Makna ‘Para Rasul pun Didustakan (Bagian Terakhir)

Supa Athana - Entertainment
08 March 2025 21:26
Pendustaan terhadap Rasul Adalah Penolakan terhadap Hakikat Insan Kamil

Oleh: Muhammad Taufiq Ali Yahya*
Makna QS. Al-An’am: 34 menurut perspektif ahli hakikat Syiah:

  1. Pendustaan terhadap Rasul Adalah Hijab dari Cahaya Ilahi

Dalam hakikat, para rasul bukan sekadar manusia biasa, tetapi manifestasi dari cahaya Ilahi di dunia. Mereka yang mendustakan para rasul sebenarnya telah terhijab dari cahaya Allah karena dominasi hawa nafsu dan kesombongan.

➡️ “Mereka yang menolak kebenaran nabi, sesungguhnya menolak manifestasi Allah dalam bentuk insan kamil.” (Sayyid Haidar Amuli)

 

  1. Kesabaran Para Rasul Adalah Tajalli Sifat Al-Shabur (Maha Penyabar)

Kesabaran para nabi bukan sekadar keutamaan moral, tetapi manifestasi dari salah satu Asma’ul Husna, yaitu As-Shabur (Maha Penyabar). Rasulullah ﷺ adalah cermin sempurna dari sifat ini.

➡️ “Orang yang bersabar bukan karena menahan diri, tetapi karena ia telah menyaksikan bahwa segala sesuatu berasal dari Allah.” (Allamah Thabathabai)

 

  1. Kesabaran Adalah Tanda Ma’rifat Tertinggi

Ahli hakikat melihat bahwa kesabaran adalah tanda bahwa seseorang telah mencapai makrifat tertinggi, karena ia memahami bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan kembali kepada-Nya.

➡️ “Seseorang yang melihat hakikat wujud tidak akan pernah terguncang oleh penolakan manusia.” (Syekh An-Nurbakhsh)

 

  1. Sunnatullah: Setiap Insan Kamil Akan Menghadapi Cobaan

Dalam hakikat, dunia adalah tempat ujian. Semakin tinggi derajat seseorang, semakin berat ujiannya. Para nabi adalah insan kamil, sehingga cobaan mereka pun lebih besar.

➡️ “Ujian yang besar adalah tanda kedekatan seseorang dengan Allah.” (Syekh Al-Kashani)

 

  1. Janji Allah Tidak Berubah, Karena Hakikat Wujud-Nya Tetap

Bagian “وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ” (Tidak ada yang dapat mengubah ketetapan Allah) menunjukkan bahwa Allah adalah Wujud Mutlak yang tidak mengalami perubahan, begitu pula janji-Nya.

➡️ “Segala sesuatu yang berasal dari hakikat Ilahi tidak akan berubah, karena Allah adalah al-Haqq (Yang Maha Benar).” (Mulla Sadra)

 

  1. Pendustaan terhadap Rasul Adalah Penolakan terhadap Hakikat Insan Kamil

Dalam tasawuf hakikat, para nabi dan Imam Ahlul Bait adalah manifestasi dari Insan Kamil, yang merupakan tajalli Ilahi di dunia.

➡️ “Menolak nabi berarti menolak cermin ketuhanan yang paling sempurna.” (Ibnu Arabi)

 

  1. Dunia Adalah Fatamorgana, Ujian Adalah Realitas

Para ahli hakikat memahami bahwa dunia hanya sementara dan bersifat ilusi, sementara cobaan dan kesabaran adalah bagian dari realitas menuju keabadian.

➡️ “Orang yang mengejar dunia akan kecewa, tetapi mereka yang memahami hakikat ujian akan mencapai kedekatan dengan Allah.” (Sayyid Haidar Amuli)

 

  1. Pertolongan Allah Adalah Tajalli Asma’ Al-Qahhar (Yang Maha Perkasa)

Bagian “حَتَّىٰ أَتَاهُمْ نَصْرُنَا” (hingga datang pertolongan Kami) menunjukkan bahwa pertolongan Allah adalah manifestasi dari asma’ Al-Qahhar, yang mengalahkan kebatilan dan menegakkan kebenaran.

➡️ “Ketika kebenaran tampak, kebatilan lenyap dengan sendirinya, karena ia tidak memiliki hakikat yang nyata.” (Mulla Sadra)

 

  1. Kesabaran Imam Ali (as) adalah Tafsir Hakiki dari Ayat Ini

Dalam hakikat Syiah, kesabaran Imam Ali (as) setelah wafatnya Rasulullah ﷺ adalah refleksi dari kesabaran para nabi sebelumnya.

➡️ “Ali bersabar bukan karena lemahnya kekuatan, tetapi karena kuatnya makrifat dan cintanya kepada Allah.” (Sayyid Haidar Amuli)

 

  1. Kemenangan Sejati Ada dalam Fana Fillah

Ahli hakikat melihat bahwa kemenangan yang sejati bukan dalam bentuk kemenangan duniawi, tetapi dalam penyatuan dengan Allah (fana fillah).

➡️ “Kemenangan sejati bukan saat manusia menang di dunia, tetapi saat ruh kembali kepada Allah dengan kesempurnaan makrifat.” (Ibnu Athoillah As-Sakandari)

 

Kesimpulan

Ahli hakikat Syiah memahami ayat ini sebagai:

✅ Pendustaan terhadap rasul adalah hijab dari cahaya Ilahi.

✅ Kesabaran adalah manifestasi dari sifat Allah.

✅ Para nabi adalah Insan Kamil yang menjadi cermin ketuhanan.

✅ Pertolongan Allah datang sebagai manifestasi dari Al-Qahhar.

✅ Kemenangan sejati adalah fana dalam Allah.

 

Makna ini mengajarkan bahwa hanya mereka yang memiliki makrifat sejati yang bisa memahami hikmah di balik ujian, dan kesabaran adalah tanda dari mereka yang telah mencapai hakikat tertinggi.

 

Cerita dan kisah yang berkaitan dengan QS. Al-An’am: 34:

 

  1. Kesabaran Nabi Muhammad ﷺ Menghadapi Pendustaan Kaumnya

Ketika Rasulullah ﷺ pertama kali menyampaikan dakwah Islam secara terbuka, kaum Quraisy menentang dan mendustakannya. Mereka menuduh beliau sebagai penyihir, pendusta, bahkan orang gila. Rasulullah ﷺ tetap bersabar, meskipun beliau mengalami berbagai ujian berat, seperti:

  • Dilempari batu di Thaif hingga berdarah
  • Dicaci dan dilempari kotoran ketika shalat di Ka’bah
  • Diboikot secara sosial dan ekonomi di Syi’ib Abu Thalib selama 3 tahun

 

Namun, beliau tetap bersabar karena memahami bahwa cobaan ini adalah bagian dari sunnatullah bagi para nabi sebelumnya, sebagaimana disebutkan dalam ayat ini:

              “Rasul-rasul sebelum engkau pun telah didustakan, tetapi mereka bersabar atas pendustaan dan gangguan yang menimpa mereka, hingga datang pertolongan Kami.” (QS. Al-An’am: 34)

 

Akhirnya, Allah menolong Rasulullah ﷺ dengan membukakan hati banyak orang untuk Islam, hingga beliau berhasil menegakkan agama-Nya.

🔹 Hikmah Hakikat:

👉 Kesabaran adalah tanda makrifat sejati. Rasulullah ﷺ tidak marah atau membalas dendam, karena beliau melihat segala sesuatu sebagai bagian dari ketetapan Allah.

 

  1. Imam Ali (as): Kesabaran Setelah Wafatnya Rasulullah ﷺ

Setelah Rasulullah ﷺ wafat, Imam Ali (as) mengalami pendustaan dan penolakan dari banyak orang yang sebelumnya mengaku setia kepada beliau. Haknya sebagai pemimpin umat diambil, dan beliau harus bersabar menghadapi fitnah serta pengkhianatan.

 

Imam Ali (as) berkata:

              “Aku bersabar meskipun ada duri di mataku dan tulang di tenggorokanku.” (Nahj al-Balaghah)

 

Namun, meskipun mengalami berbagai ujian, Imam Ali (as) tetap bersabar dan tidak memberontak karena beliau memahami bahwa pertolongan Allah akan datang pada waktu yang telah ditentukan.

 

Akhirnya, ketika umat Islam mulai memahami kesalahan mereka, mereka kembali kepada Imam Ali (as) dan mengangkatnya sebagai khalifah yang sah.

🔹 Hikmah Hakikat:

👉 Kesabaran Imam Ali (as) adalah manifestasi dari makrifatnya kepada Allah. Beliau tidak terburu-buru menuntut haknya karena memahami bahwa segala sesuatu berjalan sesuai ketetapan Ilahi.

 

  1. Kesabaran Nabi Nuh (as) Menghadapi Pendustaan Kaumnya

Nabi Nuh (as) berdakwah selama 950 tahun, tetapi hanya segelintir orang yang beriman kepadanya. Kaumnya mendustakannya, mengejeknya, bahkan menyakitinya. Namun, beliau tetap sabar, karena memahami bahwa pertolongan Allah pasti akan datang.

 

Akhirnya, ketika perintah Allah datang, banjir besar menghancurkan orang-orang yang mendustakan nabi dan menyelamatkan orang-orang yang beriman.

🔹 Hikmah Hakikat:

👉 Kesabaran adalah kunci kemenangan. Nabi Nuh (as) tidak terburu-buru meminta azab bagi kaumnya, tetapi menunggu hingga keputusan Allah datang.

 

  1. Sayyidah Zainab (as): Kesabaran di Karbala

Setelah tragedi Karbala, Sayyidah Zainab (as) menyaksikan saudaranya, Imam Husain (as), dibantai bersama keluarganya. Namun, meskipun mengalami penderitaan yang luar biasa, beliau tetap sabar dan bahkan berkata:

              “Aku tidak melihat apa pun kecuali keindahan.”

Beliau tidak melihat tragedi Karbala sebagai kekalahan, tetapi sebagai bagian dari ketetapan Allah. Kesabarannya adalah bukti makrifatnya yang tinggi.

🔹 Hikmah Hakikat:

👉 Kesabaran bukan hanya menahan diri, tetapi juga menerima ketetapan Allah dengan hati yang tenang dan penuh makrifat.

 

  1. Kisah Abu Dzar Al-Ghifari: Kesabaran dalam Pendustaan

Abu Dzar Al-Ghifari adalah sahabat Rasulullah ﷺ yang terkenal karena keteguhannya dalam membela keadilan. Namun, setelah wafatnya Rasulullah ﷺ, ia difitnah, dituduh sebagai pemberontak, dan akhirnya diasingkan ke padang pasir.

Meskipun mengalami penderitaan yang luar biasa, Abu Dzar tetap bersabar dan tidak goyah dalam keyakinannya.

Ketika seseorang bertanya kepadanya, “Mengapa engkau tetap bertahan dalam penderitaan ini?” Abu Dzar menjawab:

              “Karena aku tahu bahwa Allah telah menetapkan ini untukku, dan aku yakin bahwa pertolongan-Nya akan datang.”

🔹 Hikmah Hakikat:

👉 Orang yang memiliki makrifat kepada Allah tidak akan pernah putus asa, karena ia memahami bahwa segala sesuatu adalah bagian dari rencana Ilahi.

 

Kesimpulan dari Kisah-Kisah Ini

✅ Kesabaran adalah tanda makrifat sejati.

✅ Pendustaan terhadap orang-orang suci adalah sunnatullah.

✅ Pertolongan Allah datang pada waktu yang telah ditentukan.

✅ Orang yang mengenal hakikat tidak akan terguncang oleh ujian dunia.

Image of Garden of Gethsemane painting

📌 Pelajaran utama:

Orang yang mencapai hakikat makrifat tidak akan tergoncang oleh penderitaan duniawi, karena mereka melihat segalanya sebagai manifestasi dari ketetapan Allah.

 

Kisah yang berkaitan dengan QS. Al-An’am: 34 dalam perspektif hakikat Syiah:

 

  1. Kesabaran Nabi Ibrahim (as) Menghadapi Pendustaan Kaumnya

Nabi Ibrahim (as) menyeru kaumnya untuk menyembah Allah, tetapi mereka justru mendustakannya dan ingin membunuhnya. Raja Namrud memerintahkan agar Ibrahim dibakar hidup-hidup.

Namun, karena kesabaran dan keyakinannya yang sempurna kepada Allah, beliau tetap tenang. Saat dilempar ke dalam api, beliau hanya berkata:

              “Cukuplah Allah bagiku, Dia adalah sebaik-baik pelindung.”

Allah pun menjadikan api itu dingin dan menyelamatkannya.

🔹 Hikmah Hakikat:

👉 Ketika seseorang telah mencapai makrifat sejati, ia tidak akan takut kepada makhluk, karena ia hanya melihat Allah sebagai sumber segala kekuatan.

 

  1. Nabi Musa (as) dan Kesabarannya Menghadapi Fir’aun

Fir’aun mendustakan Nabi Musa (as) dan menganggap dirinya sebagai Tuhan. Bahkan, Fir’aun membunuh bayi laki-laki Bani Israil agar Musa tidak bisa melawan kekuasaannya.

 

Namun, Nabi Musa tetap bersabar dan percaya kepada janji Allah. Ketika dikejar oleh pasukan Fir’aun di tepi Laut Merah, Allah membuka jalan baginya dan menenggelamkan Fir’aun.

🔹 Hikmah Hakikat:

👉 Kesabaran membawa kemenangan, karena hakikat pertolongan Allah bukan tentang waktu, tetapi tentang kesiapan hati manusia untuk menerimanya.

 

  1. Kesabaran Imam Hasan (as) Menghadapi Pengkhianatan

Imam Hasan (as) mengalami banyak pengkhianatan dari pengikutnya sendiri. Orang-orang yang mengaku setia kepadanya justru menjual kesetiaan mereka kepada Muawiyah.

 

Meskipun memiliki kekuatan untuk berperang, Imam Hasan memilih perdamaian karena beliau memahami bahwa kemenangan sejati bukan dalam perang fisik, tetapi dalam menjaga hakikat agama.

 

Beliau berkata:

              “Dunia ini hanyalah perjalanan. Kemenangan sejati adalah kembali kepada Allah dalam keadaan ridha dan diridhai.”

🔹 Hikmah Hakikat:

👉 Seorang arif tidak terjebak dalam kemenangan duniawi, tetapi melihat kemenangan sebagai penyatuan dengan kehendak Ilahi.

 

  1. Kesabaran Salman Al-Farisi Mencari Kebenaran

Salman Al-Farisi berasal dari Persia dan tumbuh sebagai penyembah api. Namun, hatinya selalu merasa bahwa ada kebenaran yang lebih tinggi.

Ia berkelana selama bertahun-tahun mencari agama yang benar, hingga akhirnya bertemu dengan Rasulullah ﷺ dan mengenal Islam.

Namun, sebelum itu, ia mengalami banyak penderitaan:

  • Dijual sebagai budak
  • Dikhianati oleh orang yang berjanji membawanya ke kebenaran
  • Dihina karena bukan keturunan Arab

Tapi Salman tetap bersabar, hingga akhirnya Allah membimbingnya kepada Rasulullah ﷺ dan ia menjadi salah satu sahabat paling mulia.

🔹 Hikmah Hakikat:

👉 Kebenaran hanya bisa ditemukan oleh mereka yang bersabar dan mau berjuang meninggalkan kebatilan.

 

  1. Kesabaran Imam Sajjad (as) dalam Tragedi Karbala

Setelah tragedi Karbala, Imam Sajjad (as) menjadi satu-satunya pewaris Ahlul Bait yang selamat.

Beliau menyaksikan ayahnya, Imam Husain (as), serta saudara dan sahabatnya dibantai di Padang Karbala. Namun, beliau tidak memberontak secara fisik, melainkan dengan doa dan kesabaran spiritual.

Baca juga:
Gempa Jepang, Korban Tewas Terus Bertambah

Beliau berkata dalam Munajat Asy-Syakirin:

              “Ya Allah, Engkau tahu bahwa aku tidak bersabar karena kelemahan, tetapi karena aku percaya kepada ketetapan-Mu.”

Kesabaran Imam Sajjad (as) membuat Islam tetap terjaga, meskipun Yazid berusaha menghancurkannya.

🔹 Hikmah Hakikat:

👉 Seorang arif tidak melihat ujian sebagai penderitaan, tetapi sebagai jalan menuju kesempurnaan ruhani.

✅ Allah selalu menolong hamba-Nya yang bersabar, tetapi pertolongan itu datang pada waktu yang terbaik menurut-Nya.

✅ Kesabaran sejati bukan hanya menahan diri, tetapi juga memahami bahwa segala sesuatu berasal dari Allah.

✅ Mereka yang mencapai hakikat akan melihat penderitaan sebagai jalan menuju kesempurnaan ruhani.

✅ Pendustaan terhadap orang-orang suci adalah ujian yang akan membuktikan siapa yang memiliki makrifat sejati.

📌 Pelajaran utama:

Kisah-kisah ini mengajarkan bahwa hanya mereka yang memiliki makrifat sejati yang bisa bertahan dalam ujian dan merasakan pertolongan Ilahi yang hakiki.

 

Manfaat dari QS. Al-An’am: 34 dan Maknanya

 

Surah Al-An’am ayat 34 mengajarkan tentang kesabaran para nabi dalam menghadapi pendustaan dan gangguan, serta janji pertolongan Allah bagi mereka yang bertahan. Dari perspektif hakikat dan makrifat, ayat ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan spiritual dan duniawi.

1️⃣ Menumbuhkan Kesabaran dalam Ujian

  • Ayat ini mengajarkan bahwa setiap orang yang berjalan di jalan kebenaran pasti akan menghadapi ujian.
  • Dengan memahami bahwa para nabi pun diuji, seseorang akan lebih tabah dan tidak mudah putus asa.

2️⃣ Menguatkan Keyakinan pada Janji Allah

  • “Hingga datang pertolongan Kami.” → Menunjukkan bahwa pertolongan Allah pasti akan datang bagi mereka yang bersabar.
  • Orang yang memahami ini tidak akan merasa sendirian dalam menghadapi kesulitan.

3️⃣ Membantu Menghindari Keputusasaan

  • Banyak orang merasa putus asa ketika menghadapi kegagalan.
  • Ayat ini mengajarkan bahwa kesabaran adalah kunci kesuksesan, sebagaimana para rasul berhasil melewati ujian mereka.

4️⃣ Menguatkan Hati dalam Dakwah dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar

  • Rasul-rasul tetap berdakwah meskipun ditolak.
  • Seorang mukmin yang membaca ayat ini akan lebih teguh dalam menyeru kebaikan, tanpa takut dicela atau ditolak.

5️⃣ Mengajarkan Tawakal kepada Allah

‎              •            “وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ” → Tidak ada yang bisa mengubah ketetapan Allah.

  • Ayat ini mengajarkan kepercayaan penuh kepada Allah dan tidak takut kepada manusia.

6️⃣ Menjadikan Seseorang Lebih Tenang dalam Hidup

  • Ketika seseorang yakin bahwa segala sesuatu terjadi sesuai ketetapan Allah, ia akan lebih tenang dan tidak mudah stres.
  • Ia akan melihat setiap cobaan sebagai bagian dari rencana Ilahi.

7️⃣ Mengajarkan Bahwa Ujian Adalah Tanda Kasih Sayang Allah

  • Para nabi diuji bukan karena Allah membenci mereka, tetapi karena Allah ingin meninggikan derajat mereka.
  • Orang yang memahami ini akan melihat ujian sebagai bentuk cinta Ilahi, bukan hukuman.

8️⃣ Mengajarkan Kesabaran dalam Menghadapi Fitnah dan Kedzaliman

  • Dalam kehidupan, kita sering menghadapi orang yang berbuat zalim.
  • Ayat ini mengajarkan bahwa kesabaran adalah jalan terbaik, karena Allah pasti akan memberikan keadilan.

9️⃣ Membantu Seseorang Tetap Berpegang pada Kebenaran

  • Banyak orang meninggalkan kebenaran karena takut menghadapi rintangan.
  • Ayat ini mengingatkan bahwa kebenaran selalu diuji, tetapi pertolongan Allah akan datang bagi mereka yang tetap teguh.

🔟 Meningkatkan Kualitas Doa dan Hubungan dengan Allah

  • Mereka yang memahami makna ayat ini akan lebih khusyuk dalam berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah.
  • Ia akan yakin bahwa Allah mendengar dan akan menolongnya pada waktu yang terbaik.

 

Doa Berdasarkan Makna QS. Al-An’am: 34

‎اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ الصَّابِرِينَ كَمَا صَبَرَ أَنْبِيَاؤُكَ، وَارْزُقْنِي الْيَقِينَ بِوَعْدِكَ، وَثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى الْحَقِّ، وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَوَكِّلِينَ عَلَيْكَ، وَأَرِنِي نُصْرَتَكَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.

Transliterasi Latin:

Allāhummaj‘alnī minaṣ-ṣābirīn kamā ṣabara anbiyā’uka, warzuqnīl-yaqīna bi wa‘dika, wa ṯabbit qalbī ‘alal-ḥaqqi, waj‘alnī minal-mutawakkilīna ‘alayka, wa arinī nuṣrataka fid-dunyā wal-ākhirah, yā arḥamar-rāḥimīn.

“Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang sabar sebagaimana sabarnya para nabi-Mu. Anugerahkanlah kepadaku keyakinan akan janji-Mu, teguhkanlah hatiku di atas kebenaran, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertawakal kepada-Mu. Tunjukkanlah kepadaku pertolongan-Mu di dunia dan akhirat. Wahai Dzat yang Maha Pengasih di antara yang mengasihi.”

📌 Kesimpulan:

✔ QS. Al-An’am: 34 adalah ayat tentang kesabaran dan keyakinan pada pertolongan Allah.

✔ Siapa yang bersabar seperti para nabi, ia akan mendapatkan kemenangan hakiki.

✔ Doa yang lahir dari makna ayat ini akan memperkuat jiwa dan membawa ketenangan batin.

 

Doa dalam Menghadapi Kebohongan dan Fitnah

‎اللَّهُمَّ أَرِنِي الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنِي اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنِي الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنِي اجْتِنَابَهُ، وَحَصِّنِّي مِنْ كُلِّ كَذِبٍ وَبُهْتَانٍ، وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا، وَادْفَعْ عَنِّي مَكْرَ الْمَاكِرِينَ وَكَذِبَ الْكَاذِبِينَ، يَا حَقُّ يَا مُبِينُ!

Allāhumma arinīl-ḥaqqa ḥaqqan warzuqnī ittibā‘ah, wa arinīl-bāṭila bāṭilan warzuqnī ijtinābah, wa ḥaṣṣinnī min kulli kadhibin wa buhtān, waj‘al lī min ladunka sulṭānan naṣīrā, wadfa‘ ‘annī makral-mākirīn wa kadhibal-kādhibīn, yā Ḥaqq yā Mubīn!

“Ya Allah, perlihatkanlah kepadaku kebenaran sebagai kebenaran dan berilah aku kekuatan untuk mengikutinya. Perlihatkanlah kepadaku kebatilan sebagai kebatilan dan berilah aku kemampuan untuk menjauhinya. Lindungilah aku dari segala kebohongan dan fitnah. Anugerahkanlah kepadaku pertolongan dari sisi-Mu, dan jauhkanlah aku dari tipu daya para pendusta dan makar orang-orang zalim. Wahai Tuhan Yang Maha Benar dan Maha Nyata!”

 

📌 Doa ini bermanfaat untuk:

✔ Memohon keteguhan dalam melihat dan mengikuti kebenaran

✔ Melindungi diri dari fitnah dan kebohongan

✔ Memohon pertolongan Allah dalam menghadapi orang-orang yang suka berdusta

✔ Menjaga hati agar tetap lurus dan tidak terpengaruh oleh kebohongan

 

Doa Memohon Kebenaran dari Ahlul Bayt

Berikut adalah doa dari Imam Ali Zainal Abidin (as) dalam Sahifah Sajjadiyah, di mana beliau memohon kepada Allah agar diberikan hidayah kepada kebenaran dan keteguhan dalam mengikutinya.

‎*اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ، وَأَلْهِمْنِي مَعْرِفَةَ مَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ، وَأَوْفِقْنِي لِلزُومِ مَا تَوَافَقَ عَلَيْهِ مِنْهُ، وَاجْعَلْنِي مِنْ أَهْلِ الْحَقِّ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَهْتَدُونَ إِلَيْهِ، وَاجْنُبْنِي الشَّكَّ وَالرَّيْبَ فِيهِ، وَأَخْرِجْنِي مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَثَبِّتْنِي عَلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيمِ، وَلاَ تُزِغْ قَلْبِي بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنِي، وَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.

Allāhumma ṣalli ‘alā Muḥammad wa ālih, wa alhimnī ma‘rifata mā ikhtalafū fīhi minal-ḥaqqi bi idhnik, wa waffiqnī liluzūmi mā tawāfaqa ‘alayhi minhu, waj‘alnī min ahlil-ḥaqqi alladhīna yu’minūna bihi wa yahtadūna ilayhi, wa ajnubnī asy-syak wa ar-rayba fīhi, wa akhrijnī minaẓ-ẓulumāti ilan-nūr, wa ṯabbitnī ‘alaṣ-ṣirāṭil-mustaqīm, wa lā tuzig qalbī ba‘da idh hadaytanī, wahab lī min ladunka raḥmah, innaka Antal-Wahhāb.

 

“Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarganya. Ilhamkanlah kepadaku pengetahuan tentang kebenaran dalam perkara yang mereka perselisihkan, dengan izin-Mu. Berilah aku taufik untuk tetap berpegang pada kebenaran yang mereka sepakati. Jadikanlah aku termasuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran dan mendapatkan petunjuk kepadanya. Jauhkanlah aku dari keraguan dan kebimbangan terhadapnya. Keluarkanlah aku dari kegelapan menuju cahaya. Tetapkanlah aku di atas jalan yang lurus. Janganlah Engkau belokkan hatiku setelah Engkau memberiku petunjuk. Anugerahkanlah kepadaku rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemberi.”

 

📌 Manfaat Doa Ini:

✔ Memohon ilmu dan pemahaman yang benar tentang kebenaran

✔ Menjauhkan diri dari kesesatan dan kebimbangan

✔ Memohon keteguhan dalam mengikuti jalan yang lurus

✔ Mendapatkan cahaya petunjuk dan hidayah dari Allah

✔ Menjadi bagian dari orang-orang yang benar dan beriman dengan teguh

 

Doa ini sangat dianjurkan dibaca bagi mereka yang ingin mencari kebenaran sejati dan tetap teguh dalam mengikuti jalan Ahlul Bayt (as).

 

Doa Memohon Kebenaran dari Sayyidah Fāṭimah az-Zahrā (as)

 

Diriwayatkan bahwa Sayyidah Fāṭimah az-Zahrā (as) sering memanjatkan doa kepada Allah untuk memohon keteguhan dalam kebenaran dan perlindungan dari kesesatan. Salah satu doa yang dikaitkan dengan beliau adalah:

 

‎*اللَّهُمَّ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، اجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ الْحَقِّ، وَثَبِّتْ قُلُوبَنَا عَلَى دِينِكَ، وَاهْدِنَا إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيمِ، وَنَوِّرْ بَصَائِرَنَا بِنُورِكَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الصَّابِرِينَ فِي الْبَلَاءِ، وَالشَّاكِرِينَ فِي النِّعْمَاءِ، وَالرَّاضِينَ بِقَضَائِكَ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.

 

Allāhumma bihaqqi Muḥammad wa āli Muḥammad, ij‘alnā min ahlil-ḥaqq, wa ṯabbit qulūbanā ‘alā dīnik, wa-hdinā ilā ṣirāṭik al-mustaqīm, wa nawwir baṣā’irānā binūrik, waj‘alnā minaṣ-ṣābirīn fil-balā’, wa asy-syākirīn fin-ni‘mā’, war-rāḍīn biqaḍā’ik, yā Arḥamar-Rāḥimīn.

 

“Ya Allah, demi hak Muhammad dan keluarga Muhammad, jadikanlah kami termasuk golongan orang-orang yang berada dalam kebenaran. Teguhkanlah hati kami di atas agama-Mu. Tunjukkanlah kami ke jalan-Mu yang lurus. Terangkanlah mata batin kami dengan cahaya-Mu. Jadikanlah kami termasuk orang-orang yang sabar dalam cobaan, bersyukur dalam kenikmatan, dan ridha terhadap ketetapan-Mu. Wahai Dzat Yang Maha Pengasih di antara para pengasih!”

 

📌 Keutamaan dan Manfaat Doa Ini:

✔ Memohon keteguhan hati dalam agama yang benar

✔ Mendapatkan petunjuk ke jalan yang lurus

✔ Meminta cahaya ilmu dan hikmah dalam memahami kebenaran

✔ Melatih kesabaran dalam menghadapi ujian hidup

✔ Meningkatkan rasa syukur atas nikmat Allah

✔ Membantu mencapai tingkat keikhlasan dan ridha terhadap takdir-Nya

 

Doa ini mencerminkan ketakwaan, keteguhan hati, dan kecintaan Sayyidah Fāṭimah (as) kepada Allah serta kepasrahan total kepada-Nya, yang bisa menjadi teladan bagi semua pencari kebenaran.

Image of باغ جتسیمانی

Doa Memohon Kebenaran dari Imam Ali (as)

Salah satu doa yang diriwayatkan dari Imam Ali (as) untuk memohon kebenaran, keteguhan hati, dan perlindungan dari kesesatan adalah sebagai berikut:

 

‎*اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِمَجْدِكَ الْأَعْلَى، وَنُورِ وَجْهِكَ الْأَسْنَى، أَنْ تَهْدِيَنِي إِلَى الْحَقِّ وَالثَّبَاتِ عَلَيْهِ، وَتُبَصِّرَنِي بِطَرِيقِ الرَّشَادِ، وَتُنَوِّرَ قَلْبِي بِنُورِ مَعْرِفَتِكَ، وَتَجْعَلَنِي مِنَ الْمُتَوَكِّلِينَ عَلَيْكَ، وَالرَّاضِينَ بِقَضَائِكَ، وَالصَّابِرِينَ عَلَى بَلَائِكَ، وَأَنْ تَكْشِفَ عَنِّي غِشَاوَةَ الضَّلَالِ، وَتُقَوِّيَنِي فِي دِينِكَ، يَا نُورُ يَا هَادِي!

 

_Allāhumma innī as’aluka bimagdika al-a‘lā, wa nūri wajhika al-asnā, an tahdiyanī ilal-ḥaqq waṯ-ṯabāti ‘alayh, wa tubaṣṣiranī biṭarīq ar-rasyād, wa tunawwira qalbī binūri ma‘rifatik, wa taj‘alanī minal-mutawakkilīna ‘alayk, war-rāḍīna biqaḍā’ik, waṣ-ṣābirīna ‘alā balā’ik, wa an takshifa ‘annī gishāwata aḍ-ḍalāl, wa tuqawwiyanī fī dīnik, yā Nūr, yā Hādī!*

 

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan keagungan-Mu yang tertinggi dan cahaya wajah-Mu yang paling mulia, agar Engkau memberi petunjuk kepadaku menuju kebenaran dan meneguhkanku di atasnya. Perlihatkanlah kepadaku jalan petunjuk yang lurus. Terangkanlah hatiku dengan cahaya makrifat-Mu. Jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertawakal kepada-Mu, ridha dengan ketetapan-Mu, dan sabar atas ujian-Mu. Singkaplah dari diriku tabir kesesatan dan kuatkanlah aku dalam agama-Mu. Wahai Cahaya, wahai Pemberi Petunjuk!”

 

📌 Keutamaan dan Manfaat Doa Ini:

✔ Memohon petunjuk dan keteguhan dalam kebenaran

✔ Memohon pencerahan hati dengan cahaya makrifat Allah

✔ Menjadikan diri lebih tawakal dan ridha terhadap takdir-Nya

✔ Melatih kesabaran dalam menghadapi ujian hidup

✔ Menghilangkan keraguan dan kesesatan dari hati

✔ Memohon kekuatan dalam menjalankan agama dengan istiqamah

 

Doa ini mencerminkan kedalaman spiritual Imam Ali (as) dalam mencari dan mempertahankan kebenaran, serta menjadi pedoman bagi setiap mukmin dalam menghadapi kebingungan dan ujian hidup.

 

Doa Memohon Kebenaran dari Imam Husain (as)

 

Salah satu doa yang diriwayatkan dari Imam Husain (as) dalam memohon kebenaran, keteguhan hati, dan perlindungan dari kesesatan adalah sebagai berikut:

 

‎*اللَّهُمَّ مَاذَا وَجَدَ مَنْ فَقَدَكَ، وَمَا الَّذِي فَقَدَ مَنْ وَجَدَكَ؟ اللَّهُمَّ هَبْ لِي هِمَّةً تَرْفَعُنِي إِلَى مَرَاتِبِ الْمُقَرَّبِينَ، وَبَصِيرَةً تُنِيرُ لِي طَرِيقَ الْحَقِّ، وَإِيمَانًا يَكْشِفُ عَنِّي ظُلُمَاتِ الشَّكِّ وَالرَّيْبِ، وَثَبِّتْنِي عَلَى دِينِكَ، وَاجْعَلْنِي مِنْ أَهْلِ وَلَايَةِ أَوْلِيَائِكَ، وَلاَ تَجْعَلْ لِلضَّلاَلِ سَبِيلًا إِلَيَّ، يَا نُورَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ!

 

_Allāhumma mādhā wajada man faqadak, wa mā alladhī faqada man wajadak? Allāhumma hab lī himmatan tarfa‘unī ilā marātibil-muqarrabīn, wa baṣīratan tunīru lī ṭarīqal-ḥaqq, wa īmānan yakshifu ‘annī ẓulumāt asy-syakk war-rayb, wa ṯabbitnī ‘alā dīnik, waj‘alnī min ahl wilāyati awliyā’ik, wa lā taj‘al liḍ-ḍalāli sabīlan ilayya, yā Nūra as-samāwāti wal-arḍ!*

 

“Ya Allah, apa yang ditemukan oleh orang yang kehilangan-Mu? Dan apa yang hilang dari orang yang menemukan-Mu? Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku tekad yang mengangkatku ke derajat hamba-hamba-Mu yang dekat dengan-Mu. Berikanlah aku pandangan yang menerangi jalanku menuju kebenaran. Karuniakanlah aku keimanan yang menyingkap dariku kegelapan keraguan dan kebimbangan. Teguhkanlah aku dalam agama-Mu. Jadikanlah aku termasuk dalam golongan wali-wali-Mu. Dan janganlah Engkau berikan kesempatan bagi kesesatan untuk menjangkauku, wahai Cahaya langit dan bumi!”

 

📌 Keutamaan dan Manfaat Doa Ini:

✔ Meneguhkan hati dalam agama Allah

✔ Memohon keyakinan yang menghilangkan keraguan

✔ Memohon petunjuk untuk tetap berada di jalan kebenaran

✔ Mengangkat derajat spiritual agar dekat dengan Allah

✔ Memohon perlindungan dari kesesatan dan kebimbangan

✔ Menjadikan diri dalam golongan orang-orang yang dicintai Allah

 

Doa ini menggambarkan keteguhan dan keyakinan Imam Husain (as) di jalan kebenaran, bahkan di saat menghadapi ujian paling berat di Karbala. Ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk selalu memohon petunjuk dan keteguhan dalam mencari serta mempertahankan kebenaran.

*Penulis adalah Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran


Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment