
Oleh: Khusnul Yaqin*
Ayah saya berpulang ke Rahmatullah sejak saya kelas satu SMP. Suatu ketika di saat saya baru kelas lima SD, menjelang shalat idul Fitri, saya melihat ayah saya tidak pakai baju baru. Dia hanya memakai jas dengan sarung dan songkok hitam buatan pengrajin songkok Gresik. Padahal dialah yang paling sibuk membelikan segala hal yang baru buat saya. Lalu saya bertanya kepadanya " Mengapa tidak pakai baju baru? ", Dia jawab singkat, " Nanti kalau kamu sudah dewasa akan tahu jawabannya".
Beberapa hari sebelum tahun baru 2025 Kepala Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan (Kaprodi MSP) FIKP- Universitas Hasanuddin, Dr. Sri Wahyuni Rahim, mengajak saya jalan-jalan ke Malaysia. Saya bilang untuk apa? Kaprodi menjawab untuk refreshing. "Saya tiap hari sudah mengalami refreshing", jawab saya.
Shalat Sarana Refreshing
Pengaruh Ilmiah dan Kesehatan Sholat
Sebagai seorang muslim, shalat adalah sarana refreshing yang paling baik, karena dalam shalat kita bertemu dengan Zat yang Maha Indah yang bisa merefresh jiwa dan pikiran kita dengan sangat sempurna. Rasul SAW bersabda As Shalatu mikrajul mukminin (Shalat adalah mikraj nya kaum mukminin)
Lalu saya dan kaprodi ketemu lagi saat seminar hasil penelitian salah seorang mahasiswa MSP. Kaprodi mengulangi lagi, ayo kita jalan-jalan ke Malaysia? Sambil menggrenyitkan dahi, lagi-lagi saya bilang untuk apa? Lalu saya bilang kalau ke sana untuk melakukan hal-hal yang rasional seperti menjalin kerjasama penelitian, maka saya ikut. Kaprodi menimpali;”ayomi, cari universitas di Malaysia yang bisa kita ajak kerjasama.” "Ok, sebentar saya hubungi teman di Malaysia yang punya interest group dalam bidang mikroplastik", jawab saya.
Baca juga:
96 BPR Bangkrut, LPS Jelaskan Penyebabnya
Konsorsium Mikroplastik
Pucuk dicinta ulam tiba. Pak Yusof salah seorang dosen dan peneliti mikroplastik dari Universiti Malaysia Terengganu (UMT) yang saya kenal saat workshop mikroplastik di Chula University, Bangkok mengiyakan ajakan saya untuk membuat konsorsium mikroplastik.
Pembuatan konsorsium mikroplastik ini setarikann nafas dengan ajakan Prof. Hadi dari Universitas Diponegoro (Undip), Semarang untuk membuat kolaborasi penelitian mikroplastik. Sekarang ini Unhas baru memunyai 17 konsorsium penelitian, sedangkan IPB sudah memunyai 40 konsorsium penelitian. Kalau konsorsium penelitian mikroplastik kita bentuk, lumayanlah bisa menambah satu konsorsium di Unhas yang boleh jadi bisa menstimulasi lahirnya konsorsium-konsorsium yang lain.
Jadilah jalan-jalan ke Malaysia sekarang ini dari sekadar refreshing kaleng-kaleng menjadi pekerjaan yang produktif untuk memproduksi berbagai produk berbasis sain melalui suatu konsorsium penelitian.
Sekarang baru saya "ngeh' dengan apa yang dikatakan mendiang ayah saya. Anak kecil memang belum mengerti apa hal yang subtansial dan apa saja yang cuma kaleng-kaleng dalam kehidupan di dunia yang fana ini.
Satset, bu Kaprodi membelikan kami (saya dan Prof. Nanit) tiket untuk terbang ke Kuala Lumpur dan dilanjut ke UMT di Terengganu. (Kuala Lumpur, 07 Januari 2025)
* Penulis, Guru Besar pada Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin
Comments (0)
There are no comments yet