Kolom: Makna Awal dan Akhir Tahun

Supa Athana - Tekno & Sains
31 December 2024 08:55
Baik awal maupun akhir tahun, keduanya mengajarkan kita untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dan selalu melibatkan Allah dalam setiap langkah.
Penulis: Muhammad Taufiq Ali Yahya
             Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran
Makna awal dan akhir tahun sering kali memiliki nilai filosofis, spiritual, dan praktis yang dapat dijadikan pelajaran dalam kehidupan. Berikut makna yang dapat diambil dari awal dan akhir tahun:
Makna Awal Tahun
1.Kesempatan Baru
Awal tahun adalah momen untuk memulai sesuatu yang baru, memperbaiki diri, dan meninggalkan kebiasaan buruk.
2.Harapan dan Doa
Awal tahun sering disertai dengan doa dan harapan agar diberi keberkahan, kesuksesan, dan kesehatan.
3.Perencanaan
Waktu yang tepat untuk menyusun rencana dan menetapkan target, baik dalam aspek duniawi maupun akhirat.
4.Motivasi dan Semangat Baru
Momen untuk memulai segala hal dengan semangat baru, seolah diberi “lembaran kosong” untuk diisi.
5.Refleksi Masa Lalu
Awal tahun mengingatkan pentingnya merenungkan apa yang telah terjadi sebelumnya dan belajar dari pengalaman.
 
Makna Akhir Tahun
6.Evaluasi Diri
Akhir tahun adalah waktu untuk mengevaluasi pencapaian dan kesalahan sepanjang tahun.
7.Pengingat Waktu yang Berlalu
Menyadarkan kita bahwa waktu terus berjalan, sehingga harus digunakan dengan bijak.
8.Syukur atas Nikmat
Sebagai momen untuk bersyukur atas segala nikmat, ujian, dan hikmah yang telah diterima sepanjang tahun.
9.Persiapan Akhirat
Mengingatkan bahwa sebagaimana tahun berakhir, kehidupan juga memiliki akhir. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan amal kebaikan.
10.Kebersamaan dan Doa
Akhir tahun sering diisi dengan berkumpul bersama keluarga dan mendoakan kebaikan untuk masa depan.
 
Baik awal maupun akhir tahun, keduanya mengajarkan kita untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dan selalu melibatkan Allah dalam setiap langkah.
 
Berikut tambahan 5 makna lainnya terkait awal dan akhir tahun:
 
Makna Awal Tahun
1.Menguatkan Niat
Awal tahun adalah saat yang tepat untuk memperbarui niat dalam melakukan segala sesuatu demi kebaikan dan keridhaan Allah.
2.Momentum Hijrah
Menginspirasi untuk berhijrah dari keburukan menuju kebaikan, baik secara pribadi, spiritual, maupun sosial.
3.Optimisme Masa Depan
Awal tahun membawa harapan akan peluang dan keberhasilan di masa depan.
4.Memulai Kebiasaan Positif
Momen untuk memulai kebiasaan baik, seperti membaca Al-Qur’an secara rutin, menulis jurnal syukur, atau memperbaiki ibadah.
5.Kesempatan Memperbaiki Hubungan
Awal tahun adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki hubungan dengan keluarga, teman, dan orang lain, serta memperkuat hubungan dengan Allah.
 
Makna Akhir Tahun
1.Pengingat Fana-nya Kehidupan
Akhir tahun menjadi simbol bahwa segala sesuatu di dunia ini memiliki batas waktu, mengingatkan kita untuk lebih memprioritaskan amal akhirat.
2.Memahami Nilai Usaha
Akhir tahun menunjukkan pentingnya usaha sepanjang waktu, baik hasilnya terlihat maupun tidak, karena semua akan bernilai di sisi Allah.
3.Memaafkan dan Melupakan Luka Lama
Momen untuk melepaskan dendam, memberi maaf, dan melupakan kesalahan masa lalu sebagai langkah awal menuju tahun baru.
4.Menghargai Proses
Akhir tahun mengajarkan bahwa hasil adalah bagian dari perjalanan, sehingga setiap langkah dan usaha harus dihargai.
5.Meningkatkan Sedekah dan Amal
Akhir tahun sering menjadi momen introspeksi untuk meningkatkan amal kebaikan, seperti sedekah dan membantu sesama.
 
Banyak ayat yang memberikan pelajaran terkait makna waktu, refleksi, dan pergantian masa, yang relevan untuk direnungkan di awal atau akhir tahun. Berikut adalah beberapa makna tersebut berdasarkan Al-Qur’an:
 
Makna Awal dan Akhir Tahun Menurut Al-Qur’an
1.Pentingnya Memanfaatkan Waktu
Allah mengingatkan manusia untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin karena waktu adalah karunia yang akan dimintai pertanggungjawaban.
•“Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh.”
(QS. Al-‘Asr: 1-3)
2.Merenungi Perjalanan Hidup
Pergantian waktu, seperti awal dan akhir tahun, adalah momen untuk introspeksi atas apa yang telah dilakukan.
•“Maka, hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan.”(QS. At-Tariq: 5)
3.Pergantian Waktu adalah Tanda Kekuasaan Allah
Perubahan waktu, hari, bulan, dan tahun menunjukkan kekuasaan Allah dan mengingatkan manusia akan akhir kehidupan.
•“Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang, dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang bertakwa.”(QS. Yunus: 6)
4.Memperbaiki Diri dan Bertaubat
Awal dan akhir tahun adalah momen untuk memohon ampunan atas kesalahan yang telah lalu dan berkomitmen untuk memperbaiki diri.
•“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.” (QS. An-Nur: 31)
5.Menggunakan Waktu untuk Amal Kebaikan
Allah memerintahkan manusia untuk memanfaatkan kesempatan hidup untuk memperbanyak amal saleh sebelum terlambat.
•“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok.”
(QS. Al-Hashr: 18)
6.Kesadaran Akan Kehidupan yang Terbatas
Pergantian tahun mengingatkan bahwa usia manusia berkurang setiap harinya. Ini mengajarkan pentingnya bersiap untuk menghadapi akhirat.
•“Dan setiap umat mempunyai batas waktu. Apabila waktunya telah tiba, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al-A’raf: 34)
7.Bersyukur atas Nikmat Waktu
Mengakhiri tahun dengan rasa syukur atas nikmat waktu dan kehidupan adalah bagian dari perintah Allah.
•“Jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7)
8.Pergantian Waktu Sebagai Pengingat Akhirat
Akhir tahun mengingatkan bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara, dan manusia harus mempersiapkan kehidupan yang abadi.
•“Ketahuilah, bahwa kehidupan dunia hanyalah permainan, senda gurau, perhiasan, saling berbangga di antara kamu, serta berlomba-lomba dalam kekayaan dan anak-anak.” (QS. Al-Hadid: 20)
9.Keseimbangan Dunia dan Akhirat
Awal dan akhir tahun adalah momen untuk menyeimbangkan urusan dunia dengan persiapan untuk akhirat.
•“Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia.” (QS. Al-Qashash: 77)
10.Berbuat Baik Sebagai Investasi Masa Depan
Setiap pergantian tahun mengingatkan pentingnya berbuat baik karena semua amal akan dicatat dan diperhitungkan di akhirat.
•“Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”
(QS. Az-Zalzalah: 7)
 
Ayat-ayat ini memberikan panduan bagi umat Islam untuk menjadikan awal dan akhir tahun sebagai momen introspeksi, bertaubat, bersyukur, dan memperbaiki diri dalam rangka meningkatkan iman dan takwa.
 
Ada banyak hadis yang memberikan pelajaran tentang pentingnya memanfaatkan waktu, evaluasi diri, dan berbuat kebaikan. Berikut adalah beberapa pelajaran tentang awal dan akhir tahun berdasarkan hadis:
Makna Awal dan Akhir Tahun Menurut Hadis
1.Pentingnya Memanfaatkan Waktu
Rasulullah ﷺ mengingatkan tentang pentingnya memanfaatkan waktu sebelum datangnya penyesalan.
•“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu, waktu kayamu sebelum datang waktu miskinmu, dan hidupmu sebelum datang kematianmu.”
(HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi)
2.Introspeksi Diri
Rasulullah ﷺ menganjurkan untuk selalu menghitung amal perbuatan sebelum datang hari perhitungan.
•“Orang yang cerdas adalah orang yang mengendalikan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati, sedangkan orang yang lemah adalah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan terhadap Allah.”
(HR. At-Tirmidzi)
3.Pentingnya Berbuat Baik di Setiap Waktu
Awal dan akhir tahun adalah momen untuk meningkatkan amal baik. Rasulullah ﷺ bersabda:
•“Setiap hari, manusia berada dalam kebaikan selama ia bisa memperbaiki amalnya.”
(HR. Al-Bukhari)
4.Waktu adalah Amanah
Rasulullah ﷺ mengingatkan bahwa waktu adalah salah satu nikmat yang sering dilalaikan oleh manusia.
•“Ada dua nikmat yang banyak manusia tertipu karenanya: nikmat sehat dan waktu luang.”
(HR. Al-Bukhari)
5.Meningkatkan Amal Shalih di Penghujung Waktu
Akhir tahun mengingatkan pentingnya menutup perjalanan hidup dengan amal kebaikan. Rasulullah ﷺ bersabda:
•“Sesungguhnya amal itu dinilai dari akhirnya.”(HR. Al-Bukhari)
6.Menghargai Perubahan Waktu Sebagai Tanda Kekuasaan Allah
Dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman:
•“Anak Adam mencaci masa, padahal Akulah yang mengatur masa; Aku yang menjadikan malam dan siang bergantian.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hadis ini mengingatkan bahwa pergantian waktu adalah bagian dari kekuasaan Allah yang patut disyukuri.
7.Bertaubat Sebelum Terlambat
Awal dan akhir tahun adalah momen untuk bertaubat dan memohon ampun atas dosa-dosa yang telah lalu. Rasulullah ﷺ bersabda:
•“Sesungguhnya Allah menerima tobat seorang hamba selama nyawanya belum sampai ke tenggorokan.” (HR. At-Tirmidzi)
8.Menyegerakan Amal Kebaikan
Awal tahun bisa menjadi momen untuk memulai amal baru. Rasulullah ﷺ bersabda:
•“Bersegeralah kalian untuk beramal sebelum datangnya fitnah seperti potongan malam yang gelap.”
(HR. Muslim)
9.Mengisi Waktu dengan Zikir dan Doa
Rasulullah ﷺ menganjurkan untuk memperbanyak zikir dan doa di setiap waktu, termasuk pergantian tahun.
•“Orang yang paling utama di sisi Allah adalah yang selalu basah lisannya dengan mengingat Allah.”
(HR. Ahmad)
10.Peningkatan Iman Secara Berkelanjutan
Pergantian waktu, termasuk tahun, adalah kesempatan untuk meningkatkan keimanan. Rasulullah ﷺ bersabda:”Iman itu bertambah dan berkurang. Maka, perbaharuilah iman kalian dengan memperbanyak mengucapkan ‘La ilaha illallah.’”
(HR. Al-Hakim)
 
Kesimpulan ; Hadis-hadis ini mengajarkan bahwa awal dan akhir tahun adalah momen untuk:
•Bermuhasabah: Introspeksi diri atas amal yang telah dilakukan.
•Memulai Perbaikan: Memanfaatkan waktu untuk berbuat kebaikan.
•Bertaubat dan Bersyukur: Memohon ampunan atas dosa dan mensyukuri nikmat waktu.
Dengan memahami hadis-hadis ini, seorang Muslim dapat menjadikan pergantian tahun sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri dan memperbanyak amal shalih.
 
Dalam tradisi Ahlul Bayt (keluarga Nabi Muhammad ﷺ), banyak hadis yang menyoroti makna waktu, introspeksi diri, dan hubungan manusia dengan Allah. Berikut adalah pelajaran yang relevan berdasarkan riwayat dari Ahlul Bayt:
 
Makna Awal dan Akhir Tahun Menurut Hadis Ahlul Bayt
1.Waktu adalah Amanah Ilahi
Imam Ali bin Abi Thalib a.s. berkata:
•“Waktu adalah seperti pedang; jika engkau tidak menggunakannya, ia akan memotongmu.”
(Nahjul Balaghah, Hikmah 42)
Hadis ini mengingatkan bahwa setiap waktu, termasuk awal dan akhir tahun, adalah amanah yang harus dimanfaatkan dengan baik.
2.Muhasabah (Introspeksi Diri)
Imam Musa al-Kazim a.s. berkata:
•“Bukan dari golongan kami orang yang tidak menghisab dirinya setiap hari. Jika ia melakukan kebaikan, ia memohon tambahan dari Allah; jika ia melakukan keburukan, ia memohon ampunan dan bertaubat.”(Al-Kafi, jilid 2, hal. 453)
Awal dan akhir tahun adalah waktu yang tepat untuk menghisab diri atas amal yang telah dilakukan.
3.Pergantian Waktu Sebagai Tanda Kekuasaan Allah
Imam Ja’far ash-Shadiq a.s. berkata:
•“Hari, malam, dan waktu tidak berlalu kecuali ia membawa perintah baru dari Allah dan kehendak-Nya.”
(Bihar al-Anwar, jilid 55, hal. 64)
Ini menunjukkan bahwa setiap pergantian waktu, termasuk tahun, adalah tanda kekuasaan Allah yang mengingatkan manusia akan kebesaran-Nya.
4.Keseimbangan Dunia dan Akhirat
Imam Ali bin Abi Thalib a.s. berkata:
•“Berusahalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya, dan berusahalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati esok.”
(Nahjul Balaghah, Hikmah 280)
Awal tahun adalah waktu yang tepat untuk menyeimbangkan usaha duniawi dan akhirat.
5.Kesempatan Bertaubat
Imam Ja’far ash-Shadiq a.s. berkata:
•“Jika seorang hamba bertaubat dengan tulus sebelum kematiannya, Allah akan mengampuni dosa-dosanya, dan setiap hari yang ia lalui adalah kesempatan baru untuk mendekat kepada-Nya.”
(Bihar al-Anwar, jilid 6, hal. 18)
Akhir tahun adalah momen untuk merenungkan dosa-dosa dan memperbaharui taubat.
6.Pentingnya Amal Baik di Akhir Usia
Imam Ja’far ash-Shadiq a.s. berkata:
•“Amal seseorang dinilai dari penutupnya, maka perbaikilah amal kalian di akhir usia kalian.”
(Wasail al-Shia, jilid 11, hal. 193)
Hadis ini mengajarkan bahwa seperti hidup yang harus ditutup dengan kebaikan, setiap waktu juga harus diakhiri dengan amal shalih.
7.Memanfaatkan Masa Muda dan Waktu Luang
Imam Ali Zainal Abidin a.s. dalam Sahifah Sajjadiyah sering memanjatkan doa terkait waktu, di antaranya:
•“Ya Allah, berkahilah waktu yang Engkau anugerahkan kepada kami, jadikan ia penuh dengan ketaatan kepada-Mu, dan hindarkan kami dari menyia-nyiakannya.”
(Sahifah Sajjadiyah, Doa 44)
8.Syukur atas Nikmat Waktu
Imam Ali bin Abi Thalib a.s. berkata:
•“Barang siapa bersyukur atas nikmat waktu, Allah akan memberinya tambahan, dan barang siapa kufur, ia akan kehilangan keberkahan waktu itu.”
(Ghurar al-Hikam, hadis 8155)
Mensyukuri waktu di awal dan akhir tahun adalah bentuk ketaatan kepada Allah.
9.Waktu Sebagai Ujian
Imam Ja’far ash-Shadiq a.s. berkata:
•“Setiap hari adalah ujian, apakah engkau mendekat kepada Allah atau menjauh dari-Nya.”
(Al-Kafi, jilid 2, hal. 315)
Awal tahun adalah peluang untuk memulai langkah mendekat kepada Allah.
10.Keutamaan Memulai dengan Niat Baik
Imam Ali bin Abi Thalib a.s. berkata:
•“Niat adalah dasar dari setiap amal. Amal yang baik dimulai dengan niat yang ikhlas.”
(Nahjul Balaghah, Hikmah 90)
Awal tahun adalah waktu yang tepat untuk memperbarui niat dalam beramal.
 
Kesimpulan ; Hadis-hadis dari Ahlul Bayt mengajarkan bahwa:
•Awal tahun adalah peluang untuk memperbaiki niat, merencanakan amal kebaikan, dan memperbarui hubungan dengan Allah.
•Akhir tahun adalah momen untuk muhasabah, mensyukuri nikmat, dan bertaubat atas kekurangan.
•Waktu secara keseluruhan adalah amanah yang harus digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperbanyak amal shalih.
 
Semangat Ahlul Bayt selalu menekankan pentingnya memanfaatkan waktu untuk dunia dan akhirat secara seimbang.
 
Para mufasir Al-Qur’an tidak membahas “awal dan akhir tahun” secara langsung, tetapi mereka menafsirkan ayat-ayat yang terkait dengan pergantian waktu, pentingnya introspeksi, dan pemanfaatan waktu. Tafsir ini memberikan pelajaran mendalam yang dapat diterapkan untuk memahami makna awal dan akhir tahun. Berikut beberapa pandangan mufasir terkemuka:
 
Makna Awal dan Akhir Tahun Menurut Tafsir
1.Pergantian Waktu Adalah Tanda Kekuasaan Allah
QS. Yunus: 6
“Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang, dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang bertakwa.”
•Ibn Katsir: Pergantian malam dan siang, termasuk perputaran waktu seperti tahun, adalah bukti nyata kekuasaan Allah. Orang yang bertakwa akan mengambil pelajaran dari hal ini untuk meningkatkan iman mereka.
•Al-Alusi: Ayat ini mengajarkan manusia untuk memanfaatkan pergantian waktu sebagai momen refleksi dan penyadaran bahwa waktu adalah nikmat yang harus disyukuri.
2.Pemanfaatan Waktu untuk Amal Saleh; QS. Al-‘Asr: 1-3
“Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh.”
•Ibn Katsir: Allah bersumpah dengan waktu untuk menunjukkan pentingnya waktu dalam kehidupan manusia. Ayat ini menekankan bahwa setiap detik harus dimanfaatkan untuk keimanan, amal kebaikan, dan saling menasihati dalam kebenaran.
•Raghib al-Isfahani: Waktu adalah modal hidup manusia. Awal dan akhir tahun menjadi peluang untuk mengevaluasi sejauh mana waktu telah dimanfaatkan untuk tujuan akhirat.
3.Evaluasi Diri (Muhasabah)
QS. Al-Hashr: 18
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok.”
•Al-Qurtubi: Ayat ini memerintahkan manusia untuk terus mengintrospeksi amalnya. Pergantian tahun adalah waktu yang tepat untuk menghisab diri, mengingat bahwa setiap amal akan dipertanggungjawabkan di akhirat.
•Fakhruddin Al-Razi: “Hari esok” dalam ayat ini tidak hanya mengacu pada akhirat, tetapi juga hari-hari mendatang di dunia, yang harus disiapkan dengan amal baik.
4.Syukur atas Waktu dan Nikmat
QS. Ibrahim: 7
“Jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu.”
•At-Thabari: Bersyukur atas nikmat waktu dengan memanfaatkannya untuk ibadah adalah cara untuk mendapatkan keberkahan di masa depan.
•Al-Baghawi: Pergantian tahun mengajarkan pentingnya rasa syukur, terutama terhadap nikmat hidup dan kesempatan untuk bertaubat.
5.Mengingat Kematian dan Kehidupan yang Fana
QS. Al-A’raf: 34
“Setiap umat memiliki batas waktu. Apabila waktunya telah tiba, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat pula memajukannya.”
•Ibn Katsir: Ayat ini mengingatkan bahwa waktu adalah sesuatu yang terbatas. Pergantian tahun adalah momen untuk menyadari bahwa usia kita semakin dekat dengan akhir, sehingga harus memperbanyak amal kebaikan.
•As-Sa’di: Waktu adalah karunia yang cepat berlalu. Pergantian tahun mengingatkan bahwa manusia harus memanfaatkan sisa hidupnya dengan amal saleh sebelum waktu berakhir.
6.Niat dan Awal yang Baik
QS. Al-Baqarah: 2
“Kitab ini tidak ada keraguan di dalamnya, sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.”
•At-Thabari: Awal yang baik dalam segala hal, termasuk tahun, dimulai dengan niat yang benar dan panduan dari Al-Qur’an. Niat baik pada awal tahun adalah kunci untuk mendapatkan keberkahan di masa mendatang.
7.Mengakhiri dengan Kebaikan
QS. Az-Zumar: 20
“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya akan mendapat tempat yang tinggi.”
•Al-Qurtubi: Amal baik yang konsisten hingga akhir kehidupan adalah kunci untuk mendapatkan tempat yang tinggi di sisi Allah. Pergantian tahun mengingatkan pentingnya menjaga amal sampai akhir waktu.
 
Kesimpulan ; Para mufasir sepakat bahwa:
1.Pergantian waktu adalah tanda kekuasaan Allah yang mengingatkan manusia akan kematian dan akhirat.
2.Awal dan akhir tahun adalah momen refleksi untuk memperbaiki niat, mengevaluasi amal, dan meningkatkan ibadah.
3.Pentingnya memanfaatkan waktu untuk amal kebaikan agar tidak termasuk dalam golongan yang merugi.
 
Dengan demikian, awal dan akhir tahun menurut para mufasir dapat dijadikan peluang untuk introspeksi, memperbaiki diri, dan meningkatkan ketaatan kepada Allah.
 
Dalam pandangan mufasir Syiah, banyak ayat Al-Qur’an yang dikaitkan dengan pentingnya waktu, muhasabah (introspeksi diri), dan pemanfaatan pergantian masa, termasuk dalam konteks awal dan akhir tahun. Penafsiran ini mencerminkan nilai-nilai yang ditekankan oleh Ahlul Bayt a.s. Berikut adalah makna awal dan akhir tahun menurut mufasir Syiah:
 
Makna Awal dan Akhir Tahun Menurut Tafsir Mufasir Syiah
1.Waktu Sebagai Tanda Kebesaran Allah ; QS. Yunus: 6
“Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang, dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang bertakwa.”
•Allamah Thabathabai (Tafsir Al-Mizan): Pergantian siang dan malam, termasuk perubahan tahun, adalah tanda kebesaran Allah yang mengingatkan manusia untuk merenungkan tujuan hidupnya. Waktu diciptakan sebagai sarana bagi manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui amal kebaikan.
•Sayyid Qutbuddin Al-Rawandi (Furu’ Al-Kafi): Pergantian waktu adalah pengingat agar manusia terus meningkatkan keimanan dan amal shalih, serta mempersiapkan diri untuk akhirat.
2.Introspeksi Amal di Akhir Waktu
QS. Al-Hashr: 18
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok.”
•Allamah Thabathabai (Tafsir Al-Mizan): Ayat ini menegaskan pentingnya introspeksi diri. Awal dan akhir tahun adalah waktu yang tepat untuk merenungkan amal-amal yang telah dilakukan, baik untuk dunia maupun akhirat.
•Al-Kulayni (Al-Kafi, Jilid 2): Pergantian waktu adalah peringatan bagi manusia agar selalu bertaubat dan memperbaiki amal perbuatannya sebelum terlambat.
3.Pergantian Waktu sebagai Ujian Kehidupan
QS. Al-Baqarah: 155
“Dan sungguh, Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan; dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”
•Allamah Thabathabai (Tafsir Al-Mizan): Pergantian tahun adalah bagian dari ujian kehidupan. Setiap perubahan dalam hidup, baik berupa kesenangan maupun kesulitan, adalah kesempatan untuk menunjukkan kesabaran dan rasa syukur kepada Allah.
•Muhammad Hadi Ma’rifat (At-Tafsir wa Al-Mufassirun): Kehidupan manusia adalah perjalanan menuju Allah. Pergantian waktu adalah pengingat bahwa setiap ujian membawa hikmah bagi orang-orang yang sabar dan bertakwa.
4.Keseimbangan Dunia dan Akhirat  ; QS. Al-Qashash: 77
“Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia.”
•Allamah Thabathabai (Tafsir Al-Mizan): Awal tahun adalah momen untuk memperbarui komitmen dalam menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat. Manusia harus memanfaatkan waktunya untuk bekerja di dunia tanpa melupakan bekal akhirat.
•Syed Muhammad Husayn Fadlallah (Min Wahy Al-Qur’an): Ayat ini menekankan pentingnya memiliki visi yang jelas tentang tujuan hidup. Pergantian tahun adalah waktu yang tepat untuk mengevaluasi apakah seseorang telah menjalankan amanah dunia dan akhirat dengan baik.
5.Syukur atas Nikmat Waktu
QS. Ibrahim: 7
“Jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu.”
•Tafsir Nur (Ayatollah Naser Makarem Shirazi): Syukur atas nikmat waktu berarti memanfaatkannya dengan cara yang diridhai Allah. Awal dan akhir tahun adalah waktu untuk bersyukur atas usia yang telah diberikan dan bertekad memanfaatkannya lebih baik di masa depan.
6.Mengakhiri Amal dengan Kebaikan  ; QS. Az-Zumar: 20
“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya akan mendapat tempat yang tinggi.”
•Allamah Thabathabai (Tafsir Al-Mizan): Amal manusia dinilai berdasarkan akhir perbuatannya. Oleh karena itu, akhir tahun adalah momen penting untuk menutup masa lalu dengan bertaubat dan memulai masa depan dengan niat yang baik.
•Sayyid Qutbuddin Al-Rawandi (Furu’ Al-Kafi): Kebaikan di akhir waktu adalah cerminan dari kebijaksanaan manusia yang sadar akan pendeknya waktu di dunia.
7.Waktu sebagai Amanah
QS. Al-‘Asr: 1-3
“Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh.”
•Al-Kulayni (Al-Kafi, Jilid 2): Masa adalah amanah yang harus dimanfaatkan untuk beriman, beramal shalih, dan menasihati kebenaran. Awal tahun adalah kesempatan untuk menata kehidupan berdasarkan prinsip-prinsip ini.
•Sayyid Muhammad Husayn Fadlallah: Kehilangan waktu adalah kerugian yang nyata. Pergantian tahun adalah pengingat agar manusia tidak menyia-nyiakan waktu dengan hal-hal yang tidak bermanfaat.
 
Kesimpulan ; Para mufasir Syiah menekankan bahwa:
1.Pergantian waktu adalah tanda kekuasaan Allah yang mengingatkan manusia untuk introspeksi dan bertaubat.
2.Awal tahun adalah momen untuk memperbarui niat, bersyukur atas nikmat waktu, dan merencanakan amal baik.
3.Akhir tahun adalah waktu untuk mengevaluasi diri, menutup dosa dengan taubat, dan menyiapkan diri untuk akhirat.
4.Waktu adalah amanah yang harus dimanfaatkan dengan iman, amal shalih, dan perbaikan diri.
 
Melalui penafsiran ini, awal dan akhir tahun dapat dijadikan peluang untuk memperkuat hubungan dengan Allah dan meningkatkan kualitas hidup secara spiritual dan duniawi.
 
Dalam perspektif ahli makrifat dan hakikat, waktu, termasuk awal dan akhir tahun, memiliki dimensi spiritual yang mendalam. Mereka memandang waktu sebagai salah satu manifestasi dari kehendak Ilahi yang mengajarkan manusia tentang fana-nya kehidupan dunia dan pentingnya perjalanan menuju Allah. Berikut adalah makna awal dan akhir tahun menurut ahli makrifat dan hakikat:
 
1. Waktu Sebagai Amanah Ilahi
Ahli makrifat memandang waktu sebagai ciptaan Allah yang diberikan kepada manusia sebagai amanah.
•Ibn Arabi: Waktu adalah “nafas” (anfas) dari kehidupan manusia yang harus digunakan untuk mengenal Allah (ma’rifah). Awal dan akhir tahun adalah kesempatan untuk menghidupkan “nafas” dengan dzikir dan ibadah.
•Imam Al-Ghazali: Dalam kitab Ihya Ulumuddin, Al-Ghazali menekankan bahwa waktu adalah ibadah jika dimanfaatkan untuk mencari keridhaan Allah. Pergantian tahun adalah momen untuk mengevaluasi sejauh mana waktu telah digunakan untuk mencapai tujuan ini.
 
2. Pergantian Tahun Sebagai Cermin Kehidupan
Ahli hakikat memahami pergantian waktu sebagai simbol perjalanan hidup manusia dari awal hingga akhirnya.
•Rumi: Dalam Masnawi, Rumi menyebut pergantian waktu sebagai pengingat bahwa manusia adalah musafir yang sedang menuju Allah. Awal tahun adalah kesempatan untuk “memulai perjalanan baru,” sedangkan akhir tahun adalah waktu untuk melihat sejauh mana seseorang telah mendekat kepada-Nya.
•Syekh Abdul Qadir al-Jilani: Dalam Al-Fath ar-Rabbani, beliau menjelaskan bahwa waktu adalah medan ujian yang akan menentukan nasib akhir manusia. Pergantian tahun adalah tanda bahwa waktu semakin dekat dengan pertemuan dengan Allah.
 
3. Muhasabah dan Perbaikan Diri
Ahli makrifat menekankan pentingnya introspeksi pada awal dan akhir tahun.
•Imam Khomeini: Dalam karya-karyanya, Imam Khomeini sering menyebut pentingnya “muhasabah” untuk membersihkan hati dari kesalahan. Awal tahun adalah waktu yang tepat untuk memperbarui niat dan tujuan hidup.
•Sayyid Haydar Amuli: Dalam Nasihat al-Muluk, ia menekankan bahwa setiap pergantian waktu adalah kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan Allah. Akhir tahun adalah momen untuk membersihkan dosa dengan taubat.
 
4. Waktu Sebagai Manifestasi Sifat Ilahi
Ahli makrifat memahami waktu sebagai salah satu tajalli (manifestasi) dari sifat Allah.
•Ibn Arabi: Dalam konsep “Wujudiyyah,” waktu adalah manifestasi dari sifat “Al-Hayy” (Yang Maha Hidup). Pergantian tahun adalah pengingat akan hidupnya sifat Allah yang terus berlangsung, sementara manusia bergerak menuju kefanaan.
•Imam Al-Ghazali: Waktu diciptakan sebagai alat bagi manusia untuk mendekati Allah. Awal tahun adalah waktu untuk memperbaharui hubungan dengan Sang Pencipta.
 
5. Taubat dan Kesadaran Fana
Ahli hakikat melihat pergantian waktu sebagai momen untuk menyadari kefanaan dunia.
•Syekh Ibn Ata’illah as-Sakandari: Dalam Hikam, beliau menyatakan bahwa waktu adalah “wadah” amal yang akan menentukan nasib seseorang. Pergantian tahun adalah kesempatan untuk bertaubat dan mengisi “wadah” waktu dengan amal shalih.
•Jalaluddin Rumi: Waktu adalah pengingat bahwa dunia ini fana, dan manusia harus memanfaatkannya untuk memperkuat cinta kepada Allah.
 
6. Awal yang Baik dan Akhir yang Indah
Ahli makrifat menekankan pentingnya memulai setiap waktu dengan niat yang baik dan mengakhirinya dengan amal yang terbaik.
•Imam Ali Zainal Abidin a.s. (Sahifah Sajjadiyah): Dalam doa-doanya, beliau sering memohon kepada Allah agar waktu yang diberikan menjadi penuh berkah dan diakhiri dengan kebaikan.
•Rumi: “Mulailah perjalananmu dengan cinta, dan akhiri dengan menemukan Dia yang engkau cintai.”
 
7. Syukur atas Pergantian Waktu
Ahli hakikat menekankan pentingnya rasa syukur atas setiap detik kehidupan.
•Imam Ja’far Shadiq a.s.: “Barang siapa bersyukur atas nikmat waktu, Allah akan menambah keberkahannya.”
•Syekh Abdul Qadir al-Jilani: Dalam setiap pergantian waktu, manusia harus bersyukur atas nikmat yang diberikan dan memohon keberkahan untuk waktu yang akan datang.
 
Kesimpulan; Menurut ahli makrifat dan hakikat:
1.Awal tahun adalah waktu untuk memperbarui niat, memulai perjalanan baru menuju Allah, dan memperkuat hubungan dengan-Nya.
2.Akhir tahun adalah momen untuk muhasabah, bertaubat, dan mengakhiri perjalanan waktu dengan kebaikan.
3.Waktu adalah amanah dan manifestasi sifat Allah yang harus digunakan untuk mengenal-Nya.
4.Pergantian tahun adalah cermin kefanaan dunia dan pengingat bahwa hidup adalah perjalanan menuju Allah.
 
Dalam pandangan ini, awal dan akhir tahun bukan hanya fenomena duniawi, tetapi memiliki dimensi spiritual yang mengarahkan manusia kepada hakikat hidup yang sejati: kembali kepada Sang Pencipta.
 
Menurut ahli hakikat dalam tradisi Syiah, waktu, termasuk awal dan akhir tahun, dipahami sebagai salah satu manifestasi penting dari ciptaan Allah yang mengandung hikmah mendalam. Mereka menekankan bahwa pergantian waktu memiliki makna spiritual yang berkaitan dengan perjalanan manusia menuju ma’rifatullah (pengenalan Allah) dan kesadaran akan kefanaan dunia. Berikut adalah pandangan mereka:
 
1. Waktu Sebagai Amanah Ilahi
Ahli hakikat Syiah memahami waktu sebagai titipan Allah yang harus dimanfaatkan untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
•Imam Ali a.s. dalam Nahjul Balaghah:
“Waktu adalah kehidupan. Gunakanlah sebelum ia berlalu, karena apa yang berlalu tidak akan kembali.”
Para ahli hakikat menjadikan nasihat ini sebagai pengingat bahwa pergantian tahun adalah kesempatan untuk menghitung amal, memperbaiki kesalahan, dan mengisi waktu dengan ketaatan kepada Allah.
•Mulla Sadra: Dalam filsafat transendennya, ia memandang waktu sebagai dimensi yang mengiringi perjalanan jiwa menuju kesempurnaan. Awal dan akhir tahun adalah momen untuk mengevaluasi sejauh mana jiwa telah bergerak menuju Allah.
 
2. Pergantian Tahun sebagai Cermin Kehidupan
Pergantian waktu dipandang sebagai simbol perjalanan hidup manusia dari penciptaan hingga kembali kepada Allah.
•Imam Ja’far Shadiq a.s.:
“Hari yang berlalu adalah bagian dari dirimu yang pergi, maka perhatikanlah bagaimana engkau memanfaatkan sisa waktumu.”
Ahli hakikat Syiah menafsirkan ini sebagai peringatan bahwa setiap pergantian tahun adalah langkah mendekati akhir kehidupan, sehingga manusia harus lebih serius dalam memperbaiki diri dan mempersiapkan akhirat.
•Ayatullah Muhammad Taqi Misbah Yazdi: Dalam tafsirnya, ia menyebut bahwa waktu adalah “ladang amal.” Pergantian tahun adalah masa panen untuk melihat hasil dari amal yang telah dilakukan.
 
3. Muhasabah dan Taubat
Ahli hakikat Syiah menekankan pentingnya muhasabah (introspeksi) dan taubat pada pergantian waktu.
•Imam Ali Zainal Abidin a.s. dalam Sahifah Sajjadiyah:
Dalam doa-doa beliau, terdapat seruan untuk memohon pengampunan atas waktu yang disia-siakan dan meminta keberkahan untuk waktu yang akan datang. Awal tahun adalah momen untuk memperbaharui niat dan akhir tahun untuk membersihkan diri melalui taubat.
•Allamah Thabathabai (Tafsir Al-Mizan): Muhasabah harus dilakukan setiap saat, tetapi pergantian tahun adalah kesempatan istimewa untuk mengevaluasi amal secara lebih mendalam.
 
4. Kesadaran Akan Fana dan Abadi
Ahli hakikat Syiah memahami pergantian tahun sebagai pengingat bahwa dunia ini fana dan yang abadi hanyalah Allah.
•Imam Husain a.s. dalam doa Arafah:
“Waktu adalah pengingat akan kefanaan. Hanya wajah-Mu yang abadi, ya Allah.”
Pergantian waktu adalah momen untuk menyadari bahwa hidup di dunia hanyalah sementara dan tujuan utama manusia adalah akhirat.
•Sayyid Haydar Amuli: Dalam tulisan-tulisannya, ia menegaskan bahwa waktu adalah jalur yang mengantarkan manusia dari kefanaan menuju kekekalan. Awal tahun adalah peluang untuk memulai langkah baru menuju Allah, dan akhir tahun adalah saat untuk mengevaluasi seberapa jauh manusia telah mencapai tujuan tersebut.
 
5. Awal yang Baik dan Akhir yang Indah
Ahli hakikat Syiah menekankan pentingnya memulai tahun dengan niat yang baik dan mengakhirinya dengan amal yang indah.
•Imam Ali a.s.:
“Amal tergantung pada niat, dan akhir yang baik lebih utama dari awal yang baik.”
Dalam konteks pergantian tahun, ahli hakikat memaknai ini sebagai seruan untuk memperbaiki niat di awal tahun dan memastikan akhir tahun diisi dengan taubat dan amal shalih.
•Allamah Thabathabai: Dalam tafsirnya, ia menyebut bahwa kehidupan manusia adalah serangkaian awal dan akhir. Setiap tahun adalah babak baru untuk memperbaiki hubungan dengan Allah.
 
6. Waktu sebagai Manifestasi Ilahi
Ahli hakikat Syiah melihat waktu sebagai tajalli (manifestasi) dari sifat Allah, terutama sifat-Nya yang Maha Hidup dan Maha Kekal.
•Mulla Sadra: Dalam filsafatnya, ia menjelaskan bahwa waktu adalah dimensi yang diciptakan Allah untuk membantu manusia memahami perjalanan menuju kesempurnaan. Pergantian tahun adalah salah satu bentuk manifestasi dari sifat Allah yang Maha Bijaksana.
•Ibn Arabi (dalam pandangan Syiah): Konsep waktu terkait erat dengan sifat “Al-Baqi” (Yang Maha Kekal). Awal dan akhir tahun mengingatkan manusia bahwa segala sesuatu akan kembali kepada-Nya.
 
7. Syukur atas Nikmat Waktu
Ahli hakikat Syiah menekankan pentingnya rasa syukur atas waktu yang diberikan Allah.
•Imam Ja’far Shadiq a.s.:
“Nikmat waktu adalah di antara nikmat terbesar, dan syukur atas waktu adalah memanfaatkannya untuk taat kepada Allah.”
Syukur atas waktu tidak hanya dilakukan dengan lisan, tetapi juga dengan amal yang baik. Pergantian tahun adalah waktu untuk mengucap syukur atas nikmat usia dan memohon keberkahan di masa mendatang.
 
Kesimpulan ; Menurut ahli hakikat Syiah:
1.Awal tahun adalah kesempatan untuk memperbarui niat, menyusun rencana untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan memulai perjalanan spiritual yang lebih baik.
2.Akhir tahun adalah waktu untuk muhasabah, bertaubat, dan memperbaiki amal yang telah dilakukan.
3.Pergantian tahun adalah pengingat akan kefanaan dunia dan kesempatan untuk mempersiapkan diri menuju kekekalan di akhirat.
4.Waktu adalah amanah Ilahi yang harus digunakan dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai ma’rifatullah.
5.Setiap momen adalah peluang untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan pergantian tahun memberikan kesadaran yang lebih mendalam tentang perjalanan spiritual manusia.
 
Dalam pandangan ini, waktu dipahami sebagai salah satu dimensi terpenting dalam perjalanan manusia menuju Allah, di mana awal dan akhir tahun adalah momen khusus untuk memperbaiki dan menyempurnakan hubungan dengan-Nya.
 
Berikut adalah beberapa kisah dan cerita dari perspektif ahli hakikat Syiah yang menggambarkan pemaknaan waktu, pergantian tahun, serta introspeksi spiritual:
 
1. Imam Ali a.s. dan Pergantian Malam ke Siang
Diriwayatkan bahwa pada suatu malam, Imam Ali a.s. sedang berjalan di bawah cahaya bintang. Beliau berhenti sejenak, menatap langit, dan berkata:
“Wahai malam, engkau adalah saksi atas amal manusia. Ketika fajar menyingsing, engkau akan pergi dan tak akan kembali. Beruntunglah mereka yang memanfaatkanmu untuk berzikir kepada Allah.”
 
Ketika ditanya oleh salah satu sahabat tentang makna ucapan tersebut, Imam Ali menjelaskan bahwa pergantian malam dan siang adalah peringatan bahwa waktu terus berlalu. Setiap malam yang berlalu mengantarkan manusia lebih dekat kepada akhir hidupnya. Maka, pergantian tahun juga merupakan pengingat untuk memperbaiki diri sebelum terlambat.
 
Pelajaran: Kisah ini mengajarkan pentingnya memanfaatkan setiap waktu untuk amal shalih dan zikir, karena waktu yang berlalu tidak akan kembali.
 
2. Imam Hasan a.s. dan Muhasabah Akhir Tahun
Diceritakan bahwa pada suatu hari di akhir tahun, Imam Hasan a.s. berkumpul dengan para sahabatnya. Beliau berkata: “Apakah kalian telah menghitung amal kalian tahun ini sebagaimana seorang pedagang menghitung keuntungan dan kerugiannya?”
 
Salah seorang sahabat bertanya, “Bagaimana cara menghitung amal itu, wahai cucu Rasulullah?”
Imam Hasan menjawab:
“Renungkanlah setiap perbuatanmu. Hitunglah kebaikan yang telah engkau lakukan, bersyukurlah atas itu, dan perbanyaklah. Kemudian hitunglah dosa-dosamu, bertaubatlah, dan bertekadlah untuk tidak mengulanginya.”
 
Pelajaran: Kisah ini menunjukkan pentingnya muhasabah (introspeksi) pada pergantian waktu, sehingga kita bisa memperbaiki amal di masa depan.
 
3. Imam Ja’far Shadiq a.s. dan Waktu yang Terlewat
Seorang murid bertanya kepada Imam Ja’far Shadiq a.s., “Wahai Imam, mengapa waktu terasa begitu cepat berlalu?” Imam menjawab:
“Waktu berlalu karena ia bukan milikmu; ia milik Allah. Jika engkau tidak mengisinya dengan sesuatu yang mendekatkanmu kepada-Nya, ia akan berlalu begitu saja, meninggalkanmu dalam penyesalan.” Imam melanjutkan:
“Pergantian tahun adalah pengingat bahwa umur manusia adalah rangkaian pergantian malam dan siang. Setiap pergantian adalah bagian dari hidupmu yang hilang. Maka, manfaatkanlah setiap detik untuk menambah kebaikan dan mencari ridha Allah.”
 
Pelajaran: Waktu yang tidak digunakan untuk taat kepada Allah akan berlalu dengan sia-sia, sehingga introspeksi di awal dan akhir tahun sangat penting.
 
4. Imam Zainal Abidin a.s. dan Doa Awal Tahun
Diriwayatkan bahwa setiap pergantian tahun, Imam Zainal Abidin a.s. senantiasa memanjatkan doa: “Ya Allah, jadikanlah tahun ini lebih baik daripada tahun sebelumnya. Ampunilah dosa-dosa kami yang telah lalu, dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang Engkau cintai di masa mendatang.”
 
Doa ini menunjukkan bahwa Imam melihat pergantian tahun sebagai waktu untuk memperbarui hubungan dengan Allah, meminta ampunan atas masa lalu, dan bertekad untuk menjadi lebih baik di masa depan.
 
Pelajaran: Pergantian tahun adalah momen untuk memperbarui niat dan memohon keberkahan dari Allah.
 
5. Kisah Imam Ali Zainal Abidin a.s. tentang Usia yang Fana
Imam Ali Zainal Abidin a.s. pernah bertemu dengan seorang lelaki tua di akhir tahun yang sedang menangis tersedu-sedu. Imam bertanya, “Mengapa engkau menangis?”
Lelaki itu menjawab, “Aku merasa sedih karena setahun telah berlalu, tetapi aku masih belum mempersiapkan bekal yang cukup untuk akhirat.”
 
Mendengar itu, Imam Zainal Abidin a.s. berkata: “Berbahagialah jika engkau menangisi dirimu saat ini. Tangisan penyesalanmu adalah langkah menuju taubat. Gunakanlah waktu yang tersisa untuk memperbaiki dirimu, karena Allah Maha Pengampun.”
 
Pelajaran: Penyesalan atas waktu yang telah berlalu harus diiringi dengan tekad untuk memperbaiki diri di masa yang akan datang.
 
6. Syekh Haydar Amuli dan Kegelisahan Akhir Tahun
Dikisahkan bahwa seorang murid bertanya kepada Syekh Haydar Amuli, seorang sufi dan ahli hakikat Syiah:”Mengapa setiap pergantian tahun engkau terlihat gelisah, wahai Syekh?”
Syekh menjawab:
“Pergantian tahun adalah pertanda bahwa aku telah lebih dekat dengan kematian. Setiap akhir tahun, aku menghitung apakah tahun ini telah mengantarkanku lebih dekat kepada Allah atau justru menjauhkanku dari-Nya. Kegelisahanku adalah tanda bahwa aku masih merasa belum cukup mendekat kepada-Nya.”
 
Pelajaran: Pergantian tahun harus dijadikan momen untuk mengevaluasi apakah waktu yang telah berlalu telah dimanfaatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
 
7. Imam Ali a.s. dan Pergantian Waktu
Dalam salah satu khutbahnya, Imam Ali a.s. berkata:
“Waktu adalah ibarat pedang. Jika engkau tidak menggunakannya dengan bijak, ia akan memotongmu.”
 
Beliau menasihati umat agar setiap pergantian tahun menjadi pengingat bahwa umur manusia terbatas, dan setiap waktu yang berlalu harus diisi dengan amal kebaikan. Imam Ali juga menekankan pentingnya memulai tahun baru dengan niat yang baik dan meninggalkan dosa-dosa di masa lalu.
 
Kesimpulan ; Kisah-kisah ini menggambarkan bagaimana para imam dan ahli hakikat Syiah:
1.Memandang waktu sebagai nikmat Ilahi yang harus dimanfaatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
2.Pergantian tahun sebagai momentum introspeksi untuk menghitung amal, bertaubat, dan memperbaiki diri.
3.Awal tahun adalah waktu untuk memperbarui niat, dan akhir tahun adalah saat untuk mengevaluasi amal yang telah dilakukan.
 
Kisah-kisah ini memberikan pelajaran bahwa waktu adalah karunia besar yang harus digunakan dengan penuh kesadaran, terutama dalam perjalanan menuju Allah.
 
Berikut adalah 10 manfaat dan doa terkait dengan pergantian tahun dalam perspektif Syiah, yang berfokus pada introspeksi, taubat, dan mendekatkan diri kepada Allah:
 
Manfaat Pergantian Tahun dalam Perspektif Syiah
1.Meningkatkan Kesadaran Diri
Pergantian tahun adalah waktu yang baik untuk muhasabah (introspeksi). Ini memberi kesempatan untuk mengevaluasi perjalanan spiritual kita selama setahun yang lalu dan memperbaiki kekurangan.
2.Momen untuk Bertaubat
Tahun baru adalah saat yang tepat untuk taubat atas dosa-dosa masa lalu. Ini adalah waktu untuk memohon ampunan Allah dan memulai lembaran baru yang lebih bersih.
3.Peluang untuk Memperbaiki Niat
Dengan pergantian tahun, kita bisa memperbaharui niat untuk menjadi lebih baik dan lebih taat kepada Allah. Niat yang lurus akan membawa kita menuju amalan yang lebih baik.
4.Meningkatkan Amal Shalih
Awal tahun adalah waktu yang baik untuk merencanakan amal ibadah yang lebih banyak dan lebih baik, serta melaksanakan lebih banyak kebaikan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
5.Mendekatkan Diri kepada Allah
Pergantian waktu adalah kesempatan untuk kembali merenungkan tujuan hidup kita. Tahun baru memberikan kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan Allah melalui ibadah dan doa.
6.Memperbaharui Ikatan dengan Keluarga dan Sesama
Setiap pergantian tahun adalah momen untuk memperbaiki hubungan sosial dengan keluarga dan orang lain, serta lebih banyak menunjukkan kasih sayang kepada sesama.
7.Menghindari Kesia-siaan Waktu
Manfaat lainnya adalah meningkatkan kesadaran akan pentingnya menggunakan waktu dengan bijak, karena waktu yang berlalu tidak akan kembali.
8.Meningkatkan Rasa Syukur
Pergantian tahun adalah waktu untuk mengingat dan mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan Allah, serta memohon agar diberi lebih banyak keberkahan di masa depan.
9.Menumbuhkan Rasa Cemas terhadap Akhirat
Dengan menyadari bahwa hidup ini sementara, kita diingatkan untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan setelah mati, yang merupakan tujuan utama setiap Muslim.
10.Momen untuk Berdoa dan Memohon Keberkahan
Pergantian tahun adalah waktu yang penuh dengan harapan. Ini adalah saat untuk memohon keberkahan, perlindungan, dan bimbingan Allah dalam tahun yang baru.
 
Doa-Doa untuk Pergantian Tahun
1.Doa Awal Tahun
“Ya Allah, jadikanlah tahun ini sebagai tahun yang penuh berkah, ampunilah dosa-dosa kami, dan dekatkanlah kami kepada kebaikan. Berikanlah kami petunjuk untuk lebih mendekatkan diri kepada-Mu.”
2.Doa Taubat untuk Tahun Baru
“Ya Allah, aku memohon ampunan-Mu atas dosa-dosa yang telah aku lakukan pada tahun yang lalu. Ampunilah aku, dan berikanlah aku kekuatan untuk menjalani tahun ini dengan penuh taubat dan perbaikan diri.”
3.Doa Memohon Keberkahan Waktu
“Ya Allah, berkatilah setiap detik yang tersisa dalam hidupku. Jadikanlah setiap langkahku menuju kebaikan, dan jauhkanlah aku dari keburukan. Berikanlah berkah pada waktu yang akan datang.”
4.Doa untuk Meningkatkan Amal Shalih
“Ya Allah, bimbinglah aku untuk memperbanyak amal shalih pada tahun ini. Jadikanlah setiap amalanku sebagai amalan yang diterima oleh-Mu dan bermanfaat bagi sesama.”
5.Doa untuk Menghindari Kesia-siaan
“Ya Allah, jauhkan aku dari menyia-nyiakan waktu dan hidup dalam kelalaian. Berikanlah aku kekuatan untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam ibadah dan kebaikan.”
6.Doa untuk Keluarga dan Sesama
“Ya Allah, jagalah keluargaku dan semua orang yang aku cintai. Berikanlah kedamaian, keberkahan, dan kebahagiaan kepada mereka, dan semoga kami semua diberikan petunjuk untuk selalu taat kepada-Mu.”
7.Doa untuk Keberkahan dan Perlindungan
“Ya Allah, berikanlah kami keberkahan dalam setiap usaha yang kami lakukan pada tahun ini. Lindungilah kami dari segala bencana, dan jauhkan kami dari godaan yang dapat menjauhkan kami dari-Mu.”
8.Doa Memohon Peningkatan Ma’rifah (Pengenalan kepada Allah)
“Ya Allah, pada tahun baru ini, perkenankanlah aku untuk lebih mengenal-Mu, lebih memahami agama-Mu, dan lebih mendekatkan diri kepada-Mu dengan setiap amal yang aku lakukan.”
9.Doa untuk Menjaga Akhlak yang Baik
“Ya Allah, perbaiki akhlakku, jadikan aku sabar, tawakal, dan penuh kasih sayang. Semoga aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik pada tahun ini.”
10.Doa Akhir Tahun
“Ya Allah, aku bersyukur atas segala nikmat yang Engkau berikan sepanjang tahun ini. Ampunilah dosa-dosaku dan dosa-dosa orang yang aku cintai. Semoga tahun depan membawa lebih banyak kebaikan dan keberkahan untuk kami semua.”
 
Kesimpulan; Pergantian tahun adalah waktu yang penuh dengan refleksi dan peluang untuk memperbaiki diri. Doa-doa di atas adalah sarana untuk memperbaharui hubungan kita dengan Allah, memohon ampunan-Nya, dan mengharap keberkahan di masa depan. Menggunakan waktu dengan bijaksana, memperbaiki niat dan amal, serta memperbanyak doa adalah cara untuk meraih keberkahan dalam hidup.
 
Amalan Akhir Tahun
Sholat akhir Tahun
Hari terakhir dari tahun hijrah disebut dalam kitab Al Iqbal dari berbagai riwayat ada amalan sholat dua rakaat dengan membaca srt alfatihah dan 10 x srt al ikhlas dan 10 x ayat kursi kemudian membaca doa dibawah ini : dilakukan menjelang Maqrib di akhir tahun
 
Doa akhir Tahun
اَللّـهُمَّ ما عَمِلْتُ فى هذِهِ السَّنَةِ مِنْ عَمَل نَهَيْتَنى عَنْهُ وَلَمْ تَرْضَهُ وَنَسيتَهُ وَلَمْ تَنْسَهُ وَدَعَوْتَنى اِلَى التَّوْبَةِ بَعْدَ اجْتِرائى عَلَيْكَ اَللّـهُمَّ فَاِنّى اَسْتَغْفِرُكَ مِنْهُ فَاغْفِر لى وَما عَمِلْتُ مِنْ عَمَل يُقَرِّبُنى اِلَيْكَ فَاقْبَلْهُ مِنّى وَلا تَقْطَعْ رَجآئى مِنْكَ يا كَريمُ .
 
Allahumma maa amiltu fii hadzihis sanah min amalin nahaitani anhu walam tardhohu wa nasiitahu walam tansahu wa dautanii ilat taubah ba'da ijtiroo-i 'alaika. Allahumma fa innii astaghfiruka minhu farfighlii wa maa amiltu min amalin yuqorribuni ilaika faqbalhu minnii wa laa taqtho rojaa-i minka  yaa kariim.
Ya Allah apa pun yang daku lakukan selama setahun dari amalan yang melanggar yang menyebabkan engkau tidak rela dan daku lupa sedangkan Engkau tidak pernah lupa. Engkau senantiasa memanggilku agar bertaubah setelah daku melakukan kedurhakaan padaMu. Ya Allah sesungguhnya daku memohon ampunan terhadap semua kesalahanku maka ampunilah daku. Dan apapun yg daku amalkan yg mendekatkan diriku padaMu daku mohon agar engkau menerimanya dan jangan kecewakan harapanku padaMu Yaa Kariiimm duhai Yang Maha Dermawan.
Bila engkau berdoa dgn doa tersebut maka syaithon berkata 'celakalah aku', selama setahun aku lelah menggodanya dan aku bersaksi bahwa dia mengakhirinya dengan kebaikan dari doanya tersebut
 
Amalan Awal Tahun
 
Amalan yg dilakukan di awal tahun hijriah adalah setelah sholat  maghrib melakukan sholat sunnah 2 rokaat. Pada setiap rokaat stlah membaca surat fatehah, membaca surat alikhlas 11x 
 
Dalam hadis disebutkan, dari Nabi saw beliau bersabda Barangsiapa yg melakukan sholat tersebut    Diatas dan berpuasa di pagi harinya yaitu hari pertama tahun ( baru ) dia bagaikan berhidmat kepada perbuatan baik selama setahun dan akan selalu dijaga hingga tahun yg akan datang dan bila dia meninggal di tahun itu maka dia akan dimasukkan ke surga. (Mafatihul Jinan hal 371).
 
Doa awal tahun setelah sholat dibaca 3 kali waktunya setelah doa ahir tahun atau pagi hari awal tahun 
 
اَللّـهُمَّ اَنْتَ الاِْلهُ الْقَديمُ وَهذِهِ سَنَةُ جَديدَةُ فَاَسْئَلُكَ فيهَا الْعِصْمَةَ مِنَ الشَّيْطانِ وَالْقُوَّةَ عَلى هذِهِ النَّفْسِ الاَْمّارَةِ بِالسّوءِ وَالاِْشْتِغالَ بِما يُقَرِّبُنى اِلَيْكَ يا كَريمُ يا ذَا الْجَلالِ وَالاِْكْرامِ يا عِمادَ مَنْ لا عِمادَ لَهُ يا ذَخيرَةَ مَنْ لا ذَخيرَةَ لَهُ يا حِرْزَ مَنْ لا حِرْزَ لَهُ يا غِياثَ مَنْ لا غِياثَ لَهُ يا سَنَدَ مَنْ لا سَنَدَ لَهُ يا كَنْزَ مَنْ لا كَنْزَ لَهُ يا حَسَنَ الْبَلاءِ يا عَظيمِ الرَّجاءِ يا عِزَّ الضُّعَفآءِ يا مُنْقِذَ الْغَرْقى يا مُنْجِىَ الْهَلْكى يا مُنْعِمُ يا مُجْمِلُ يا مُفْضِلُ يا مُحْسِنُ اَنْتَ الَّذى سَجَدَ لَكَ سَواداللَّيْلِ وَنُورُ النَّهارِ وَضَوْءُ الْقَمَرِ وَشُعاعُ الشَّمْسِ وَدَوِىُّ الْمآءِ وَحَفيفُ الشَّجَرِ يا اَللهُ لا شَريكَ لَكَ اَللّـهُمَّ اجْعَلْنا خَيْراً مِمّا يَظُنُّونَ وَاغْفِرْ لَنا ما لا يَعْمَلُونَ وَلا تُؤاخِذْنا بِما يَقُولُونَ حِسْبِىَ اللهُ لا اِلـهَ اِلاّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظيمِ آمَنّا بِهِ كلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنا وَما يَذَّكَّرُ اِلاّ اُولُوا الاَْلْبابِ رَبَّنا لا تُزِغْ قُلُوبَنا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنا وَهَبْ لَنا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهّابُ .
Diriwayatkan dari Imam Ali Ridho a.s. Sesungguhnya Nabi saw sholat di hari pertama bulan Muharrom dua rakaat setelah selesai sholat beliau mengangkat tangannya dan berdoa dengan doa ini tiga kali. 
Allahumma antal ilahul qodim wa hadzini tsanatun jadiidah. Fa as aluka fiihaa al ishmatu minasy syaithoon wal quwwata 'alaa hadzihin nafsil ammaroh bissuu' wal istighoola bimaa yuqorribunii ilaika yaa kariim yaa dzal jalaali wal ikroom. Yaa imaada man laa imadalah yaa dzahiirota man laa dzahiirotalah. Yaa hirdza man laa hirzalah yaa ghiyaasa man laa ghiyaasalah. Yaa sanada man laa sanadalah. Yaa kanza man laa kanzalah yaa hasanal balaa yaa azhiimar rojaa yaa izzad dhuafaa yaa munqizal ghorqoo yaa munjial halkaa yaa mun im yaa mujmil yaa mufdhil yaa muhsin antalladzi sajadalaka sawaadul lail wanuurun nahaar wa dhoul qomar wa syu'aa usysyamsi wa dawiyul maa wa hafiifusy syajar yaa Allah laa syariika laka. Allahumma ij'alnaa khoiroo mimmaa yazhunnuun waghfirlanaa maa laa ya'maluun wa laa tu 'akhidnaa bimaa yaquuluun hasbiyallahu laa ilaha illaa hu alaihi tawakkaltu wahuwa robbul arsyil azhiim aamanna bihi kullu min indi robbinaa wamaa yadzdzakkaru illa ulul albaab robbanaa laa tuzigh quluubanaa ba'da idzhadaytanaa wahablanaa min ladunka rohmatan innaka antal wahhaab

Related Posts

Comments (1)

  • lateef ali

    MashaAllah, very useful and helpful explanation.

    Reply

Leave a Comment