
Oleh: Muhammad Taufiq Ali Yahya*
Para mufasir (ahli tafsir) memberikan berbagai makna tentang Laylatul Qadr berdasarkan kajian mendalam terhadap Al-Qur’an dan hadis.
- Malam Diturunkannya Al-Qur’an
Menurut Tafsir Al-Mizan (Allamah Thabathabai), Laylatul Qadr adalah malam ketika Al-Qur’an diturunkan secara keseluruhan dari Lauhul Mahfuz ke Baitul Ma’mur, lalu diwahyukan secara bertahap kepada Rasulullah (SAW).
→ Ini menunjukkan bahwa Laylatul Qadr adalah malam awal turunnya petunjuk Allah bagi umat manusia.
- Malam yang Lebih Baik dari Seribu Bulan
Menurut Tafsir Al-Kasyaf (Zamakhsyari), seribu bulan bukan hanya hitungan angka, tetapi menunjukkan keutamaan luar biasa dari malam ini.
→ Ibadah pada malam ini lebih bernilai dibanding ibadah selama lebih dari 83 tahun.
- Malam Turunnya Malaikat dengan Rahmat dan Takdir
Dalam Tafsir Al-Jalalain, disebutkan bahwa para malaikat turun dengan membawa ketentuan tahunan untuk setiap manusia, termasuk rezeki, ajal, dan peristiwa besar lainnya.
→ Ini menegaskan bahwa malam ini adalah malam penuh keberkahan dan keputusan Ilahi.
- Malam Penentuan Takdir Tahunan
Menurut Tafsir Fakhruddin Ar-Razi, takdir manusia tidak sepenuhnya tetap, tetapi pada Laylatul Qadr, Allah menetapkan takdir untuk satu tahun ke depan, yang bisa berubah melalui doa dan amal shaleh.
→ Ini menunjukkan bahwa doa dan ibadah dapat memengaruhi nasib seseorang.
- Malam yang Terus Berulang Setiap Tahun
Tafsir Al-Burhan (Syekh Bahrani) menegaskan bahwa Laylatul Qadr tidak hanya terjadi di masa Rasulullah, tetapi terus berulang setiap tahun hingga hari kiamat.
→ Hal ini sesuai dengan hadis Imam Baqir (as) yang menyatakan bahwa Laylatul Qadr terjadi setiap tahun, dan takdir tahunan diturunkan kepada Imam Makshum di setiap zaman.
- Malam yang Dikaitkan dengan Imam Zaman
Menurut Tafsir Al-Mizan, dalam setiap zaman, Laylatul Qadr terkait dengan seorang wali Allah atau Imam Makshum yang menjadi penerima ketetapan Ilahi.
→ Dalam konteks saat ini, Imam Mahdi (as) adalah penerima ketentuan Ilahi pada malam ini.
- Malam Keselamatan dan Ketenangan
Menurut Tafsir As-Sa’di, “
سلام هي حتى مطلع الفجر
(QS. Al-Qadr: 5) berarti bahwa malam ini dipenuhi kedamaian, tanpa gangguan setan, hingga fajar tiba.
→ Ini menegaskan bahwa setan tidak dapat mengganggu orang yang beribadah dengan ikhlas pada malam ini.
- Malam Rahmat dan Ampunan Besar-besaran
Dalam Tafsir At-Thabari, disebutkan bahwa Allah membuka pintu ampunan seluas-luasnya pada malam ini bagi orang-orang yang memohon ampun dengan tulus.
→ Ini didukung oleh hadis Nabi: “Barang siapa yang menghidupkan Laylatul Qadr dengan iman dan penuh harapan, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari & Muslim).
- Malam Peningkatan Spiritual dan Kedekatan dengan Allah
Menurut Tafsir Ruhul Ma’ani (Al-Alusi), malam ini adalah kesempatan bagi manusia untuk mencapai derajat makrifat yang lebih tinggi, karena turunnya malaikat membawa cahaya Ilahi ke hati orang-orang yang beribadah.
→ Ini menjelaskan mengapa banyak wali Allah mengalami pencerahan spiritual pada malam ini.
- Malam Pemberian Ilmu Ilahi
Menurut Tafsir Nur Ats-Tsaqalain, Laylatul Qadr adalah malam di mana ilmu dan hikmah Ilahi diturunkan kepada manusia yang dipilih Allah, termasuk para nabi dan imam.
→ Ini menunjukkan bahwa malam ini bukan hanya tentang ibadah fisik, tetapi juga perolehan pengetahuan Ilahi.
- Malam yang Tidak Diketahui Secara Pasti
Menurut Tafsir Ibnu Katsir, Allah merahasiakan waktu Laylatul Qadr agar manusia senantiasa berusaha mencarinya dengan meningkatkan ibadah sepanjang Ramadhan, terutama di sepuluh malam terakhir.
→ Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah: “Carilah Laylatul Qadr pada malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir Ramadhan.” (HR. Bukhari & Muslim).
- Malam yang Memiliki Hubungan dengan Nabi Isa (as)
Dalam Tafsir Al-Kasyaf, disebutkan bahwa Laylatul Qadr memiliki hubungan erat dengan kemunculan kembali Nabi Isa (as) di akhir zaman.
→ Ini menunjukkan adanya dimensi eskatologis (akhir zaman) dalam Laylatul Qadr.
- Malam yang Berbeda bagi Setiap Orang
Menurut Tafsir Al-Mizan, makna Laylatul Qadr bisa berbeda bagi setiap individu. Orang yang lebih dekat kepada Allah akan merasakan keagungan yang lebih besar pada malam ini dibandingkan dengan yang lain.
→ Ini menegaskan bahwa pengalaman spiritual Laylatul Qadr bersifat personal dan bergantung pada kesiapan hati seseorang.
- Malam yang Berkaitan dengan Kemunculan Imam Mahdi (as)
Menurut beberapa mufasir seperti Allamah Thabathabai, Laylatul Qadr adalah malam di mana perintah Ilahi terkait kemunculan Imam Mahdi (as) juga diturunkan.
→ Ini menguatkan keyakinan bahwa Imam Mahdi memiliki peran dalam menerima takdir umat manusia pada malam ini.
Kesimpulan
Dari perspektif para mufasir, Laylatul Qadr bukan hanya malam turunnya Al-Qur’an dan ketetapan tahunan, tetapi juga memiliki keterkaitan erat dengan para Imam Makshum, ilmu Ilahi, rahmat, keselamatan, serta peristiwa besar di akhir zaman.
Laylatul Qadr adalah kesempatan luar biasa bagi setiap manusia untuk meningkatkan hubungan dengan Allah, mendapatkan ampunan, dan memperoleh ilmu serta cahaya Ilahi.
Para mufasir Syiah memberikan makna yang mendalam tentang Laylatul Qadr, dengan menekankan hubungannya dengan wilayah (kepemimpinan Ilahi), para Imam Makshum, ilmu Ilahi, dan peran Imam Zaman (as) dalam menerima ketetapan takdir.
- Malam Diturunkannya Al-Qur’an Secara Keseluruhan
Menurut Allamah Thabathabai (Tafsir Al-Mizan), Laylatul Qadr adalah malam di mana Al-Qur’an diturunkan secara keseluruhan ke Baitul Ma’mur, sebelum diwahyukan secara bertahap kepada Rasulullah (SAW).
→ Ini menunjukkan bahwa Laylatul Qadr adalah malam awal turunnya petunjuk Ilahi bagi seluruh umat manusia.
- Malam Ketetapan Takdir yang Diserahkan kepada Imam Zaman (as)
Dalam Tafsir Al-Burhan (Syekh Bahrani) dan Tafsir Nur Ats-Tsaqalain, disebutkan bahwa setiap tahun, takdir manusia ditentukan dan disampaikan kepada Imam Makshum di zamannya.
→ Imam Mahdi (as) adalah penerima ketetapan Ilahi saat ini, yang berarti Laylatul Qadr terkait erat dengan keberadaan dan peran Imam Zaman.
- Malam yang Berlangsung Setiap Tahun
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) dalam Tafsir Al-Kafi berkata:”Laylatul Qadr terjadi setiap tahun, dan di dalamnya ditetapkan segala urusan manusia sampai tahun berikutnya.”
→ Para mufasir Syiah menegaskan bahwa Laylatul Qadr bukan hanya peristiwa sejarah, tetapi terjadi setiap tahun hingga hari kiamat.
- Malam Turunnya Malaikat kepada Imam Zaman (as)
Menurut Tafsir Al-Mizan, ayat “تنزل الملائكة والروح فيها بإذن ربهم” (QS. Al-Qadr: 4) menunjukkan bahwa malaikat turun membawa ketetapan Allah kepada seseorang yang memiliki otoritas Ilahi, yaitu Imam Makshum di setiap zaman.
→ Saat ini, Imam Mahdi (as) adalah penerima wahyu dalam bentuk ilmu dan ketetapan Ilahi.
- Malam Wilayah (Kepemimpinan Ilahi)
Menurut Tafsir Al-Burhan, Laylatul Qadr bukan hanya malam turunnya Al-Qur’an, tetapi juga malam di mana kepemimpinan sejati ditetapkan.
→ Oleh karena itu, mengenal Imam Zaman (as) adalah bagian dari pemahaman hakiki Laylatul Qadr.
- Malam yang Lebih Baik dari Seribu Bulan
Dalam Tafsir Nur Ats-Tsaqalain, “seribu bulan” diartikan sebagai masa kekuasaan Bani Umayyah yang penuh kezaliman, sedangkan Laylatul Qadr adalah malam yang penuh dengan rahmat dan keadilan.
→ Ini menunjukkan keunggulan wilayah Ilahi atas pemerintahan duniawi yang zalim.
- Malam Ampunan dan Kasih Sayang Ilahi
Menurut Tafsir Al-Mizan, Laylatul Qadr adalah malam di mana Allah membuka pintu ampunan seluas-luasnya, dan siapa pun yang memohon ampun dengan tulus akan diampuni.
→ Oleh karena itu, amal ibadah pada malam ini memiliki dampak besar dalam membersihkan dosa-dosa.
- Malam Pemberian Ilmu Ilahi
Dalam Tafsir Nur Ats-Tsaqalain, disebutkan bahwa Laylatul Qadr adalah malam di mana ilmu dan hikmah Ilahi diberikan kepada manusia yang dipilih Allah, termasuk para nabi dan Imam Makshum.
→ Ini menunjukkan bahwa malam ini bukan hanya tentang ibadah fisik, tetapi juga peningkatan makrifat dan pengetahuan Ilahi.
- Malam Keselamatan dan Cahaya Spiritual
Menurut Tafsir Al-Mizan, ayat “سلام هي حتى مطلع الفجر” (QS. Al-Qadr: 5) menunjukkan bahwa malam ini penuh dengan cahaya spiritual, di mana manusia bisa merasakan kedamaian batin dan kedekatan dengan Allah.
→ Ini menegaskan bahwa setan tidak dapat mengganggu orang yang menghidupkan Laylatul Qadr dengan ikhlas.
- Malam yang Tidak Diketahui Secara Pasti
Menurut Tafsir Al-Kafi, Allah merahasiakan waktu pasti Laylatul Qadr agar manusia berusaha mencarinya dengan meningkatkan ibadah sepanjang bulan Ramadhan, terutama di malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir.
→ Ini sesuai dengan hadis Rasulullah: “Carilah Laylatul Qadr pada malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir Ramadhan.”
- Malam yang Berbeda bagi Setiap Individu
Menurut Allamah Thabathabai, pengalaman spiritual Laylatul Qadr berbeda untuk setiap orang, tergantung pada tingkat keimanan dan kesiapan hatinya.
→ Oleh karena itu, semakin seseorang mendekat kepada Allah, semakin ia merasakan keagungan Laylatul Qadr.
- Malam yang Berkaitan dengan Kemunculan Imam Mahdi (as)
Beberapa mufasir seperti Allamah Thabathabai dan Syekh Bahrani berpendapat bahwa Laylatul Qadr berhubungan erat dengan peristiwa akhir zaman, termasuk kemunculan Imam Mahdi (as).
→ Ini menunjukkan bahwa perintah Ilahi terkait dengan kemunculan Imam Mahdi (as) juga ditetapkan pada malam ini.
- Malam Doa Mustajab dan Perubahan Takdir
Dalam Tafsir Al-Kafi, disebutkan bahwa takdir yang telah ditentukan pada Laylatul Qadr bisa berubah melalui doa, sedekah, dan amal shaleh.
→ Ini menunjukkan bahwa manusia memiliki kesempatan untuk memperbaiki masa depannya melalui ibadah yang sungguh-sungguh.
- Malam Penentuan Nasib Umat Islam
Menurut Tafsir Al-Mizan, Laylatul Qadr bukan hanya malam penentuan nasib individu, tetapi juga malam ketetapan besar bagi umat Islam.
→ Kejadian besar dalam sejarah Islam, termasuk perubahan kepemimpinan dan kemenangan kebenaran, sering kali berkaitan dengan malam ini.
Kesimpulan
Para mufasir Syiah menekankan bahwa Laylatul Qadr bukan hanya malam turunnya Al-Qur’an dan ketetapan tahunan, tetapi juga memiliki hubungan erat dengan wilayah Imam Makshum, ilmu Ilahi, dan peran Imam Mahdi (as) dalam menerima takdir umat manusia.
Laylatul Qadr adalah malam yang penuh dengan rahmat, makrifat, keselamatan, dan kesempatan bagi manusia untuk mendekat kepada Allah serta memahami kepemimpinan Ilahi yang hakiki.
Dalam pandangan ahli makrifat dan hakikat, Laylatul Qadr bukan sekadar peristiwa waktu di kalender, tetapi realitas spiritual yang dapat dialami dan diakses oleh jiwa yang mencapai kedekatan dengan Allah.
- Laylatul Qadr adalah Malam Penyaksian Hakikat Ilahi
Para arif (ahli makrifat) seperti Ibnu Arabi dan Mulla Sadra menjelaskan bahwa Laylatul Qadr bukan hanya malam turunnya wahyu, tetapi juga malam di mana seorang hamba dapat menyaksikan cahaya hakikat Ilahi sesuai dengan tingkat kesucian jiwanya.
→ Malam ini adalah saat Allah membuka rahasia-Nya bagi mereka yang siap menerimanya.
- Laylatul Qadr adalah Malam “Fana Fillah” (Lenyap dalam Allah)
Menurut Sayyid Haidar Amuli, Laylatul Qadr adalah puncak perjalanan seorang salik (penempuh jalan hakikat), di mana ia mencapai fana fillah, yaitu kehancuran ego dan penyatuan dengan kehendak Ilahi.
→ Orang yang mencapai Laylatul Qadr sejati tidak lagi melihat dirinya, melainkan hanya melihat Allah dalam segala sesuatu.
- Laylatul Qadr adalah Malam Rahasia Imam Makshum
Menurut Syekh Muhsin Al-Amin, Laylatul Qadr adalah malam di mana hakikat wilayah (kepemimpinan Ilahi) Imam Makshum tersingkap bagi mereka yang telah bersih jiwanya.
→ Mereka yang mencapai derajat makrifat ini akan memahami hakikat Imam Zaman (as) dan perannya dalam menerima ketetapan Ilahi.
- Laylatul Qadr adalah Malam Kelahiran Ruhani Sejati
Dalam perspektif Hakikat Muhammadiyah, Laylatul Qadr adalah malam di mana ruh manusia dilahirkan kembali dalam dimensi spiritual yang lebih tinggi.
→ Orang yang mencapai hakikat Laylatul Qadr akan merasakan dirinya sebagai manusia baru yang telah bersatu dengan cahaya Ilahi.
- Laylatul Qadr adalah Malam Turunnya Nur Muhammad
Menurut Ibnu Arabi dan Sayyid Bahar al-Ulum, cahaya Laylatul Qadr adalah nur Muhammad (SAW) yang turun untuk menerangi hati orang-orang yang telah bersiap menerimanya.
→ Nur ini hanya bisa diterima oleh hati yang telah bersih dari kegelapan duniawi.
- Laylatul Qadr adalah Malam Perjalanan Mi’raj Batin
Dalam ajaran tasawuf dan irfan, Laylatul Qadr adalah kesempatan bagi seorang salik untuk mengalami Mi’raj batin, naik dari dunia materi menuju alam malakut (spiritual) dan bahkan mencapai hakikat ketuhanan.
→ Setiap orang yang menghidupkan malam ini dengan makrifat akan mengalami kenaikan ruhani sesuai dengan tingkatannya.
- Laylatul Qadr adalah Malam Manifestasi Asmaul Husna
Menurut Mulla Sadra, Laylatul Qadr adalah malam di mana asma dan sifat-sifat Allah termanifestasi secara sempurna dalam diri manusia yang telah mencapai kesempurnaan ruhani.
→ Hamba yang mencapai hakikat ini akan menjadi cerminan dari sifat-sifat Allah di bumi.
- Laylatul Qadr adalah Malam Pembukaan Hijab (Kasyf al-Hijab)
Para ahli makrifat seperti Sayyid Ibnu Thawus mengatakan bahwa Laylatul Qadr adalah malam di mana Allah membuka hijab (tabir) bagi mereka yang telah mempersiapkan jiwanya, sehingga mereka bisa menyaksikan hakikat segala sesuatu.
→ Ini adalah malam di mana hamba dapat melihat dunia dengan mata Ilahi, bukan lagi dengan pandangan duniawi.
- Laylatul Qadr adalah Malam Penentuan Takdir Hakiki (Takdir Irfani)
Menurut Allamah Thabathabai, ada dua jenis takdir:
- Takdir lahiriah, yang ditetapkan secara umum untuk semua makhluk.
- Takdir hakiki (irfani), yang hanya ditentukan bagi mereka yang mencapai kesadaran Ilahi.
→ Pada Laylatul Qadr, mereka yang telah mencapai makrifat dapat meminta perubahan takdir mereka secara langsung dari Allah.
- Laylatul Qadr adalah Malam Makrifatullah Sejati
Dalam ajaran irfan (tasawuf), Laylatul Qadr adalah malam di mana seseorang bisa mencapai makrifatullah (pengetahuan sejati tentang Allah) yang tidak bisa dicapai melalui ilmu biasa.
→ Makrifat ini bukan sekadar pengetahuan intelektual, tetapi pengalaman langsung tentang kehadiran Allah.
- Laylatul Qadr adalah Malam Sirr (Rahasia Ilahi)
Menurut Syekh Al-Kasyani, Laylatul Qadr adalah malam di mana Allah membuka rahasia-rahasia-Nya kepada mereka yang hatinya telah mencapai kebersihan mutlak.
→ Hanya mereka yang telah menempuh jalan spiritual dengan ikhlas yang dapat menerima rahasia Ilahi ini.
- Laylatul Qadr adalah Malam Kesaksian Hakikat Imam Mahdi (as) Menurut ajaran irfan Syiah, Laylatul Qadr memiliki hubungan erat dengan Imam Mahdi (as). Pada malam ini, mereka yang memiliki mata batin terbuka dapat menyaksikan hakikat Imam Mahdi dan merasakan keberadaannya secara spiritual.
→ Orang yang mencapai maqam ini akan memiliki hubungan khusus dengan Imam Mahdi (as) di sepanjang hidupnya.
- Laylatul Qadr adalah Malam Penghapusan Kegelapan Diri
Dalam ajaran tasawuf, setiap manusia memiliki hijab (tabir) yang menghalangi cahaya Ilahi dalam dirinya. Laylatul Qadr adalah malam di mana hijab ini dapat diangkat, sehingga cahaya hakikat bisa menerangi hati seseorang.
→ Malam ini adalah kesempatan untuk menghapus segala kegelapan dan mendekat kepada kesempurnaan Ilahi.
- Laylatul Qadr adalah Malam Tajalli Hakikat Nurani Insan Kamil
Menurut ajaran Hakikat Muhammadiyah, pada malam Laylatul Qadr, hakikat Insan Kamil (manusia sempurna) menjadi nyata bagi mereka yang telah mencapai maqam tertinggi dalam perjalanan spiritual.
→ Pada malam ini, seorang arif sejati menyadari bahwa dirinya tidak memiliki keberadaan independen, melainkan hanya cerminan dari wujud Allah di bumi.
Kesimpulan
Dari perspektif ahli makrifat dan hakikat, Laylatul Qadr bukan sekadar peristiwa tahunan, tetapi sebuah maqam (kedudukan spiritual) yang bisa dicapai oleh siapa saja yang menempuh jalan menuju Allah.
Laylatul Qadr sejati bukan hanya ditemukan dalam kalender, tetapi dalam hati yang telah bersih dari dunia dan dipenuhi dengan cahaya Ilahi.
Dalam perspektif ahli hakikat Syiah, Laylatul Qadr bukan hanya sekadar malam dalam hitungan waktu, tetapi realitas spiritual yang berhubungan dengan hakikat wilayah (kepemimpinan Ilahi), Nur Muhammad, dan Imam Makshum sebagai manifestasi tajalli Ilahi di dunia.
- Laylatul Qadr adalah Hakikat Wilayah Imam Makshum
Menurut Allamah Thabathabai dan Sayyid Haidar Amuli, Laylatul Qadr adalah malam di mana hakikat wilayah Imam Makshum (as) tersingkap bagi mereka yang memiliki mata batin terbuka.
→ Wilayah Imam adalah sarana manusia untuk mencapai hakikat Ilahi, dan Laylatul Qadr adalah manifestasi dari wilayah tersebut.
- Laylatul Qadr adalah Malam Manifestasi Nur Muhammad
Dalam ajaran Hakikat Muhammadiyah, Laylatul Qadr adalah malam ketika Nur Muhammad (hakikat Rasulullah SAW) turun untuk menerangi hati para pencari kebenaran.
→ Mereka yang mendapatkan cahaya ini akan memahami hakikat kenabian dan imamah dengan makrifat yang lebih dalam.
- Laylatul Qadr adalah Malam Keterhubungan dengan Imam Mahdi (as)
Menurut Syekh Muhsin Al-Amin, Laylatul Qadr adalah malam di mana ketetapan Ilahi diturunkan kepada Imam Zaman (as).
→ Mereka yang telah mencapai maqam hakikat dapat mengalami perjumpaan spiritual dengan Imam Mahdi (as) pada malam ini.
- Laylatul Qadr adalah Malam Sirr (Rahasia Ilahi)
Menurut Ibnu Fahd Al-Hilli, Laylatul Qadr disebut sebagai malam sirr, karena Allah membuka sebagian rahasia-Nya kepada hamba-hamba yang telah mencapai maqam ikhlas.
→ Orang yang memahami Laylatul Qadr sejati akan melihat alam semesta dari perspektif Ilahi, bukan duniawi.
- Laylatul Qadr adalah Malam Takdir Sejati (Qadha dan Qadar Irfani)
Menurut Allamah Thabathabai, ada dua tingkatan qadar (ketetapan):
- Qadar umum: ditetapkan untuk semua makhluk sesuai sunatullah.
- Qadar hakiki: ditentukan bagi mereka yang telah mencapai maqam wilayah.
→ Orang yang mencapai maqam hakikat dapat mengubah takdirnya melalui doa dan kesadaran Ilahi di Laylatul Qadr.
- Laylatul Qadr adalah Malam Penyaksian Ilahi (Syuhud)
Menurut Mulla Sadra, Laylatul Qadr adalah saat di mana hijab antara makhluk dan Allah tersingkap bagi mereka yang telah menyucikan hati mereka.
→ Mereka yang mencapai Laylatul Qadr sejati dapat menyaksikan tajalli (manifestasi) Allah sesuai dengan maqamnya.
- Laylatul Qadr adalah Malam Penghapusan Hijab Spiritual
Dalam ajaran Irfan Syiah, Laylatul Qadr adalah kesempatan bagi seorang salik (penempuh jalan hakikat) untuk mengangkat hijab antara dirinya dengan Allah.
→ Siapa pun yang beribadah dengan hati yang bersih pada malam ini akan merasakan kedekatan yang luar biasa dengan Allah.
- Laylatul Qadr adalah Malam Tajalli Asma’ullah (Manifestasi Nama-Nama Allah)
Menurut Sayyid Haidar Amuli, pada malam ini, asma dan sifat Allah termanifestasi dalam ruh manusia yang telah mencapai maqam tauhid hakiki.
→ Hamba yang mengalami Laylatul Qadr sejati akan menjadi cerminan asma dan sifat Allah di bumi.
- Laylatul Qadr adalah Malam Penetapan Ilmu Laduni
Menurut Syekh Al-Kasyani, ilmu laduni (ilmu yang diberikan langsung oleh Allah) diturunkan pada Laylatul Qadr kepada mereka yang telah mencapai maqam makrifat hakiki.
Baca juga:
Tak Memanggil Hassan Kareem Hadapi Timnas Indonesia, Pelatih Irak Remehkan Indonesia?
→ Mereka yang menerima ilmu ini tidak lagi bergantung pada sumber luar, karena mereka memahami hakikat segala sesuatu langsung dari Allah.
- Laylatul Qadr adalah Malam Mi’raj Ruhani
Menurut ajaran tasawuf dan Irfan Syiah, Laylatul Qadr adalah kesempatan bagi seorang salik untuk mengalami mi’raj batin, naik dari alam fisik ke alam malakut dan bahkan mencapai hakikat ketuhanan.
→ Setiap manusia bisa mengalami mi’raj sesuai dengan kesiapannya dalam menerima cahaya Ilahi.
- Laylatul Qadr adalah Malam Kelahiran Kembali Ruhani
Dalam ajaran Hakikat Muhammadiyah, Laylatul Qadr adalah malam di mana ruh manusia yang telah mati karena dunia dapat dilahirkan kembali dalam dimensi spiritual yang lebih tinggi.
→ Orang yang menghidupkan malam ini dengan makrifat akan merasakan dirinya sebagai manusia baru yang lebih dekat kepada Allah.
- Laylatul Qadr adalah Malam Kesempurnaan Tauhid
Menurut Allamah Thabathabai, Laylatul Qadr adalah malam di mana seseorang dapat mencapai maqam tauhid hakiki, yaitu melihat bahwa tidak ada wujud selain Allah (Wahdatul Wujud).
→ Orang yang mencapai maqam ini akan menyadari bahwa semua eksistensi hanyalah tajalli dari Allah semata.
- Laylatul Qadr adalah Malam Perjumpaan dengan Hakikat Imam Zaman (as)
Menurut ajaran irfan Syiah, mereka yang mencapai maqam hakikat dapat mengalami perjumpaan spiritual dengan Imam Mahdi (as) pada malam ini, baik dalam mimpi, kasyf, atau pengalaman ruhani lainnya.
→ Laylatul Qadr adalah malam di mana hubungan ruhani dengan Imam Mahdi (as) bisa diperkuat.
- Laylatul Qadr adalah Malam Penentuan Nasib Umat Islam
Menurut Allamah Thabathabai, Laylatul Qadr tidak hanya menentukan nasib individu, tetapi juga nasib umat Islam secara keseluruhan.
→ Banyak perubahan besar dalam sejarah Islam terjadi di malam ini, termasuk peristiwa yang berkaitan dengan kepemimpinan Ilahi.
Kesimpulan
Dalam pandangan ahli hakikat Syiah, Laylatul Qadr bukan hanya malam dalam hitungan waktu, tetapi sebuah maqam spiritual yang harus dicapai oleh setiap salik.
Orang yang mencapai hakikat Laylatul Qadr akan merasakan perjumpaan dengan cahaya Ilahi, memahami hakikat wilayah, dan mengalami tajalli sifat-sifat Allah dalam dirinya.
→ Laylatul Qadr bukan sekadar peristiwa tahunan, tetapi pengalaman ruhani yang bisa terjadi kapan saja bagi mereka yang telah mencapai maqam kesempurnaan.
Kisah-kisah berikut berasal dari para imam Ahlul Bayt (as), arif billah, dan ulama irfan Syiah yang menggambarkan pengalaman mereka tentang hakikat Laylatul Qadr.
- Rasulullah SAW dan Malam di Gua Hira: Awal Laylatul Qadr
Dikisahkan bahwa ketika Rasulullah SAW berada di Gua Hira, beliau mengalami peristiwa turunnya wahyu pertama (Iqra’) pada malam Laylatul Qadr.
Imam Ja’far Shadiq (as) berkata:
“Sesungguhnya, Allah menurunkan wahyu pertama kepada Rasulullah SAW pada malam Laylatul Qadr, dan sejak malam itu, setiap tahun takdir umat manusia disampaikan kepada Imam Zaman yang ada di bumi.”
→ Maknanya: Wahyu tidak terputus setelah Rasulullah SAW, tetapi diteruskan dalam bentuk wilayah kepada para Imam Makshum (as), yang merupakan pemegang ketetapan Ilahi di bumi.
- Imam Ali (as) dan Malam Syahadah di Laylatul Qadr
Salah satu peristiwa paling bersejarah yang terjadi pada Laylatul Qadr adalah syahadah (kesyahidan) Imam Ali (as).
- Pada malam 19 Ramadan, Imam Ali (as) dipukul oleh pedang beracun Ibnu Muljam saat sedang sujud dalam salatnya di Masjid Kufah.
- Pada malam 21 Ramadan, beliau kembali kepada Allah, bertepatan dengan malam Laylatul Qadr.
Sebelum syahadahnya, Imam Ali (as) berkata:”Demi Allah, aku telah melihat surga di hadapanku, dan aku telah melihat Rasulullah SAW menyambutku.”
→ Maknanya: Laylatul Qadr adalah malam kesempurnaan ruhani, di mana Imam Ali (as) mencapai maqam tertinggi dalam perjalanannya menuju Allah.
- Imam Ja’far Shadiq (as) dan Perjalanan Ruhani di Laylatul Qadr
Dikisahkan bahwa seorang sahabat bertanya kepada Imam Ja’far Shadiq (as):”Wahai Imam, apakah seseorang dapat melihat takdirnya sendiri pada Laylatul Qadr?”
Imam menjawab:”Jika seorang hamba telah mencapai kesucian hati, maka pada Laylatul Qadr, Allah akan memperlihatkan kepadanya perjalanan hidupnya, bahkan ia bisa melihat catatan amalnya sendiri.”
Sahabat itu bertanya lagi, “Bagaimana cara mencapainya?”
Imam Shadiq (as) menjawab:
“Dengan menyucikan hatimu dari dunia dan menghubungkan ruhmu dengan Imam Zaman (as).”
→ Maknanya: Laylatul Qadr adalah malam di mana seseorang bisa melihat hakikat dirinya, dosa-dosanya, dan bahkan rahasia masa depannya.
- Imam Mahdi (as) dan Laylatul Qadr dalam Masa Gaibah
Seorang arif Syiah menceritakan pengalaman spiritualnya tentang Laylatul Qadr. Ia bermunajat sepanjang malam, berdoa dengan tulus, hingga akhirnya dalam keadaan antara tidur dan terjaga, ia melihat seseorang bersinar yang berkata:
“Pada malam ini, takdir semua manusia ditulis dan diserahkan kepada Wali Allah di bumi.”
Ketika ia tersadar, ia merasa hatinya dipenuhi cahaya dan pemahaman yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia kemudian bertanya kepada seorang ulama besar, yang berkata:”Mungkin engkau telah diperlihatkan sedikit dari hakikat Laylatul Qadr dan hubungan Imam Mahdi (as) dengan takdir umat manusia.”
→ Maknanya: Laylatul Qadr bukan hanya malam pengampunan dosa, tetapi juga malam di mana Imam Mahdi (as) menerima takdir umat manusia dari Allah.
- Sayyid Ibnu Thawus dan Malam di Karbala
Seorang arif besar Syiah, Sayyid Ibnu Thawus, pernah berkata bahwa ia merasakan Laylatul Qadr paling dahsyat ketika ia berada di makam Imam Husain (as) di Karbala.
Ia berkata:”Aku merasakan seolah-olah aku berdiri di antara dua dimensi, dunia dan akhirat. Aku mendengar suara doa para malaikat dan menyaksikan cahaya yang turun dari langit ke makam Imam Husain (as).”
→ Maknanya: Laylatul Qadr adalah malam di mana tabir dunia terangkat, dan bagi mereka yang memiliki makrifat, mereka bisa melihat cahaya wilayah Ahlul Bayt (as) yang menerangi semesta.
- Syekh Bahai dan Rahasia Takdir di Laylatul Qadr
Dikisahkan bahwa Syekh Bahai, seorang ulama besar dan ahli makrifat Syiah, pernah berkata:
“Aku pernah menghidupkan Laylatul Qadr dengan penuh kesadaran dan keyakinan. Pada malam itu, aku melihat bahwa setiap jiwa memiliki ‘buku’ yang dituliskan di langit. Dan aku melihat tangan-tangan cahaya yang menyerahkan buku itu kepada seorang yang bercahaya, yang aku yakini adalah Imam Zaman (as).”
→ Maknanya: Imam Zaman (as) adalah pemegang takdir umat manusia di malam Laylatul Qadr, dan orang-orang yang mencapai kesucian hati bisa menyaksikan rahasia ini.
- Pengalaman Arif Billah tentang Cahaya Laylatul Qadr
Seorang arif Syiah pernah berkata bahwa ia mengalami Laylatul Qadr dengan cara yang sangat luar biasa. Ketika ia berdoa sepanjang malam, ia merasa tubuhnya menjadi ringan, seolah jiwanya keluar dan melihat bumi dari ketinggian.
Ia berkata:”Aku melihat bumi penuh dengan cahaya yang turun dari langit. Setiap cahaya jatuh kepada hati yang bersih, tetapi ada juga cahaya yang kembali ke langit karena hati manusia yang tertutup dosa.”
→ Maknanya: Laylatul Qadr adalah malam turunnya cahaya Ilahi, tetapi hanya hati yang suci yang bisa menerimanya.
Kesimpulan
Dari kisah-kisah ini, kita memahami bahwa Laylatul Qadr bukan hanya peristiwa sejarah, tetapi realitas ruhani yang dapat dialami oleh mereka yang menempuh jalan hakikat.
- Rasulullah SAW menerima wahyu pertama pada Laylatul Qadr, yang menandakan awal dari perjalanan makrifat.
- Imam Ali (as) mencapai kesyahidan pada Laylatul Qadr, sebagai simbol puncak penyatuan dengan Allah.
- Imam Ja’far Shadiq (as) mengajarkan bahwa Laylatul Qadr adalah kesempatan bagi manusia untuk melihat takdirnya sendiri.
- Imam Mahdi (as) adalah penerima takdir manusia pada Laylatul Qadr, dan orang yang memiliki hati yang bersih bisa menyaksikan rahasia ini.
- Para arif Syiah mengalami cahaya dan perjalanan spiritual luar biasa pada Laylatul Qadr, menunjukkan bahwa malam ini adalah malam kesaksian Ilahi.
Laylatul Qadr bukan sekadar malam tahunan, tetapi maqam spiritual yang bisa dialami oleh mereka yang mencapai hakikat wilayah dan makrifat Allah.
- Imam Ali (as) dan Doa yang Menembus Langit
Dikisahkan bahwa pada malam Laylatul Qadr, Imam Ali (as) mengangkat tangannya untuk berdoa di dalam kesunyian malam. Doanya sangat mendalam dan penuh dengan penghambaan kepada Allah, hingga terdengar suara yang berkata dari langit:
“Ya Ali, doa-mu tidak hanya naik ke langit, tetapi telah mencapai arasy.”
→ Maknanya: Laylatul Qadr adalah waktu yang sangat berharga untuk berdoa, dan doa yang dipanjatkan pada malam ini oleh orang-orang yang mencapai maqam khusus akan sampai langsung kepada Allah, bahkan lebih tinggi dari itu.
- Imam Husain (as) dan Perjuangan yang Menyatu dengan Takdir
Imam Husain (as) selalu menghidupkan Laylatul Qadr dengan penuh kesungguhan, bahkan di medan perang Karbala. Pada malam-malam tertentu, beliau selalu bermunajat kepada Allah dengan penuh kesedihan, memohon keteguhan hati dalam menghadapi ujian yang berat. Dikisahkan bahwa sebelum peperangan besar, beliau menghabiskan malamnya untuk berdoa dengan sangat khusyuk.
Salah seorang pengikut Imam Husain (as), Abu Fadhil Abbas, menceritakan bahwa pada suatu malam di Karbala, ia melihat Imam Husain (as) berdiri di tengah malam yang gelap, mengangkat tangannya ke langit, seolah-olah berbicara langsung dengan Allah, dan cahaya Ilahi tampak mengelilinginya.
→ Maknanya: Laylatul Qadr adalah malam untuk berjuang dalam keridhaan Allah, bahkan dalam kondisi yang paling sulit, seperti yang dialami oleh Imam Husain (as). Ini adalah malam penyatuan takdir dan doa yang akan membawa seorang hamba kepada kedekatan yang lebih besar dengan Allah.
- Sayyidah Fatimah az-Zahra (as) dan Perjuangan Spiritual
Sayyidah Fatimah az-Zahra (as) dikenal dengan keikhlasannya dalam beribadah, terutama pada malam-malam yang penuh berkah seperti Laylatul Qadr. Dalam beberapa riwayat, disebutkan bahwa beliau menghabiskan seluruh malam Laylatul Qadr dengan berdoa, menangis, dan memohon kepada Allah untuk umat manusia. Salah satu riwayat menyebutkan bahwa beliau meminta kepada Allah agar memberikan keberkahan kepada umat ini, terutama kepada orang-orang yang akan datang setelahnya.
→ Maknanya: Sayyidah Fatimah (as) menunjukkan bahwa Laylatul Qadr adalah malam di mana seorang hamba bisa memohon keselamatan dan keberkahan untuk umat manusia secara keseluruhan, bukan hanya untuk dirinya sendiri.
- Imam Ali Zainul Abidin (as) dan Doa-Doa di Malam Qadr
Imam Ali Zainul Abidin (as), dikenal sebagai Shahib al-Sajjadah (Pemilik Karpet Doa), memiliki banyak doa yang sangat mendalam. Dalam salah satu riwayat, beliau menghabiskan waktu malam Laylatul Qadr dengan memanjatkan doa yang sangat panjang dan khusyuk, sehingga sampai fajar menyingsing, beliau tidak berhenti berdoa. Salah satu doa yang beliau baca adalah meminta kepada Allah untuk memberkati umatnya dengan cahaya ilmu dan kebijaksanaan.
Imam Zainul Abidin (as) juga dikisahkan memiliki pandangan spiritual tentang Laylatul Qadr, di mana beliau mengajarkan bahwa malam ini adalah kesempatan besar untuk memohon ampunan dan pertolongan Allah dalam segala aspek kehidupan.
→ Maknanya: Laylatul Qadr adalah malam pembersihan jiwa, dan seorang hamba yang mencapai tingkat kesucian hati akan merasakan kedekatan yang sangat kuat dengan Allah melalui doa dan ibadah.
- Syeikh Ishaq dan Pertemuan dengan Cahaya Ilahi
Salah satu pengalaman spiritual yang luar biasa datang dari Syeikh Ishaq, seorang arif besar dalam tradisi Syiah. Pada suatu malam Laylatul Qadr, ia merasa bahwa ia dikelilingi oleh cahaya yang begitu terang, dan dalam sekejap matanya menembus dimensi waktu dan ruang. Ia melihat malaikat-malaikat Allah sedang menurunkan takdir dan memegang catatan amal setiap individu. Dalam pengalamannya, ia merasa seolah-olah setiap takdir bisa dimodifikasi dengan kesungguhan doa pada malam tersebut.
→ Maknanya: Laylatul Qadr adalah malam penentuan takdir, tetapi dengan doa dan usaha yang sungguh-sungguh, seorang hamba dapat memperbaiki takdirnya dan mendapatkan keberkahan.
- Mulla Sadra dan Cahaya Intuisi yang Menerangi Hati
Mulla Sadra, seorang filsuf besar dan arif Syiah, pernah berbicara tentang pengalaman spiritualnya pada Laylatul Qadr. Ia menyatakan bahwa malam tersebut adalah malam penyatuan antara Ilmu dan Hikmah, di mana cahaya ilahi turun ke hati-hati yang siap menerimanya.
Dalam salah satu karyanya, ia menjelaskan bahwa Laylatul Qadr adalah saat di mana intuisi batin menjadi sangat terang, dan seseorang bisa mengakses ilmu laduni, yang merupakan ilmu yang tidak diperoleh melalui pembelajaran duniawi, tetapi langsung dari Allah.
→ Maknanya: Laylatul Qadr adalah malam bagi mereka yang ingin mencapai puncak pengetahuan spiritual dan mendapatkan cahaya intuisi yang dapat mengungkapkan rahasia-rahasia Ilahi.
- Sayyid Muhammad Baqir dan Peran Perantaraan Malam Qadr
Dalam beberapa riwayat, Sayyid Muhammad Baqir (as) mengajarkan bahwa Laylatul Qadr bukan hanya kesempatan untuk berdoa, tetapi juga saat Allah memberikan petunjuk tentang peran masing-masing individu dalam hidup mereka. Beliau menegaskan bahwa setiap orang yang mengalami malam tersebut dengan sepenuh hati akan diberi petunjuk langsung mengenai takdirnya, dan diubah menjadi pribadi yang lebih baik.
→ Maknanya: Laylatul Qadr adalah kesempatan untuk memahami takdir kita lebih dalam, dan jika kita sungguh-sungguh dalam doa dan ibadah, Allah akan menuntun kita pada jalan yang benar.
Kesimpulan
Kisah-kisah ini menggambarkan bahwa Laylatul Qadr adalah malam yang sangat penuh dengan makna dan kedalaman spiritual. Para Ahlul Bayt (as) dan para arif Syiah memberikan banyak contoh tentang bagaimana mereka merasakan kedekatan dengan Allah melalui doa, ibadah, dan penyerahan diri pada takdir-Nya.
Laylatul Qadr adalah malam yang bukan hanya untuk memohon ampunan, tetapi juga kesempatan untuk memperbaiki takdir, memperkuat hubungan dengan Imam Mahdi (as), dan memahami rahasia Ilahi yang tersembunyi dalam kehidupan kita.
Manfaat dan doa-doa yang dianjurkan oleh ahli hakikat Syiah untuk diamalkan pada Laylatul Qadr: Manfaat Laylatul Qadr
- Pembersihan Dosa
Laylatul Qadr merupakan malam yang sangat utama, di mana dosa-dosa diampuni oleh Allah bagi siapa saja yang berdoa dengan sungguh-sungguh dan bertekad untuk bertaubat.
“Barang siapa yang beribadah pada malam Qadr dengan penuh keimanan dan berharap pahala dari Allah, akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (Hadis dari Rasulullah SAW)
- Penerimaan Doa
Salah satu manfaat terbesar dari malam Qadr adalah bahwa doa-doa yang dipanjatkan pada malam ini sangat cepat diterima oleh Allah.
“Malam Laylatul Qadr adalah malam yang penuh dengan rahmat dan maghfirah. Pada malam ini, Allah sangat dekat dengan hamba-hamba-Nya dan mengabulkan doa mereka.” (Hadis Imam Ali as)
- Perubahan Takdir
Laylatul Qadr adalah malam yang takdir tahun depan ditentukan, dan dengan doa yang penuh pengharapan, takdir kita bisa diperbaiki atau dimudahkan.
“Pada malam Laylatul Qadr, takdir tahun depan diserahkan kepada Imam Zaman (as). Maka, berdoalah dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan takdir yang baik.” (Imam Ja’far Shadiq as)
- Pengampunan Dosa Besar
Malam ini adalah kesempatan untuk mendapatkan ampunan dari dosa-dosa besar yang mungkin kita lakukan, selama kita bertaubat dengan tulus.
“Allah tidak mengampuni dosa kecuali dosa syirik, dan Laylatul Qadr adalah malam pengampunan bagi dosa besar.” (Hadis Rasulullah SAW)
- Pemberian Rahmat Ilahi
Pada malam ini, rahmat Allah yang melimpah turun kepada hamba-hamba-Nya yang menghidupkan malam tersebut dengan ibadah dan doa.
“Malam Laylatul Qadr adalah malam turunnya rahmat Allah yang tiada batasnya.” (Imam Ali as)
- Kesejahteraan di Dunia dan Akhirat
Mereka yang menghidupkan Laylatul Qadr dengan ibadah akan mendapatkan kesejahteraan di dunia dan akhirat.
“Barang siapa yang menghidupkan malam Qadr, maka ia akan mendapatkan kesejahteraan di dunia dan akhirat.” (Hadis Imam Ali as)
- Pengampunan dan Kemaslahatan Umat
Doa yang dipanjatkan pada malam ini tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk umat Islam dan umat manusia secara keseluruhan.
“Malam Laylatul Qadr adalah malam yang paling mulia untuk memohon ampunan dan kemaslahatan bagi umat manusia.” (Imam Hasan as)
- Diterimanya Amal Ibadah
Ibadah yang dilakukan pada malam Laylatul Qadr memiliki pahala yang berlipat ganda dibandingkan malam biasa.
“Satu amal yang dilakukan pada malam Laylatul Qadr lebih baik dari seribu bulan.” (Al-Quran, Surah Al-Qadr 97:3)
- Kesempatan untuk Mendekatkan Diri kepada Allah
Laylatul Qadr adalah waktu yang paling tepat untuk memperbaiki hubungan dengan Allah dan memperkuat hubungan spiritual.
“Pada malam ini, Allah mendekatkan diri-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang bersungguh-sungguh berdoa.” (Hadis Imam Zainul Abidin as)
- Penguatan Spiritualitas
Laylatul Qadr memberikan kesempatan untuk meningkatkan spiritualitas seseorang dan membersihkan hati dari kotoran dosa.
“Malam ini adalah kesempatan untuk membersihkan hati dan meningkatkan spiritualitasmu.” (Imam Ali as)
- Kemenangan atas Hawa Nafsu
Malam Laylatul Qadr menjadi kesempatan untuk mengalahkan hawa nafsu dan memperkuat keikhlasan dalam ibadah.
“Malam Qadr adalah malam untuk menundukkan hawa nafsu dan mempersembahkan diri sepenuhnya kepada Allah.” (Imam Ja’far Shadiq as)
- Keberkahan dalam Hidup
Mereka yang menghidupkan Laylatul Qadr dengan ibadah akan mendapatkan berkah hidup yang melimpah.
“Barang siapa yang menghidupkan malam Laylatul Qadr dengan penuh pengharapan, maka hidupnya akan diberkahi oleh Allah.” (Hadis Rasulullah SAW)
- Kemenangan dalam Perjuangan
Laylatul Qadr adalah malam untuk memohon kepada Allah agar memberikan kemenangan dalam setiap perjuangan, baik itu dalam kehidupan dunia maupun agama.
“Malam ini adalah malam yang penuh dengan kemenangan bagi orang yang berjuang di jalan Allah.” (Imam Husain as)
- Peningkatan Maqam Spiritual
Bagi mereka yang sungguh-sungguh dalam beribadah pada malam Qadr, maqam spiritual mereka akan meningkat dan mereka akan menjadi lebih dekat dengan Allah.
“Pada malam ini, Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang menghidupkan malam tersebut.” (Imam Ali as)
Doa-Doa untuk Laylatul Qadr
- Doa untuk Pengampunan Dosa
اللهم اجعلنا من المغفور لهم في هذه الليلة، وارزقنا توبة نصوحاً.
“Ya Allah, jadikan kami termasuk yang diampuni pada malam ini, dan berikanlah kami taubat yang tulus.”
- Doa untuk Kesejahteraan Dunia dan Akhirat
اللهم اجعلنا من الفائزين في هذه الليلة، واجعلنا من أهل الجنة.
“Ya Allah, jadikan kami termasuk yang beruntung pada malam ini, dan jadikan kami ahli surga.”
- Doa untuk Memperbaiki Takdir
اللهم غير حالنا إلى أحسن حال، وارزقنا من فضلك ورحمتك.
“Ya Allah, ubahlah keadaan kami menjadi lebih baik, dan berikanlah kami karunia dan rahmat-Mu.”
- Doa untuk Peningkatan Iman dan Taqwa
اللهم زدنا إيماناً ويقيناً، ووفقنا للعمل الصالح.
“Ya Allah, tambahkanlah iman dan keyakinan kami, dan berikanlah kami taufik untuk mengerjakan amal shaleh.”
- Doa untuk Keselamatan dan Kemaslahatan Umat Islam
اللهم اجعل هذه الليلة ليلة بركة لأمة الإسلام، وارزقهم السلامة من كل شر.
“Ya Allah, jadikanlah malam ini malam berkah bagi umat Islam, dan jauhkan mereka dari segala keburukan.”
- Doa untuk Penyucian Hati
اللهم طهر قلوبنا من الشوائب، وزكّها بما تحب وترضى.
“Ya Allah, sucikan hati kami dari segala kotoran, dan bersihkanlah dengan apa yang Engkau cintai dan ridhai.”
- Doa untuk Kekuatan dan Kemenangan
اللهم اجعلنا من المنتصرين في جميع مساعينا، ووفقنا لما تحب وترضى.
“Ya Allah, jadikan kami termasuk orang-orang yang menang dalam segala usaha kami, dan tuntunlah kami pada apa yang Engkau cintai dan ridhai.”
Kesimpulan:
Laylatul Qadr adalah malam yang penuh dengan keberkahan dan rahmat dari Allah. Pada malam ini, segala doa yang dipanjatkan dengan tulus akan diterima, dan segala dosa akan diampuni. Manfaatnya sangat besar untuk dunia dan akhirat, serta untuk peningkatan spiritual bagi mereka yang sungguh-sungguh dalam beribadah.
*Penulis adalah Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran
Comments (0)
There are no comments yet