Makna Al-Haqq (Bagian Pertama)

Supa Athana - Entertainment
09 January 2025 09:10
Al-Haqq adalah sumber dari semua keberadaan, pencerah jiwa, dan titik akhir dari perjalanan rohani yang membawa individu kepada pengenalan akan Tuhan dan eksistensi sejati.

Penulis Muhammad Taufiq Yahya
            Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran

‎الْحَقُّ (Al-Haqq) adalah salah satu Asmaul Husna, yaitu nama-nama Allah yang menggambarkan sifat-sifat-Nya yang mulia. Kata الْحَقُّ secara harfiah berarti “Yang Benar” atau “Yang Maha Benar.” Berikut makna atau pemahaman dari Al-Haqq:

  1. Yang Maha Benar

Allah adalah kebenaran mutlak dan tidak ada yang dapat menandingi kebenaran-Nya. Segala sesuatu yang berasal dari-Nya adalah benar.

  1. Sumber Kebenaran

Allah adalah sumber dari segala kebenaran, baik dalam penciptaan, hukum, maupun petunjuk-Nya.

  1. Pencipta yang Hakiki

Allah menciptakan segala sesuatu dengan benar dan hikmah. Tidak ada kekeliruan dalam ciptaan-Nya.

  1. Yang Tidak Berubah

Allah adalah satu-satunya yang tidak berubah, berbeda dengan makhluk yang fana dan sering berubah-ubah.

  1. Hakikat Segala Sesuatu

Allah adalah inti atau hakikat dari semua yang ada. Segala sesuatu kembali kepada-Nya.

  1. Pemutus yang Adil

Allah adalah Al-Haqq yang memutuskan perkara dengan keadilan sempurna pada Hari Kiamat.

  1. Petunjuk Kebenaran

Allah memberikan hidayah kepada manusia melalui wahyu dan para rasul-Nya, yang semuanya mengarahkan pada kebenaran.

  1. Yang Abadi

Kebenaran Allah tidak akan pernah pudar atau hilang, berbeda dengan dunia yang fana.

  1. Penegak Hukum

Allah adalah penegak hukum yang benar dan pasti. Segala keputusan-Nya tidak pernah meleset dari kebenaran.

  1. Objek Penyembahan yang Benar

Hanya Allah yang berhak disembah karena Dia adalah satu-satunya yang benar dalam keberadaan-Nya dan dalam keesaan-Nya.

Merenungkan makna Al-Haqq dapat menguatkan iman, memperdalam kesadaran akan keadilan dan kebenaran Allah, serta mendorong manusia untuk selalu berpegang pada kebenaran.

Dalam Al-Qur’an, الْحَقُّ (Al-Haqq) sering disebut untuk menunjukkan sifat Allah sebagai Yang Maha Benar dan sebagai penegasan bahwa kebenaran mutlak hanya milik-Nya. Berikut adalah makna الْحَقُّ berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an:

  1. Allah adalah Kebenaran Mutlak

Allah disebut sebagai Al-Haqq dalam banyak ayat untuk menegaskan bahwa Dia adalah satu-satunya kebenaran yang sejati.

  • QS. Al-Hajj (22): 6

“Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah Al-Haqq (Yang Benar), dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati, dan sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

  1. Ciptaan Allah adalah Kebenaran

Allah menciptakan segala sesuatu dengan kebenaran dan tujuan yang jelas.

  • QS. Al-Ankabut (29): 44

“Allah menciptakan langit dan bumi dengan Al-Haqq (kebenaran). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang beriman.”

  1. Wahyu Allah adalah Kebenaran

Al-Qur’an sebagai wahyu Allah adalah kebenaran yang tidak diragukan.

  • QS. Al-Baqarah (2): 147

“Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.”

  1. Allah adalah Pemutus yang Benar

Pada Hari Kiamat, Allah memutuskan segala perkara dengan keadilan dan kebenaran.

  • QS. Al-A’raf (7): 8

“Dan timbangan pada hari itu ialah kebenaran (الْحَقُّ). Maka barangsiapa berat timbangan (kebaikan)nya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

  1. Hanya Allah yang Layak Disembah

Allah adalah Al-Haqq yang mutlak, sehingga Dia satu-satunya yang berhak disembah.

  • QS. Luqman (31): 30

“Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah Al-Haqq (Yang Benar), dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

  1. Kehidupan Akhirat adalah Kebenaran

Kehidupan dunia adalah sementara, sedangkan kehidupan akhirat adalah kebenaran yang kekal.

  • QS. Al-Ankabut (29): 64

“Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya (Al-Haqq), kalau mereka mengetahui.”

  1. Al-Haqq Sebagai Bukti Keimanan

Kebenaran Al-Haqq menguatkan keyakinan orang-orang yang beriman dan membedakan mereka dari yang batil.

  • QS. Yunus (10): 32

“Maka itulah Allah, Tuhan kamu yang sebenarnya (Al-Haqq); maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka mengapa kamu dipalingkan (dari kebenaran)?”

  1. Allah Membinasakan Kebatilan dengan Kebenaran

Kebenaran dari Allah akan selalu mengalahkan kebatilan.

  • QS. Al-Isra (17): 81

“Dan katakanlah: ‘Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap.’ Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.”

Dengan demikian, الْحَقُّ (Al-Haqq) dalam Al-Qur’an menggambarkan Allah sebagai kebenaran sejati, yang mencakup sifat-sifat-Nya sebagai Pencipta, Pemelihara, dan Pemutus hukum yang adil, serta sumber kebenaran dalam kehidupan manusia.

  1. Allah sebagai Saksi yang Benar

Allah adalah saksi atas segala sesuatu dengan kebenaran yang tidak dapat disangkal.

  • QS. Ali Imran (3): 18

“Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia (Al-Haqq), yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu juga menyatakan demikian. Tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

  1. Janji Allah adalah Kebenaran

Janji-janji Allah kepada hamba-Nya, seperti pahala, pertolongan, dan kehidupan akhirat, adalah kebenaran yang pasti.

  • QS. Yunus (10): 4

“Kepada-Nyalah kamu semua akan kembali. Itu adalah janji Allah yang benar (Al-Haqq). Sesungguhnya Dialah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya (menghidupkan kembali), agar Dia memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dengan adil. Dan orang-orang yang kafir, bagi mereka minuman dari air yang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka.”

Dengan ayat-ayat ini, jelas bahwa Al-Haqq adalah nama Allah yang menunjukkan bahwa kebenaran-Nya mencakup sifat, tindakan, janji, dan keadilan-Nya, yang mutlak dan sempurna.

Dalam hadis, الْحَقُّ (Al-Haqq) digunakan untuk merujuk pada Allah sebagai sumber kebenaran mutlak. Berikut adalah beberapa pemahaman Al-Haqq berdasarkan hadis-hadis Nabi Muhammad ﷺ:

  1. Allah sebagai Kebenaran dan Tujuan Ibadah

Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa Allah adalah Al-Haqq, satu-satunya yang layak disembah.

  • Hadis Sahih Muslim

Dari Abdullah bin Abbas r.a., Rasulullah ﷺ bersabda dalam doa malamnya:”Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah diri, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakal, kepada-Mu aku kembali, dan karena-Mu aku berjuang. Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau adalah Al-Haqq (Yang Benar), janji-Mu adalah benar, pertemuan dengan-Mu adalah benar, surga adalah benar, neraka adalah benar, para nabi adalah benar, Nabi Muhammad adalah benar, dan hari Kiamat adalah benar.”

(Sahih Muslim, no. 769)

  1. Al-Haqq dalam Doa Rasulullah ﷺ

Dalam doa Rasulullah ﷺ, beliau sering menggunakan Al-Haqq untuk menggambarkan kebenaran Allah:

  • Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim

Rasulullah ﷺ berdoa:”Ya Allah, Tuhannya Jibril, Mikail, dan Israfil, Pencipta langit dan bumi, Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Engkau yang memutuskan di antara hamba-hamba-Mu dalam hal yang mereka perselisihkan. Tunjukkanlah aku kepada kebenaran (Al-Haqq) dengan izin-Mu dalam hal yang diperselisihkan. Sesungguhnya Engkau memberi petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki ke jalan yang lurus.”

(Sahih Muslim, no. 770)

  1. Allah sebagai Hakim yang Adil

Hadis juga menggambarkan Allah sebagai Al-Haqq, hakim yang akan memutuskan segala perkara di akhirat dengan adil.

  • Hadis Riwayat Ahmad

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya Allah adalah Al-Haqq (Yang Maha Benar), dan Dia tidak akan pernah mendzalimi siapa pun walaupun sebesar biji sawi.”

(Musnad Ahmad, no. 7976)

  1. Kebenaran dalam Syahadat

Syahadat mencerminkan pengakuan bahwa Allah adalah Al-Haqq:

  • Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barang siapa mengucapkan ‘Laa ilaaha illallah’ dengan penuh keyakinan bahwa Allah adalah Al-Haqq (Yang Maha Benar), maka dia akan masuk surga.”

(Sahih Bukhari, no. 2856)

  1. Al-Haqq Mengalahkan Kebatilan
  • Dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman:

“Kebenaran (Al-Haqq) dari-Ku akan selalu mengalahkan kebatilan, sebagaimana cahaya mengusir kegelapan.”(Diriwayatkan dalam berbagai kitab tafsir hadis)

Intisari dari Hadis:

Dari hadis-hadis tersebut, Al-Haqq dalam konteks Islam melalui sunnah Nabi ﷺ menegaskan bahwa:

  1. Allah adalah kebenaran mutlak dalam sifat-Nya, hukum-Nya, dan janji-Nya.
  2. Al-Haqq menunjukkan keadilan dan kebijaksanaan Allah.
  3. Allah sebagai Al-Haqq adalah tempat kembali dan tujuan semua makhluk.
  4. Syahadat dan doa Nabi ﷺ menegaskan keyakinan bahwa Al-Haqq adalah sumber kebenaran yang membimbing manusia.
  5. Al-Haqq sebagai Penentu Takdir

Allah sebagai Al-Haqq adalah penentu takdir dan ketetapan segala sesuatu.

  • Hadis Riwayat Muslim

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Allah telah menetapkan takdir bagi seluruh makhluk 50 ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. Dan ’Arsy-Nya berada di atas air.”

(Sahih Muslim, no. 2653)

Penjelasan: Hadis ini menunjukkan bahwa Allah sebagai Al-Haqq memiliki kebenaran mutlak dalam ketetapan dan kehendak-Nya, yang tak pernah salah atau berubah.

  1. Al-Haqq sebagai Pemberi Keadilan pada Hari Kiamat

Allah adalah Al-Haqq yang memberikan keadilan sempurna di Hari Kiamat.

  • Hadis Riwayat Tirmidzi

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Pada Hari Kiamat, semua hak akan dikembalikan kepada pemiliknya. Hingga kambing yang tidak bertanduk akan diberi keadilan terhadap kambing yang bertanduk.”

(Sunan Tirmidzi, no. 2426)

Penjelasan: Allah sebagai Al-Haqq menunjukkan bahwa segala perbuatan akan mendapatkan balasan dengan kebenaran dan keadilan yang sempurna.

  1. Al-Haqq sebagai Pencipta Kehidupan dan Kematian

Allah adalah Al-Haqq, Pencipta yang menentukan kehidupan dan kematian setiap makhluk.

  • Hadis Riwayat Bukhari

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Allah menggenggam bumi dan melipat langit dengan tangan kanan-Nya, lalu berkata, ‘Akulah Raja, di manakah raja-raja dunia?’”

(Sahih Bukhari, no. 7382)

Penjelasan: Hadis ini menegaskan bahwa Allah adalah satu-satunya Al-Haqq, yang memiliki kekuasaan atas kehidupan, kematian, dan segala sesuatu yang ada.

  • Al-Haqq menegaskan ketetapan Allah dalam takdir, kebenaran janji-Nya pada Hari Kiamat, dan kekuasaan-Nya atas kehidupan dan kematian.
  • Pemahaman ini menanamkan keyakinan kepada umat Islam bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah berdasarkan kehendak dan kebenaran Allah.

Dalam hadis-hadis Ahlul Bayt (keluarga Nabi Muhammad ﷺ), الْحَقُّ (Al-Haqq) sering disebut untuk menegaskan sifat Allah sebagai sumber kebenaran dan keadilan, serta sebagai petunjuk untuk meneladani jalan yang benar. Berikut adalah beberapa pemahaman الْحَقُّ berdasarkan hadis-hadis Ahlul Bayt:

  1. Allah sebagai Kebenaran Mutlak

Imam Ali bin Abi Thalib (a.s.) menyebut Allah sebagai Al-Haqq yang tidak pernah salah dalam perbuatan dan ketetapan-Nya.

  • Nahjul Balaghah, Khutbah 184

Imam Ali (a.s.) berkata:

“Segala puji bagi Allah yang kebenaran-Nya (Al-Haqq) nyata dalam ciptaan-Nya, dan yang keadilan-Nya tegas dalam keputusan-Nya.”

Penjelasan: Allah sebagai Al-Haqq menunjukkan bahwa semua ciptaan dan hukum-hukum-Nya berdiri di atas kebenaran yang tidak pernah meleset.

 

  1. Petunjuk kepada Jalan yang Benar

Imam Ja’far Ash-Shadiq (a.s.) menjelaskan bahwa Allah sebagai Al-Haqq memberikan petunjuk kepada kebenaran melalui Al-Qur’an dan Ahlul Bayt.

  • Hadis dari Al-Kafi

Imam Ja’far Ash-Shadiq (a.s.) berkata:”Kami adalah jalan Allah, dan kami adalah penunjuk kepada Al-Haqq. Barang siapa berpegang kepada kami, ia telah berpegang pada kebenaran.”

(Al-Kafi, jilid 1, hadis 187)

Penjelasan: Al-Haqq dalam konteks ini mengaitkan Allah dengan hidayah melalui Ahlul Bayt sebagai penerus risalah Nabi ﷺ.

  1. Al-Haqq dalam Penegakan Keadilan

Imam Ali Zainul Abidin (a.s.), dalam doa-doanya, menegaskan bahwa Allah sebagai Al-Haqq adalah hakim yang paling adil.

  • Shahifah Sajjadiyah, Doa 47

Imam Zainul Abidin (a.s.) berdoa:

“Wahai Allah, Engkau adalah kebenaran (Al-Haqq), janji-Mu adalah kebenaran, keadilan-Mu adalah kebenaran, dan Engkau tidak pernah mendzalimi siapa pun.”

Penjelasan: Imam menunjukkan bahwa Al-Haqq adalah sifat Allah yang mengarahkan keadilan sempurna dan menjadi dasar peradilan-Nya pada Hari Kiamat.

  1. Kebatilan akan Binasa oleh Al-Haqq

Imam Ali (a.s.) menyatakan bahwa kebatilan tidak dapat bertahan di hadapan kebenaran Allah.

  • Nahjul Balaghah, Hikmah 10

Imam Ali (a.s.) berkata:”Kebenaran (Al-Haqq) akan tetap tegak meskipun tidak didukung, dan kebatilan akan lenyap meskipun didukung banyak orang.”

Penjelasan: Allah sebagai Al-Haqq menegaskan bahwa kebenaran tidak tergantung pada jumlah pendukungnya, karena kekuatan-Nya berasal dari Allah sendiri.

  1. Penghambaan kepada Al-Haqq

Imam Hasan Al-Mujtaba (a.s.) menyatakan pentingnya menghambakan diri kepada Allah sebagai Al-Haqq.

  • Bihar al-Anwar, jilid 78, halaman 112

Imam Hasan (a.s.) berkata:

“Barang siapa menjadikan dirinya hamba bagi Al-Haqq (kebenaran), maka ia akan menjadi mulia, dan barang siapa menjadikan dirinya hamba bagi kebatilan, ia akan hina.”

Penjelasan: Al-Haqq tidak hanya menjadi sifat Allah, tetapi juga pedoman hidup bagi orang-orang beriman.

  1. Al-Haqq adalah Allah yang Membimbing ke Surga

Imam Ja’far Ash-Shadiq (a.s.) berkata: “Kebenaran (Al-Haqq) adalah cahaya yang membimbing ke surga, dan kebatilan adalah kegelapan yang membawa ke neraka.”

Penjelasan: Al-Haqq menunjukkan bahwa Allah memberikan bimbingan yang benar bagi siapa saja yang mencari petunjuk melalui jalan yang ditetapkan-Nya. (Al-Amali, Sheikh Tusi, halaman 294)

Dari hadis-hadis Ahlul Bayt, pemahaman الْحَقُّ (Al-Haqq) mencakup:

  1. Allah sebagai kebenaran yang sempurna dan sumber keadilan.
  2. Ahlul Bayt sebagai penunjuk kepada kebenaran dan jalan Allah.
  3. Al-Haqq sebagai pedoman untuk hidup dalam keadilan dan penghambaan kepada Allah.
  4. Kebatilan tidak dapat bertahan melawan kekuatan kebenaran.

Hadis-hadis ini menegaskan pentingnya berpegang teguh pada Allah sebagai Al-Haqq, baik dalam keimanan maupun perbuatan.

Baca juga:
Kementan Percepat Swasembada Pangan melalui Cetak Sawah dan Optimasi Lahan

  1. Al-Haqq sebagai Sumber Keteguhan dalam Kebenaran

Imam Ali (a.s.) menekankan bahwa Allah sebagai Al-Haqq memberikan keteguhan kepada orang-orang beriman untuk tetap berada di jalan kebenaran.

  • Nahjul Balaghah, Khutbah 5

Imam Ali (a.s.) berkata:

“Kebenaran (Al-Haqq) adalah tiang yang kokoh; barang siapa yang bersandar padanya tidak akan goyah, dan barang siapa yang menjauhinya akan tersesat.”

Penjelasan: Allah sebagai Al-Haqq memberi kekuatan kepada hamba-hamba-Nya yang berpegang pada kebenaran agar tidak tergoyahkan oleh kebatilan atau hawa nafsu.

  1. Al-Haqq Membimbing kepada Pemimpin yang Benar

Imam Ja’far Ash-Shadiq (a.s.) menyebutkan bahwa Allah sebagai Al-Haqq membimbing manusia kepada pemimpin yang benar dan adil.

  • Al-Kafi, jilid 1, hadis 178

Imam Ja’far Ash-Shadiq (a.s.) berkata:”Kebenaran (Al-Haqq) bersama kami (Ahlul Bayt), dan kami adalah penegak kebenaran di antara kalian. Tidak seorang pun dapat mencapai kebenaran kecuali melalui petunjuk kami.”

Penjelasan: Allah sebagai Al-Haqq menunjuk para imam dari Ahlul Bayt sebagai pembimbing umat kepada kebenaran yang sejati.

  1. Keadilan Al-Haqq pada Hari Penghitungan

Imam Zainul Abidin (a.s.) dalam doanya menegaskan bahwa Allah sebagai Al-Haqq akan memberikan keadilan yang sempurna pada Hari Penghitungan.

  • Shahifah Sajjadiyah, Doa 31

Imam Zainul Abidin (a.s.) berdoa:

“Wahai Al-Haqq, hakim yang adil, di hari ketika semua makhluk berdiri di hadapan-Mu, Engkau tidak akan menganiaya seorang pun walaupun sebesar biji zarrah.”

Penjelasan: Allah sebagai Al-Haqq menjamin keadilan mutlak pada Hari Kiamat, di mana setiap amal akan dihitung dengan kebenaran tanpa cela.

  1. Al-Haqq sebagai Kekuatan yang Menghidupkan Hati

Imam Ali (a.s.) menyebutkan bahwa kebenaran Allah menghidupkan hati manusia dan membimbingnya keluar dari kegelapan kebatilan.

  • Nahjul Balaghah, Hikmah 147

Imam Ali (a.s.) berkata:”Kebenaran (Al-Haqq) menghidupkan hati seperti hujan yang menghidupkan bumi yang mati.”

Penjelasan: Allah sebagai Al-Haqq menurunkan petunjuk yang menyegarkan jiwa manusia dan membimbingnya untuk mencapai kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.

  1. Al-Haqq adalah fondasi yang kuat: Keteguhan hanya bisa dicapai dengan berpegang pada kebenaran Allah.
  2. Al-Haqq membimbing kepada pemimpin yang benar: Ahlul Bayt adalah jalan yang Allah tetapkan untuk menunjukkan kebenaran.
  3. Al-Haqq menjamin keadilan sempurna: Pada Hari Kiamat, keadilan Allah akan ditegakkan tanpa sedikit pun kesalahan.
  4. Al-Haqq menghidupkan hati: Petunjuk Allah sebagai Al-Haqq mengangkat manusia dari kebodohan dan kebatilan menuju cahaya kebenaran.

Hadis-hadis ini memperkuat pemahaman bahwa Al-Haqq adalah inti dari keimanan, keadilan, dan petunjuk Ilahi yang membawa manusia menuju keselamatan.

Berikut adalah penjelasan الْحَقُّ (Al-Haqq) menurut para mufasir terkenal dalam tafsir Al-Qur’an:

  1. Al-Haqq sebagai Kebenaran Mutlak dan Kekal

Menurut Al-Razi dalam Tafsir Al-Kabir, Al-Haqq adalah sifat Allah yang menunjukkan kebenaran mutlak, kekal, dan tidak terpengaruh oleh waktu atau perubahan.

  • Penjelasan dalam QS. Yunus (10): 32

“Maka itulah Allah Tuhan kamu yang sebenarnya (Al-Haqq). Setelah kebenaran itu, tidak ada yang lain kecuali kesesatan.”

Al-Razi menjelaskan bahwa Allah adalah satu-satunya yang benar dalam wujud-Nya, sifat-Nya, dan perbuatan-Nya, sedangkan selain-Nya tidak memiliki hakikat yang kekal.

  1. Al-Haqq dalam Ketetapan dan Hukum-Nya

Al-Qurtubi dalam Tafsir Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an menjelaskan bahwa Al-Haqq merujuk pada hukum dan ketetapan Allah yang adil.

  • Penjelasan dalam QS. Al-An’am (6): 73

“Firman-Nya adalah kebenaran (Al-Haqq), dan milik-Nya lah kerajaan pada hari sangkakala ditiup.”

Al-Qurtubi menekankan bahwa Al-Haqq berarti keputusan Allah selalu benar dan tidak ada yang mampu menentang-Nya. Kebenaran ini mencakup janji-Nya kepada orang-orang yang beriman dan ancaman-Nya kepada orang-orang kafir.

  1. Al-Haqq sebagai Sumber Kebenaran Ilmu

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, Al-Haqq adalah sumber dari segala ilmu yang benar, baik ilmu duniawi maupun ukhrawi.

  • Penjelasan dalam QS. Al-Isra’ (17): 81

“Dan katakanlah, ‘Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu pasti lenyap.’”

Ibnu Katsir menafsirkan bahwa Allah sebagai Al-Haqq adalah sumber wahyu yang membimbing umat manusia, dan ilmu yang berasal dari Allah akan selalu mengalahkan kebatilan.

  1. Al-Haqq Sebagai Hakikat Wujud

Menurut Allama Thabathabai dalam Tafsir Al-Mizan, Al-Haqq menunjukkan hakikat wujud Allah yang tidak membutuhkan apa pun, sedangkan semua makhluk bergantung kepada-Nya.

  • Penjelasan dalam QS. Al-Hajj (22): 6

“Hal itu karena Allah adalah Tuhan yang benar (Al-Haqq) dan Dialah yang menghidupkan segala yang mati.”

Thabathabai menjelaskan bahwa Allah sebagai Al-Haqq adalah hakikat mutlak yang memberikan kehidupan kepada semua makhluk dan mengatur keberlangsungan mereka sesuai kehendak-Nya.

  1. Al-Haqq dalam Keadilan Ilahi

Menurut Imam Fakhruddin Al-Razi, Al-Haqq menunjukkan keadilan Allah dalam memberikan balasan sesuai dengan amal manusia.

  • Penjelasan dalam QS. Yunus (10): 4

“Itu adalah janji Allah yang benar (Al-Haqq). Sesungguhnya Dialah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya.”

Al-Razi menekankan bahwa Allah sebagai Al-Haqq menjamin bahwa segala balasan akan diberikan dengan adil tanpa ada kezaliman, baik di dunia maupun di akhirat.

  1. Al-Haqq Sebagai Pencipta dan Pengatur

Menurut Tafsir Al-Maraghi, Al-Haqq adalah sifat Allah sebagai pencipta dan pengatur segala sesuatu dengan hikmah dan tujuan yang benar.

  • Penjelasan dalam QS. Ar-Rum (30): 30

“Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

Al-Maraghi menjelaskan bahwa Allah sebagai Al-Haqq menciptakan alam semesta dengan sistem yang sempurna, sehingga manusia yang mengikuti jalan-Nya akan berada dalam kebenaran yang lurus.

  1. Al-Haqq sebagai Manifestasi Wahyu

Menurut Sayyid Qutb dalam Fi Zilal Al-Qur’an, Al-Haqq juga merujuk pada wahyu yang diberikan kepada Nabi Muhammad ﷺ.

  • Penjelasan dalam QS. Al-Baqarah (2): 147

“Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.”

Sayyid Qutb menafsirkan bahwa wahyu adalah manifestasi langsung dari Al-Haqq, sehingga seorang mukmin harus yakin bahwa Al-Qur’an dan ajarannya adalah kebenaran mutlak.

Para mufasir menjelaskan Al-Haqq sebagai:

  1. Kebenaran Mutlak dan Kekal: Allah adalah satu-satunya kebenaran yang tidak pernah berubah.
  2. Hukum dan Ketetapan yang Adil: Segala keputusan Allah adalah benar dan tidak mengandung kezaliman.
  3. Sumber Ilmu dan Wahyu: Segala kebenaran berasal dari Allah, baik dalam ilmu maupun ajaran agama.
  4. Hakikat Wujud dan Penciptaan: Allah sebagai Al-Haqq adalah sumber segala keberadaan, yang mengatur dengan hikmah.
  5. Pengatur Kehidupan dan Keadilan: Allah sebagai Al-Haqq memberikan balasan sesuai amal dengan keadilan sempurna.

Penafsiran ini memperkuat pemahaman bahwa Al-Haqq adalah inti dari sifat-sifat Allah yang mencakup keadilan, petunjuk, dan hakikat wujud-Nya.

Berikut adalah penjelasan الْحَقُّ (Al-Haqq) menurut mufasir Syiah, yang menekankan pada konsep kebenaran, keadilan, dan hubungan Allah dengan para imam serta umat manusia:

  1. Al-Haqq sebagai Sumber Kebenaran Mutlak

Menurut Allama Thabathabai dalam Tafsir Al-Mizan, Al-Haqq adalah kebenaran mutlak yang tidak dipengaruhi oleh kekeliruan atau kebatilan.

  • Penjelasan dalam QS. Al-Hajj (22): 6

“Hal itu karena Allah adalah Tuhan yang benar (Al-Haqq) dan Dialah yang menghidupkan segala yang mati.”

Penafsiran Thabathabai: Allah adalah wujud yang hakiki, yang keberadaan-Nya tidak membutuhkan makhluk lain, sedangkan segala sesuatu bergantung pada-Nya. Hakikat ini menunjukkan bahwa Allah adalah satu-satunya sumber kebenaran yang absolut.

  1. Al-Haqq sebagai Manifestasi Keadilan

Dalam tafsir Syiah, seperti Tafsir As-Safi karya Mulla Mohsin Al-Kashani, Al-Haqq merujuk pada keadilan Ilahi yang akan terlihat sempurna pada Hari Kiamat.

  • Penjelasan dalam QS. Yunus (10): 4

“Itu adalah janji Allah yang benar (Al-Haqq). Sesungguhnya Dialah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya.”

Penafsiran Al-Kashani: Janji Allah kepada manusia, baik berupa pahala bagi orang-orang yang beriman maupun siksa bagi orang-orang yang kufur, adalah kebenaran yang tidak diragukan. Janji ini merupakan manifestasi dari sifat keadilan Allah sebagai Al-Haqq.

  1. Al-Haqq dalam Hubungan dengan Ahlul Bayt

Para mufasir Syiah sering menghubungkan Al-Haqq dengan posisi Ahlul Bayt sebagai penjelmaan kebenaran Allah di dunia.

  • Penjelasan dalam QS. Al-Baqarah (2): 147

“Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.”

Dalam Tafsir Nur Ats-Tsaqalain, ayat ini dihubungkan dengan hadis Nabi ﷺ yang mengatakan:

“Kebenaran bersama Ali, dan Ali bersama kebenaran.”

Penjelasan: Ahlul Bayt adalah penjelmaan kebenaran Ilahi di bumi, karena mereka adalah penjaga wahyu dan penerus risalah Nabi Muhammad ﷺ.

  1. Al-Haqq Mengalahkan Kebatilan

Menurut Allama Thabathabai, Al-Haqq juga berarti bahwa kebenaran yang berasal dari Allah akan selalu mengalahkan kebatilan.

  • Penjelasan dalam QS. Al-Isra’ (17): 81

“Dan katakanlah, ‘Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu pasti lenyap.’”

Penafsiran Thabathabai: Allah sebagai Al-Haqq adalah sumber wahyu yang menuntun manusia untuk melawan kebatilan. Dalam sejarah, kebatilan mungkin tampak dominan, tetapi pada akhirnya, kebenaran akan menang karena ia memiliki dasar yang kokoh.

  1. Al-Haqq dalam Kehidupan dan Kematian

Dalam tafsir Al-Burhan karya Sayyid Hashim Al-Bahrani, Al-Haqq dikaitkan dengan kemampuan Allah untuk menciptakan kehidupan dan kematian sesuai dengan hikmah-Nya.

  • Penjelasan dalam QS. Al-Hajj (22): 62

“Hal itu karena Allah, Dialah yang benar (Al-Haqq), dan apa saja yang mereka seru selain Dia adalah batil.”

Penafsiran Al-Bahrani: Al-Haqq adalah sifat Allah yang menunjukkan kekuasaan-Nya atas segala sesuatu, termasuk menghidupkan dan mematikan makhluk. Hal ini membuktikan bahwa tidak ada yang layak disembah kecuali Dia.

  1. Al-Haqq Sebagai Bukti Keimanan yang Benar

Menurut mufasir Syiah, Al-Haqq juga berkaitan dengan keyakinan yang benar terhadap agama dan Imam yang sah.

  • Penjelasan dalam QS. An-Nisa (4): 170

“Maka orang-orang yang beriman kepadanya dan memuliakannya, serta menolongnya, mereka itulah orang-orang yang benar.”

Dalam tafsir Syiah, ayat ini sering dihubungkan dengan ketaatan kepada Nabi Muhammad ﷺ dan para Imam Ahlul Bayt sebagai kebenaran yang harus diikuti.

  1. Al-Haqq sebagai Sumber Hidayah

Menurut Tafsir Nur Ats-Tsaqalain, Al-Haqq adalah sumber dari semua petunjuk yang membawa manusia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.

  • Penjelasan dalam QS. Yunus (10): 32

“Maka itulah Allah Tuhan kamu yang sebenarnya (Al-Haqq). Setelah kebenaran itu, tidak ada yang lain kecuali kesesatan.”

Penafsiran: Allah sebagai Al-Haqq mengarahkan manusia kepada jalan yang benar melalui wahyu, para nabi, dan para imam dari Ahlul Bayt, sehingga tidak ada alasan bagi manusia untuk tersesat.

Penafsiran Syiah mengenai Al-Haqq menekankan aspek-aspek berikut:

  1. Kebenaran Mutlak: Allah adalah sumber hakikat sejati yang kekal.
  2. Keadilan Ilahi: Allah sebagai Al-Haqq memastikan bahwa segala sesuatu berjalan sesuai dengan keadilan-Nya.
  3. Hubungan dengan Ahlul Bayt: Ahlul Bayt adalah manifestasi Al-Haqq di dunia.
  4. Kemenangan Kebenaran atas Kebatilan: Kebenaran Allah akan selalu menang, meskipun kebatilan tampak dominan sementara.
  5. Hidayah dan Kehidupan: Allah sebagai Al-Haqq memberikan kehidupan, kematian, dan petunjuk kepada manusia untuk mencapai kebahagiaan akhirat.

Pandangan ini memperkuat keyakinan bahwa Allah sebagai Al-Haqq adalah pusat dari segala sesuatu, dan berpegang teguh pada kebenaran-Nya adalah jalan keselamatan.

  1. Al-Haqq sebagai Kesempurnaan Mutlak Allah

Dalam tafsir Al-Mizan, Allama Thabathabai menjelaskan bahwa Al-Haqq adalah sifat yang menunjukkan kesempurnaan mutlak Allah dalam zat, sifat, dan perbuatan-Nya.

  • Penjelasan dalam QS. Al-Hajj (22): 62

“Hal itu karena Allah, Dialah yang benar (Al-Haqq), dan apa saja yang mereka seru selain Dia adalah batil.”

Penafsiran Thabathabai: Segala sifat Allah, seperti kasih sayang, hikmah, dan keadilan, adalah manifestasi dari Al-Haqq. Hal ini menunjukkan bahwa hanya Allah yang sempurna, sedangkan makhluk lain penuh keterbatasan.

  1. Al-Haqq dalam Perjanjian dengan Manusia

Sayyid Hashim Al-Bahrani dalam Tafsir Al-Burhan menjelaskan bahwa Al-Haqq juga berkaitan dengan janji Allah kepada manusia, termasuk perjanjian primordial di alam alastu.

  • Penjelasan dalam QS. Al-A’raf (7): 172

“Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab, ‘Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.’”

Penafsiran: Allah sebagai Al-Haqq telah mengikat perjanjian dengan ruh manusia untuk mengakui-Nya sebagai Tuhan. Janji ini adalah kebenaran abadi yang menjadi dasar keberagamaan manusia.

  1. Al-Haqq sebagai Penegak Keadilan di Hari Kiamat

Menurut tafsir Syiah, seperti Tafsir Al-Mizan dan Tafsir As-Safi, Al-Haqq menegaskan keadilan absolut Allah dalam pengadilan Hari Kiamat.

  • Penjelasan dalam QS. Al-Anbiya (21): 47

“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada Hari Kiamat, maka tidak ada seorang pun yang dirugikan walaupun sedikit.”

Penafsiran: Allah sebagai Al-Haqq akan memberikan keputusan yang adil kepada setiap makhluk, tanpa ada kezaliman. Keadilan ini adalah manifestasi dari kebenaran Allah yang sempurna.

  1. Al-Haqq sebagai Penentu Kesesatan dan Petunjuk

Dalam Tafsir Nur Ats-Tsaqalain, Al-Haqq juga berkaitan dengan pemberian petunjuk kepada orang-orang yang beriman dan pembiaran bagi yang menolak kebenaran.

  • Penjelasan dalam QS. Yunus (10): 32

“Maka itulah Allah Tuhan kamu yang sebenarnya (Al-Haqq). Setelah kebenaran itu, tidak ada yang lain kecuali kesesatan.”

Penafsiran: Allah sebagai Al-Haqq memberikan petunjuk kepada mereka yang mencari kebenaran, sementara yang menolak kebenaran dibiarkan tersesat sebagai konsekuensi dari pilihan mereka sendiri.

  1. Al-Haqq dalam Wahyu dan Kenabian

Dalam tafsir Syiah, seperti Tafsir Al-Burhan, wahyu dan kenabian adalah manifestasi dari Al-Haqq yang menuntun manusia menuju kebenaran.

  • Penjelasan dalam QS. Al-Hijr (15): 9

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”

Penafsiran: Wahyu yang diturunkan kepada para nabi adalah bukti bahwa Allah sebagai Al-Haqq senantiasa membimbing manusia menuju kebenaran. Keberlanjutan wahyu melalui para imam Ahlul Bayt menunjukkan bahwa kebenaran ini tidak pernah terputus.

  1. Kesempurnaan Mutlak: Allah sebagai Al-Haqq menunjukkan bahwa semua sifat dan perbuatan-Nya adalah sempurna.
  2. Janji Allah kepada Manusia: Perjanjian primordial antara Allah dan manusia adalah manifestasi dari Al-Haqq.
  3. Keadilan di Hari Kiamat: Al-Haqq menegakkan keadilan absolut dalam pengadilan akhirat.
  4. Penentu Petunjuk dan Kesesatan: Al-Haqq memberikan petunjuk kepada yang mencari-Nya dan membiarkan yang menolak kebenaran dalam kesesatan.
  5. Manifestasi dalam Wahyu: Wahyu kepada para nabi dan penerusnya adalah jalan Allah sebagai Al-Haqq untuk membimbing manusia menuju keselamatan.

Penafsiran ini menunjukkan bahwa Allah sebagai الْحَقُّ adalah pusat keimanan, keadilan, dan petunjuk yang mengarahkan manusia kepada tujuan hidup yang sejati.
‫كلمة الحق - الحق - الباطل - أهل الحق ...‬‎

            Realitas murni lagi agung (Foto:Istimewa)

Menurut ahli makrifat dan hakikat dalam tradisi tasawuf dan filsafat Islam, الْحَقُّ (Al-Haqq) dipahami lebih dalam sebagai aspek yang menyangkut kesadaran spiritual, pengenalan akan Tuhan, serta hakikat sejati dari eksistensi. Penafsiran mereka tentang Al-Haqq tidak hanya mencakup makna literalnya, tetapi juga mengarah pada dimensi metafisik dan spiritual yang lebih dalam. Berikut adalah beberapa pandangan utama mengenai Al-Haqq menurut ahli makrifat dan hakikat:

  1. Al-Haqq Sebagai Wujud yang Tak Tergambarkan

Menurut Imam Al-Ghazali, seorang sufi dan ahli makrifat besar, Al-Haqq adalah hakikat dari segala sesuatu yang ada di alam semesta. Al-Haqq bukan sekadar kebenaran yang bisa dipahami dengan akal atau indra, tetapi ia adalah wujud yang tak tergambarkan dan berada di luar keterbatasan dunia material.

  • Penafsiran: Bagi Al-Ghazali, Al-Haqq adalah hakikat yang melampaui segala bentuk, ruang, dan waktu. Allah sebagai Al-Haqq adalah inti dari semua penciptaan dan hanya dapat disadari melalui pengalaman spiritual yang mendalam, bukan sekadar pemahaman intelektual.
  1. Al-Haqq sebagai Sumber dari Segala Keberadaan

Dalam tradisi filsafat Ibn Arabi, yang dikenal dengan ajaran Wahdat al-Wujud (Kesatuan Wujud), Al-Haqq adalah sumber dari segala keberadaan dan realitas. Ibn Arabi mengajarkan bahwa Tuhan adalah satu-satunya wujud yang sejati, dan segala sesuatu selain-Nya hanyalah bayangan atau manifestasi dari Al-Haqq.

  • Penafsiran: Al-Haqq bukan hanya berarti kebenaran dalam pengertian biasa, tetapi merupakan esensi dari seluruh realitas. Semua makhluk dan fenomena di dunia ini adalah manifestasi dari hakikat Allah, dan mengenal Al-Haqq berarti mengenal hakikat sejati dari diri kita sendiri dan alam semesta.
  1. Al-Haqq Sebagai Pencerah Jiwa

Syekh Ibn Ata’illah al-Iskandari, seorang ahli makrifat dari aliran Tarekat Syaziliyah, menjelaskan bahwa Al-Haqq adalah yang menyinari jiwa orang yang berpaling dari dunia materi dan merenungkan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan.

  • Penafsiran: Menurut Ibn Ata’illah, Al-Haqq adalah cahaya yang menyinari hati orang yang berusaha mendekatkan diri kepada Allah. Kebenaran sejati bukan hanya tentang pengetahuan intelektual, tetapi merupakan penerangan batin yang hanya dapat dicapai melalui zikir, ibadah, dan penghambaan yang mendalam kepada Allah.
  1. Al-Haqq dalam Kehidupan Sehari-hari

Menurut Imam Ali ibn Abi Talib, Al-Haqq juga merujuk pada keadilan dan kebenaran yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Imam Ali mengajarkan bahwa seseorang yang hidup dengan kesadaran terhadap Al-Haqq akan selalu berusaha untuk menjalani hidup dengan adil, benar, dan sesuai dengan wahyu Ilahi.

  • Penafsiran: Al-Haqq tidak hanya abstrak, tetapi juga berwujud dalam tindakan sehari-hari. Ini berarti bahwa seseorang yang mengenal kebenaran hakiki akan senantiasa berusaha menegakkan keadilan dalam hubungan sosial dan moral, serta menjaga amanah dan kejujuran.
  1. Al-Haqq Sebagai Transendensi Spiritualitas

Bagi Sufi dan ahli makrifat lainnya, Al-Haqq adalah tujuan akhir dari perjalanan spiritual. Pencapaian hakikat ini melibatkan perjalanan batin yang mendalam dan penghilangan diri (fana’) di hadapan Allah. Al-Haqq adalah titik akhir yang dicapai setelah melewati banyak tahap kesucian diri dan pembersihan jiwa.

  • Penafsiran: Dalam pengertian tasawuf, Al-Haqq adalah akhir dari perjalanan spiritual manusia, yaitu kembali kepada Tuhan yang hakiki setelah melalui pembersihan diri dan pengetahuan yang mendalam. Pencapaian ini ditandai dengan pencerahan spiritual di mana individu mengakui bahwa dirinya adalah bagian dari realitas yang lebih besar, yang sepenuhnya berhubungan dengan Al-Haqq.
  1. Haqq dalam Fenomena Alam Semesta

Dalam pandangan ahli makrifat seperti Rumi dan Attar, alam semesta ini sendiri adalah ekspresi dari Al-Haqq. Segala fenomena alam, baik itu langit, bumi, maupun makhluk hidup, adalah cerminan dari sifat dan keberadaan Al-Haqq.

  • Penafsiran: Rumi, dalam syair-syairnya, sering mengungkapkan bahwa alam semesta adalah cermin dari wujud Tuhan. Semua yang ada, meskipun tampak terpisah, sebenarnya adalah manifestasi dari Al-Haqq yang tak terhingga. Pencarian akan kebenaran sejati adalah perjalanan untuk memahami dan menyaksikan Allah dalam setiap aspek kehidupan.
  1. Al-Haqq dalam Konteks Perjalanan Spiritual

Bagi para ahli hakikat, perjalanan menuju Al-Haqq adalah proses pemurnian diri, pengenalan diri (ma’rifah), dan pencerahan yang melibatkan penyingkapan lapisan-lapisan jiwa yang gelap. Al-Haqq menjadi tujuan akhir dalam pencarian spiritual dan manifestasi dari realitas hakiki.

  • Penafsiran: Al-Haqq bukan sekadar sebuah konsep, tetapi adalah tujuan tertinggi dalam perjalanan rohani. Perjalanan ini melibatkan penerimaan kebenaran dalam segala bentuknya, baik dalam bentuk wahyu, pengalaman spiritual, maupun kesadaran batin yang mendalam tentang realitas Tuhan yang Maha Benar.

Kesimpulan: Ahli makrifat dan hakikat melihat Al-Haqq sebagai realitas yang lebih dari sekadar kebenaran biasa. Ini adalah hakikat Tuhan yang tak terhingga, yang tidak hanya menyangkut pemahaman intelektual tetapi juga pengalaman spiritual yang mendalam. Al-Haqq adalah sumber dari semua keberadaan, pencerah jiwa, dan titik akhir dari perjalanan rohani yang membawa individu kepada pengenalan akan Tuhan dan eksistensi sejati.


Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment