Memahami Anatomi Serangan Iran Terhadap Israel Atas Kesyahidan Haniyeh
Iran Awal Mula Peradaban Dunia
Penulis: Khusnul Yaqin
Guru Besar Unhas
Banyak kekagetan di kalangan pendukung Iran dan yang lainnya, saat Haniyyeh syahid di Iran. Sepanjang akal sehat difungsikan, sudah pasti menyimpulkan bahwa tragedi tersebut bukan skenario Iran sebagaiaman tudahan yang dibuat zionis melalui komprador-kompradornya baik yang bernama wahabi atau yang lainnya.
Bangsa Iran, bukan bangsa yang baru lahir hari ini, seperti Amerika dan bangsa-bangsa lain yang masih imut-imut. Bangsa Iran, yang juga dikenal sebagai Persia, memiliki sejarah panjang dan kaya dalam pembangunan peradaban dan pengalaman politik.
Bangsa Iran berasal dari suku-suku Indo-Eropa yang bermigrasi ke dataran tinggi Iran sekitar 1500 SM. Peradaban awal seperti Elam memainkan peran penting dalam perkembangan budaya dan teknologi di kawasan ini. Pada masa Kekaisaran Achaemenid (550–330 SM) yang didirikan oleh Cyrus the Great, dikenal sebagai kekaisaran multi-nasional dan multi-budaya pertama di dunia.
Mereka memperkenalkan sistem pemerintahan yang terdesentralisasi dan birokrasi yang efisien, serta membangun infrastruktur seperti Jalan Kerajaan untuk meningkatkan komunikasi dan perdagangan.Iran dikenal karena kontribusinya dalam bidang seni, sastra, dan arsitektur. Seni Persia terkenal dengan detail dan keindahannya, seperti yang terlihat dalam relik dan bangunan kuno. Pengembangan teknologi seperti qanat (sistem irigasi bawah tanah) menunjukkan inovasi mereka dalam mengelola sumber daya alam.Para penguasa Persia, terutama Cyrus the Great, dikenal dengan kebijakan toleransi agama dan budaya yang memungkinkan mereka untuk mengintegrasikan berbagai kelompok etnis dalam kekaisaran mereka.
Setelah jatuhnya Kekaisaran Achaemenid akibat penaklukan oleh Alexander the Great, wilayah ini diperintah oleh Dinasti Seleucid dan kemudian Parthia, yang keduanya melanjutkan tradisi politik dan budaya Persia dengan penyesuaian baru.
Pada masa Kekaisaran Sassanid (224–651 M) dianggap sebagai salah satu kekaisaran terkuat pada masanya, bersaing dengan Kekaisaran Romawi Timur.
Sassanid mengembangkan sistem hukum dan militer yang canggih, serta mempromosikan Zoroastrianisme sebagai agama negara.
Peradaban Persia mempengaruhi banyak budaya di sekitarnya, termasuk India, Cina, dan dunia Islam setelah penaklukan oleh kaum Muslim. Sastra Persia, seperti karya-karya oleh penyair seperti Rumi dan Hafez, memiliki dampak yang luas hingga saat ini.
Pengalaman politik Persia dalam mengelola kekaisaran besar dan heterogen menjadi model bagi banyak peradaban berikutnya. Sistem administrasi dan struktur pemerintahan Persia telah menjadi inspirasi bagi banyak negara di kemudian hari.
Secara keseluruhan, Bangsa Iran tidak hanya membangun peradaban yang maju dan kaya akan budaya, tetapi juga menunjukkan kecakapan dalam manajemen politik yang mempengaruhi banyak generasi berikutnya. Pengaruh mereka masih terasa dalam berbagai aspek kehidupan modern, baik dalam hal budaya maupun politik.
Oleh karena itu literatur strategi perang dari Bangsa Iran tentu berjibun. Jadi Iran hari ini sisa memilih dari literatur itu strategi mana yang akan digunakan dalam mengahadapi segala situasi yang mengemuka.
Provokoasi-provokosi Israel sudah terbaca oleh Iran kemana arahnya. Kemudian Iran menyiapkan berbagai strategi untuk melawan provokasi-provokasi itu. Tidak hanya itu, Iran juga bermain di atas koridor hukum secara internasional. Dengan sangat pasti Iran tidak akan melakukan tindakan yang membabi-buta. Pertama tindakan membabi buta itu melanggar ketentuan syariat Islam yang dipegang teguh oleh Iran. Kedua, tindakan membabi buta akan memerosokkan Iran pada kondisi dikucilkan oleh komunitas internasional.
Baca juga:
Ranking FIFA Indonesia Naik Dua Peringkat, Malaysia Gusur Filipina
Saat konsulat jenderal Iran dibombardir oleh Israel dan dunia semua mengetahui bahwa pelakunya adalah Israel, maka Iran tidak segan-segan melakukan serangan yang membuat kaget dunia Barat dan antek-anteknya. Koq bisa? Kata Barat dan antek-anteknya.
Israel semakin panik. Israel semakin meningkatkan genosida di Gaza di tengah kecaman komunitas dunia. Lalu muncul keputusan International Court of Justice (IJC) yang menyatakan bahwa pendudukan Israel di tanah Palestina selama puluhan tahun adalah illegal dan harus segera diakhiri sesegera mungkin.
Israel semakin panik dan terpuruk, provokasi ditingkatkan dengan membunuh Ismail Haniyyeh di Tehran, jantung poros perlawanan (muqawama). Israel berharap, pembunuhan itu bisa mengucilkan Iran di dunia Islam karena Iran akan dituduh berkhianat terhadap Hamas. Kedua, Israel berharap serangan itu akan memicu serangan balik Iran seperti yang dilakukannya ketika melakukan serangan balasan atas konjen Iran di Suriah. Dengna cara itu Israel dapat memperluas wilayah konfrontasi secara regional Asia Barat bahkan dunia. Blok Amerika dan Rusia diharapkan terlibat secara langsung dalam perang kawasan sehingga kondisi dunia berantakan.
Sepertinya Israel tidak mau mati sendirian. Israel berharap jika dia mati, maka dunia pun harus mati. Dalam falsafah nusantara disebut tiji tibeh (satu mati maka semua juga harus mati).
Provokasi di atas dibaca oleh Iran. Oleh karenanya Iran tidak mau melakukan balasan atas syahidnya Ismail Haniyeh seperti balasannya atas serangan konjen Iran di Suriah. Sayyid Ali Khamenei hanya bilang kita akan balas Israel, sesaat setelah diumumkan kesyahidan Ismail Haniyeh.
Perkataan Sayyid Ali Khamenei ini sudah merupakan balasan langsung. Masyarakat penindas yaitu Israel mengalami kepanikan, terjadi gonjang ganjing politik dan ekonomi di Israel. Jiwa-jiwa masyarakat Israel tersandera oleh ujaran Sayyid Ali Khamenei.
Mitra-mitra Iran, seperti Hezbollah Lebanon, Ansharullah Yaman, Iraq, Suriah, Gaza dan lain lain melakukan pembalasan pendahuluan. Untuk apa mereka melakukan itu? Sudah pasti untuk memporak-porandakaan Israel sehingga menjadi semi lumpuh, tanpa harus menyeret perang menjadi perang regional apalagi global. Sekarang ini sedang kita saksikan serangan-serangann itu. Kota-kota penting di wilayah pendudukan seperti Tel Aviv, Kiryat Shmona dibombardir muqawama.
Dengan cara ini pelumpuhan Israel tidak akan mendapatkan pembelaan dari masyarakat dunia yang sudah sedikit menjadi simpatisan muqawama. Selain itu, tindakan balasan pendahuluan itu tidak memunculkan reaksi yang berlebihan dari pendukung Israel sehingga tidak menyeret perang ini ke perang regional. Masyarakat dunia akan tetap melihat perang yang terjadi adalah perang antara muqawama (ormas) dengan Israel.
Setelah Israel semi lumpuh, barulah Iran akan melakukan sendiri pembalasan yang skala dan caranya tidak pernah dibayangkan oleh masyarakat dunia. Dengan cara itu Israel akan lumpuh total dan akhirnya seperti dikatakan oleh Imam Khomeini, bahwa tidak ada satu entitaspun yang bisa disebut Israel. Mampus Israel.
Tamalanrea mas, 14 Agustus 2024.
Comments (0)
There are no comments yet