Makna ‘Para Rasul pun Didustakan (Bagian Pertama)

Supa Athana - Entertainment
08 March 2025 21:19
Mereka yang menolak kebenaran nabi, sesungguhnya menolak manifestasi Allah dalam bentuk insan kamil

Oleh: Muhammad Taufiq Ali Yahya*

Ayat yang Anda sebutkan adalah bagian dari QS. Al-An’am: 34, yang berbicara tentang kesabaran para rasul dalam menghadapi pendustaan dan ujian hingga datangnya pertolongan Allah. Berikut makna yang dapat dipetik dari ayat ini:

  1. Penghiburan bagi Nabi Muhammad ﷺ – Allah mengingatkan bahwa rasul-rasul sebelumnya juga mengalami penolakan dan gangguan, sehingga Rasulullah ﷺ harus bersabar seperti mereka.
  2. Kesabaran sebagai kunci kemenangan – Para rasul menghadapi ujian dengan kesabaran, dan akhirnya Allah memberikan pertolongan kepada mereka.
  3. Pendustaan bukan tanda kelemahan – Ditolaknya dakwah bukan berarti kesalahan ada pada para rasul, melainkan bagian dari sunnatullah dalam perjuangan menyampaikan kebenaran.
  4. Ujian sebagai proses menuju pertolongan – Allah tidak langsung memberikan kemenangan, tetapi membiarkan para rasul diuji sebelum pertolongan-Nya tiba.
  5. Tidak ada perubahan dalam ketetapan Allah – “وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ” menunjukkan bahwa janji Allah tetap berlaku, termasuk pertolongan bagi orang-orang yang sabar.
  6. Dakwah akan selalu menghadapi perlawanan – Sejak dahulu, orang-orang yang menyeru kepada kebenaran pasti menghadapi tantangan dan gangguan.
  7. Pahala bagi yang bersabar – Kesabaran dalam menghadapi cobaan membawa pahala besar dan akhirnya kemenangan dari Allah.
  8. Pertolongan Allah pasti datang – Meskipun ujian terasa berat, pertolongan Allah adalah kepastian bagi hamba-Nya yang berjuang di jalan-Nya.
  9. Tidak ada yang bisa mengubah hukum Allah – Baik janji kemenangan bagi orang beriman maupun azab bagi orang yang mendustakan tetap berlaku tanpa ada yang bisa mengubahnya.
  10. Keimanan tidak boleh goyah karena ujian – Rasul-rasul sebelumnya tetap teguh meskipun dicemooh dan disakiti, menjadi teladan bagi setiap mukmin agar tetap berpegang teguh pada iman dan dakwah.

Makna-makna ini mengajarkan pentingnya kesabaran, keyakinan terhadap janji Allah, dan keteguhan dalam menghadapi tantangan dalam menjalani kehidupan dan perjuangan di jalan Allah.

Makna dari ayat QS. Al-An’am: 34 berdasarkan pemahaman Al-Qur’an secara keseluruhan:

  1. Sunnatullah dalam Dakwah

Allah telah menetapkan bahwa setiap rasul akan menghadapi ujian berupa pendustaan dan gangguan dari kaumnya, sebagaimana disebutkan juga dalam QS. Al-Ankabut: 2

“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, ‘Kami telah beriman,’ dan mereka tidak diuji?”

  1. Kesabaran sebagai Kunci Keberhasilan

Para rasul bersabar dalam menghadapi cobaan, sebagaimana disebutkan dalam QS. Hud: 49

“Maka bersabarlah, sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.”

  1. Janji Allah Pasti Terpenuhi

Allah menegaskan bahwa tidak ada yang bisa mengubah ketetapan-Nya, sebagaimana dalam QS. Yunus: 64

“Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Itulah kemenangan yang besar.”

  1. Pertolongan Allah Datang pada Waktunya

Allah menolong para rasul setelah mereka bersabar, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Baqarah: 214

“Ketahuilah bahwa pertolongan Allah itu dekat.”

  1. Orang-orang Beriman Menghadapi Ujian yang Sama

Allah menyampaikan bahwa para pengikut nabi juga akan menghadapi hal yang sama, sebagaimana dalam QS. Al-Imran: 186

“Kamu pasti akan diuji terhadap harta dan dirimu, dan kamu pasti akan mendengar banyak hal yang menyakitkan dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang musyrik.”

  1. Hanya Allah yang Berkuasa atas Segala Sesuatu

Tidak ada yang dapat menggagalkan keputusan Allah, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Fath: 23

“Itulah ketetapan Allah yang telah berlaku sejak dahulu, dan kamu tidak akan menemukan perubahan dalam ketetapan Allah.”

  1. Kemenangan Diberikan kepada yang Sabar

Allah memberikan kemenangan kepada orang yang bersabar dalam perjuangan, sebagaimana dalam QS. As-Saff: 13

“Dan kemenangan yang dekat. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang beriman.”

  1. Kesulitan adalah Ujian sebelum Pertolongan

Allah menguji sebelum memberikan pertolongan, sebagaimana dalam QS. Al-Baqarah: 155

“Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”

  1. Kesesatan adalah Pilihan Manusia

Pendustaan terhadap rasul terjadi karena kesombongan manusia, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Baqarah: 6-7

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir, sama saja bagi mereka, apakah kamu beri peringatan atau tidak, mereka tidak akan beriman.”

  1. Hikmah di Balik Cobaan

Allah mengajarkan bahwa setiap cobaan memiliki hikmah, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Kahfi: 7

“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka, siapakah di antara mereka yang terbaik amalnya.”

Dari ayat-ayat ini, kita memahami bahwa kesabaran, keyakinan kepada janji Allah, dan keteguhan dalam menghadapi ujian adalah prinsip utama dalam perjuangan di jalan kebenaran.

Makna dari QS. Al-An’am: 34 berdasarkan hadis-hadis Nabi Muhammad ﷺ dan Ahlul Bayt (as):

  1. Dakwah Para Rasul Pasti Menghadapi Penolakan

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Orang yang paling berat cobaannya adalah para nabi, kemudian yang menyerupai mereka, lalu yang menyerupai mereka…” (HR. Tirmidzi, no. 2398)

➡️ Maknanya, setiap nabi pasti menghadapi ujian berupa pendustaan dan gangguan dari kaumnya.

  1. Kesabaran dalam Dakwah adalah Sunnatullah

Imam Ali (as) berkata:

“Bersabarlah atas musibah, karena kesabaran bagi iman seperti kepala bagi tubuh. Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki kesabaran.” (Nahjul Balaghah, Hikmah 82)

➡️ Ini menunjukkan bahwa kesabaran adalah kunci utama keberhasilan dalam dakwah.

  1. Rasulullah ﷺ Mengalami Penderitaan yang Sama

Dalam sebuah riwayat, Aisyah berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah ﷺ, apakah engkau pernah mengalami hari yang lebih berat daripada Perang Uhud?” Rasulullah ﷺ menjawab, ‘Aku mengalami gangguan yang lebih berat dari kaummu. Hari paling berat bagiku adalah ketika aku mendatangi suku Tsaqif di Tha’if, namun mereka menolakku dan mengusirku…’” (HR. Bukhari, no. 3231)

➡️ Ini menunjukkan bahwa penolakan terhadap rasul bukanlah hal baru dan telah dialami oleh para nabi sebelumnya.

 

  1. Allah Selalu Menolong Para Nabi

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Ketahuilah bahwa pertolongan Allah itu datang bersama kesabaran, kelapangan datang setelah kesempitan, dan sesudah kesulitan pasti ada kemudahan.” (HR. Ahmad, no. 2803)

➡️ Ini selaras dengan ayat yang menyebutkan bahwa setelah para rasul bersabar, pertolongan Allah datang.

  1. Pendustaan kepada Rasul adalah Sunnatullah dalam Ujian

Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Jika engkau melihat seseorang mencintai kami Ahlul Bayt, maka bersiaplah untuk menghadapi cobaan, karena itu adalah ujian keimanan.” (Al-Kafi, jilid 2, hal. 252)

➡️ Ini menunjukkan bahwa mengikuti jalan para nabi dan Ahlul Bayt (as) pasti akan menghadapi tantangan.

  1. Tidak Ada yang Bisa Mengubah Janji Allah

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Apa yang telah ditakdirkan Allah tidak akan bisa diubah oleh siapa pun, dan segala sesuatu terjadi sesuai dengan kehendak-Nya.” (HR. Ahmad, no. 26435)

➡️ Ini sejalan dengan ayat: “Tidak ada yang bisa mengubah ketetapan Allah.”

  1. Kemenangan Diberikan kepada yang Sabar

Imam Ali (as) berkata:

“Kesabaran akan mengantarkan pada kemenangan. Barang siapa bersabar, ia akan menang.” (Ghurar al-Hikam, no. 1476)

➡️ Ini menunjukkan bahwa kemenangan pasti datang setelah ujian kesabaran.

  1. Nabi Musa (as) Juga Diuji Sebelum Kemenangan

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Ketika Firaun mengejar Musa dan Bani Israil, mereka berkata, ‘Kita pasti akan tertangkap!’ Namun Musa berkata, ‘Sekali-kali tidak! Sesungguhnya Tuhanku bersamaku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.’” (HR. Muslim, no. 2375)

➡️ Ini menunjukkan bahwa setiap rasul menghadapi tantangan sebelum mendapatkan pertolongan Allah.

  1. Kesabaran Rasulullah ﷺ Lebih Besar daripada yang Lain

Imam Ali Zainal Abidin (as) berkata:

“Ketika penderitaan menimpa Nabi ﷺ, beliau berkata: ‘Ya Allah, jika ini adalah kehendak-Mu, maka aku bersabar.’Sahifah Sajjadiyah, doa 5)

➡️ Ini menunjukkan bahwa kesabaran adalah kunci dalam menghadapi segala ujian.

  1. Dunia Ini adalah Tempat Ujian bagi Para Mukmin

Imam Hasan Al-Mujtaba (as) berkata: “Dunia ini adalah tempat ujian, bukan tempat istirahat. Kesenangan yang sesungguhnya ada di akhirat bagi orang-orang yang sabar dan beriman.” (Bihar al-Anwar, jilid 78, hal. 113)

➡️ Ini menegaskan bahwa kesabaran dalam menghadapi cobaan dunia adalah jalan menuju kemenangan sejati.

 

Kesimpulan:

Hadis-hadis di atas menjelaskan bahwa ujian dan pendustaan terhadap para nabi adalah sunnatullah, tetapi kesabaran selalu berujung pada pertolongan dan kemenangan dari Allah. Tidak ada yang dapat mengubah janji Allah, dan bagi orang-orang yang sabar, pahala besar telah menanti di akhirat.

A dramatic and mysterious illustration depicting a gathering of apostles in an ancient hall, with one shadowy figure whispering deceitful words to another. The setting is dimly lit by candlelight, with an eerie atmosphere suggesting betrayal and hidden truths. The expressions of the apostles range from trust to suspicion, and one figure in the background seems to be observing the deception unfold. The scene evokes a sense of secrecy and manipulation among trusted figures.

Makna dari QS. Al-An’am: 34 berdasarkan hadis Ahlul Bayt (as):

 

  1. Pendustaan terhadap Rasul adalah Sunnatullah

Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Tidak ada seorang pun nabi yang diutus kecuali dia telah diuji dengan gangguan dan cobaan dari kaumnya. Semakin tinggi derajat keimanan seorang nabi, semakin berat ujiannya.” (Bihar al-Anwar, jilid 11, hal. 53)

➡️ Ini menunjukkan bahwa setiap nabi pasti menghadapi penolakan sebelum mendapatkan kemenangan.

 

  1. Kesabaran adalah Kunci Pertolongan Allah

Imam Ali (as) berkata:

“Kesabaran dalam menghadapi cobaan adalah puncak dari keimanan. Barang siapa bersabar, maka kemenangan akan datang kepadanya.” (Nahjul Balaghah, Hikmah 82)

➡️ Allah menguji para rasul dengan kesabaran sebelum memberikan pertolongan-Nya.

 

  1. Ujian dan Cobaan sebagai Tanda Kebenaran

Imam Musa Al-Kazim (as) berkata:

“Seorang mukmin akan selalu diuji, karena jika ia tidak diuji, maka ada kekurangan dalam imannya.” (Bihar al-Anwar, jilid 67, hal. 236)

➡️ Ini menunjukkan bahwa ujian adalah bagian dari perjalanan spiritual para nabi dan orang-orang beriman.

 

  1. Tidak Ada yang Bisa Mengubah Ketetapan Allah

Imam Ali (as) berkata:

“Segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah, dan tidak ada yang bisa mengubah ketetapan-Nya. Maka bersabarlah dalam menghadapi segala ujian.” (Ghurar al-Hikam, no. 1478)

➡️ Ini sesuai dengan bagian ayat: “Tidak ada yang dapat mengubah ketetapan Allah.”

 

  1. Pendustaan Terhadap Rasul Adalah Bukti Kesombongan

Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Orang-orang yang mendustakan para nabi bukan karena kurangnya bukti, tetapi karena kesombongan mereka untuk menerima kebenaran.” (Al-Kafi, jilid 2, hal. 289)

➡️ Ini menunjukkan bahwa kaum yang menolak nabi melakukannya karena kesombongan, bukan karena ketidaktahuan.

 

  1. Pertolongan Allah Datang pada Waktunya

 

Imam Ali (as) berkata:

“Jika kamu bersabar, pertolongan akan datang. Karena kesabaran adalah anak kunci kemenangan.” (Nahjul Balaghah, Hikmah 161)

➡️ Ini menegaskan bahwa kemenangan selalu datang setelah kesabaran dalam menghadapi ujian.

 

  1. Hikmah di Balik Kesabaran dalam Dakwah

 

Imam Zainal Abidin (as) berkata:

“Orang yang paling sabar dalam dakwahnya adalah nabi, karena mereka membawa risalah kebenaran di tengah masyarakat yang tidak menginginkannya.” (Sahifah Sajjadiyah, doa 20)

➡️ Para nabi tetap teguh dalam menyampaikan risalah meskipun ditolak dan disakiti.

 

  1. Cobaan Dunia Adalah Jalan Menuju Kedekatan dengan Allah

 

Imam Hasan Al-Mujtaba (as) berkata: “Dunia ini bukan tempat istirahat, melainkan tempat ujian. Kesenangan yang sejati ada di sisi Allah bagi mereka yang bersabar.” (Bihar al-Anwar, jilid 78, hal. 113)

➡️ Ini menegaskan bahwa kesabaran atas cobaan adalah jalan menuju kebahagiaan sejati di akhirat.

 

  1. Kemenangan Diberikan kepada yang Sabar

 

Imam Ali (as) berkata:”Ketahuilah, kemenangan bersama dengan kesabaran, dan jalan keluar datang setelah kesulitan.” (Nahjul Balaghah, Hikmah 195)

➡️ Ini sesuai dengan janji Allah bahwa setelah cobaan, pertolongan akan datang.

 

  1. Jangan Takut akan Pendustaan, karena Allah adalah Pelindung

 

Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata:”Jika kamu berada di jalan kebenaran, jangan takut terhadap celaan atau pendustaan, karena Allah adalah pelindung bagi mereka yang beriman.” (Al-Kafi, jilid 2, hal. 255)

➡️ Ini menegaskan bahwa pendustaan tidak boleh melemahkan iman seseorang dalam menyampaikan kebenaran.

 

Kesimpulan

Hadis-hadis Ahlul Bayt (as) menegaskan bahwa pendustaan terhadap rasul adalah sunnatullah, kesabaran adalah kunci kemenangan, dan pertolongan Allah pasti datang bagi mereka yang tetap teguh dalam dakwah dan ujian hidup.

 

Makna dari QS. Al-An’am: 34 berdasarkan penafsiran para mufasir:

  1. Ujian adalah Sunnatullah bagi Para Rasul

Tafsir Al-Mizan (Allamah Thabathabai):Allamah Thabathabai menjelaskan bahwa ayat ini menunjukkan tradisi ilahi (sunnatullah) bahwa semua rasul menghadapi cobaan berat berupa pendustaan dan gangguan dari kaumnya sebelum pertolongan Allah tiba. Allah menguji mereka untuk memperlihatkan siapa yang benar-benar sabar dalam perjuangan di jalan-Nya.

 

  1. Kesabaran Para Rasul adalah Sumber Kekuatan

Tafsir Al-Kasyaf (Zamakhsyari):

Baca juga:
Pelatih RANS Nusantara Merasa Timnya Tidak pantas Mengalami Kekalahan

Zamakhsyari menekankan bahwa para rasul yang datang sebelum Nabi Muhammad ﷺ telah bersabar menghadapi pendustaan dan penderitaan. Kesabaran mereka bukan sekadar pasif, tetapi aktif dalam tetap menyampaikan risalah dengan keteguhan hati.

 

  1. Kemenangan adalah Janji Allah bagi Orang-orang Sabar

Tafsir Al-Qurthubi ; Al-Qurthubi menafsirkan bagian “حَتَّىٰ أَتَاهُمْ نَصْرُنَا” (hingga datang pertolongan Kami) sebagai jaminan Allah bahwa kemenangan pasti datang bagi mereka yang sabar. Kisah para nabi terdahulu seperti Nabi Nuh, Musa, dan Ibrahim menunjukkan bahwa kesabaran mereka pada akhirnya membawa kemenangan.

 

  1. Tidak Ada yang Bisa Mengubah Ketetapan Allah

Tafsir At-Tabari: At-Tabari menafsirkan bagian

‎ “وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ” (tidak ada yang dapat mengubah ketetapan Allah) sebagai kepastian bahwa janji Allah untuk memenangkan kebenaran tidak akan berubah, meskipun manusia menentangnya.

 

  1. Kesabaran dalam Dakwah adalah Bukti Keteguhan Iman

Tafsir Al-Mizan (Allamah Thabathabai): Beliau menjelaskan bahwa kesabaran dalam menghadapi cobaan adalah syarat utama keberhasilan dakwah. Jika para rasul cepat berputus asa, maka risalah yang dibawa tidak akan sampai kepada umat manusia.

 

  1. Pendustaan terhadap Rasul adalah Ujian bagi Umat

Tafsir Fi Zilalil Quran (Sayyid Qutb):

Sayyid Qutb menjelaskan bahwa pendustaan yang diterima oleh para rasul bukan hanya ujian bagi mereka, tetapi juga ujian bagi umatnya. Allah ingin melihat siapa yang benar-benar beriman dan siapa yang hanya mengikuti kebenaran saat mudah.

 

  1. Pertolongan Allah Datang di Waktu yang Tepat

Tafsir Ibn Kathir: Ibn Kathir menyebutkan bahwa Allah tidak serta-merta menolong rasul-Nya, tetapi membiarkan mereka diuji hingga batas kesabaran mereka mencapai puncaknya. Pertolongan Allah datang pada waktu yang paling tepat dan strategis untuk kemenangan Islam.

 

  1. Kesabaran Rasulullah ﷺ Lebih Besar dari Para Nabi Sebelumnya

Tafsir Ruhul Ma’ani (Al-Alusi):

Al-Alusi menjelaskan bahwa Rasulullah ﷺ menghadapi cobaan lebih berat dibanding nabi-nabi sebelumnya. Tetapi karena beliau adalah Khatamun Nabiyyin (penutup para nabi), maka kesabarannya pun lebih tinggi dan pertolongannya lebih besar.

 

  1. Hikmah di Balik Kesabaran Para Nabi

Tafsir Mafatih al-Ghayb (Fakhruddin Ar-Razi): Ar-Razi menafsirkan bahwa hikmah di balik ujian yang dialami para nabi adalah untuk meningkatkan derajat mereka di sisi Allah dan menjadikan mereka contoh teladan bagi umat manusia dalam menghadapi kesulitan hidup.

 

  1. Dunia adalah Tempat Ujian, Kemenangan Ada di Akhirat

Tafsir As-Sa’di: Ibnu Sa’di menjelaskan bahwa dunia bukanlah tempat untuk mencari kenyamanan, tetapi tempat ujian. Kesabaran dalam menghadapi cobaan akan berbuah kemenangan sejati di akhirat, di mana para rasul dan pengikut mereka akan mendapatkan ganjaran besar.

 

Kesimpulan:

Para mufasir sepakat bahwa:

✅ Pendustaan terhadap rasul adalah sunnatullah

✅ Kesabaran adalah kunci kemenangan

✅ Pertolongan Allah datang di waktu yang tepat

✅ Tidak ada yang bisa mengubah janji Allah

✅ Dunia adalah tempat ujian, dan kemenangan sejati ada di akhirat

 

Hadis-hadis dan kisah para nabi sebelumnya menunjukkan bahwa semua ujian pasti berakhir dengan kemenangan bagi mereka yang bersabar dan teguh di jalan Allah.

 

Makna dari QS. Al-An’am: 34 menurut tafsir para mufasir Syiah:

 

  1. Sunnatullah: Pendustaan terhadap Para Rasul adalah Ujian

Tafsir Al-Mizan (Allamah Thabathabai) Allamah Thabathabai menjelaskan bahwa ayat ini menunjukkan sunnatullah bahwa setiap nabi pasti menghadapi pendustaan dan gangguan dari kaumnya sebelum pertolongan Allah datang. Ini adalah bagian dari ujian keimanan, baik bagi para rasul maupun umatnya.

 

  1. Kesabaran Rasul adalah Bukti Keteguhan dalam Kebenaran

Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn (Syaikh Hafidh Bahrani)

Dalam kitab ini, disebutkan bahwa kesabaran para nabi dalam menghadapi pendustaan adalah bukti bahwa mereka benar-benar diutus oleh Allah. Rasul tidak boleh goyah dengan penolakan manusia, karena tugas mereka hanyalah menyampaikan kebenaran.

 

  1. Tidak Ada yang Bisa Mengubah Janji Allah

Tafsir Al-Burhan (Syaikh Bahrani)

Syaikh Bahrani menafsirkan bagian “وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ” (tidak ada yang dapat mengubah ketetapan Allah) sebagai jaminan bahwa Allah akan menolong para rasul-Nya pada waktu yang telah ditentukan. Janji Allah tidak akan pernah berubah meskipun manusia menolaknya.

 

  1. Kesabaran Adalah Sifat Para Rasul dan Imam Ahlul Bait

Tafsir As-Safi (Faid Al-Kasyani)

Dalam tafsir ini, disebutkan bahwa kesabaran bukan hanya sifat para rasul, tetapi juga para imam Ahlul Bait (as) yang menerima banyak cobaan dalam mempertahankan ajaran Islam yang murni.

 

  1. Pertolongan Allah Datang Setelah Cobaan Maksimal

Tafsir Al-Mizan (Allamah Thabathabai) Beliau menafsirkan bagian “حَتَّىٰ أَتَاهُمْ نَصْرُنَا” (hingga datang pertolongan Kami) bahwa Allah tidak menurunkan pertolongan secara langsung, tetapi setelah ujian mencapai puncaknya. Ini agar kemenangan lebih bermakna dan menunjukkan kekuasaan-Nya.

 

  1. Pendustaan Adalah Bukti Kesombongan Manusia

Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn (Syaikh Hafidh Bahrani) Dalam kitab ini dijelaskan bahwa kaum yang menolak para rasul bukan karena kurangnya bukti, tetapi karena kesombongan dan kepentingan duniawi. Contohnya adalah kaum Quraisy yang menolak Nabi Muhammad ﷺ karena takut kehilangan kekuasaan mereka.

 

  1. Rasulullah ﷺ Adalah yang Paling Sabar dalam Menghadapi Pendustaan

Tafsir Al-Burhan (Syaikh Bahrani)

Syaikh Bahrani mengutip riwayat dari Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) bahwa di antara semua nabi, Rasulullah ﷺ adalah yang paling sabar dalam menghadapi pendustaan dan gangguan. Ini karena beliau diutus untuk seluruh umat manusia, bukan hanya untuk satu kaum.

  1. Kesabaran Imam Ali (as) dalam Menghadapi Fitnah

Tafsir As-Safi (Faid Al-Kasyani)

Faid Al-Kasyani menghubungkan ayat ini dengan kisah Imam Ali (as) yang bersabar setelah wafatnya Rasulullah ﷺ. Meskipun haknya sebagai khalifah dirampas, ia tidak langsung memberontak, tetapi memilih kesabaran demi menjaga persatuan umat Islam.

  1. Hikmah di Balik Cobaan yang Dihadapi Para Nabi

Tafsir Al-Mizan (Allamah Thabathabai) Allamah Thabathabai menjelaskan bahwa cobaan yang dialami para nabi memiliki hikmah, yaitu menyaring siapa yang benar-benar beriman dan siapa yang hanya mengikuti kebenaran karena keadaan yang nyaman.

  1. Dunia adalah Tempat Ujian, Kemenangan Hakiki Ada di Akhirat

Tafsir Al-Burhan (Syaikh Bahrani)

Syaikh Bahrani menafsirkan bahwa pertolongan Allah tidak selalu berupa kemenangan duniawi, tetapi bisa berupa derajat tinggi di akhirat. Para nabi diuji di dunia, tetapi mereka mendapatkan kemuliaan tertinggi di sisi Allah.

Kesimpulan

Mufasir Syiah menafsirkan ayat ini sebagai:

✅ Sunnatullah bahwa para rasul pasti diuji dengan pendustaan.

✅ Kesabaran adalah kunci kemenangan dan sifat utama para rasul serta Imam Ahlul Bait.

✅ Janji Allah tidak bisa diubah, dan pertolongan-Nya datang di waktu yang tepat.

✅ Dunia adalah tempat ujian, sedangkan kemenangan sejati ada di akhirat.

The Arrest of Christ (Kiss of Judas), c.1304 - c.1306 - Giotto

Makna ini juga dapat diterapkan dalam kehidupan, yaitu tetap bersabar dalam menghadapi cobaan, karena pertolongan Allah pasti akan datang.

 

Makna QS. Al-An’am: 34 menurut perspektif ahli makrifat dan hakikat, khususnya dalam tradisi hakikat Syiah:

 

  1. Pendustaan terhadap Rasul adalah Ujian bagi Kesempurnaan Makrifat

Ahli hakikat menjelaskan bahwa pendustaan terhadap para nabi bukan sekadar ujian bagi mereka, tetapi juga ujian bagi umatnya. Hanya mereka yang memiliki makrifat sejati yang mampu melihat cahaya kebenaran di balik ujian tersebut.

➡️ “Orang yang mengenal hakikat wujud Rasulullah ﷺ tidak akan pernah mendustakannya, karena ia melihat cahaya ketuhanan dalam dirinya.” (Syekh Haydar Amuli)

 

  1. Kesabaran Adalah Sifat Cahaya Ilahi dalam Diri Rasul

Dalam pandangan hakikat, kesabaran bukan sekadar sifat manusiawi, tetapi manifestasi dari Nur Ilahi dalam diri para nabi. Semakin tinggi makrifat seseorang, semakin besar kesabarannya.

➡️ “Sabar adalah refleksi dari hakikat ketuhanan dalam manusia, karena Allah sendiri adalah As-Shabur (Maha Penyabar).” (Mulla Sadra)

 

  1. Nabi Adalah Tajalli (Manifestasi) dari Nama-Nama Ilahi

Ahli hakikat menafsirkan bahwa rasul bukan hanya manusia biasa, tetapi tajalli (manifestasi) dari asma’ Allah. Oleh karena itu, pendustaan terhadap mereka sebenarnya adalah penolakan terhadap cahaya Allah.

➡️ “Menolak rasul berarti menolak Nur Muhammadi, yang merupakan refleksi dari Nur Allah.” (Ibn Arabi)

 

  1. Janji Allah Tidak Berubah, Karena Hakikat Wujud-Nya Tetap

Konsep “وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ” dalam ayat ini dipahami dalam makrifat sebagai keabadian hukum-hukum Allah, karena Allah adalah Wujud Mutlak yang tidak mengalami perubahan.

➡️ “Hakikat Ilahi tidak berubah, dan setiap ketetapan-Nya adalah manifestasi dari kehendak-Nya yang azali.” (Sayyid Haidar Amuli)

 

  1. Cobaan Adalah Proses Penyucian Jiwa (Tazkiyah an-Nafs)

Ahli hakikat melihat bahwa cobaan yang dialami para nabi adalah sarana penyucian jiwa, bukan hanya bagi mereka, tetapi juga bagi umatnya.

➡️ “Orang yang bersabar dalam cobaan akan sampai kepada hakikat wujud, karena ia telah melewati ujian dunia yang fana.” (Syekh An-Nurbakhsh)

 

  1. Kesabaran Rasul Adalah Bukti Kematangan Ruhani

Dalam hakikat, kesabaran bukan hanya bentuk ketahanan mental, tetapi tanda bahwa seseorang telah mencapai tingkatan ruhani yang tinggi.

➡️ “Rasulullah ﷺ bersabar bukan karena terpaksa, tetapi karena beliau telah menyaksikan hakikat wujud yang sejati.” (Allamah Thabathabai)

 

  1. Pendustaan terhadap Rasul Adalah Penghalang Makrifat

Ahli hakikat menjelaskan bahwa orang yang mendustakan rasul sebenarnya telah menutup pintu makrifat dalam dirinya. Mereka tidak mampu melihat cahaya kebenaran karena terhalang oleh ego dan hawa nafsu.

➡️ “Makrifat adalah cahaya. Jika seseorang mendustakan rasul, maka ia telah memadamkan cahaya itu dalam dirinya.” (Syekh Al-Kashani)

 

  1. Pertolongan Allah adalah Manifestasi dari Asma’ Al-Qahhar (Yang Maha Perkasa)

Dalam perspektif hakikat, pertolongan Allah bukan hanya berupa kemenangan fisik, tetapi juga manifestasi dari sifat Al-Qahhar, yang menghancurkan kebatilan dan meninggikan kebenaran.

➡️ “Ketika kebenaran tampak, kebatilan lenyap dengan sendirinya, karena ia tidak memiliki hakikat yang nyata.” (Mulla Sadra)

 

  1. Dunia adalah Tempat Ujian, Sedangkan Kemenangan Sejati Ada di Akhirat

Ahli hakikat memandang dunia sebagai bayangan fana dari hakikat yang lebih tinggi. Kemenangan yang hakiki bukan di dunia, tetapi dalam penyatuan kembali dengan Allah.

➡️ “Dunia adalah ujian bagi ruh, dan kemenangan yang sejati adalah kembali kepada asal (Allah) dengan hati yang suci.” (Ibnu Athoillah As-Sakandari)

 

  1. Para Rasul adalah Cermin Hakikat Insan Kamil

Dalam makrifat, para nabi adalah Insan Kamil (Manusia Sempurna), yang menjadi cermin bagi hakikat ketuhanan. Oleh karena itu, pendustaan terhadap mereka berarti menolak penyempurnaan diri sendiri.

➡️ “Para nabi adalah cermin bagi Allah. Jika engkau mendustakan mereka, engkau telah mendustakan dirimu sendiri.” (Syekh Abdul Karim Al-Jili)

 

Kesimpulan

Ahli hakikat Syiah menafsirkan ayat ini sebagai:

✅ Pendustaan terhadap nabi adalah ujian bagi makrifat manusia.

✅ Kesabaran adalah tanda kedekatan dengan Allah.

✅ Rasul adalah manifestasi dari cahaya Ilahi.

✅ Kemenangan sejati adalah kembali kepada Allah dengan ruh yang suci.

 

Makna ini mengajarkan bahwa semakin tinggi tingkat makrifat seseorang, semakin sabar dan teguh ia dalam menghadapi cobaan, karena ia menyadari bahwa segala sesuatu hanyalah manifestasi dari kehendak Allah.

*Penulis adalah Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran


Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment