Geng Kriminal Mengamuk, Haiti Mencekam (Rauters)
JAKARTA -- Haiti semakin mencekam usai geng kriminal yang diketuai Jimmy Cherisier terus melakukan kericuhan dan menyabotase sejumlah fasilitas utama publik.
Pelabuhan utama Haiti terpaksa ditutup pada Kamis (7/3), membuat Perdana Menteri Ariel Henry yang kini tengah berada di luar negeri tak bisa pulang ke negaranya.
Geng bersenjata itu semakin beringas menargetkan fasilitas kunci seperti bandara, kantor polisi, serta membobol penjara. Mereka masih menuntut agar Henry segera mengundurkan diri.
Caribbean Port Services, satu-satunya operator pelabuhan di Ibu Kota Haiti, Port-au-Prince, menyebut tindakan sabotase dan vandalisme yang dilakukan gengster menjadi alasan untuk menghentikan semua layanan.
Pemerintah Haiti telah memperpanjang status darurat selama satu bulan, mencakup wilayah barat negara ini, termasuk Ibu Kota.
Layanan kesehatan di negara tersebut juga hampir tumbang lantaran banyaknya rumah sakit yang tutup atau mengurangi layanan. Layanan kesehatan 'kacau' akibat kekurangan stok obat serta tak ada staf yang bekerja.
Baca juga:
Orang Tua Wajib Tahu, Ini 3 Tanda-Tanda Kekerasan Seksual pada Anak
Kantor kemanusiaan PBB berharap kerusuhan segera berakhir agar bantuan medis masuk ke negara tersebut. Mereka melaporkan kurangnya darah, tempat tidur dan staff untuk merawat pasien yang terluka tembak.
Gengster kembali menargetkan polisi dengan membakar markas besar di Bas-Peu-de-Chose, sebuah lingkungan di Ibu Kota.
"Para petugas kepolisian lolos sebelum serangan itu terjadi. Serangan juga menghancurkan beberapa kendaraan polisi," kata seorang polisi Haiti, Synapoha dikutip AFP. (*)
Comments (0)
There are no comments yet