Makna Doa Selamatkan Kami dari Neraka, Wahai Maha Pelindung ( اَجِرْنا مِنَ النّارِ يا مُجيرُ )- Bagian Terakhir

Oleh: Muhammad Taufiq Ali Yahya*
Dalam perspektif ahli makrifat dan hakikat Syiah, neraka bukan hanya sekadar tempat siksaan fisik, tetapi juga kondisi jiwa yang terputus dari hakikat Ilahi. Doa ini tidak hanya meminta keselamatan dari api neraka di akhirat, tetapi juga dari berbagai bentuk neraka dalam kehidupan spiritual.
- Neraka sebagai Hijab dari Cahaya Ilahi
Menurut Allamah Thabathabai, neraka adalah keterpisahan dari cahaya Ilahi. Dalam Tafsir Al-Mizan, beliau menyebut bahwa hakikat siksaan adalah keterhijaban manusia dari Allah.
→ Doa ini adalah permohonan agar kita tidak terhalang dari cahaya makrifat dan tidak hidup dalam kegelapan rohani.
- Neraka sebagai Api Hawa Nafsu
Mulla Sadra dalam Asfar Arba‘ah menjelaskan bahwa api neraka berasal dari hasrat duniawi yang tidak terkendali.
→ Doa ini bermakna memohon perlindungan dari api hawa nafsu yang dapat membakar kesadaran spiritual kita.
- Neraka sebagai Siksa Keterikatan pada Dunia
Ibnu Arabi dalam Fusus al-Hikam menyebut bahwa orang yang terlalu cinta dunia telah memasuki neraka sejak di dunia.
→ Doa ini adalah permohonan agar hati kita tidak terikat pada dunia sehingga tidak tersiksa oleh kehilangan dan kesedihan duniawi.
- Neraka sebagai Manifestasi Amal
Dalam hadits Imam Ja‘far as-Shadiq as, disebutkan bahwa setiap perbuatan buruk memiliki bentuk di alam akhirat yang dapat menjadi siksa bagi pelakunya.
→ Doa ini adalah permohonan agar amal kita tidak menjelma menjadi api yang membakar kita kelak.
- Neraka sebagai Kehancuran Ruhani
Menurut Sayyid Haidar Amuli, neraka adalah kondisi jiwa yang tidak mengenal Allah dan tenggelam dalam kejahilan.
→ Doa ini adalah permohonan agar kita diselamatkan dari kehancuran batin akibat kelalaian dari Allah.
- Neraka sebagai Kehilangan Cinta Ilahi
Syekh Mahmud Syabistari dalam Gulshan-e-Raz menjelaskan bahwa surga adalah cinta kepada Allah, sedangkan neraka adalah ketiadaan cinta itu.
→ Doa ini adalah permohonan agar hati kita selalu dipenuhi dengan cinta Ilahi.
- Neraka sebagai Penyesalan Abadi
Dalam Nahjul Balaghah, Imam Ali as bersabda:”Neraka adalah tempat bagi mereka yang menunda kebaikan hingga ajal menjemput.”
→ Doa ini adalah permohonan agar kita tidak menjadi orang yang menyesal karena menyia-nyiakan hidup dalam kelalaian.
- Neraka sebagai Api Amarah dan Dengki
Imam Ja‘far as-Shadiq as berkata:
“Api neraka pertama yang membakar manusia berasal dari amarah dan kedengkian mereka sendiri.”
→ Doa ini adalah permohonan agar Allah memadamkan api amarah dan dengki dalam hati kita.
- Neraka sebagai Keberpalingan dari Hakikat Diri
Menurut Syekh Al-Akbar Ibnu Arabi, manusia yang tidak mengenali hakikat dirinya akan tersiksa dalam kebingungan dan keterpisahan.
→ Doa ini adalah permohonan agar kita selalu mengenali hakikat diri yang sejati, yaitu sebagai hamba Allah yang sadar akan kehadiran-Nya.
- Neraka sebagai Keterperangkap dalam Ego
Dalam Misbah al-Shari’ah, Imam Ja‘far as-Shadiq as berkata:
“Neraka terbesar adalah ego yang menguasai dirimu dan menjadikanmu buta dari kebenaran.”
→ Doa ini adalah permohonan agar kita dibebaskan dari belenggu ego yang menjauhkan kita dari Allah.
- Neraka sebagai Penyiksaan oleh Waktu
Menurut Imam Khomeini dalam Misbah al-Hidayah, manusia yang terperangkap dalam ilusi masa lalu dan masa depan telah menciptakan neraka bagi dirinya sendiri.
→ Doa ini adalah permohonan agar kita selalu hidup dalam kehadiran Ilahi, bukan dalam penyesalan masa lalu atau kekhawatiran masa depan.
- Neraka sebagai Ketiadaan Syukur
Menurut Allamah Thabathabai, salah satu penyebab terbesar kesengsaraan di dunia dan akhirat adalah tidak bersyukur atas nikmat Allah.
→ Doa ini adalah permohonan agar Allah menjadikan kita hamba yang selalu bersyukur, sehingga terhindar dari kesengsaraan spiritual.
- Neraka sebagai Jarak dengan Wali Allah
Menurut Imam Muhammad Al-Baqir as, keberadaan seseorang dekat dengan para wali Allah adalah tanda keselamatan, sedangkan keterpisahan dari mereka adalah tanda kehancuran.
→ Doa ini adalah permohonan agar kita selalu berada dalam perlindungan Ahlul Bait dan para wali Allah.
- Neraka sebagai Kematian Hati
Jalaluddin Rumi berkata:”Neraka bukan hanya kobaran api, tetapi hati yang mati dari cahaya Ilahi.”
→ Doa ini adalah permohonan agar hati kita tetap hidup dengan makrifat dan cahaya Allah.
Kesimpulan
Dalam perspektif ahli hakikat dan makrifat, neraka bukan hanya tempat siksaan di akhirat, tetapi juga kondisi jiwa yang jauh dari Allah. Doa اَجِرْنا مِنَ النّارِ يا مُجيرُ adalah permohonan agar kita diselamatkan dari segala bentuk neraka, baik di dunia maupun di akhirat, dengan mendekatkan diri kepada Allah dan mencapai makrifat sejati.
Doa اَجِرْنا مِنَ النّارِ يا مُجيرُ
Menurut Ahli Hakikat Syiah
Dalam perspektif ahli hakikat Syiah, neraka bukan sekadar tempat siksaan fisik, tetapi kondisi spiritual seseorang yang terputus dari hakikat Ilahi. Neraka adalah akibat dari keterhijaban dari Allah dan penyimpangan dari jalan kebenaran. Doa ini adalah permohonan perlindungan dari segala bentuk “api” yang dapat menjauhkan seseorang dari makrifat Ilahi.
- Neraka sebagai Hijab dari Hakikat Ilahi
Menurut Allamah Thabathabai dalam Tafsir Al-Mizan, neraka adalah keterhijaban dari Allah, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Mutaffifin: 15:”Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.”
→ Doa ini adalah permohonan agar kita tidak terhijab dari Allah dan tetap dalam kesadaran makrifat.
- Neraka sebagai Api Ego dan Kesombongan
Mulla Sadra dalam Asfar Arba‘ah menyebut bahwa api neraka berasal dari ego yang membakar diri seseorang.
→ Doa ini adalah permohonan agar kita diselamatkan dari api ego yang menghancurkan hubungan kita dengan Allah.
- Neraka sebagai Wujud Amal Buruk
Dalam Tafsir Al-Mizan, Allamah Thabathabai menjelaskan bahwa amal buruk seseorang akan menjadi bentuk nyata di akhirat.
→ Doa ini adalah permohonan agar amal kita tidak menjelma menjadi siksaan bagi diri kita sendiri.
- Neraka sebagai Jarak dari Wali Allah
Menurut Sayyid Haidar Amuli, surga adalah kedekatan dengan Wali Allah, dan neraka adalah keterpisahan dari mereka.
→ Doa ini adalah permohonan agar kita selalu dalam bimbingan Ahlul Bait as dan para wali Allah.
- Neraka sebagai Manifestasi Cinta Dunia
Imam Ali as bersabda:”Cinta dunia adalah pangkal segala kesalahan.”
→ Doa ini adalah permohonan agar kita tidak terperangkap dalam kecintaan terhadap dunia yang menyesatkan.
- Neraka sebagai Kematian Hati
Menurut Sayyid Ibn Thawus, neraka sejati adalah hati yang mati dari cahaya makrifat.
→ Doa ini adalah permohonan agar hati kita selalu hidup dengan cahaya Ilahi.
- Neraka sebagai Api Kedengkian dan Amarah
Imam Ja‘far as-Shadiq as berkata:
“Neraka pertama yang membakar manusia berasal dari amarah dan kedengkian mereka sendiri.”
→ Doa ini adalah permohonan agar hati kita dibersihkan dari api amarah dan dengki.
- Neraka sebagai Kehidupan tanpa Dzikir
Menurut Allamah Bahrul Ulum, kehidupan yang jauh dari dzikir kepada Allah adalah neraka yang sejati.
→ Doa ini adalah permohonan agar lidah dan hati kita senantiasa mengingat Allah.
- Neraka sebagai Ilusi Waktu dan Keterikatan Masa Lalu
Menurut Imam Khomeini dalam Misbah al-Hidayah, manusia yang terperangkap dalam penyesalan masa lalu dan kecemasan masa depan telah menciptakan neraka bagi dirinya sendiri.
→ Doa ini adalah permohonan agar kita hidup dalam kesadaran akan kehadiran Ilahi saat ini.
- Neraka sebagai Keterpisahan dari Hakikat Diri
Menurut Syekh Al-Akbar Ibn Arabi, manusia yang tidak mengenali hakikat dirinya akan tersiksa dalam kebingungan dan keterpisahan.
→ Doa ini adalah permohonan agar kita mengenali hakikat diri sebagai manifestasi cahaya Ilahi.
- Neraka sebagai Siksa Kezaliman
Dalam Nahjul Balaghah, Imam Ali as menyatakan bahwa kezaliman adalah penyebab utama kehancuran manusia.
→ Doa ini adalah permohonan agar kita dijauhkan dari sifat zalim yang dapat menjerumuskan kita ke neraka.
- Neraka sebagai Siksa bagi Orang yang Meninggalkan Salat
Dalam Misbah al-Shari’ah, Imam Ja‘far as-Shadiq as menyebut bahwa meninggalkan salat adalah jalan menuju kegelapan yang merupakan neraka dunia dan akhirat.
→ Doa ini adalah permohonan agar kita tetap teguh dalam menunaikan salat sebagai jalan menuju cahaya.
- Neraka sebagai Keberpalingan dari Cahaya Imam Zaman as
Menurut Sayyid Ibn Thawus, orang yang menolak kepemimpinan Imam Zaman as telah memasuki neraka sejak di dunia.
→ Doa ini adalah permohonan agar kita selalu terhubung dengan cahaya Imam Zaman as dan tidak tersesat dalam kegelapan.
- Neraka sebagai Kehilangan Rasa Syukur
Menurut Allamah Thabathabai, kesengsaraan terbesar adalah kehilangan rasa syukur kepada Allah.
→ Doa ini adalah permohonan agar kita menjadi hamba yang bersyukur sehingga selamat dari ner
Doa اَجِرْنا مِنَ النّارِ يا مُجيرُ
Menurut Ahli Hakikat
Dalam pandangan ahli hakikat, neraka bukan hanya tempat siksaan fisik, tetapi kondisi batin dan ruhani yang menjauhkan seseorang dari Allah. Api neraka adalah manifestasi keterpisahan dari Cahaya Ilahi. Doa ini menjadi permohonan perlindungan dari segala bentuk “api” yang bisa membakar ruh, baik di dunia maupun akhirat.
- Neraka sebagai Hijab dari Hakikat Ilahi
Menurut Allamah Thabathabai, neraka adalah hijab dari Allah yang terjadi karena dosa dan kelalaian manusia.
→ Doa ini memohon agar kita tidak terhijab dari hakikat Ilahi dan selalu dalam limpahan cahaya-Nya.
- Neraka sebagai Api Ego dan Kesombongan
Dalam filsafat Mulla Sadra, ego yang berlebihan adalah bentuk api yang membakar diri manusia sendiri.
→ Doa ini memohon agar ego dan kesombongan kita tidak menjadi penghalang untuk mencapai makrifat Allah.
- Neraka sebagai Siksaan dari Amal Buruk
Dalam Tafsir Al-Mizan, Allamah Thabathabai menjelaskan bahwa amal buruk manusia akan menjelma menjadi api yang menyiksa di akhirat.
→ Doa ini memohon agar amal kita tidak berubah menjadi azab, tetapi menjadi cahaya yang menyelamatkan.
- Neraka sebagai Jarak dari Wali Allah
Sayyid Haidar Amuli menjelaskan bahwa surga adalah kedekatan dengan Wali Allah, sementara neraka adalah keterpisahan dari mereka.
→ Doa ini memohon agar kita selalu berada dalam bimbingan Ahlul Bait dan tidak tersesat dari jalan mereka.
- Neraka sebagai Cinta Dunia yang Berlebihan
Imam Ali as bersabda:”Cinta dunia adalah pangkal segala kesalahan.”
→ Doa ini memohon agar kita tidak terperangkap dalam cinta dunia yang melalaikan akhirat.
- Neraka sebagai Kematian Hati
Menurut Sayyid Ibn Thawus, neraka sejati adalah hati yang mati dari cahaya makrifat.
→ Doa ini memohon agar hati kita tetap hidup dengan cahaya Ilahi dan tidak mati dalam kegelapan spiritual.
- Neraka sebagai Api Kedengkian dan Amarah
Imam Ja‘far as-Shadiq as berkata:
“Neraka pertama yang membakar manusia berasal dari amarah dan kedengkian mereka sendiri.”
→ Doa ini memohon agar hati kita bersih dari sifat dengki dan amarah yang membakar kedamaian batin.
- Neraka sebagai Kehidupan tanpa Dzikir
Menurut Allamah Bahrul Ulum, kehidupan yang jauh dari dzikir kepada Allah adalah bentuk neraka sejati.
→ Doa ini memohon agar lidah dan hati kita selalu terhubung dengan Allah.
- Neraka sebagai Ilusi Waktu dan Keterikatan Masa Lalu
Menurut Imam Khomeini, manusia yang terperangkap dalam penyesalan masa lalu dan kecemasan masa depan telah menciptakan neraka bagi dirinya sendiri.
→ Doa ini memohon agar kita hidup dalam kesadaran akan kehadiran Ilahi di setiap saat.
- Neraka sebagai Keterpisahan dari Hakikat Diri
Menurut Syekh Al-Akbar Ibn Arabi, manusia yang tidak mengenali hakikat dirinya akan tersiksa dalam kebingungan dan keterasingan dari Allah.
→ Doa ini memohon agar kita mengenali diri kita sebagai manifestasi dari cahaya Ilahi.
- Neraka sebagai Siksa Kezaliman
Dalam Nahjul Balaghah, Imam Ali as menyatakan bahwa kezaliman adalah penyebab utama kehancuran manusia.
→ Doa ini memohon agar kita dijauhkan dari sifat zalim yang bisa membawa kita ke dalam neraka spiritual.
- Neraka sebagai Akibat Meninggalkan Salat
Dalam Misbah al-Shari’ah, Imam Ja‘far as-Shadiq as menyebut bahwa meninggalkan salat adalah jalan menuju kegelapan yang merupakan neraka dunia dan akhirat.
→ Doa ini memohon agar kita tetap teguh dalam menunaikan salat sebagai jalan menuju cahaya.
- Neraka sebagai Keberpalingan dari Cahaya Imam Zaman as
Menurut Sayyid Ibn Thawus, orang yang menolak kepemimpinan Imam Zaman as telah memasuki neraka sejak di dunia.
→ Doa ini memohon agar kita selalu terhubung dengan cahaya Imam Zaman as dan tidak tersesat dalam kegelapan.
- Neraka sebagai Kehilangan Rasa Syukur
Menurut Allamah Thabathabai, kesengsaraan terbesar adalah kehilangan rasa syukur kepada Allah.
→ Doa ini memohon agar kita menjadi hamba yang bersyukur sehingga terhindar dari kesengsaraan spiritual.
Kesimpulan
Dari perspektif ahli hakikat, neraka adalah kondisi batin yang menjauhkan seseorang dari Allah. Doa اَجِرْنا مِنَ النّارِ يا مُجيرُ adalah permohonan agar kita selamat dari segala bentuk “api” yang dapat membakar ruh kita, baik di dunia maupun di akhirat, dengan mendekatkan diri kepada Allah dan mencapai makrifat sejati.
Baca juga:
Waspada! Segera Hapus 3 Aplikasi dari HP Android Ini, Bisa Kuras Rekening Anda
Kisah-Kisah Makna Doa:
اَجِرْنا مِنَ النّارِ يا مُجيرُ
Dalam perjalanan ruhani para ahli hakikat, banyak kisah yang menggambarkan bagaimana api neraka tidak hanya terbakar di akhirat, tetapi juga menyala dalam kehidupan dunia sebagai akibat dari keterpisahan seseorang dari Allah. Berikut adalah beberapa kisah yang mencerminkan makna doa ini:
- Kisah Seorang Sufi yang Melihat Api Neraka di Dunia
Dikisahkan dalam perjalanan seorang arif dari kalangan Syiah, ia pernah bermimpi melihat manusia berjalan di dunia tetapi terbakar oleh api yang keluar dari tubuh mereka sendiri. Ketika ia bertanya dalam mimpi kepada seorang malaikat, “Apakah ini api neraka?” Malaikat itu menjawab, “Ini adalah api amarah, kedengkian, dan hawa nafsu mereka sendiri. Api ini akan terus menyala di dunia dan akan menyertai mereka di akhirat.”
→ Kisah ini mengajarkan bahwa api neraka bukan hanya di akhirat, tetapi juga menyala dalam jiwa manusia yang dipenuhi kebencian dan hawa nafsu.
- Imam Ali as dan Tangisan di Malam Hari
Diriwayatkan dalam Nahjul Balaghah, Imam Ali as sering menangis dalam salat malam dan berdoa,”Ya Allah, selamatkan aku dari api neraka.”
Seorang sahabat bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, bagaimana mungkin engkau takut akan neraka, padahal engkau adalah manusia paling bertakwa?” Imam Ali as menjawab, Aku melihat orang-orang yang menganggap neraka itu jauh, padahal ia sangat dekat dengan perbuatan mereka.”
→ Kisah ini menunjukkan bahwa bahkan seorang maksum seperti Imam Ali as tetap memohon perlindungan dari neraka, karena neraka adalah akibat langsung dari perbuatan manusia.
- Kisah Bayazid Bastami: Surga dan Neraka dalam Hati
Bayazid Bastami, seorang arif besar, pernah ditanya oleh seorang murid, “Di mana surga dan neraka itu?”
Ia menjawab, “Surga adalah hati yang dipenuhi cahaya Allah, dan neraka adalah hati yang gelap dari makrifat.”
→ Kisah ini mengajarkan bahwa neraka sejati bukanlah api yang membakar tubuh, tetapi api yang membakar ruh dan menjauhkan seseorang dari Allah.
- Kisah Syekh Bahai dan Pengemis di Masjid Kufah
Suatu hari, Syekh Bahai duduk di Masjid Kufah ketika seorang pengemis datang meminta sedekah. Syekh Bahai berkata, “Mengapa engkau tidak bekerja?”
Pengemis itu menjawab, “Aku tidak mampu, karena seluruh hidupku telah aku habiskan untuk mencari dunia, dan sekarang dunia telah membakarku.”
Syekh Bahai menangis dan berkata, “Engkau telah menciptakan nerakamu sendiri sejak di dunia.”
→ Kisah ini menunjukkan bahwa neraka bukan hanya di akhirat, tetapi juga dalam jiwa yang terbakar oleh kecintaan dunia.
- Imam Ja‘far as-Shadiq dan Api yang Tak Terlihat
Imam Ja‘far as-Shadiq as pernah berkata kepada murid-muridnya,
“Setiap keburukan yang dilakukan manusia akan menjadi api yang membakarnya, tetapi kebanyakan mereka tidak menyadarinya.”
Salah seorang murid bertanya, “Bagaimana kami bisa melihat api itu?” Imam menjawab,
“Dengan hati yang bersih dan mata batin yang terbuka, engkau akan melihat bahwa setiap dosa meninggalkan bekas api di ruh manusia.”
→ Kisah ini mengajarkan bahwa api neraka adalah realitas yang sudah ada dalam perbuatan manusia, hanya saja manusia tidak melihatnya dengan mata zahir.
- Kisah Arif dan Neraka Kezaliman
Seorang arif Syiah bermimpi melihat seorang raja yang terkenal zalim sedang dibakar dalam api. Ia bertanya kepada malaikat, “Mengapa ia dibakar?”
Malaikat menjawab, “Inilah api dari tangisan rakyatnya yang ia dzalimi. Setiap air mata yang mereka teteskan berubah menjadi api baginya di alam barzakh.”
→ Kisah ini menunjukkan bahwa api neraka adalah akibat dari kezaliman yang dilakukan manusia terhadap sesama.
- Kisah Doa Seorang Wali Allah
Diriwayatkan bahwa seorang wali Allah selalu berdoa,
“Ya Allah, jangan masukkan aku ke dalam neraka-Mu.”
Seorang murid bertanya, “Bukankah engkau orang yang selalu dalam kebaikan? Mengapa engkau takut neraka?”
Sang wali menjawab, “Selama aku masih memiliki cinta dunia dan ego, aku belum sepenuhnya selamat dari neraka.”
→ Kisah ini mengajarkan bahwa neraka bukan hanya siksa di akhirat, tetapi kondisi batin yang jauh dari Allah.
- Rasulullah saw dan Tangisan di Tengah Malam
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah saw menangis dalam sujudnya sambil berdoa, “Ya Allah, jauhkan aku dari api neraka.”
Ketika Aisyah bertanya, “Wahai Rasulullah, bukankah engkau sudah dijamin masuk surga?”
Beliau menjawab, “Bagaimana aku bisa tenang, sementara umatku masih terancam oleh api neraka?”
→ Kisah ini menunjukkan bahwa doa meminta perlindungan dari neraka bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk seluruh umat manusia.
Kesimpulan
Dari kisah-kisah di atas, para ahli hakikat Syiah memahami bahwa:
- Neraka bukan hanya di akhirat, tetapi juga ada dalam kehidupan dunia.
- Api neraka bisa berupa amarah, kedengkian, kezaliman, cinta dunia, dan keterpisahan dari Allah.
- Memohon perlindungan dari neraka berarti memohon untuk tetap dalam cahaya makrifat dan jauh dari kegelapan spiritual.
- Kisah Imam Ali as dan Doa Perlindungan dari Neraka
Imam Ali as, meskipun dikenal sebagai orang yang paling dekat dengan Allah dan penuh dengan takwa, selalu memohon perlindungan dari api neraka. Suatu ketika, beliau tengah berdoa dalam kesendirian, dengan suara lembut berkata, “Ya Allah, jauhkan aku dari api neraka-Mu.”
Seorang sahabat yang mendengarnya bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, bukankah engkau sudah dijamin surga?” Imam Ali as menjawab, “Aku takut jika aku terlena dan tidak menjaga hatiku, karena neraka itu sangat dekat dengan manusia yang tergoda oleh hawa nafsu.”
→ Kisah ini mengajarkan kita bahwa meskipun seseorang memiliki kedudukan tinggi dalam agama, perlindungan dari neraka harus selalu dipohonkan, karena ia tidak hanya soal amal, tetapi juga mengenai ketulusan hati dalam menjaga hubungan dengan Allah.
- Kisah Bayazid Bastami dan Api Cinta Dunia
Bayazid Bastami, seorang arif besar, suatu hari berkata, “Aku melihat api neraka, dan aku tahu itu bukan api yang menyala di akhirat, tetapi api cinta dunia.”
Dia melanjutkan, “Setiap kali seseorang terperangkap dalam dunia dan lupa akan akhirat, api itu menyala dalam hatinya.”
Setelah mendengar kata-kata ini, seorang muridnya bertanya, “Bagaimana cara kita menghindari api tersebut?” Bayazid Bastami menjawab, “Dengan meninggalkan kecintaan terhadap dunia dan berfokus pada kehidupan yang abadi, maka api duniawi itu tidak akan menyentuhmu.”
→ Kisah ini mengajarkan kita bahwa doa اَجِرْنا مِنَ النّارِ يا مُجيرُ tidak hanya berkaitan dengan api neraka di akhirat, tetapi juga dengan menjaga hati dari kecintaan berlebihan terhadap dunia yang bisa menjadi “api” yang membakar hati kita.
- Kisah Seorang Arif yang Terlihat Tertimpa Siksaan Neraka
Dikisahkan bahwa seorang arif besar sedang merenung di sebuah masjid. Tiba-tiba, dia melihat sekelompok orang yang sedang disiksa dengan api yang sangat besar. Ia terkejut dan bertanya, “Wahai malaikat, siapakah mereka?”
Malaikat menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang telah jauh dari Allah, yang mengabaikan hakikat kehidupan dan tidak mengenal hakikat batin.”
Arif itu kemudian berdoa, “Ya Allah, lindungi kami dari api tersebut, baik di dunia maupun di akhirat.”
Setelah berdoa, dia kembali bertanya, “Bagaimana agar kami tidak tergelincir ke dalam api itu?”
Malaikat menjawab, “Dengan menyucikan hati, mendekatkan diri kepada Allah, dan mengikuti jalan para nabi dan awliya.”
→ Kisah ini menggambarkan betapa pentingnya menjaga hati dari keburukan yang bisa membimbing kita kepada api neraka, baik dalam dunia ini maupun di akhirat.
- Kisah Pengemis dan Doa Perlindungan dari Api Neraka
Suatu hari, seorang pengemis datang ke rumah seorang wali besar dan meminta sedekah. Wali tersebut memberikan sebagian dari hartanya dan berkata, “Aku mohon agar Allah memberimu perlindungan dari api neraka.”
Pengemis itu terkejut dan bertanya, “Wahai wali, aku hanyalah seorang miskin yang meminta-minta. Mengapa kamu khawatir aku masuk neraka?”
Wali itu menjawab, “Aku khawatir bahwa kesombongan atau rasa iri dalam hatimu akan membawamu ke neraka, meskipun kamu hidup dalam kemiskinan.”
Pengemis itu kemudian menangis dan berkata, “Aku mohon, ya Allah, lindungilah aku dari api neraka.”
→ Kisah ini mengajarkan kita bahwa api neraka bisa muncul dalam bentuk kesombongan atau penyakit hati lainnya, yang tidak tergantung pada status sosial seseorang, tetapi pada keadaan hati yang harus senantiasa dijaga.
Kesimpulan
Doa اَجِرْنا مِنَ النّارِ يا مُجيرُ
bukan hanya memohon perlindungan dari api neraka fisik, tetapi juga dari “api” dalam hati kita, yang bisa menyala akibat hawa nafsu, kesombongan, kecintaan dunia, dan kekerasan hati. Doa ini mengingatkan kita untuk selalu menjaga hubungan dengan Allah dan senantiasa memohon perlindungan dari segala bentuk kesesatan yang dapat membawa kita jauh dari-Nya.
Doa اَجِرْنا مِنَ النّارِ يا مُجيرُ
bukan sekadar permohonan agar tidak masuk ke neraka fisik, tetapi juga permohonan agar hati kita tidak terbakar oleh api dunia yang menjauhkan kita dari Allah.
Manfaat Doa اَجِرْنا مِنَ النّارِ يا مُجيرُ
Doa اَجِرْنا مِنَ النّارِ يا مُجيرُ memiliki banyak manfaat yang sangat mendalam, baik dalam konteks spiritual maupun duniawi. Doa ini dipanjatkan untuk memohon perlindungan dari segala bentuk api neraka, yang dalam pandangan dan ahli hakikat, bukan hanya meliputi neraka fisik di akhirat, tetapi juga neraka batin yang bisa menghinggapi diri kita jika terperangkap dalam ego, hawa nafsu, atau dosa.
Manfaat Doa اَجِرْنا مِنَ النّارِ يا مُجيرُ:
- Perlindungan dari Api Neraka Fisik dan Batin
- Perlindungan dari siksaan api neraka akhirat: Doa ini memohon perlindungan Allah dari siksaan api neraka yang nyata di akhirat, sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an.
- Perlindungan dari api ego, amarah, dan hawa nafsu: Dalam perspektif ahli hakikat, api neraka juga bisa berarti api batin yang membakar hati karena kesombongan, kedengkian, atau hawa nafsu. Doa ini membersihkan hati dari segala api negatif yang menghalangi kita mendekat kepada Allah.
- Penyucian Jiwa dan Penguatan Spiritual
- Membersihkan hati dari sifat tercela: Doa ini membantu dalam proses penyucian jiwa dari sifat-sifat buruk seperti keserakahan, iri hati, dan keegoisan, yang dapat mengarah pada kesengsaraan batin.
- Meningkatkan ketakwaan: Dengan memohon perlindungan dari neraka, kita diingatkan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan ketakwaan, yang berfungsi sebagai pelindung utama dari api neraka.
- Pembuka Pintu Rahmat dan Kasih Sayang Allah
- Rahmat Allah: Dengan memohon perlindungan melalui doa ini, kita membuka pintu rahmat dan kasih sayang Allah yang akan menghindarkan kita dari hukuman-Nya.
- Kesadaran akan kebesaran Allah: Doa ini juga menumbuhkan kesadaran diri akan kekuasaan Allah, yang mengingatkan kita bahwa hanya Dia yang bisa menyelamatkan kita dari segala bahaya, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
- Menjaga Kehidupan Dunia dan Akhirat
- Keselamatan dunia dan akhirat: Doa ini adalah permohonan agar kita selamat bukan hanya dari api neraka di akhirat, tetapi juga dari segala keburukan dan kezaliman di dunia yang bisa menjadi api dalam kehidupan kita.
- Menghindarkan dari siksa duniawi: Siksa duniawi yang dimaksud bisa berupa penderitaan spiritual, seperti kebingungan dan keterpisahan dari Allah akibat dosa dan kesalahan.
- Mendekatkan Diri kepada Allah
- Meningkatkan makrifat kepada Allah: Doa ini memohon perlindungan dari segala bentuk api, yang dalam dimensi hakikat, dapat diartikan sebagai penutupan hati dari makrifat Allah. Dengan berdoa, seseorang semakin sadar akan pentingnya menjaga hubungan yang dekat dengan Sang Pencipta.
Doa ini adalah permohonan agar kita dijauhkan dari segala bentuk azab, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam berbagai riwayat, doa ini dikatakan sangat kuat dan memiliki kekuatan luar biasa untuk memohon keselamatan dari Allah, terutama saat kita menghadapi ujian hidup yang berat atau dalam keadaan terpuruk akibat dosa.
Cara Mengamalkan Doa Ini:
- Baca dengan niat yang tulus: Ketika membaca doa ini, kita harus menghadap Allah dengan niat yang tulus dan penuh harap agar Dia menyelamatkan kita dari segala bentuk kesulitan dan siksaan.
- Setiap waktu: Doa ini bisa dibaca setiap saat, terutama pada waktu-waktu tertentu seperti malam hari, setelah salat, atau dalam keadaan berdoa untuk keselamatan dan perlindungan Allah.
- Dalam keadaan khusyuk: Sebaiknya doa ini dibaca dalam keadaan hati yang khusyuk dan penuh rasa takut akan kebesaran Allah, dengan memahami makna mendalam dari permohonan tersebut.
Kesimpulan
Doa اَجِرْنا مِنَ النّارِ يا مُجيرُ
memiliki manfaat yang besar dalam melindungi diri kita dari segala bentuk api—baik api fisik neraka di akhirat maupun api batin yang membakar hati dan jiwa. Dengan mengamalkan doa ini, kita memohon perlindungan dari Allah, membersihkan hati, dan memperkuat hubungan spiritual kita dengan-Nya, agar selalu berada dalam rahmat dan kasih sayang-Nya.
- Menumbuhkan Kesadaran akan Akhirat
Doa ini mengingatkan kita akan kehidupan akhirat yang kekal dan mengajak kita untuk merenung tentang akibat dari setiap perbuatan di dunia. Dengan memohon perlindungan dari neraka, kita diberi kesadaran akan pentingnya beramal saleh dan menjalani hidup dengan penuh kesadaran akan kehidupan setelah mati.
- Melindungi dari Dosa Besar dan Kecil
Doa ini juga berfungsi sebagai pelindung dari dosa-dosa yang bisa menjadi jalan menuju neraka. Dosa, baik yang besar maupun yang kecil, dapat mengumpulkan “api” dalam jiwa kita. Dengan terus berdoa dan memohon perlindungan dari neraka, kita dijauhkan dari godaan untuk berbuat dosa.
- Meningkatkan Rasa Syukur
Ketika kita mengingat permohonan kita agar dilindungi dari neraka, hal ini meningkatkan rasa syukur kita kepada Allah. Kesadaran akan rahmat Allah yang begitu besar membuat kita lebih menghargai nikmat hidup, kesehatan, dan segala pemberian-Nya, serta berusaha untuk selalu bersyukur.
- Membangun Kewaspadaan Spiritual
Doa ini mengajarkan kita untuk selalu waspada terhadap godaan-godaan yang bisa membawa kita lebih jauh dari Allah. Ini bukan hanya tentang perlindungan dari api neraka, tetapi juga perlindungan dari berbagai godaan duniawi yang bisa membuat kita terjebak dalam kesenangan dunia yang menyesatkan.
- Menguatkan Hati dalam Menghadapi Ujian Hidup
Dalam menghadapi berbagai cobaan hidup, doa ini memberikan ketenangan dan kekuatan. Memohon perlindungan dari neraka membantu kita tetap teguh dan sabar dalam menghadapi ujian-ujian dunia, karena kita tahu bahwa hidup ini adalah jalan menuju keselamatan jika kita tetap berada dalam tuntunan Allah.
*Penulis adalah Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran
Comments (0)
There are no comments yet