكُرُوا اللَّهَ 
عِندَ الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ”
“Apabila kalian telah bertolak dari Arafat, maka berzikirlah kepada Allah di Masy’aril Haram.”
Makna: Hari Arafah (9 Zulhijjah) adalah hari zikir agung dan momen spiritual yang mendalam.
5. Qurban: Bukan Dagingnya, Tapi Ketakwaan Surah Al-Hajj (22): 37
‎“لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا…”
“Daging dan darah hewan kurban itu tidak sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kalian.” Makna: Qurban pada 10 Zulhijjah adalah simbol kepatuhan dan penyucian batin, bukan hanya ritual lahiriah.
6. Hari-hari Tasyriq untuk Zikir
Surah Al-Baqarah (2): 203
‎“وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَّعْدُودَاتٍ”
“Dan ingatlah Allah dalam hari-hari yang telah ditentukan.”
Makna: Maksud dari “hari-hari tertentu” adalah 11–13 Zulhijjah, hari-hari Tasyriq — untuk memperbanyak takbir dan zikir.
7. Perintah Berhaji dari Zaman Ibrahim
Surah Al-Hajj (22): 27
‎“وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ…”
“Dan serukanlah kepada manusia untuk berhaji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki…” Makna: Zulhijjah adalah waktu pelaksanaan haji yang pertama kali diperintahkan kepada Nabi Ibrahim (as).
8. Pengorbanan Ismail dan Ujian Cinta Surah Ash-Shaffat (37): 102–107;  إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ…”
“Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu…”
Makna: Kisah penyembelihan Nabi Ismail oleh ayahnya Ibrahim (as) yang menjadi dasar ibadah qurban di Zulhijjah.
9. Syiar Allah dan Ketakwaan
Surah Al-Hajj (22): 32ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ”
“Demikianlah, barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka itu berasal dari ketakwaan hati.” Makna: Syi’ar Allah seperti haji, qurban, tawaf, dan wuquf di Arafah — semuanya terjadi di Zulhijjah.
10. Baitullah: Rumah Pertama untuk Ibadah Surah Ali ‘Imran (3): 96 ; 
‎إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ…”
“Sesungguhnya rumah pertama yang dibangun untuk manusia (beribadah) adalah yang di Bakkah (Mekah).” Makna: Menunjukkan keagungan Ka‘bah sebagai pusat ibadah haji dan qurban yang dilakukan khususnya di bulan Zulhijjah.

11. Keutamaan 10 Hari Pertama Zulhijjah; Surah al-Fajr (89): 2
وَلَيَالٍ عَشْرٍ
“Demi sepuluh malam.”
Para mufassir, seperti Ibnu ‘Abbas dan sebagian besar ulama, menafsirkan ini sebagai sepuluh hari pertama Zulhijjah, yang sangat dimuliakan Allah untuk ibadah, puasa, zikir, dan amal saleh.
12. Ibadah Haji sebagai Kewajiban Umat; Surah Ali ‘Imran (3): 97
‎وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا
“Dan kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan haji ke Baitullah, bagi yang mampu menempuh perjalanan ke sana.”
Ini adalah dalil utama syariat haji yang dilaksanakan pada bulan Zulhijjah.
13. Hari Arafah dan Pengingatan Allah Surah al-Baqarah (2): 198
‎فَإِذَا أَفَضْتُم مِّنْ عَرَفَاتٍ فَاذْكُرُوا اللَّهَ
“Apabila kalian telah bertolak dari Arafat, maka berzikirlah kepada Allah.” Hari Arafah (9 Zulhijjah) adalah momen zikir dan permohonan ampunan terbesar.

14. Qurban: Simbol Kepatuhan Sejati ; Surah al-Hajj (22): 37
لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَـٰكِن يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنكُمْ
“Daging dan darah hewan kurban itu tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kalian.”
Ini menegaskan makna batin dari qurban pada 10 Zulhijjah (Idul Adha).
15. Hari-hari Tasyriq: Perbanyak Zikir; Surah al-Baqarah (2): 203
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَّعْدُودَاتٍ
“Dan ingatlah Allah pada hari-hari yang telah ditentukan.”
Menurut tafsir, yang dimaksud adalah hari-hari tasyriq (11–13 Zulhijjah), saat dianjurkan memperbanyak takbir dan zikir.
16. Warisan Nabi Ibrahim: Kepasrahan dan Ketaatan
Surah al-Saffat (37): 102–107
Mengisahkan ujian Nabi Ibrahim (as) saat hendak menyembelih putranya, Ismail (as).
قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ…
Peristiwa ini menjadi landasan spiritual bagi ibadah qurban dalam Zulhijjah.
17. Ka‘bah sebagai Pusat Haji
Surah al-Hajj (22): 26–27
وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا
“Serukanlah kepada manusia untuk berhaji, niscaya mereka akan datang kepadamu…”
Ayat ini menjelaskan panggilan universal Allah agar manusia datang ke Baitullah—yang hanya bisa dilakukan di bulan Zulhijjah.
18. Ketaatan Total kepada Allah
Surah al-Baqarah (2): 124–128
Tentang Nabi Ibrahim yang diuji dan menjadi imam bagi manusia, serta membangun Ka‘bah.
Peristiwa-peristiwa ini adalah pondasi dari syariat-syariat Zulhijjah: haji, tawaf, qurban.
19. Menjaga Kesucian Bulan Haram
Surah at-Tawbah (9): 36
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا… مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
“Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Allah adalah dua belas… di antaranya empat bulan haram.”
Zulhijjah termasuk bulan haram, di mana dosa dan pahala dilipatgandakan.
20. Tanda-tanda Kekuasaan Allah dalam Haji; Surah al-Hajj (22): 32
ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ
“Demikianlah, dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka itu termasuk dari ketakwaan hati.” Zulhijjah penuh dengan syi’ar Allah: wuquf, qurban, tawaf, zikir, yang mencerminkan kesucian batin.

Makna bulan Zulhijjah menurut hadis Nabi Muhammad (saw) dari berbagai sumber Islam yang otoritatif:
1. Hari-Hari Paling Mulia untuk Amal Saleh” Tidak ada hari-hari yang amal saleh di dalamnya lebih dicintai oleh Allah daripada sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah.” HR. Bukhari, no. 969) Makna: Sepuluh hari pertama Zulhijjah lebih utama dari hari-hari lainnya, bahkan lebih utama dari jihad (kecuali bagi yang berjihad dengan jiwa dan hartanya tanpa kembali).
2. Hari Arafah: Ampunan Luas dari Allah” Puasa pada hari Arafah menghapuskan dosa tahun yang lalu dan tahun yang akan datang.”
(HR. Muslim, no. 1162) Makna: 9 Zulhijjah (hari Arafah) adalah hari besar bagi umat Islam — bukan hanya jamaah haji — untuk berpuasa dan meraih ampunan luar biasa.
3. Hari Raya Idul Adha: Hari Penyembelihan dan Ketaatan
“Sesungguhnya hari-hari ini (10 Zulhijjah dan setelahnya) adalah hari makan, minum, dan zikir kepada Allah.”(HR. Abu Dawud, no. 2419)
Makna: 10 Zulhijjah (Idul Adha) bukan sekadar hari perayaan, tapi hari syukur, zikir, dan ketundukan kepada perintah Allah melalui qurban.
4. Hari Tasyriq adalah Hari Zikir dan Syukur;”Hari-hari Tasyriq adalah hari makan, minum, dan zikir kepada Allah.”HR. Muslim, no. 1141)
Makna: 11, 12, dan 13 Zulhijjah adalah hari-hari istimewa yang tidak dianjurkan berpuasa, melainkan memperbanyak zikir dan syukur.
5. Takbir dan Tahlil Dianjurkan Selama Zulhijjah;”Perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir, dan tahmid.”(HR. Ahmad dan al-Darimi)
Makna: Sepuluh hari pertama Zulhijjah adalah waktu utama untuk memperbanyak zikir seperti takbir (Allahu Akbar), tahlil (La ilaha illallah), tahmid (Alhamdulillah).
6. Qurban adalah Syi’ar Islam dan Ketundukan”Tidak ada amalan anak Adam pada hari Nahr (10 Zulhijjah) yang lebih dicintai oleh Allah selain menyembelih hewan qurban.”(HR. Tirmidzi, no. 1493)
Makna: Ibadah qurban adalah bentuk cinta dan kepatuhan total kepada Allah, serta perwujudan dari sunnah Nabi Ibrahim (as).
7. Haji Mabrur Tidak Ada Balasannya Kecuali Surga
“Haji yang mabrur tidak ada balasan lain selain surga.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Makna: Haji yang dilaksanakan dengan ikhlas dan benar — yang hanya bisa dilakukan di Zulhijjah — adalah jalan utama menuju surga.
8. Hari Arafah Membebaskan dari Neraka;”Tidak ada hari di mana Allah membebaskan lebih banyak hamba dari neraka selain hari Arafah.”(HR. Muslim, no. 1348)
Makna: Hari Arafah adalah hari pembebasan besar-besaran dari api neraka bagi orang-orang yang berdoa dan bertobat kepada-Nya.
9. Hari Terbaik di Sisi Allah
“Hari yang paling agung di sisi Allah adalah hari Nahr (10 Zulhijjah), kemudian hari Qarr (11 Zulhijjah).”
(HR. Abu Dawud, no. 1765)
Makna: 10 dan 11 Zulhijjah adalah hari-hari paling agung di sisi Allah karena puncak ibadah haji, qurban, dan zikir.
10. Menyambut Zulhijjah dengan Taubat dan Kesungguhan;Banyak hadis anjuran untuk memperbanyak amal salih di awal Zulhijjah: puasa, zikir, sedekah, membaca Qur’an, dan taubat. Makna: Zulhijjah adalah bulan perubahan spiritual dan peningkatan iman.

Makna bulan Zulhijjah menurut hadis-hadis Ahlul Bayt (as) — khususnya dari riwayat Imam Ali (as), Imam Ja‘far Shadiq (as), dan Imam Zainal Abidin (as) — yang tercatat dalam kitab-kitab seperti al-Kāfi, Wasā’il al-Shī‘ah, Iqbal al-A‘māl, Tahdzib al-Ahkam, dan lainnya.
1. Sepuluh Hari Awal Zulhijjah Adalah Hari-Hari Ibadah dan Cahaya: Imam Ja‘far Shadiq (as):
“Sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah adalah hari-hari yang Allah cintai. Maka perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid.”(Al-Kāfi, 4 : 157)
Makna: Hari-hari ini adalah kesempatan luar biasa untuk mendekat kepada Allah dengan zikir-zikir suci.
2. Puasa Hari Arafah Menghapus Dosa Dua Tahun:Imam Shadiq (as):
“Puasa hari Arafah (9 Zulhijjah) menghapus dosa tahun lalu dan yang akan datang, bagi yang tidak sedang wukuf di Arafah.”(Wasā’il al-Shī‘ah, 10 : 454) Makna: Hari Arafah memiliki limpahan ampunan bahkan bagi yang tidak berhaji.
3. Doa Hari Arafah adalah Warisan dari Imam Husain (as) Doa Imam Husain (as) pada Hari Arafah adalah salah satu warisan spiritual paling agung dalam literatur Syiah.
Makna: Hari Arafah bukan hanya momentum sejarah, tapi waktu paling dalam untuk menangis, mengadu, dan menyelam dalam lautan makrifat.
4. Hari Ghadir (18 Zulhijjah) adalah Hari Sempurnanya Agama
Imam Shadiq (as): “Hari Ghadir adalah hari raya terbesar Allah. Tidak ada nabi yang diutus kecuali ia diperintahkan untuk merayakan hari ini.”(Iqbal al-A‘mal, Ibn Ṭāwūs)
Makna: Di bulan Zulhijjah, peristiwa agung Ghadir Khum terjadi — penobatan wilayah dan imamah.
5. Hari Mubahalah (24 Zulhijjah): Bukti Kebenaran Ahlul Bayt
Ayat Mubahalah (Ali Imran: 61) dipraktikkan oleh Nabi (saw) di tanggal 24 Zulhijjah, membawa Ali, Fatimah, Hasan, dan Husain (as).
Makna: Zulhijjah adalah bulan Allah menampakkan kebenaran Ahlul Bayt dalam persaksian langit.
6. Hari 25 Zulhijjah: Turunnya Ayat “Hal Atā” (Surah al-Insān)
Imam Baqir (as):”Surat al-Insān (76) turun tentang Ahlul Bayt ketika mereka memberikan makanan selama 3 hari berturut-turut kepada miskin, yatim, dan tawanan.”
(Sumber: Tafsīr al-Qummī, al-Kāfi)
Makna: 25 Zulhijjah adalah hari Ahlul Bayt mengajarkan makna pengorbanan dan ikhlas murni karena Allah.
7. 10 Zulhijjah: Hari Besar untuk Qurban Jiwa dan Hati

Imam Ali (as):
“Berqurban bukanlah menyembelih hewan semata, tetapi menyembelih hawa nafsumu di hadapan Allah.”
(Makna hikmah riwayat dalam Nahjul Balaghah, hikmah batin Qurban)
Makna: Ahlul Bayt mengajarkan bahwa qurban adalah simbol penyucian batin dan pelepasan dari ego.
8. Amal Saleh di Zulhijjah Mengangkat Derajat Ruhani
Imam Shadiq (as):”Barang siapa yang menghidupkan sepuluh hari Zulhijjah dengan ibadah, Allah bukakan baginya sepuluh pintu rahmat.”(Wasā’il al-Shī‘ah) Makna: Zulhijjah bukan hanya soal ibadah lahiriah, tetapi pembukaan batin menuju cahaya rahmat ilahi.
9. Takbirat Tasyriq dari Imam Ahlul Bayt; Takbir Imam Ali (as) saat Tasyriq:”Allāhu Akbar, Allāhu Akbar, lā ilāha illaLlāh, waLlāhu Akbar, Allāhu Akbar wa lillāhil-hamd. (Tahdzīb al-Aḥkām, Syaikh Ṭūsī) Makna: Sunnah takbir yang diwariskan Ahlul Bayt menanamkan semangat tauhid dan syukur mendalam.
10. Imam Zainal Abidin (as) Meninggikan Doa dan Tangisan di Zulhijjah ; Dalam Shahifah Sajjadiyah, banyak doa penuh kerendahan hati dibaca khusus di bulan ini. Makna: Ahlul Bayt menjadikan Zulhijjah sebagai bulan air mata, cinta, dan penyerahan penuh kepada Allah.

Makna Zulhijjah menurut para mufasir, baik dari tafsir zahir maupun isyari (batin), berdasarkan penafsiran atas ayat-ayat Al-Qur’an dan riwayat yang berkaitan dengan bulan Zulhijjah, terutama sepuluh hari pertamanya:
1. “Wal-Fajr. Wa layālin ‘ashr” (QS Al-Fajr: 1-2) Makna mufasir:
Mayoritas mufasir menyatakan bahwa “layālin ‘ashr” (sepuluh malam) adalah sepuluh hari pertama Zulhijjah. 
Ibn Kathir: Ini adalah hari-hari yang paling utama dalam setahun.
Tafsir al-Mizan (Thabathabai): Sepuluh hari ini memuat rahasia ruhani dan peringatan terhadap waktu-waktu suci yang penuh cahaya.
Tafsir Ruh al-Ma‘ani (Al-Alusi): Menunjukkan keagungan ibadah dan kesempatan pencapaian maqam kedekatan.
2. Waktu Mustajab untuk Amal Salih dan Zikir; Tafsir al-Mizan (Allamah Thabathabai): Sepuluh hari ini memiliki dimensi ruhani yang sangat tinggi — bukan karena ibadahnya saja, tapi karena “waktu” itu sendiri membawa keberkahan ilahiah yang terbuka bagi hamba yang siap menyerapnya. Makna: Waktu memiliki ruh, dan sepuluh hari ini adalah salah satu puncaknya.
3. Hari Arafah sebagai Simbol ‘Arifah (Makrifat); Tafsir Imam Khomeini (ad-dustur al-maknun):
Hari Arafah bukan hanya tempat dan waktu, tetapi maqam pengenalan (ma‘rifah) terhadap diri dan Tuhan.
Makna: Di Arafah, ruh hamba bersujud dalam makna terdalam kepada Hadirat Ilahi.
4. Hari Ghadir dan Ayat “اليوم أكملت لكم دينكم” (QS Al-Mā’idah: 3)
Mufasir Syiah seperti Thabathabai dan Sayyid Haidar Amuli: Hari Ghadir (18 Zulhijjah) disandingkan dengan ayat ini untuk menunjukkan bahwa kesempurnaan agama hanya dengan wilayah dan imamah. Makna: Bulan Zulhijjah adalah bulan peneguhan keimanan.

Baca juga:
Pelatih Persikabo Pilih Realistis Lawan Barito Putra Malam Nanti

5. Ayat tentang Haji (QS Al-Baqarah: 197);”Al-hajju ashhur ma‘lūmāt…” Makna mufasir:
Bulan Zulhijjah adalah puncak dari “ashhur ma‘lūmāt” — bulan-bulan haji yang menjadi mukim ruhani bagi manusia yang ingin kembali ke Allah. Imam Fakhruddin al-Razi: Haji adalah simulasi kembali ke fitrah dalam bentuk perjalanan fisik dan spiritual.
6. Qurban dan Ayat “لن ينال الله لحومها…” (QS Al-Hajj: 37);”Daging dan darahnya tidak sampai kepada Allah, tapi takwa kamu itulah yang sampai.” Mufasir batini: Qurban adalah penyembelihan ego, bukan sekadar hewan. Makna: Penyucian diri adalah inti dari ibadah qurban di Zulhijjah.
7. Surah al-Insān (76) dan Ayat Itsār (25 Zulhijjah);”Dan mereka memberi makan… padahal mereka sendiri sangat menginginkannya…”
Mufasir Syiah: Ayat ini diturunkan saat Ahlul Bayt berpuasa nazar dan memberi makan miskin, yatim, dan tawanan. Makna: Zulhijjah adalah bulan pemberian tanpa pamrih — itsār — sebuah derajat ihsan tertinggi.
8. Makna Tasyriq: Syukur yang Tertata; Tafsir al-Qummi dan tafsir tasawuf: Hari-hari Tasyriq (11–13 Zulhijjah) adalah momentum zikir yang mengakar, di mana ucapan takbir menjadi jembatan syukur dan penyaksian ruhani.
Makna: Zikir di hari-hari ini bukan pengulangan, tapi pencelupan diri dalam tauhid.
9. Zulhijjah dan Penurunan Lembaran Nabi Ibrahim dan Musa
Tafsir Isyari (Sufi Syiah): Disebutkan bahwa lembaran Nabi Ibrahim dan Taurat Musa diturunkan di awal Zulhijjah, menandakan bahwa bulan ini penuh dengan wahyu dan cahaya. Makna: Zulhijjah adalah musim turunnya ilmu dari langit dan perjanjian abadi.
10. Zulhijjah sebagai Bulan Ujian dan Pengorbanan; Tafsir Syiah dan Tasawuf (Sadruddin Shirazi, Haydar Amuli): Perjalanan Nabi Ibrahim (as) dalam Zulhijjah adalah lambang ujian makrifat, keikhlasan, dan ketundukan total — sebuah simbol pencapaian maqam fana’ dan baqa’. Makna: Zulhijjah adalah laboratorium cinta ilahi.

Makna bulan Zulhijjah menurut para ahli makrifat dan hakikat, khususnya dari kalangan arifin dan sufi Syiah, seperti Imam Khomeini, Sayyid Haidar Amuli, Mulla Sadra, Allamah Thabathabai, dan para salik arif:
1. Zulhijjah adalah Bulan Mi‘rāj al-‘Ārifīn; Makna: Sepuluh hari pertama Zulhijjah adalah mi‘rāj bagi ruh-ruh yang ingin mendekat secara hakiki kepada Allah. Bukan hanya melalui ibadah lahir, tapi lewat puncak makrifat dan kehadiran hati.
Haidar Amuli: “Hari-hari ini adalah maqamat untuk perjalanan ruhani — dari syari‘at ke hakikat.”
2. Arafah: Wukuf Ruh di Hadirat Allah; Makna: Wukuf di Arafah bukan hanya berdiri di padang, tapi berhenti di hadapan Allah, melepaskan ego, dan mengenal hakikat diri. Imam Khomeini: “Wukuf adalah saat ruh bertanya: siapa aku dan siapa Engkau?”
3. Ghadir: Penobatan Wilayah Batin
Makna: Hari Ghadir bukan hanya penunjukan lahiriyah, tapi penyerahan wilayah batin kepada Imam sebagai cermin mutlak Nur Allah. Mulla Sadra: “Wilayah adalah cahaya hakikat yang tidak tersentuh kecuali oleh yang bersih secara maknawi.”
4. Hari Qurban: Menyembelih Nafsu di Mihrab Ruhani; Makna: Qurban sejati bukan menyembelih hewan, tapi menyembelih keakuan, hasrat dunia, dan semua keterikatan selain Allah. Allamah Thabathabai: “Qurban adalah fana’ dalam cinta Ilahi.”
5. Itsār Ahlul Bayt: Wujud Ikhlas Hakiki; Makna: Kisah pemberian makanan oleh Ahlul Bayt (QS al-Insān) adalah simbol itsār, yaitu memberi karena Allah, dari Allah, untuk Allah. Arifin: Ini adalah maqam ikhlas paling tinggi — memberi tanpa melihat diri.
6. Takbir Tasyriq: Resonansi Tauhid Batin; Makna: Takbir di hari-hari Tasyriq bukan sekadar lafaz, tapi getaran ruh yang menyaksikan keagungan Allah dalam wujud, bukan hanya di kata. Arif Syiah: Takbir adalah dengungan batin yang telah lebur dalam hadirat-Nya.
7. Miqat dan Ihram: Kematian Diri sebelum Mati; Makna: Saat seorang salik memakai ihram dan menuju Arafah dan Mina, ia sedang menjalani proses kematian ego sebelum mati jasad.
Imam Khomeini: “Ihram adalah kafan ruhani.”
8. Ma‘rifah dalam Doa Arafah Imam Husain (as); Makna: Doa Arafah Imam Husain bukan hanya doa, tapi puncak pelajaran ma‘rifat, mengenal Allah lewat nur, rahmat, dan tajalli-Nya dalam diri.
Arifin Syiah: “Aku butuh-Mu bukan karena ingin surga atau takut neraka, tapi karena Engkau pantas dicintai.”
9. Zulhijjah sebagai Bulan Pembersihan Lā Ilāha; Makna: Sepuluh hari Zulhijjah adalah untuk menanam “lā ilāha” — pengosongan dari semua selain Allah.
Haidar Amuli: Haji dan amal-amal di Zulhijjah adalah simbol tajrīd (pembebasan) menuju tawhīd.
10. Zulhijjah: Bulan Penyerahan Total (Taslīm); Makna: Setiap amal Zulhijjah mengajarkan taslīm — tunduk, patuh, menyerah kepada Allah dalam seluruh dimensi.
Mulla Sadra: “Taslīm bukan sekadar rida, tapi lebur dalam kehendak-Nya, tanpa sisa kehendak diri.”

Kisah dan cerita yang menggambarkan makna bulan Zulhijjah menurut para ahli makrifat dan hakikat, baik dari para nabi, Imam Ahlul Bayt (as), maupun arifin ilahi. Masing-masing menggambarkan makna spiritual yang dalam dari setiap amal dan momen dalam bulan ini:
1. Nabi Ibrahim dan Ismail: Kisah Cinta Tanpa Batas (Makna Qurban); Ketika Ibrahim (as) bermimpi menyembelih anaknya, ia langsung berserah diri. Ismail pun berkata, “Wahai ayah, kerjakan apa yang diperintahkan padamu, insya Allah aku akan sabar.” Makna Makrifat: Ini bukan kisah darah, tapi tentang penyembelihan ego dan kecintaan selain Allah. Ibrahim mengorbankan cinta ayah terhadap anak, agar tiada yang tersisa selain Allah.
2. Imam Husain (as) di Arafah: Doa dari Kedalaman Lautan Ruh (Makna Arafah); Pada hari Arafah, Imam Husain (as) berdiri memanjatkan doa panjang yang sangat dalam maknanya, penuh tangis dan cinta. Makna Makrifat:
Doa Arafah adalah cermin ruhani yang merefleksikan makrifat terhadap Allah, keajaiban ciptaan-Nya, dan kebersandaran total kepada-Nya.
3. Imam Ali (as) dan Ghadir Khum: Penobatan Cahaya Wilayah
Di Ghadir Khum, Nabi mengangkat tangan Ali (as) dan bersabda, “Barang siapa yang aku adalah mawla-nya, maka Ali adalah mawla-nya.” Makna Makrifat: Wilayah bukan jabatan lahir, tapi pantulan Nurullah dalam bentuk manusia yang telah lebur dalam-Nya. Ghadir adalah penobatan cahaya yang menyinari batin umat.
4. Kisah Fathimah (as) Memberi Makanan Selama 3 Hari (Makna Itsār); Fathimah (as), Ali (as), Hasan dan Husain (as) memberi makanan kepada miskin, yatim, dan tawanan, padahal mereka berpuasa. Makna Makrifat: Ini adalah maqam itsār, memberi karena Allah walau diri membutuhkan. Puncak pengorbanan batin yang tidak menuntut balasan.
5. Seorang Arif di Mina Menyembelih Dirinya; Seorang arif bercerita bahwa saat menyembelih hewan qurban, ia membayangkan sedang menyembelih “dirinya yang mencintai dunia”. Ia menangis, bukan karena darah, tapi karena merasa baru hari itu benar-benar bertauhid. Makna Makrifat: Qurban yang hakiki adalah mengoyak hijab-hijab ego dalam diri.
6. Nabi Musa (as) dan 30+10 Malam di Gunung Thur (QS al-A‘rāf:142); Allah menjanjikan 30 malam kepada Musa, lalu menyempurnakannya menjadi 40. Ulama makrifat menyatakan: itu adalah sepuluh malam Zulhijjah.
Makna Makrifat: Itu adalah miqat ruhani — saat Nabi Musa disingkapkan cahaya Ilahi hingga ia pingsan. Zulhijjah adalah waktu penyaksian tajalli Allah.
7. Seorang Sufi yang Lupa Takbir di Hari Tasyriq; Seorang sufi menangis karena lupa membaca takbir di waktu Tasyriq. Ia berkata, “Bagaimana aku bisa hidup tanpa menyebut keagungan-Nya di saat seluruh semesta memuji?” Makna Makrifat:Takbir adalah denyut jantung ruhani di hari-hari suci. Lupa itu seperti kehilangan nafas spiritual.
8. Nabi Ibrahim Meninggalkan Hajar dan Ismail di Tanah Gersang (Makna Tawakkul) : Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail di Makkah atas perintah Allah. Ia hanya berkata: “Tuhanku, sesungguhnya aku tinggalkan keluargaku di lembah tak bertanaman agar mereka tegakkan salat.” Makna Makrifat:
Ini adalah tajrid ruhani ; melepaskan segala sandaran selain Allah dan percaya bahwa cinta sejati akan dipelihara oleh-Nya.
9. Imam Ja‘far Shadiq (as) Menangis di Hari Arafah; Dalam riwayat, Imam Shadiq (as) berdiri di Arafah dengan wajah pucat dan tubuh gemetar. Ketika ditanya, ia menjawab: “Celaka orang yang hari ini tidak mendapatkan rahmat Allah.” Makna Makrifat: Hari Arafah adalah hari curahan rahmat dan ampunan total. Tapi yang lalai akan keluar tanpa membawa apa-apa.
10. Arif Billah Syekh Bahā’ī Menulis Doa di Bawah Bulan Zulhijjah
Suatu malam di awal Zulhijjah, Syekh Bahā’ī terlihat menulis kalimat: “Masuki sepuluh malam ini dengan jiwa yang bersih, agar Dia membisikkan rahasia-Nya kepadamu.” Makna Makrifat:
Bulan ini adalah musim penyingkapan. Siapa yang suci batinnya, akan disingkapkan hakikat oleh Allah.

Manfaat ruhani bulan Zulhijjah menurut para arif dan ulama hakikat, beserta doa-doanya dalam bahasa Arab dan terjemahannya:
1. Pembersihan Hati dan Jiwa dari Dosa; Manfaat: Hari-hari awal Zulhijjah adalah musim pengampunan
اللَّهُمَّ طَهِّرْ قَلْبِي مِنْ كُلِّ دَنَسٍ 
وَاجْعَلْنِي مِنَ التَّائِبِينَ إِلَيْكَ
“Ya Allah, sucikan hatiku dari segala kotoran, dan jadikan aku termasuk orang-orang yang bertaubat kepada-Mu.”
2. Mendekat kepada Allah secara Hakiki (Qurb Ilallah); Manfaat: Qurban mengajarkan kedekatan hakiki kepada Allah.
اللَّهُمَّ قَرِّبْنِي إِلَيْكَ قُرْبَ الْمُحِبِّينَ 
وَافْتَحْ لِي بَابَكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِينَ
“Ya Allah, dekatkan aku kepada-Mu seperti kedekatan para pecinta, dan bukakan bagiku pintu-Mu, wahai Yang Maha Mulia.”
3. Kesempatan Menggapai Ma‘rifatullah (Makrifat Allah)
Manfaat: Hari Arafah adalah puncak perenungan dan makrifat.
اللَّهُمَّ عَرِّفْنِي نَفْسَكَ، 
فَإِنَّكَ إِنْ لَمْ تُعَرِّفْنِي نَفْسَكَ لَمْ أَعْرِفْ نَبِيَّكَ
“Ya Allah, kenalkanlah aku pada diri-Mu, sebab jika Engkau tidak mengenalkanku kepada-Mu, aku tak akan mengenal Nabi-Mu.”
4. Peluang Meraih Rahmat dan Ampunan Ilahi; Manfaat: Hari Arafah dan Idul Adha adalah waktu curahan rahmat.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِمَّنْ نَالُوا رَحْمَتَكَ 
وَغُفْرَانَكَ فِي هَذِهِ الْأَيَّامِ
“Ya Allah, jadikan aku termasuk orang-orang yang memperoleh rahmat dan ampunan-Mu di hari-hari ini.”
5. Penanaman Tauhid dan Keikhlasan; Manfaat: Semua amalan Zulhijjah mengarah pada tauhid dan ikhlas.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ الْمُوَحِّدِينَ 
الْمُخْلِصِينَ فِي السِّرِّ وَالْعَلَنِ
“Ya Allah, jadikan aku termasuk orang yang bertauhid dan ikhlas, baik secara terang-terangan maupun tersembunyi.”
6. Menyembelih Nafsu Dunia (Tazkiyah al-Nafs); Manfaat: Qurban hakiki adalah menyembelih nafsu yang mencintai dunia.
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى قَتْلِ نَفْسِي الَّتِي تُعَادِيكَ، وَابْعَثْنِي نَفْسًا تُطِيعُكَ
“Ya Allah, tolong aku untuk membunuh nafsuku yang memusuhi -Mu, dan hidupkan aku dengan nafsu yang taat kepada-Mu.”
7. Tunduk dan Pasrah kepada Kehendak Allah (Taslīm); Manfaat: Kisah Ibrahim dan Ismail melatih jiwa untuk pasrah total.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي لَكَ مُسْلِمًا، وَلِقَضَائِكَ رَاضِيًا، وَفِي حُكْمِكَ خَاشِعًا
“Ya Allah, jadikan aku Muslim sejati bagi-Mu, rela terhadap ketentuan-Mu, dan tunduk terhadap keputusan-Mu.”
8. Meningkatkan Derajat Ruhani
Manfaat: Zulhijjah adalah musim untuk naik ke maqamat ruhani lebih tinggi.
اللَّهُمَّ ارْفَعْنِي فِي هَذِهِ الْأَيَّام
إِلَى أَعْلَى دَرَجَاتِ الْمُقَرَّبِينَ
“Ya Allah, angkatlah derajatku di hari-hari ini ke derajat para hamba yang dekat kepada-Mu.”
9. Meraih Keberkahan dalam Dunia dan Akhirat; Manfaat: Amal-amal di bulan ini membawa keberkahan zahir dan batin.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لِي فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَآخِرَتِي 
فِي هَذِهِ الْأَيَّامِ الْمُبَارَكَةِ
“Ya Allah, berkahilah agamaku, duniaku, dan akhiratku di hari-hari penuh berkah ini.”
10. Pembukaan Hijab Antara Hamba dan Tuhannya; Manfaat: Hari-hari ini adalah peluang tajalli, pembukaan tirai hijab.
اللَّهُمَّ اكْشِفْ عَنِّي حُجُبَ النَّفْسِ وَالْغَفْلَةِ، وَأَدْخِلْنِي فِي نُورِ مُشَاهَدَتِكَ
“Ya Allah, singkapkan dariku tirai nafsu dan kelalaian, dan masukkan aku ke dalam cahaya penyaksian-Mu.”

Doa Rasulullah saw di Arofah
Doa ini diriwayatkan dalam kitab Manlâ Yah dhuruhul Faqîh, juz 2, hal. 543 dari Mu’awiyyah bin Ammar dari Abi Abdillah a.s. :”Rasulullah saw bersabda kepada Imam Ali a.s. ;’Apakah kau ingin aku ajari doa hari arofah doa ini adalah doa para nabi sebelumku ; Imam Ali a.s. menjawab aku ingin ya Rasulullah saw. Beliau saw bersabda bacalah :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ، 
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، 
لاَإِلَهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيكَ لَهُ 
لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ 
وَيُمِيتُ وَيُحْيِي وَهُوَ حَيٌّ لاَيَمُوتُ 
بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْ‏ءٍ قَدِيرٌ، 
اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ كَمَا تَقُولُ 
وَخَيْرُ مَايَقُولُ الْقَائِلُونَ،
اللَّهُمَّ لَكَ صَلاَتِي وَدِينِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي وَلَكَ تُرَاثِي وَبِكَ حَوْلِي وَمِنْكَ قُوَّتِي، 
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُبِكَ مِنَ الْفَقْرِ 
وَمِنْ وَسْوَاسِ الصَّدْرِ وَمِنْ شَتَاتِ اْلأَمْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْر،ِ 
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَاتَأْتِي بِهِ الرِّيَاحُ وَأَعُوذُبِكَ مِنْ شَرِّ مَاتَأْتِي بِهِ الرِّيَاحُ 
وَأَسْأَلُكَ خَيْرَ اللَّيْلِ وَخَيْرَ النَّهَارِ
Bismillâhirrohmânirrohîm, Allâhumma sholli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, Lâ ilaha ilallâh wahdahu lâ syarîkalahu lahul mulku walahul hamdu yuhyî wa yumîtu wayumîtu wa yuhyî wahuwa hayyun lâ yamûtu biyadihil khoiru wahuwa ‘alâ kulli syai-in qodîr, Allahumma lakal hamdu anta kamâ taqûlu wa khoiro mâ yaqûlul qô-ilûna,  Allahuma laka sholâti wa dînî wa mahyâ wa mamâtî walaka turotsî wa bika hawlî waminka quwwwatî, Allahumma innî a’ûdzubika minal faqri wamin waswâsi shodrî wa min syatatil amri wa min adzâbinnâri wamin adzâbil qobri, Allahumma innî as’aluka min khoiri mâ ta’ti bihirriyâhu, wa as-aluka khoirol layli wa khoiron nahâri.
Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad. Tidak ada tuhan kecuali Allah Yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya, Dialah Pencipta, Dialah Mahaterpuji. Dia Menghidupkan dan Mematikan, Mematikan dan Menghidupkan, dan Dia Mahahidup tidak akan pernah mati. Ditangan-Nya semua kebaikan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagi-Mu , Ya Allah, Engkau sebagimana yang Kau sebutkan dan sebaik-baiknya dari apa yang disebutkan tentang-Mu. Ya Allah hanya untuk-Mu daku sholat, daku beragama, daku hidup dan daku mati. Hanya dari-Mu warisanku, dari-Mu daya dan kekuatanku. Ya Allah daku berlindung dari kefakiran, dari keraguan yang ada di dalam dada, dari kebimbangan dalam menjalankan perintah, dari azab api neraka, dari azab kubur. Ya Allah daku menginginkan kebaikan darimanapun arah datangnya yang dibawa oleh angin dan daku memohon agar dilindungi dari kejelekan dari arah manapun yang dibawa oleh angin. Daku memohon-kan dari kebaikan siang dan kebaikan malam. 
Dalam riwayat lain ada tambahan :
اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُوراً وَفِي سَمْعِي نُوراً وَفِي بَصَرِي نُوراً وَفِي لَحْمِي 
وَدَمِي وَعِظَامِي وَعُرُوقِي وَمَفَاصِلِي وَمَقْعَدِي وَمَقَامِي وَمَدْخَلِي وَمَخْرَجِي نُوراً وَأَعْظِمْ لِي نُوراً يَارَبِّ يَوْمَ أَلْقَاكَ 
إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْ‏ءٍ قَدِيرٌ 
Allahumaj’al fî qolbî nûron wa fî sam’î nûron wa fî bashorî nûron wa fî lahmî nûron wa damî wa ‘izhomî wa ‘urûqî wa mafâshilî wa maq’adî wa maqômî wa madkholî wa makhrojî nûron wa a’zhimlî nûron ya Robbî yaumal alqôka innaka ‘alâ kulli syai-in qodîr.
Ya Allah jadikan di hatiku cahaya, di pendenga-ranku cahaya, di penglihatanku cahaya, di dagingku cahaya, di darahku cahaya, di tulangku cahaya, di uratku cahaya, semua persendian, semua duduk dan berdiriku, masuk dan keluarku cahaya. Agungkan daku dengan cahaya, Duhai Pemilik Hari Perjumpaan (Akhirat). Sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu.

Doa Malam Arofah
Dengan asma Allah Yang Mahakasih dan Maha sayang. Ya Allah curahkanlah rahmat-Mu kepada Muhammad dan keluarga Muhammad. Ya Allah Dzat Yang menyaksikan rahasia. Yang menjadi tem-pat segala pengaduan. Yang mengetahui segala yang tersembunyi. Yang mengabulkan segala hajat. Duhai Yang Memberi berbagai kenikmatan kepada hamba-hamba-Nya. Duhai Yang Maha Pemaaf. Duhai Yang Maaf-Nya indah. Duhai Yang Maha dermawan. Duhai Yang tidak tersembunyi baginya  malam yang gelap, lautan yang bergelombang, langit yang ber-bintang dan kegelapan yang tertutup. Duhai Yang kegelapan disisinya-Nya menjadi terang. Daku memohon kepada-Mu dengan cahaya wajah-Mu Yang Mulia. Yang dengannya Engkau menampak kannya kepada gunung sehingga Engkau menja-dikan gunung hancur dan Musa jatuh pingsan. Daku memohon kepada-Mu dengan asma-Mu Yang Engkau tinggikan. Daku memohon kepada-Mu yang dengannya langit tak bertiang dan Engkau bentangkan dengannya bumi di atas permukaan air yang tenang.Daku memohon kepada-Mu dengan asma-Mu yang tersembunyi. Daku memohon kepada-Mu dengan asma-Mu yang tertulis. Daku memohon kepada-Mu dengan asma-Mu yang suci, jika Engkau dipanggil dengannya niscaya Engkau akan menjawab, jika diminta dengannya niscaya Engkau akan memberi. Daku memohon kepada-Mu dengan asma-Mu yang Mahasuci yang diliputi cahaya, yang berupa cahaya di atas cahaya  dan cahaya dari cahaya yang bersinar darinya segala cahaya,  yang jika mengenai bumi maka ia terbelah, yang jika mengenai langit maka ia akan terbuka dan jika mengenai  Arsy maka akan berguncang. Daku memohon kepada-Mu dengan asma-Mu, yang begoncang dengannya para malaikat-Mu. Daku memohon kepada-Mu demi kedudukan Jibril, demi kedudukan Mikail, demi kedudukan Israfil. Daku memohon kepada-Mu demi kedudukan Nabi Muhammad saw. Daku memohon kepada-Mu demi kedudukan seluruh nabi dan malaikat. Daku memohon kepada-Mu dengan asma-Mu yang berjalan dengannya Nabi Khidir di atas air sebagaimana ia berjalan di atas permukaan tanah. Daku memohon kepada-Mu dengan asma-Mu yang Engkau belah dengannya lautan untuk Musa dan Engkau tenggelamkan Firaun dan kaumnya dan Engkau selamatkan dengannya Musa bin Imran dan para pengikutnya. Daku memohon kepada-Mu dengan asma-Mu yang berdoa dengannya Musa  bin Imran  dari bukit Thur al-Aiman lalu Engkau Kabul kan permintaanya dan Engkau menaruh rasa kasih sayang padanya. Daku memohonkepada-Mu dengan asma-Mu yang di pakai Nabi Isa bin Maryam untuk menghidupkan orang-orang mati dan ia dapat berbicara saat masih kecil di buaian, dan ia dapat menyembuhkan orang yang buta dan orang yang belangdengan izin-Mu. Daku memohon kepada-Mu dengan asma-Mu yang berdoa dengannya para malaikat pembawa Arsy-Mu. Jibril, Mikail, Israil dan kekasih-Mu Muhammad saw, dan para malaikat-Mu yang dekat dan para nabi-Mu yang diutus serta hamba-hamba-Mu yang saleh dari penghuni langit dan bumi. Daku memohon kepada-Mu dengan asma-Mu yang berdoa dengannya DzunNun/Nabi Yunus ketika ia pergi dalam keadaan dimarahi lalu ia mengira Engkau tidak akan mendapatinya sehingga ia memanggil-manggil dalam kegelapan ; lâ ilâha illa anta subhânaka innî kuntu minazh-zhôlimîn; Bahwa tiada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Eng-kau, sesungguhnya aku termasuk orang yang zalim, lalu Engkau mengabulkanya dan menyelamatkanya dari kesusahan sebagaimana Engkau menyelamatkan orang-orang mukmin. Daku memohon kepada-Mu dengan asma-Mu yang berdoa dengannya Nabi Daud a.s. dia bersujud kepada-Mu dan Engkau mengampuni dosanya. Daku memohon kepada-Mu dengan asma-Mu yang berdoa dengannya Asiyah, istri Firaun, ketika ia berkata: ‘Tuhanku, bangunlah untukku rumah di surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya serta selamatkanlah aku dari kaum yang zalim lalu Engkau mengabulkan doanya.  
Daku memohon kepada-Mu dengan asma-Mu yang berdoa dengannya Nabi Ayub ketika ia terkena cobaan lalu Engkau menyembuhkannya dan Engkau memberikan kepadanya dan keluarganya serta orang-orang seperti  mereka rahmat dari sisi-Mu dan peringatan bagi orang-orang yang menyembah. Daku memohon kepada-Mu  yang dengannya Nabi Ya’qub berdoa sehingga Engkau mengembalikan kepadanya matanya dan [putra] kesayangannya Yusuf serta Engkau menyatukan mereka. 
Daku memohon kepada-Mu dengan asma-Mu yang berdoa dengannya Nabi Sulaiman lalu Engkau mem-berinya kerajaan yang tidak diraih oleh seorangpun setelahnya. Sesungguhnya Engkau Pemberi karunia. Daku memohon kepada-Mu dengan Asma-Mu yang Engkau kerahkan dengannya Buroq untuk Muhammad saw. Allah Swt berfirman: “Mahasuci Dia yang menjalankan hamba-Nya di waktu malam dari Masjidil Haram sampai Masjidil Aqsa. Dan  firman-Nya: “Mahasuci Tuhan yang telah menun dukkan semua ini bagi kami padahal kami sebe-lumnya tidak mampu menguasainya dan sesung-guhnya kami akan  kembali  kepada Tuhan kami. Daku memohon kepada-Mu dengan asma-Mu yang turun dengannya Jibril kepada Nabi Muhammad saw.  Daku memohon kepada-Mu dengan asma-Mu yang berdoa dengannya Nabi Adam sehingga Engkau mengampuni dosanya dan Engkau menetapkannya di surga-Mu. Daku memohon kepada-Mu dengan kedudukan al-Qur’an yang agung dan kedudukan Nabi Muhammad, sebagai penutup para nabi, Daku memohon kepada-Mu dengan kedudukan Nabi Ibrahim, dan kedudukan keputusan-Mu pada hari perhitungan dan demi timbangan ketika di tegakkan dan kitab ketika disebarkan dan demi pena dan apa yang tercatat dalam papan dan apa yang dihitung dan demi nama yang Engkau tulis di atas paviliun Arsy, sebelum Engkau menciptakan manusia, dunia, mata-hari, dan bulan selama duaribu tahun.  Daku besaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah yang tiada sekutu bagi-Nya dan bahwa Muhammad saw adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya. Daku memohon kepada-Mu dengan asma-Mu yang tersembunyi ditempat penyimpanan-Mu yang Engkau letakan di alam ghaib di sisi-Mu yang tidak mengetahuinya seorang pun dari ciptaan-Mu, baik malaikat yang dekat, nabi yang diutus maupun hamba yang terpilih. Daku memohon kepada-Mu dengan asma-Mu yang Engkau belah dengannya lautan dan tegak dengannya gunung dan dengannya siang dan malam silih berganti. Daku memohon kepada-Mu dengan asma-Mu dan demi kedudukan (tujuh yang diulang-ulang) surah al-Fatihah dan al-Qur’an yang agung dan demi para malaikat yang mencatat dan demi kedudukan Thaha, Yasin, Kaf  ha yaa ‘ain shad, Ha mim ‘ain sin qof, dan demi kedudukan Taurat Musa, Injil Isa, Zabur Daud dan Al-Qur’an Muham mad saw serta semua rasul. Ya Allah, daku memo-hon kepada-Mu demi kedudukan munajat (dialog) yang terjadi antara Engkau dan Nabi Musa bin Imran di atas gunung Thur Saina.
Daku memohon kepada-Mu dengan asma-Mu yang yang ditulis di atas daun Zaitun lalu api tunduk kepada daun itu sehingga Engkau berkata; Duhai api jadilah dingin dan membawa keselamatan. Daku memohon kepada-Mu dengan asma-Mu yang yang Engkau catat di atas paviliun kemuliaan dan kehor-matan. Duhai  yang tidak dapat bersembunyi dari orang yang meminta dan tidak mengurangi kedudu-kan-Nya orang yang memperoleh karunia-Nya. Duhai yang menjadi tempat pertolongan dan permintaan. Daku memohon kepada-Mu dengan  kemuliaan yang ada di Arsy-Mu dan rahmat yang ada di Kitab-Mu. Daku memohon kepada-Mu dengan asma-Mu yang agung dan kedudukan-Mu yang tinggi dan kalimat-Mu yang sempurna. 
Ya Allah, Duhai Pengatur angin dan apa yang di tebarkannya. Ya Allah, Duhai Pengatur langit dan apa yang dinaunginya. Ya Allah, Duhai Penga-tur bumi dan apa yang dibawanya. Ya Allah, Duhai Pengatur setan dan apa yang di sesatkannya. Ya Allah, Duhai Pengatur apa saja yang terjadi, dan demi segala kebenaran yang ada di sisi-Mu demi malaikat yang dekat. Demi orang-orang yang mulia yang bertasbih kepada-Mu sepanjang malam dan siang. Daku memohon kepada-Mu demi Ibrahim kekasih-Mu dan demi setiap wali yang berdoa kepada-Mu antara Shafa dan Marwa lalu Engkau mengabulkan doanya Duhai yang mengabulkan segala permintaan,  demi asma-asma ini dan demi doa-doa ini. Agar Engkau mengampuni dosa kami yang lalu dan yang sekarang, yang kami rahasiakan dan yang kami nyatakan, yang kami ungkapkan dan yang kami sembunyikan, dan Engkau lebih  mengetahuinya daripada kami. Sesunguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu, dengan rahmat-Mu Duhai yang Mahakasih di antara yang mengasihi. Duhai Yang Menjaga segala yang asing. Duhai Yang Menghibur setiap yang sendirian, Duhai Kekuatan setiap yang lemah. Duhai Penolong setiap yang dianiaya.  Duhai Yang Memberi rezeki setiap orang yang tidak mampu. Duhai Yang Membahagiakan setiap yang cemas. Duhai Teman setiap orang yang berpergian. Duhai Yang Menjaga segala yang asing. Duhai Yang Menghibur setiap yang sendirian. Duhai Kekuatan setiap yang lemah. Duhai Penolong setiap yang dianiaya.  Duhai Yang Memberi rezeki setiap orang yang tidak mampu. Duhai Yang Membahagiakan setiap yang cemas. Duhai Teman setiap orang yang berpergian.Duhai Penjaga setiap yang ada di rumah. Duhai Pengampun setiap dosa dan kesalahan.Duhai Penolong orang-orang yang memerlukan pertolo-ngan. Duhai Yang Menyambut teriakan orang-orang yang berteriak. Duhai Penyingkap segala duka nestapa. Duhai Yang Menghilangkan segala kege-lisahan. Duhai Pencipta langit dan bumi. Duhai Puncak Harapan orang-orang yang meminta. Duhai Yang Mengabulkan doa orang-orang yang kepepet. Duhai Yang Maha Pengasih di antara yang menga-sihi. Duhai Tuhan semesta alam. Duhai Yang Menjadi Hakim (Pengadil) di hari kiamat. Duhai Yang Maha Dermawan. Duhai Yang  Mahamulia. Duhai Yang Maha Mendengar. Duhai Yang Maha Melihat. Duhai Yang Maha kuasa di antara yang berkuasa.  Ya Allah, Ampunilah dosa-dosaku yang dapat mengubah nikmat. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang dapat mendatangkan penyesalan. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang dapat mewariskan penyakit. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang meruntuhkan penjagaan. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang dapat menolak doa. Ampunilah dosa-dosaku yang dapat menahan tetesan air hujan. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang dapat menyegerakan kehancuran. Ya Allah, ampu-nilah dosa-dosaku yang dapat  mendatangkan ben-cana, ampunilah dosa-dosaku yang dapat mengge-lapkan udara.Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang dapat menyingkap tirai. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang tidak dapat mengampuninya kecuali Engkau.
Ya Allah. Hindarkanlah daku dari segala bentuk kezaliman kepada hamba-Mu dan berilah aku jalan keluar dan kemudahan dalam setiap urusanku karuniailah daku keyakinan kepada-Mu dalam dadaku dan harapan kepada-Mu dalam hatiku sehingga aku tidak berharap kecuali kepada-Mu. Ya Allah, jagalah daku dan selamatkanlah aku saat ini serta lindungilah aku di waktu malamku, di waktu siangku, dari depanku, dari belakangku, dari sebelah kananku, dari sebelah kiriku, dari atasku dan dari ini serta lindungilah aku di waktu malamku, di waktu siangku, dari depanku, dari belakangku, dari sebelah kananku, dari sebelah kiriku, dari atasku dan dari  bawahku. Janganlah Engkau serahkan segala urusan kepada diriku sendiri. Mudahkanlah  untukku segala  jalan kebaikan dan janganlah Engkau biarkan aku dalam kesulitan. Berilah aku petunjuk, Duhai Sebaik-baik Pemberi Petunjuk. Berilah aku kebahagiaan dalam kehidupan. Kembalikanlah aku kepada  keluargaku dengan membawa keberuntungan dan keselamatan baik di waktu yang dekat maupun di waktu yang jauh. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. Berilah aku rezeki dari keutama-an-Mu dan luaskanlah untukku kebaikan rezeki-Mu dan doronglah aku untuk menaati-Mu. Selamatkan-lah aku dari azab-Mu dan neraka-Mu dan jika Engkau mematikan aku maka antarkanlah aku ke sorga dengan rahmat-Mu. Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari hilangnya nikmat-Mu dan berubahnya karunia-Mu dan dari datangnya ancaman-Mu dan dari turunnya siksa-Mu. Aku berlindung pada-Mu dari kerasnya siksaan dan dahsyatnya bencana dan dari takdir yang buruk dan perangkap musuh, Aku berlindung pada-Mu dari kejahatan yang turun dari langit dan dari kejahatan yang terdapat dari kitab yang di turunkan. Ya Allah, janganlah Engkau menjadikan aku termasuk orang-orang yang jahat, tidak juga termasuk orang-orang yang menghuni neraka, dan janganlah Engkau cegah aku dari pertemuan dengan orang-orang yang baik. Berilah aku kehidupan yang baik dan kematian yang baik juga serta gabungkanlah aku bersama orang-orang yang baik. Karuniailah aku persahabatan dengan para nabi di tempat yang mulia dan di sisi Tuhan Yang Maha kuasa. Ya Allah, bagi-Mu pujian atas keindahan pujian-Mu dan perbuatan-Mu, dan bagi-Mu pujian atas Islam dan pengikut sunnah. Ya Rabbi, sebagai-mana Engkau memberikan petunjuk bagi mereka untuk mengikuti agama-Mu dan Engkau ajarkan Kitab-Mu kepada mereka maka berilah kami petunjuk dan ajarilah kami. Bagi-Mu pujian atas kebaikan ujian-Mu dan perbuatan-Mu khususnya terhadap ciptaan-Mu kepadaku yang dengannya Engkau memperindah Penciptaanku dan Engkau mengajariku lalu Engkau  menyempurnakan pendidi-kanku dan Engkau bimbing aku lalu Engkau sempurnakan bimbingan itu kepadaku. Bagi-Mu pujian atas segala nikmat-Mu padaku, baik yang lalu maupun yang sekarang. Junjunganku, berapa banyak kesedihan yang Engkau hilangkan. Duhai junjungan ku berapa banyak duka yang Engkau tutupi. Duhai junjunganku berapa banyak nestapa yang Engkau singkirkan. Duhai junjunganku, berapa banyak bala’ yang Engkau singkirkan. Duhai junjunganku, berapa banyak aib yang Engkau tutupi. Bagi-Mu pujian dalam setiap keadaan. Bagi-Mu pujian di setiap tempat dan waktu.  Bagi-Mu pujian dalam keadaan ini dan setiap keadaan. Ya Allah, jadikanlah daku hamba-Mu yang paling baik dalam menerima bagian dari kebaikan yang Engkau bagikan hari ini atau keburukan yang Engkau singkirkan atau kejahatan yang Engkau tiadakan atau bencana yang Engkau buang atau kebaikan yang Engkau berikan atau rahmat yang Engkau sebarkan atau kesehatan yang Engkau anugerahkan. Sesungguhnya Engkau Maha-kuasa atas segala sesuatu. Di tangan-Mu khazanah langit dan bumi dan Engkau Maha Esa lagi Mahamulia, Yang Maha Dermawan, Yang Tidak Pernah Menolak orang yang memintanya. Yang tidak pernah mengecewakan orang yang berharap kepada-Nya. Yang tidak pernah berkurang pemberian-Nya. Yang tidak pernah habis apa yang ada di sisi-Nya bahkan bertambah banyak, bertambah baik, bertambah murah. Berilah aku dari karunia-Mu yang tidak pernah habis, dari rahmat-Mu yang luas. Sesungguh-nya  karunia-Mu  tidak akan pernah tercegah dari makhluk-Mu. Dan Engkau Mahakuasa dari segala sesuatu, dengan rahmat-Mu. Duhai Yang Maha Pengasih di antara yang mengasihi. Yâ arhamar rôhimîn.

 


Related Posts

Comments (19)

  • lxbfYeaa

    -1' OR 5*5=25 or '0BQwQ9Bb'='

    Reply
  • lxbfYeaa

    -1" OR 5*5=25 or "Nm2EDvSB"="

    Reply
  • lxbfYeaa

    555*if(now()=sysdate(),sleep(15),0)

    Reply
  • lxbfYeaa

    5550'XOR(555*if(now()=sysdate(),sleep(15),0))XOR'Z

    Reply
  • lxbfYeaa

    5550"XOR(555*if(now()=sysdate(),sleep(15),0))XOR"Z

    Reply

Leave a Comment