Nigeria Berdarah pada Peringatan Yaumul Quds 2025: 19 Orang Syahid!

Supa Athana - News
29 March 2025 11:23
Aksi damai Hari Al-Quds, yang seharusnya menjadi simbol solidaritas terhadap rakyat Palestina yang tertindas, berubah menjadi ladang pembantaian oleh aparat kekuasaan di Nigeria. Credit: Press TV.

Abuja, Nigeria, u-meta.news – Senja Ramadhan di Abuja berubah menjadi malam kelam. Pekikan pilu menggema di jalanan, bukan lantunan doa, melainkan jeritan para demonstran yang berlarian mencari perlindungan dari hujan peluru. Aksi damai Hari Al-Quds, yang seharusnya menjadi simbol solidaritas terhadap rakyat Palestina yang tertindas, berubah menjadi ladang pembantaian.

Menurut laporan yang dihimpun, setidaknya 19 nyawa melayang dan puluhan lainnya terluka parah setelah pasukan keamanan Nigeria melepaskan tembakan peluru tajam ke arah massa yang berdemonstrasi. Video amatir yang beredar luas menunjukkan adegan mengerikan: warga sipil berlarian panik, suara tembakan memecah keheningan, dan seorang pria tak bernyawa diseret paksa ke dalam mobil oleh tentara.

"Kami melihat dengan mata kepala sendiri, bagaimana mereka menembaki orang-orang tak bersenjata," ujar seorang saksi mata yang enggan disebutkan namanya, suaranya bergetar menahan tangis. "Mereka menyeret mayat-mayat seperti binatang."

Laporan dari International Human Rights Commission (IHRC) menyebutkan bahwa pihak berwenang telah membawa 14 jenazah ke lokasi yang dirahasiakan, menambah kabut misteri dan ketakutan di tengah masyarakat. Sebelumnya, IHRC telah memperingatkan potensi pertumpahan darah setelah mendapatkan informasi tentang upaya pihak berwenang untuk mencari alasan menyerang demonstrasi Al-Quds yang damai.

Sebuah dokumen internal dari Kantor Penasihat Keamanan Nasional yang bocor ke publik, tertanggal 26 Maret, mengindikasikan adanya instruksi untuk "mencegah gangguan keamanan." Frasa ini, menurut IHRC, seringkali digunakan sebagai justifikasi untuk tindakan represif terhadap demonstran. Dokumen tersebut juga menuduh demonstran sebagai kelompok yang berpotensi melakukan kekerasan dan menyerang kepentingan AS dan Israel di Nigeria.

A protest calling for the boycott of Israel in Johannesburg, South Africa on 31 May 2019 [Afro-Palestine Newswire Service]

Baca juga:
Resmikan PLTS Cirata, Presiden: Salah Satu yang Terbesar di Asia Tenggara

"Ini adalah upaya sistematis untuk mendiskreditkan aksi damai yang murni didorong oleh rasa kemanusiaan," tegas seorang juru bicara IHRC. "Mereka mencoba menciptakan narasi palsu untuk membenarkan kekerasan yang mereka lakukan."

Tragedi ini menambah daftar panjang kekerasan terhadap demonstran Al-Quds di Nigeria. Pada tahun 2023, setidaknya satu orang tewas dan banyak lainnya terluka dalam aksi serupa di Abuja. Tragedi yang lebih mengerikan terjadi pada Juli 2014 di Zaria, Nigeria utara, ketika 34 nyawa melayang akibat tembakan pasukan keamanan.

Aksi Hari Al-Quds, yang diselenggarakan setiap Jumat terakhir Ramadhan, adalah tradisi tahunan di berbagai kota di Nigeria dan dunia Muslim. Aksi ini merupakan bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina yang hidup di bawah pendudukan dan penindasan. Namun, di Nigeria, aksi ini justru menjadi sasaran kekerasan yang memilukan.

"Kami datang dengan damai, kami hanya ingin menyuarakan kepedulian kami terhadap saudara-saudara kami di Palestina," ujar seorang demonstran yang selamat, matanya merah menahan amarah. "Mengapa mereka membunuh kami?"

Pertanyaan ini menggantung di udara, tanpa jawaban yang jelas. Di tengah duka yang mendalam, masyarakat Nigeria menuntut keadilan dan transparansi. Mereka menuntut pertanggungjawaban atas nyawa-nyawa yang terenggut oleh kejahilan tangan penguasa di hari yang seharusnya penuh dengan doa dan solidaritas.


Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment