Sabtu Pagi di Yogyakarta, Presiden Jokowi Gowes "Dikawal" Jan Ethes

Andi - News
25 May 2024 16:15

JAKARTA-Kota Yogyakarta, kota yang kaya akan budaya dan sejarah, menjadi saksi kehangatan yang berbeda pada Sabtu pagi, 25 Mei 2024. Di saat kota ini baru saja menyambut fajar, Presiden Joko Widodo bersama cucunya, Jan Ethes Srinarendra, sudah mulai mengayuh sepeda meninggalkan Istana Kepresidenan Yogyakarta.

Presiden Jokowi dan Jan Ethes menggowes sepedanya melewati beberapa titik ikonik kota. Mulai dari Jalan Wijilan, Alun-Alun Kidul, Pasar Ngasem, Alun-Alun Utara, hingga Titik Nol Kilometer, mereka berdua menikmati semilir pagi yang segar.

Kebersamaan kakek dan cucu ini bukan hanya menghangatkan suasana hati mereka berdua, tapi juga warga Yogyakarta dan para wisatawan yang kebetulan berada di tempat yang sama. Friday, seorang turis dari Probolinggo, Jawa Timur, menggambarkan keberuntungannya bisa bertemu dengan Presiden Jokowi dua kali dalam waktu singkat. 

“Dari semalam sudah dapat kaus, terus ini dapat foto juga sama Bapak. Alhamdulillah senang banget,” ceritanya penuh antusias.

"Orangnya merakyat banget, jadi benar-benar sama masyarakat itu baik. Tadi diminta foto, disapa juga ramah banget orangnya. Sosok yang baik," ungkapnya mengenai sosok Presiden Jokowi.

Baca juga:
PSM Makassar Waspadai Motivasi Persib

Inez, warga lokal Yogyakarta, juga merasa beruntung karena jarang sekali bertemu Presiden ketika berkunjung ke kota ini. "Senang banget karena saya sudah lama sebagai warga Yogyakarta tapi kalau Bapak ke sini saya enggak pernah ketemu," kata Inez, yang kebetulan berolahraga di sekitar Titik Nol Kilometer saat itu.

Kelompok teman dari Jakarta, Devi, Uni, dan Ade, yang sedang liburan di Yogyakarta, mengungkapkan rasa syukurnya bisa bertemu dengan Presiden. “Alhamdulillah bisa foto dengan Presiden Jokowi. Presiden pertama yang saya temui. Sangat bersyukur dan tidak terkira kita bisa bertemu di sini,” ungkap mereka.

Momen-momen seperti ini menunjukkan sisi lain dari Presiden Jokowi yang tidak hanya sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai seorang kakek yang menikmati waktu berkualitas dengan cucunya. Ini menunjukkan bahwa di balik tugas-tugas kenegaraannya, ada sisi pribadi yang hangat dan dekat dengan keluarga serta masyarakat.

Pagi itu di Yogyakarta, sepeda bukan hanya menjadi alat transportasi, melainkan juga simbol kebersamaan yang mendekatkan pemimpin dengan rakyatnya, mempererat tali kekeluargaan, dan membangun kenangan yang akan terpatri dalam ingatan banyak orang.


Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment