Banyak Salah Kaprah, Sosok Iskandar Zulkarnain Bukan Alexander Yang Agung
![Banyak Salah Kaprah, Sosok Iskandar Zulkarnain Bukan Alexander Yang Agung](https://u-meta.news/po-content/uploads/84320241208084657.png)
U-MetaNews -- Selama ini banyak yang menganggap bahwa Iskandar Zulkarnain adalah orang yang sama dengan Alexander the Great (Aleksander yang Agung). Namun berdasarkan keterangan yang didapatkan, terdapat perbedaan mendasar antara keduanya.
Iskandar Zulqarnain disebutkan di dalam Al-Qur'an adalah seorang nabi yang tawaf bersama Ibrahim Al-Khalil a.s. saat Nabi Ibrahim pertama kalinya membangun Ka'bah; ia beriman kepada Nabi Ibrahim dan menjadi pengikutnya. Gurunya adalah Al-Khidir a.s.
Adapun Aleksander yang Agung adalah anak Philips Al-Maqdoni Al-Yunani, Gurunya adalah Aristoteles, seorang ahli filsafat yang terkenal. Dialah yang mula-mula mencanangkan penanggalan Romawi, dia memerintah Romawi pada tahun kurang lebih tiga abad sebelum Al-Masih dilahirkan.
Wahb ibnu Munabbih mengatakan bahwa Zulqarnain adalah seorang raja yang dinamakan Zulqarnain (orang yang bertanduk dua) karena kedua sisi batok kepalanya berupa tembaga dan membentuk seperti sepasang tanduk. Sebagian Ahli Kitab mengatakan bahwa dia dijuluki Zulqarnain karena menguasai Romawi dan Persia. Sebagian lainnya mengatakan bahwa di atas kepalanya ada sesuatu yang mirip dengan sepasang tanduk.
Menurut pendapat yang lain, dia dinamakan Zulqarnain karena telah melanglang buana ke belahan timur dan barat bumi hingga sampai di tempat terbit dan tenggelamnya tanduk matahari.
Zulkarnain dikaruniai kerajaan yang besar lagi kokoh dengan menguasai segala apa yang dimiliki oleh semua raja, berupa kekuasaan, balatentara, peralatan perang, dan perlengkapannya. Karena itulah dia berhasil menguasai belahan timur dan barat bumi ini. Semua negeri tunduk kepadanya dan semua raja di bumi takluk di bawah kekuasaannya. Semua bangsa, baik yang Arab maupun yang non-Arab, berkhidmat kepadanya. Karena itulah ada sebagian ulama yang mengatakan bahwa sesungguhnya ia dijuluki dengan sebutan Zulqarnain karena kekuasaannya mencapai dua tanduk matahari, yaitu bagian timur dan bagian baratnya.
Baca juga:
MKMK Ketok Palu: 6 Hakim MK Langgar Kode Etik
Allah telah memberinya karunia berupa kepadanya jalan untuk mencapai segala sesuatu. (Al-Kahfi: 84). Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id ibnu Jubair, Ikrimah, As-Saddi, Qatadah, Ad-Dahhak, dan lain-lainnya mengatakan bahwa yang dimaksud dengan jalan untuk mencapai segala sesuatu ialah ilmu.
Qatadah mengartikannya sebagai semua tempat di bumi dan tanda-tandanya. Ada juga yang menganggapnya menguasai semua bahasa manusia; disebutkan bahwa tidak sekali-kali dia berbicara kepada suatu kaum, melainkan dengan bahasa mereka dalam misi perangnya. Bahkan ada ungkapan berbunyi "Zulqarnain menambatkan kuda tunggangannya di bintang Surayya (yakni di langit)."
Zulkarnain dianugerahi segala sesuatu yang dimiliki oleh para raja. Allah telah memudahkan kepadanya semua jalan, yaitu jalan dan sarana untuk membuka semua kawasan dan negeri yang ada di muka bumi, menghancurkan semua musuh, serta menundukkan semua raja di bumi, dan mengalahkan semua orang musyrik. Sesungguhnya dia telah dianugerahi semua jalan untuk mencapai segala sesuatu yang diinginkannya.
Bahkan dalam salah satu riwayat, Ali r.a. pernah ditanya oleh seseorang lelaki tentang Zulqarnain, mengapa dia dapat sampai ke belahan timur dan belahan barat bumi. Ali r.a. menjawab, "Maha suci Allah, Allah telah menundukkan awan baginya, telah menganugerahkan kepadanya jalan untuk mencapai segala sesuatu, serta menganugerahkan kepadanya kekuasaan yang luas."
Meskipun keduanya adalah sosok yang berbeda, namun keduanya memiliki paling tidak tiga kesamaan yaitu keduanya dikenal sebagai penakluk yang sukses, memperluas wilayah kekuasaan mereka melalui kampanye militer. Mereka juga memiliki kemampuan strategis dan kekuatan militer yang signifikan serta meninggalkan pengaruh budaya yang mendalam di wilayah yang mereka taklukkan. (*)
Comments (0)
There are no comments yet