Apa Rahasia Hidup Sampai Usia 100 Tahun?

M. Gazali - Tekno & Sains
03 December 2024 07:07
Seorang pria di perayaan ulang tahunnya yang ke-100 (idiclass324.blogspot.com)

Hasil Penelitian Menunjukkan Sel Orang Yang Berusia 100 Tahun Berada Dalam Kondisi Lebih Tenang dan Stabil

 

U-MetaNews -- Baru-baru ini para ilmuwan mempelajari sel dari centenarian (orang-orang yang berusia 100 tahun) yang tersimpan di Bank sel untuk mempelajari korelasinya dengan umur panjang mereka.

Para ilmuwan di Boston, Massachusetts telah membuat sel punca yang diprogram ulang dari darah para centenarian. Mereka berencana untuk mendistribusikan sel-sel tersebut kepada peneliti lain untuk lebih memahami faktor-faktor yang berkontribusi pada umur panjang dan sehat. Eksperimen awal mereka telah menghasilkan pencerahkan tentang penuaan otak.

 

Para centenarian merupakan kesempatan besar untuk memiliki mempelajari misteri umur panjang . Orang yang hidup hingga usia 100 tahun memiliki kemampuan luar biasa untuk bangkit kembali dari kerentaan dan cedera, kata George Murphy, seorang ahli biologi sel punca di Sekolah Kedokteran Chobanian & Avedisian Universitas Boston. Seorang centenarian yang dikenalnya pulih dari flu Spanyol tahun 1912 dan COVID-19, sebanyak dua kali. Salah satu teori yang menjelaskan umur panjang pada centenarian adalah bahwa mereka memiliki susunan genetik yang melindungi mereka dari penyakit.

 

Namun, gagasan ini masih harus diuji. Orang-orang seusia itu langka, sampel darah dan kulit mereka menjadi sumber yang berharga untuk penelitian. Hal itu memberi Murphy dan rekan-rekannya ide untuk membuat bank sel-sel centenarian yang dapat didistribusikan di antara para ilmuwan.

“Bank ini benar-benar menarik,” kata Chiara Herzog, yang mempelajari epigenetika dan penuaan di Kings College London.

 

“Ini akan menjadi sumber daya yang sangat berguna bagi bidang ini,” kata Vadim Gladyshev, seorang peneliti penuaan di Harvard Medical School di Boston.

 

Murphy berkolaborasi dengan Tom Perls, seorang dokter spesialis geriatri, juga di Sekolah Kedokteran Chobanian & Avedisian, yang menjalankan studi terbesar terhadap centenarian yaitu Studi Centenarian New England. Mereka mencari orang yang berusia 100 tahun ke atas dalam daftar pendaftaran pemilih AS, artikel berita, dan panti jompo. Banyak yang senang berpartisipasi "karena mereka tahu betapa istimewanya mereka", kata Perls.

 

Baca juga:
Menko Luhut Luruskan Wacana Soal 200 Persen Bea Masuk Barang Asal China

Peserta diambil sampel darahnya lalu dinilai kemampuan kognitif dan fisiknya. Banyak yang masih mampu merawat dirinya sendiri dan sehat secara kognitif.

 

Para peneliti mengisolasi sel darah sekitar 30 centenarian dan mengembalikannya ke keadaan pluripoten, yang darinya sel tersebut dapat diubah menjadi jenis sel apa pun di dalam tubuh. Sel induk pluripoten terinduksi (iPS) tersebut kehilangan banyak aspek terkait 'usia' saat melalui proses pengembalian tanpa mengubah kode genetik mereka. Hal ini memungkinkan para peneliti untuk menggunakan sel-sel tersebut dalam mempelajari faktor genetik penentu penuaan, kata Herzog.

 

Percobaan menggunakan sel-sel tersebut sudah berlangsung. Misalnya, kelompok Murphy telah menumbuhkan neuron dari sel-sel iPS centenarian. Salah satu ciri penuaan adalah sel-sel kehilangan beberapa mekanisme kontrol kualitas yang terlibat dalam produksi protein. Hal ini tentu memudahkan seseorang dapat terpapar penyakit.

 

Dari hasil penelitian yang belum dipublikasikan terlihat bahwa neuron yang berasal dari centenarian lebih tenang, tidak melakukan kontrol kualitas ini dalam kondisi normal dibandingkan dengan neuron yang berasal dari orang yang tidak berusia seratus tahun. Namun, ketika diberi stresor, neuron yang berasal dari orang yang berusia seratus tahun secara efisien dan kuat mengaktifkan proses tersebut, dengan cepat memisahkan protein yang buruk dari yang baik pada tingkat yang lebih intens.

 

Bagi orang yang beragama, banyak mengingat dan mendekatkan diri pada Tuhan dapat mendatangkan ketenangan hati yang juga diduga berhubungan dengan ketenangan sel dalam tubuh (red).

 

Kelompok lain telah membuat model otak 3D penyakit Alzheimer menggunakan sel-sel otak yang berasal centenarian dan membandingkannya dengan model yang dibuat dari sel-sel yang berasal dari individu berusia 60-an. Dalam studi pendahuluan, para peneliti menemukan bahwa sel-sel otak yang berasal dari centenarian mengekspresikan kadar gen yang tinggi yang terkait dengan perlindungan dari penyakit Alzheimer, kata Doo Yeon Kim, seorang peneliti neurologi di Harvard Medical School.

 

Dengan hasil yang didapatkan ini, para peneliti berharap dapat menggunakan sel-sel tersebut untuk mengembangkan jenis sel lain yang relevan dengan penuaan, seperti sel-sel hati, otot, dan usus, atau bahkan organ-organ mini. (Nature)


Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment