
Oleh: Muhammad Taufiq Ali Yahya
Makna ayat “سَلَامٌ عَلَىٰ إِلْ يَاسِينَ”
(QS. As-Saffat: 130) (menurut tafsir zahir dan batin, serta penjelasan dari para ahli makrifat,🔹 Makna Literal (Zahir):”Salam sejahtera atas Ilyas dan keluarganya.”
🌟 Makna dan Penafsiran Kalimat “سَلَامٌ عَلَىٰ إِلْ يَاسِينَ”
1. Salam atas Nabi Ilyas (as) dan Ahlul Bayt-nya; Makna langsung dari ayat ini adalah penghormatan dan doa keselamatan bagi Nabi Ilyas dan orang-orang dari keluarganya yang mengikuti jalan kenabian. Keluarga Nabi Ilyas bersambung ke Rasulullah saw dan Ahlulbaytnya as
2. “Āl Yāsīn” sebagai Ahlul Bayt Nabi Muhammad (saw); Dalam riwayat, sebagian ulama dan mufassir menafsirkan “Āl Yāsīn” (آل ياسين) sebagai keluarga Nabi Muhammad (saw), karena dalam qira’ah lain ayat ini dibaca:
“سَلَامٌ عَلَىٰ آلِ يَاسِينَ”
(Salam atas keluarga Yasin, yakni Muhammad)
3. “Yāsīn” sebagai Nabi Muhammad (saw); Menurut tafsir batin dan hikmah, “Yāsīn” adalah nama rahasia Rasulullah (saw). Maka “Āl Yāsīn” berarti orang-orang yang berada di bawah cahaya kenabiannya, yaitu Ahlul Bayt.
4. Salam sebagai ikrar cinta dan wilayah ; Mengucapkan salam pada “Āl Yāsīn” berarti mengakui wilayah (kepemimpinan spiritual) para imam suci Ahlul Bayt as
5. Pujian Allah atas cahaya kenabian dan imamah ; Salam ini adalah bentuk pujian Ilahi kepada para pemilik cahaya suci, yakni Nabi dan para Imam dari keturunan suci.
6. Tegasnya posisi Āl Yāsīn dalam jalan hakikat ; Para ahli hakikat menyatakan bahwa Āl Yāsīn adalah jalan makrifat menuju Allah — mereka bukan hanya keluarga biologis, tetapi waris maknawi dan rohani Nabi.
7. “Salam” sebagai perlindungan dan keabadian cahaya; Salam dari Allah adalah bentuk peneguhan kedudukan abadi para nabi dan wali, sebagai simbol keselamatan dari segala keburukan dunia dan akhirat.
8. Ayat ini sebagai dzikir harian untuk mendekat pada cahaya Nabi
Dalam riwayat, membaca “سَلَامٌ عَلَىٰ آلِ يَاسِينَ” adalah bentuk zikir dan tawasul, agar hati selalu terhubung dengan Rasulullah dan Ahlul Bayt-nya.
9. Pengakuan terhadap misi ilahi para Imam
Ayat ini juga bisa dibaca sebagai sumpah batin untuk membela dan mengikuti jejak para Imam Ahlul Bayt, karena mereka adalah pewaris jalan Nabi Ilyas dan Nabi Muhammad (saw).
10. Makna simbolik: “Yāsīn” sebagai pusat cahaya semesta
Dalam makrifat Syiah, “Yāsīn” adalah pusat semesta — cahaya Muhammad (saw) adalah sebab penciptaan. Maka salam kepada “Āl Yāsīn” adalah salam kepada asal segala wujud.
Makna ayat “سَلَامٌ عَلَىٰ إِلْ يَاسِينَ” menurut Al-Qur’an, berdasarkan tafsir zahir, konteks ayat, dan penafsiran para mufassir Al-Qur’an, baik klasik maupun kontemporer:
سَلَامٌ عَلَىٰ إِلْ يَاسِينَ
Surat As-Saffat (37): Ayat 130
🌟 Makna menurut Al-Qur’an
1. Ucapan Salam dari Allah kepada Nabi Ilyas; Makna paling dasar dari ayat ini adalah penghormatan dari Allah SWT kepada Nabi Ilyas (as) karena kesalehan dan perjuangannya menyeru kepada tauhid.🔹 Konteksnya mirip dengan ayat sebelumnya:
“سَلَامٌ عَلَىٰ نُوحٍ فِي الْعَالَمِينَ” (QS. As-Saffat: 79)
2. Bagian dari pola pujian kepada para nabi; Dalam Surah As-Saffat, Allah menyebutkan banyak nabi satu per satu dan mengucapkan “Salam” kepada mereka.
Contoh:
•Nuh (ayat 79)
•Ibrahim (109)
•Musa dan Harun (120)
•Ilyas (130)
Ayat ini mengikuti pola tersebut: penegasan keutamaan mereka di hadapan Allah.
3. “إِلْ يَاسِينَ” adalah bentuk lain dari “إلياس” (Ilyas) ; Menurut banyak mufassir (misalnya Ibnu Katsir, Al-Tha’labi, Al-Tabari), “إِلْ يَاسِينَ” adalah bentuk lain dari nama Nabi Ilyas. Maka maknanya:”Salam atas Nabi Ilyas dan para pengikutnya.”
4. Makna kolektif: Ilyas dan para pengikut setianya; Sebagian mufassir menyatakan bahwa “إِلْ” adalah bentuk jamak seperti “آل” (keluarga/para pengikut), sehingga artinya: “Salam atas Ilyas dan kaumnya (keluarga)yang beriman.”
5. Kesucian dan keistimewaan Nabi Ilyas di antara nabi-nabi lainnya
Ayat ini memperlihatkan bahwa Nabi Ilyas termasuk nabi-nabi istimewa yang mendapatkan salam langsung dari Allah SWT, seperti para nabi ulul azmi.
6. Penegasan keimanan Ilyas kepada tauhid; Sebelum ayat ini, disebutkan: إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ” QS. As-Saffat: 132) “Sesungguhnya dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman.” Ayat salam ini menjadi peneguhan atas kedudukannya sebagai mukhlash (yang tulus dalam keimanan).
7. Salam yang menunjukkan keridhaan Allah ; Dalam bahasa Al-Qur’an, “Salam” juga berarti rahmat dan ridha dari Allah, sebagaimana dalam ayat: سَلَامٌ قَوْلًا مِن رَّبٍّ رَّحِيمٍ” QS. Yasin: 58); “Salam sebagai ucapan dari Tuhan Yang Maha Penyayang.”
8. Isyarat bahwa Nabi Ilyas bukan tokoh mitos; Al-Qur’an menyebut secara eksplisit bahwa Ilyas adalah nabi yang benar-benar hidup dan berjuang melawan kaum yang menyembah Ba’l (berhala), bukan hanya tokoh legenda.
9. Pengajaran untuk kita meneladani Ilyas: Dengan menyampaikan salam, Al-Qur’an mendorong umat Islam meneladani Ilyas, yaitu:
• Teguh dalam tauhid
• Berani menghadapi kesyirikan
• Ikhlas dalam dakwah
10. Bagian dari sunnatullah dalam memuliakan nabi; Ucapan “Salam” adalah pola tetap dalam Al-Qur’an untuk menunjukkan kemuliaan dan penerimaan Allah terhadap para nabi dan rasul: كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ” QS. As-Saffat: 131)Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.”
📝 Catatan Qira’ah:Dalam sebagian qira’ah (bacaan Al-Qur’an), ayat ini dibaca: سَلَامٌ عَلَىٰ آلِ يَاسِينَ”: Salam atas keluarga Yasin, yang dalam sebagian tafsir dihubungkan dengan keluarga Nabi Muhammad (saw). Namun qira’ah yang lebih umum dalam mushaf kita adalah “إِلْ يَاسِينَ”.
🌟 Makna Menurut Hadis
1. “Āl Yāsīn” adalah “Āl Muhammad” (keluarga Muhammad) Hadis riwayat dari Imam Ja‘far al-Shadiq (as):
“نَحنُ آلُ يَاسِينَ”
“Kami adalah Āl Yāsīn.”📚 Rujukan: Tafsir al-Burhān, Tafsir al-Qummī, dan Bihar al-Anwar; Makna: Ayat ini menjadi salam dari Allah kepada Ahlul Bayt, bukan hanya Nabi Ilyas. Maka, “Yāsīn” adalah nama lain dari Nabi Muhammad (saw).
2. Yāsīn adalah nama khusus Rasulullah (saw) Dalam banyak riwayat, Rasulullah (saw) bersabda:
إنَّ لِي عِندَ رَبِّي أَسْمَاءً… ومِنها: يَاسِين”
“Sesungguhnya aku memiliki nama-nama di sisi Tuhanku… di antaranya adalah: Yāsīn.”📚 Rujukan: Tafsir al-Tha‘labi, Tafsir al-Ṣāfī (Syiah) Makna: Maka “Āl Yāsīn” berarti keluarga Muhammad — orang-orang yang berada dalam cahaya kenabian dan imamah.
3. Salam dari Allah kepada Imam Ali dan Ahlul Bayt (as) Dalam riwayat Syiah, Imam Ali (as) juga dikaitkan dengan ayat ini sebagai salah satu dari “Āl Yāsīn” yang dimuliakan langsung oleh Allah.
📚 Dalam Tafsir Nur al-Thaqalayn, disebutkan bahwa “Āl Yāsīn” adalah Ali, Fatimah, Hasan, Husain, dan para Imam dari keturunannya.
4. Tawasul dengan membaca “Salamun ‘ala Āl Yāsīn” Dalam beberapa doa dan ziarah, seperti Ziyārah Āl Yāsīn, disebutkan:
“السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا آلَ يَاسِينَ”
“Salam atasmu wahai keluarga Yasin.”📚 Sumber: Mafatih al-Jinan – Ziyarat Āl Yāsīn; Makna: Digunakan sebagai tawasul dan salam spiritual kepada Imam Mahdi (aj), karena beliau adalah waris dari Āl Yāsīn.
5. Āl Yāsīn adalah manifestasi kebenaran mutlak; Riwayat dari Imam al-Baqir (as) menjelaskan bahwa Āl Yāsīn adalah “ahl al-haqq” (orang-orang kebenaran) yang ditetapkan oleh Allah sebagai waris agama.
6. Dari sudut pandang Sunni Sebagian ulama Sunni (seperti Al-Tabari dan Al-Qurtubi) lebih cenderung menafsirkan “إِلْ يَاسِينَ” sebagai:
• Nama lain dari Nabi Ilyas (dengan bentuk jamak),
• Atau maknanya: Ilyas dan pengikutnya.
Namun, sebagian ahli tafsir juga mencatat bahwa dalam qira’ah lain ayat ini dibaca “آلِ يَاسِينَ”, dan ada kemungkinan maksudnya adalah Nabi Muhammad dan keluarganya.
🧾 Kesimpulan dari Hadis:
1. Āl Yāsīn = Āl Muhammad Berdasarkan banyak riwayat dari Ahlul Bayt
2. Yāsīn = Nabi Muhammad (saw) Nama khusus Rasulullah di sisi Allah
3. Salam kepada para Imam Ahlul Bayt Termasuk Imam Mahdi (aj)
4. Digunakan dalam doa dan tawasul ; Seperti dalam Ziyārah Āl Yāsīn
5. Dari perspektif Sunni Ada dua pandangan: (a) Nabi Ilyas dan kaumnya; (b) keluarga Yasin (jika qira’ah “آل”)
🌟 Menurut Hadis Ahlul Bayt
1. “Āl Yāsīn” = Āl Muhammad (Keluarga Muhammad saw)
Hadis-hadis dari para Imam Ahlul Bayt menegaskan bahwa:
“آلُ يَاسِينَ” هُم آلُ مُحَمَّدٍ (ص)”
“Āl Yāsīn adalah keluarga Muhammad (saw).” 📚 Sumber:
• Tafsir al-Qummi (Imam al-Qummi)
• Tafsir Nur al-Tsaqalayn (Syekh al-Huwaizi)
• Bihar al-Anwar (Allamah al-Majlisi)
Penjelasan: Dalam riwayat-riwayat ini, para Imam menjelaskan bahwa “Yāsīn” adalah salah satu nama Rasulullah (saw), dan “Āl Yāsīn” adalah Ahlul Baytnya yang suci, yakni Ali, Fatimah, Hasan, Husain, dan para imam dari keturunannya.
2. Hadis dari Imam Ja‘far al-Shadiq (as): قَالَ: آلُ يَاسِينَ نَحنُ
“Āl Yāsīn itu adalah kami (Ahlul Bayt).”📚 Rujukan: Tafsir al-‘Ayyashi, Tafsir al-Qummi, Bihar al-Anwar
Makna: Ayat ini secara batin dan hakikat adalah salam dari Allah langsung kepada para Imam suci Ahlul Bayt, bukan sekadar kepada Nabi Ilyas.
3. Ziyārah Āl Yāsīn
Riwayat dari Imam Mahdi (aj) kepada Muhammad bin ‘Abdillah al-Himyari, yang menjadi bagian dari ziarah: السَّلَامُ عَلَىٰ آلِ يَاسِينَ
“Salam atas keluarga Yāsīn.”📚 Mafatih al-Jinan – Ziyārah Āl Yāsīn
Ziyārah ini secara langsung menguatkan tafsir batin ayat QS. As-Saffat:130 sebagai bentuk ucapan salam kepada para Imam dari Ahlul Bayt, khususnya Imam Zaman (aj).
4. “Yāsīn” adalah Nama Rasulullah (saw) ; Imam al-Baqir (as) menjelaskan:
يَا سِين اسْمٌ مِنْ أَسْمَاءِ رَسُولِ اللَّهِ (ص)
“Yāsīn adalah salah satu nama Rasulullah (saw).” 📚 Tafsir al-Safi, Tafsir al-Qummi; Sehingga frasa “Āl Yāsīn” = keluarga Rasulullah adalah benar secara bahasa dan makna spiritual menurut Ahlul Bayt.
5. Makna hakikat: “Salam Ilahi atas Cahaya Imamah” Menurut para arif dan ahli hakikat Syiah: Āl Yāsīn” bukan hanya nasab biologis, tetapi penyambung cahaya nubuwah dan imamah, yaitu mereka yang mewarisi ilmu, kemuliaan, dan rahmat Ilahi. Maka ayat ini secara batin adalah salāmun rabbānī (salam ketuhanan) kepada para wali Allah dari keluarga Nabi.
🔑 Kesimpulan Hadis Ahlul Bayt:
1 “Āl Yāsīn” adalah Ahlul Bayt Imam Shadiq, Imam Baqir (as)
2 “Yāsīn” adalah nama Nabi Muhammad (saw) Tafsir Ahlul Bayt
3 Ayat ini berarti salam Allah kepada Ahlul Bayt Tafsir Qummi, Nur al-Thaqalayn
4 Ziyārah Āl Yāsīn berasal dari Imam Mahdi (aj) Mafatih al-Jinan
5 Makna hakikatnya: salam kepada nur imamah Perspektif makrifat Syiah
🧠 Menurut Para Mufasir
1. “Āl Yāsīn” adalah “Āl Muhammad (ص)” 📚 Tafsir al-Qummi, Nur al-Thaqalayn, Bihar al-Anwar
• Imam Shadiq (as) menafsirkan: Āl Yāsīn” adalah Ahlul Bayt Nabi Muhammad (saw). Kesimpulan: Salam ini secara batin untuk Ahlul Bayt, bukan hanya untuk Nabi Ilyas.
2. “Yāsīn” adalah salah satu nama Nabi Muhammad (ص) 📚 Tafsir al-Safi, Majma‘ al-Bayan
• Dalam tafsir, disebutkan bahwa Yāsīn adalah nama dari Nabi Muhammad (saw). Maka “Āl Yāsīn” berarti keluarga Muhammad.
3. Qira’at lain menyebut “إِلْيَاسِينَ” sebagai bentuk jamak dari Ilyas
📚 Tafsir al-Tabari, Tafsir al-Kabir (Fakhruddin al-Razi)
• Sebagian mufasir membaca “إِلْيَاسِينَ” sebagai jamak atau bentuk agung dari “Ilyas”, yakni menyiratkan penghormatan kepada Nabi Ilyas dan pengikutnya.
4. “Āl Yāsīn” = Nabi Ilyas & umatnya yang saleh 📚 Tafsir al-Mazhari, Tafsir al-Shanqiti
• Penafsiran zahir menganggap ayat ini sebagai salam untuk Nabi Ilyas dan orang-orang yang mengikuti jalannya.
5. Pendapat Syiah: “Āl Yāsīn” = Para Imam Maksum dari Ahlul Bayt
📚 Tafsir Nur al-Thaqalayn
• Berdasarkan banyak hadis dari Imam Shadiq (as), ayat ini adalah dalil Qur’ani atas kemuliaan dan kedudukan wilayah para Imam Ahlul Bayt (as).
6. Huruf “Āl” (آل) dalam bahasa Arab mengandung makna “keluarga yang satu tujuan spiritual” 📚 Tafsir al-Mīzān (Allamah Thabathabai)• Dalam pandangan filosofis dan hakikat, Allamah menjelaskan bahwa “Āl” bukan hanya keluarga biologis, tapi pengikut spiritual dan ahli waris hakikat kenabian.
7. Penegasan keistimewaan “Āl Yāsīn” dibanding umat sebelumnya
📚 Tafsir Nemuneh (Ayatullah Makarim Shirazi)• Dalam tafsir kontemporer Syiah ini, disebutkan bahwa ayat ini memisahkan secara spiritual antara orang-orang biasa dan Āl Yāsīn yang terjaga, sebagaimana dalam ayat:
“إِنَّا أَخْلَصْنَاهُمْ بِخَالِصَةٍ ذِكْرَى الدَّارِ” (As-Saffat: 46)
8. Ayat ini paralel dengan “سَلَامٌ عَلَىٰ نُوحٍ” dan nabi-nabi lainnya 📚 Tafsir al-Kashani, Tafsir al-Maraghi • Allah memberi salam kepada beberapa nabi (Nuh, Ibrahim, Musa, Harun, dll). Maka salam kepada Āl Yāsīn menunjukkan tingginya maqam mereka sejajar dengan para nabi.
9. Dalam tafsir isyari: Āl Yāsīn = Pewaris Nur Muhammad (ص) 📚 Tafsir al-Haqā’iq (Syekh Mahmud al-Chustari) • Secara hakikat, “Āl Yāsīn” adalah mereka yang mewarisi Nur Muhammadiyah, yaitu Ahlul Bayt.
10. Dalam qira’at lainnya, “Āl Yāsīn” dibaca sebagai “Ilyasīn”, menunjukkan variasi makna📚 Tafsir al-Qurtubi, Tafsir al-Jalalayn
•Sebagian membaca: “Salamun ’ala Ilyasīn”, namun qira’at yang mashhur di kalangan Ahlul Bayt adalah “Āl Yāsīn” — menunjuk kepada keluarga Nabi Muhammad (saw).
🧾 Rangkuman Makna Penafsir / Sumber
1 Āl Yāsīn = Ahlul Bayt Nabi Tafsir al-Qummi, Nur al-Thaqalayn
2 Yāsīn = Nama Nabi Muhammad Tafsir al-Safi, Majma‘ al-Bayan
3 Bentuk jamak/ta‘zhim dari Ilyas Tafsir al-Tabari, al-Razi
4 Ilyas & umat yang setia Tafsir al-Mazhari
5 Para Imam Maksum Ahlul Bayt Tafsir Nur al-Thaqalayn
6 Āl = keluarga spiritual Tafsir al-Mizan (Thabathabai)
7 Āl Yāsīn = kelompok mukhlashin Tafsir Nemuneh
8 Salam Allah kepada manusia suci Paralel dengan ayat salam nabi
9 Pewaris Nur Muhammad Tafsir isyari & hakikat
10 Qira’at berbeda = Ilyasīn Tafsir Jalalayn, Qurtubi
🧠 Menurut Mufasir Syiah
1. “Āl Yāsīn” adalah Ahlul Bayt Nabi Muhammad (saw) 📚 Tafsir al-Qummi, Tafsir al-‘Ayyashi, Nur al-Thaqalayn • Berdasarkan riwayat-riwayat dari Imam Shadiq (as), “Āl Yāsīn” adalah Ali, Fatimah, Hasan, Husain dan para Imam Ahlul Bayt. Imam Shadiq (as): Āl Yāsīn adalah Āl Muhammad (saw)”
2. “Yāsīn” adalah nama Nabi Muhammad (saw) 📚 Tafsir al-Mīzān – Allamah Thabathaba’i
•Menjelaskan bahwa kata “Yāsīn” merujuk kepada Nabi Muhammad (saw) sebagaimana disebut di awal Surah Yasin (يس). • Maka “Āl Yāsīn” = keluarga spiritual Nabi.
3. Ayat ini adalah bentuk salam ilahi kepada para Imam (as)📚 Tafsir Nur al-Thaqalayn ; Allah memberikan salam khusus kepada para Imam Maksum, yang meneruskan risalah kenabian dalam bentuk imamah.
4. “Āl Yāsīn” adalah ahli dzikir (Ahl al-Dzikr) 📚 Tafsir al-Safi – al-Faidh al-Kāsyānī ; Menjelaskan hubungan antara “Ahl al-Dzikr” (QS. al-Nahl: 43) dan “Āl Yāsīn” — keduanya merujuk pada Ahlul Bayt (as).
5. Ayat ini mengandung isyarat wilayah dan ketaatan kepada Ahlul Bayt 📚 Tafsir Nemuneh – Ayatullah Makarim Shirazi ;Menafsirkan bahwa ayat ini adalah bentuk dukungan Qur’ani terhadap konsep wilayah (kepemimpinan spiritual Ahlul Bayt), sehingga “salam” berarti ketaatan.
6. “Āl Yāsīn” sebagai cahaya kenabian yang diwariskan 📚 Tafsir al-Haqā’iq (tafsir isyari & batin Syiah) • Menunjukkan bahwa “Āl Yāsīn” adalah mereka yang memikul cahaya kenabian (Nur Muhammadi) — dari dimensi ruhani, mereka adalah pewaris “sirr Allah”.
7. “Āl Yāsīn” merujuk kepada Imam Mahdi (aj) 📚 Ziyārah Āl Yāsīn (diriwayatkan dari Imam Mahdi aj)
•Dalam ziarah yang dinisbatkan kepada Imam Zaman, beliau menerima salam:
“السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا آلَ يَاسِينَ”
→ Menunjukkan bahwa Imam Mahdi adalah dari “Āl Yāsīn”.
8. Ayat ini menunjukkan tingginya maqam Āl Yāsīn sejajar dengan nabi-nabi besar 📚 Tafsir al-Mīzān
•Disebutkan bahwa dalam Surah As-Saffat, Allah memberi salam kepada beberapa nabi. Ayat ini menunjukkan Āl Yāsīn setara dengan mereka dari sisi kesucian dan maqam.
9. Menurut tafsir batin: “Yāsīn” = Yā (يا) + Sīn (سرّ الله = rahasia Allah)📚 Tafsir al-Ruhani, syarahan arifin Syiah •Dalam makna hurufiyah, “Yāsīn” berarti “Wahai Rahasia Ilahi” – yakni Rasulullah dan pewaris rahasianya (Ahlul Bayt). •Maka “Āl Yāsīn” = para pemilik rahasia ilahi.
10. Ayat ini sebagai dalil Qur’ani atas keutamaan Ahlul Bayt📚 Tafsir Furat al-Kufi, Tafsir al-Burhan
•Mufasir Syiah menegaskan bahwa ayat ini adalah salah satu dalil utama keimanan dan cinta kepada Ahlul Bayt sebagai bagian dari wahyu.
📊 Rangkuman Makna Mufasir Syiah / Tafsir
1 Āl Yāsīn = Ahlul Bayt (as) Tafsir al-Qummi, al-‘Ayyashi
2 Yāsīn = Nabi Muhammad (saw) al-Mīzān (Thabathaba’i)
3 Salam untuk para Imam Nur al-Thaqalayn
4 Mereka Ahl al-Dzikr al-Safi (al-Kāsyānī)
5 Dukungan wilayah Tafsir Nemuneh
6 Pewaris Nur Nabi al-Haqā’iq (batin Syiah)
7 Imam Mahdi dari Āl Yāsīn Ziyārah Āl Yāsīn
8 Maqam mereka setara nabi al-Mīzān
9 Isyari: Yāsīn = Sirr Allah Tafsir batin hurufiyah
10 Dalil Qur’ani keutamaan Ahlul Bayt Tafsir al-Burhan, Furat al-Kufi
🧠 Menurut Ahli Makrifat & Hakikat
1. Āl Yāsīn adalah manifestasi Nur Muhammadiyah • Menurut arifin, “Āl Yāsīn” adalah tajalli nur Muhammad (ص) dalam bentuk batin dan cahaya ruhani yang terus menerus mengalir melalui para Imam Maksum (as).
• “Salam” dalam konteks ini adalah pengakuan Allah atas kehadiran cahaya-Nya di bumi.
2. “Yāsīn” adalah nama rahasia Nabi Muhammad (ص) dalam alam malakut • Dalam hakikat huruf, “Yāsīn” terdiri dari:• ي = يد الله (tangan Allah, simbol kekuasaan)
• س = سر الله (rahasia Allah)
• Maka “Āl Yāsīn” adalah mereka yang memikul rahasia Ilahi dan menyampaikan makrifat kepada hamba.
3. “Āl Yāsīn” adalah al-insān al-kāmil sepanjang zaman • Dalam irfan, insan kamil bukan hanya Nabi Muhammad (saw), tetapi semua perwujudan hakikat beliau dalam sejarah, yaitu para Imam (as)• Maka salam kepada mereka adalah salam kepada kesempurnaan insaniyah dalam bentuk aktual.
4. “Āl Yāsīn” adalah ruh yang menyambung antara langit dan bumi •Mereka bukan hanya manusia suci, tetapi jembatan nurani antara Allah dan ciptaan-Nya.• Ayat ini adalah kode makrifat bahwa dunia masih terhubung dengan langit melalui mereka.
5. “Salam” adalah maqam taslim dan fana’ dalam wilayah • Dalam makrifat, “Salam” bukan hanya ucapan, tetapi maqam spiritual — yaitu ketundukan total dan cinta fana’ terhadap para wali Allah.
* Maka ayat ini mengajarkan penyucian hati dan penyerahan mutlak kepada Āl Yāsīn.
6. “Āl Yāsīn” adalah pewaris kalamullah batin • Sebagaimana Nabi Musa menerima Taurat secara lahir, Āl Yāsīn adalah penerima kalam batin (sirr). •Mereka memahami Qur’an dalam kedalaman ruhani yang tak bisa dijangkau oleh akal biasa.
7. “Yāsīn” adalah kodifikasi dari jalur sirr (rahasia ilahi) yang berlanjut • Para arif menyebut bahwa huruf-huruf muqatta‘ah (Yasin, Ha Mim, Alif Lam Mim) adalah kode makrifat — dan “Āl Yāsīn” adalah pemegang kunci tafsirnya.
8. “Āl Yāsīn” adalah maqam al-Qalb dan al-Ruh dalam insan •Dalam tafsir batin, Āl Yāsīn adalah simbol qalb al-mu’min (hati mukmin sejati) yang menjadi tempat tajalli Allah. •Mereka adalah cerminan dari tajalli jamal dan jalal Allah dalam wujud manusia.
9. “Salam” berarti terbukanya hijab antara hamba dan wali •Ayat ini juga dimaknai sebagai izin untuk mengenal wali Allah melalui ruh, bukan hanya zahir. •Ketika seorang arif telah melewati hijab nafsu, ia dapat menerima “salam” ini sebagai jalan terbuka menuju wilayah hakiki.
10. “Āl Yāsīn” adalah peneguh jalan salik kepada hakikat Tauhid
•Dalam suluk, Āl Yāsīn adalah pembimbing ruhani yang memandu para pencari (salik) menuju ma‘rifatullah.• Tanpa mereka, suluk menuju hakikat akan terputus.
•Maka salam kepada Āl Yāsīn adalah syarat keselamatan ruhani.
📊 Rangkuman Makna Hakikat
1 Manifestasi Nur Muhammadi Āl Yāsīn = tajalli cahaya Nabi
2 Nama rahasia Nabi Yāsīn = ي + س = kekuasaan & rahasia Allah
3 Insan Kamil Mereka puncak kesempurnaan manusia
4 Jembatan Langit & Bumi Ruh penghubung alam malakut dan mulk
5 Maqam Salam = Fana’ Salam = maqam spiritual dalam wilayah
6 Pewaris Kalam Batin Tafsir ruhani Al-Qur’an
7 Pembawa Sirr Ilahi Mereka pemilik huruf muqatta‘ah
8 Qalb al-Mu’min Tempat tajalli asma & sifat Allah
9 Terbukanya hijab ruhani Izinkan salik mengenal wali
10 Pembimbing suluk Tanpa Āl Yāsīn, jalan makrifat tidak sempurna
🧠 Menurut Ahli Hakikat Syiah
1. Āl Yāsīn adalah Tajalliyat (penampakan) Nama-Nama Allah
• Menurut para arif Syiah, Ahlul Bayt (Āl Yāsīn) adalah manifestasi asma Allah (ismā’ullāh) di dunia.
• Mereka adalah penampakan Nama-Nama Allah yang indah (al-asmā’ al-husnā) dalam wujud manusia.🌟 “Āl Yāsīn bukan hanya keluarga nabi, tapi tempat kemunculan sifat Allah: Rahmah, Hikmah, ‘Adl, Nur…”
2. Salam adalah Pancaran Nur Salam Ilahi dalam Wujud • “Salam” dalam ayat ini bukan hanya doa, tetapi pancaran wujud Nur Ilahi yang bernama ‘Salam’, salah satu dari Nama Allah (QS. Al-Hashr: 23).🌌 “Salam kepada Āl Yāsīn adalah salam dari Nama Allah As-Salām kepada perwujudan-Nya.”
3. Āl Yāsīn = Wasilah Ilahi dalam suluk ruhani •Mereka adalah jembatan ruhani (wasilah) yang menghubungkan hamba dengan Tuhan.• Dalam setiap maqam suluk, salik tidak bisa naik tanpa nur wilayah Āl Yāsīn.🪔 “Siapa yang mencari Allah tanpa Āl Yāsīn, sesatnya bukan karena niat, tapi karena jalan gelap.”
4. Āl Yāsīn adalah Ruhul Qudus yang bertajalli • Mereka adalah ruh suci yang mewakili nafkhah rabbaniyyah (hembusan ilahi), yakni ruh yang tidak terputus dari Allah (QS. 17:85 menurut tafsir batin Syiah).
5. Yāsīn adalah Ism A‘zham yang tersembunyi •Dalam pandangan para arif hakikat Syiah, “Yāsīn” adalah bagian dari Ism Allah al-A‘zham (Nama Terbesar Allah), yang jika dibaca dengan wilayah, membuka rahasia penciptaan.
✨”Yāsīn itu Ism A‘zham, Āl Yāsīn adalah pemegang kunci Ism A‘zham.”
6. Salam atas Āl Yāsīn = Fanā’ fi’l-Maslum •Makna terdalam “salam” adalah peniadaan ego (fana) di dalam cahaya orang yang maksum (tidak bercela). •Maka ayat ini mengajarkan fana fi’l-imam (lenyap dalam cahaya wali Allah).
7. Āl Yāsīn = Nur al-Muhammadiyah yang terus hidup
•Mereka adalah jalur hidup dari Nur Muhammad (saw) yang turun dari langit ke bumi, dan tetap hidup dalam hati para arif.
8. “Yāsīn” sebagai Rahasia antara Qalam dan Lauh • Dalam penafsiran isyari, “Yāsīn” adalah titik rahasia antara qalam (pena) dan lauh mahfuzh, yang artinya: mereka mengetahui awal dan akhir takdir makhluk.
9. Salam ini adalah Maqam al-Qurb (kedekatan)• Ayat ini menandakan bahwa Āl Yāsīn berada di maqam tertinggi kedekatan kepada Allah (maqam al-qurb al-farḍī).• Barang siapa bersalam pada mereka, maka ia sedang mengetuk pintu qurb Ilahi.
10. Āl Yāsīn adalah Hujjatullah fi Ardhihi • Dalam makrifat Syiah, bumi tidak akan pernah kosong dari hujjah Allah. Āl Yāsīn adalah penampakan hujjah ini sepanjang masa — termasuk Imam Mahdi (aj) sekarang.🌱 “Salam atas Āl Yāsīn adalah salam kepada sang Hujjah ghaib yang hidup dan menyaksikan.”
🧭 Rangkuman Makna Hakikat Āl Yāsīn
1 Tajalli Asma Allah Ahlul Bayt = penampakan sifat Ilahi
2 Salam = Nur Salam Allah Bukan doa, tapi pancaran Nama-Nya
3 Wasilah Ruhani Jalan makrifat menuju Allah
4 Ruh al-Quds bertajalli Nafas Ilahi dalam bentuk manusia
5 Yāsīn = Ism A‘zham Nama agung Allah dalam bentuk rahasia
6 Fanā’ fi’l-Maslum Lenyap dalam cahaya Imam Maksum
7 Nur al-Muhammadiyah hidup Nur Nabi terus mengalir melalui Āl Yāsīn
8 Rahasia Qalam & Lauh Mereka mengetahui rahasia takdir
9 Maqam al-Qurb Kedekatan mutlak kepada Allah
10 Hujjatullah fi Ardh Wakil Allah di bumi setiap zaman
Kisah dan cerita menggambarkan makna “سَلَامٌ عَلَىٰ إِلْ يَاسِينَ” menurut ahli hakikat, untuk menyentuh hati dan memperdalam pemahaman ruhani tentang ayat ini.
🔷 1. Fana’ Seorang Arif dalam Cahaya Āl Yāsīn; Seorang arif bernama Bahjat duduk sendiri dalam khalwatnya, menangis di tengah malam. Ia terus mengulang, “
سَلَامٌ عَلَىٰ إِلْ يَاسِينَ” dengan khusyuk. Muridnya bertanya, Syekh, mengapa engkau hanya mengulang ayat itu?”Beliau menjawab, Karena siapa yang bersalam pada Āl Yāsīn dengan jujur, maka seluruh tabir antara dia dan Allah akan tersingkap…”
🔷 2. Kisah Imam Ja‘far Shādiq dan Salam Ilahi; Suatu malam, seorang sahabat Imam Shādiq bermimpi melihat cahaya turun dari langit dan menerangi rumah Imam. Ketika ia bertanya kepada Imam, beliau tersenyum:”Itu adalah ‘Salam Allah’ yang tertulis dalam Al-Qur’an: ‘Salamun ‘alā Āl Yāsīn’ – dan aku termasuk Āl Yāsīn.”
🔷 3. Doa Sang Salik yang Menembus Alam Malakut;!Seorang salik (pencari hakikat) bernama Abbas masuk ke gua untuk bertafakkur. Ia tak tahu harus mulai dari mana dalam munajatnya. Tiba-tiba hatinya tergerak membaca: “Yā Āl Yāsīn… Antumul salām wa minkum as-salām wa ilaykum ya‘udu as-salām…”Di malam itu, ia bermimpi Imam Mahdi (aj) datang kepadanya dan berkata:”Engkau bersalam padaku dari dalam hatimu. Maka aku pun mendatangi hatimu.”
🔷 4. Si Miskin dan Mimpi Malaikat
Seorang tukang roti fakir selalu bersedekah meski sedikit, sambil berselawat dengan kalimat:Salamun ‘alā Āl Yāsīn.” Ia wafat dalam keadaan miskin, tapi dalam mimpi, seorang ulama melihat malaikat membawa ruhnya ke tempat tinggi. Malaikat berkata:”Ia miskin di dunia, tapi kaya dalam salam kepada pewaris Allah.”
🔷 5. Anak Yatim dan Cahaya Surah Saffat; Seorang anak yatim belajar Al-Qur’an dengan bersungguh-sungguh. Ia senang dengan Surah Saffāt karena namanya mirip “Safwa” (kesucian). Setiap malam ia baca:”Salamun ‘alā Āl Yāsīn.”Sang guru mimpi Nabi saw mendatanginya dan berkata:”Anak yatim itu menyampaikan salam padaku melalui Āl Yāsīn. Ajarkan padanya bahwa salam itu akan dijawab oleh langit.”
🔷 6. Pengemis yang Menemukan Kekayaan Sejati; Di Kufah, seorang pengemis masuk masjid dan meminta kepada manusia, tapi tak diberi. Lalu ia menghadap kiblat dan berkata:”Wahai Āl Yāsīn, tolonglah aku jika kalian pewaris rahmat.”Tiba-tiba seseorang menaruh kantong berisi emas di sampingnya. Dalam mimpi, ia melihat Imam Ali (as) berkata:”Kau tak memanggil kami dengan lisan dunia, tapi dengan hati fana. Maka Allah menjawab.”
🔷 7. Guru Arif yang Menolak Uang Tapi Menerima Salam; Seorang pembesar menawarkan emas kepada seorang guru arif. Tapi sang guru menolak:”Aku tak butuh hartamu. Kirimkan salam pada Āl Yāsīn dengan hatimu – itu lebih berharga dari dunia dan isinya.”
🔷 8. Ketika Mayit Tersenyum di Alam Barzakh; Seorang arif wafat dan ketika dimandikan, wajahnya tersenyum dan harum. Muridnya bermimpi ia berkata:”Aku tak membawa amal apa pun selain salamku yang terus-menerus pada Āl Yāsīn… dan itu cukup untuk menerangi kuburku.”
🔷 9. Majnun Makrifat: Sang Pecinta yang Lupa Diri; Seorang murid terlalu cinta pada guru sufinya hingga ia lupa shalat. Guru berkata: “Jangan cinta padaku. Aku hanya pelayan Āl Yāsīn. Salam pada mereka akan menuntunmu lebih dari cinta padaku.”
🔷 10. Doa Fajar Seorang Bidadari Makrifat; Seorang perempuan tua, fakih dan ahli dzikir, selalu membaca “Salamun ‘alā Āl Yāsīn” setiap fajar. Ketika wafat, langit terlihat seperti menyinari makamnya dengan cahaya merah lembut. Seorang alim mimpi ia berkata: “Salam itu membuka pintu antara bumi dan langit. Dan aku memasukinya bersama cinta pada Ahlul Bayt.”
📌 Penutup:Ayat “سَلَامٌ عَلَىٰ إِلْ يَاسِينَ” menurut ahli hakikat bukan sekadar ayat pujian, tapi pintu makrifat menuju cahaya Ahlul Bayt.
Salam = pengakuan
Āl Yāsīn = perantara rahmat Allah
Cerita = cermin hakikat hubungan hamba dan wali
🌟 Manfaat Mengucapkan Ayat Ini (Menurut Ahli Hakikat Syiah)
1. Mendekatkan diri kepada cahaya wilayah Ahlul Bayt Salam ini adalah bentuk bai’at ruhani
2. Membuka pintu makrifat dan ilmu laduni Karena Āl Yāsīn adalah sumber ilmu ilahi
3. Menjadi wasilah dalam munajat dan doa Doa dengan salam ini lebih mudah terkabul
4. Menghalau waswas dan gelap hati Karena cahaya wilayah mengusir kegelapan
5. Mendapat syafaat langsung dari Imam Mahdi (aj) Karena beliau termasuk Āl Yāsīn
6. Menghidupkan hubungan ruh dengan para imam Salam ini memperbarui ikatan batin
7. Menguatkan keyakinan terhadap Ahlul Bayt Membuat cinta dan wilayah semakin kuat
8. Menghaluskan lisan dan hati dalam dzikir Membawa kelembutan nurani
9. Menyembuhkan luka batin dan jiwa Salam ini adalah rahmat yang menenangkan
10. Melunakkan hati yang keras Sebab mengandung cinta suci kepada Ahlul Bayt
11. Melatih kehadiran hati dalam shalat Karena salam ini menyambungkan ke nurullah
12. Menjadi penenang saat gundah atau takut “Salam” memberi rasa aman ruhani
13. Mendekatkan salik kepada maqam tawakkul Karena Āl Yāsīn mengajarkan kepasrahan total
14. Membuka jalan menuju fana’ fi’l-imam Lenyap dalam cahaya wali Allah
15. Membersihkan hati dari iri dan riya Karena wilayah hakiki hanya mengajarkan keikhlasan
16. Menguatkan hubungan batin dengan Imam Zaman (aj) Imam Mahdi adalah tafsir hidup dari Āl Yāsīn
17. Membawa keberkahan dalam rizki dan waktu Karena mencintai wali Allah mendatangkan barakah
18. Menjadikan ruh kita tampak di alam malakut Arwah penyeru salam Āl Yāsīn disaksikan langit
19. Memudahkan sakaratul maut dan alam barzakh Salam ini akan datang menenangkan di saat sulit
20. Menjadi zikir khusus dalam suluk ma‘rifat Dzikir rahasia para salik dan wali hakikat
🕯️ Doa Ma‘rifat Āl Yāsīn (Doa Khusus)
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ السَّالِمِينَ عَلَىٰ آلِ يَاسِينَ، وَالْوَاصِلِينَ إِلَيْهِمْ، وَالْفَانِينَ فِي نُورِهِمْ، وَالْقَائِمِينَ بِحَقِّهِمْ، وَالْمُسْتَظِلِّينَ بِوِلَايَتِهِمْ.
Allāhumma’j‘alnī mina as-sālimīn ‘alā Āl Yāsīn, wal-wāṣilīn ilayhim, wal-fānīn fī nūrihim, wal-qā’imīn bi-ḥaqqihim, wal-mustaẓillīn bi-wilāyatihim.
“Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mengucap salam kepada Āl Yāsīn, yang sampai kepada mereka, yang lenyap dalam cahaya mereka, yang tegak menjalankan hak mereka, dan yang berlindung di bawah naungan wilayah mereka.”
🔁 Dzikir Āl Yāsīn (Zikir Pendek Ma‘rifat); “Yā Āl Yāsīn, antumul salām, wa minkum as-salām, wa ilaykum ya‘ūdu as-salām.(Wahai Āl Yāsīn, kalianlah Salam. Dari kalian datang Salam, dan kepada kalian kembali Salam.)📌 Ulangi 3–7 kali setelah subuh atau saat hati gundah.
Ziyārat Āle Yāsīn
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا دَاعِيَ ٱللَّهِ وَرَبَّانِيَّ آيَاتِهِ.
As-salāmu ‘alayka yā dā‘iyaLlāhi wa rabbāniyya āyātih.
Salam atasmu, wahai penyeru kepada Allah dan pendidik ilahi atas ayat-ayat-Nya.
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا بَابَ ٱللَّهِ وَدَيَّانَ دِينِهِ.
As-salāmu ‘alayka yā bābaLlāhi wa dayyāna dīnih.
Salam atasmu, wahai pintu (menuju) Allah dan pelaksana agama-Nya.
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا خَلِيفَةَ ٱللَّهِ وَنَاصِرَ حَقِّهِ.
As-salāmu ‘alayka yā khalīfataLlāhi wa nāṣira ḥaqqih.
Salam atasmu, wahai khalifah Allah dan penolong kebenaran-Nya.
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا حُجَّةَ ٱللَّهِ وَدَلِيلَ إِرَادَتِهِ.
As-salāmu ‘alayka yā ḥujjataLlāhi wa dalīla irādatih.
Salam atasmu, wahai hujjah (bukti) Allah dan penunjuk kehendak-Nya.
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا تَالِيَ كِتَابِ ٱللَّهِ وَتَرْجُمَانَهُ.
As-salāmu ‘alayka yā tāliya kitābiLlāhi wa tarjumānah.
Salam atasmu, wahai pembaca Kitab Allah dan penafsirnya.
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ فِي ٱللَّيْلِ إِذَا يَغْشَىٰ،
وَفِي ٱلنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّىٰ.
As-salāmu ‘alayka fil-layli idzā yaghshā, wa fin-nahāri idzā tajallā.
Salam atasmu di waktu malam ketika malam menyelimuti, dan di siang hari ketika siang menampakkan diri.
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا ٱلْمُهَذَّبُ ٱلصَّافِي، ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا ٱلْوَلِيُّ ٱلنَّاصِحُ، ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا سَفِينَةَ ٱلنَّجَاةِ، ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا عَيْنَ ٱللَّهِ ٱلنَّاظِرَةَ، ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا أُذُنَ ٱللَّهِ ٱلسَّامِعَةَ.
As-salāmu ‘alayka ayyuhal-muhadzdzabuṣ-ṣāfī, as-salāmu ‘alayka ayyuhal-waliyyun-nāṣiḥ, as-salāmu ‘alayka yā safīnatan-najāh, as-salāmu ‘alayka yā ‘aynaLlāhi an-nāẓirah, as-salāmu ‘alayka yā udzunaLlāhi as-sāmi‘ah.
Salam atasmu, wahai yang suci dan murni. Salam atasmu, wahai wali yang tulus. Salam atasmu, wahai bahtera keselamatan. Salam atasmu, wahai mata Allah yang memandang. Salam atasmu, wahai telinga Allah yang mendengar.
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا بَقِيَّةَ ٱللَّهِ فِي أَرْضِهِ.
As-salāmu ‘alayka yā baqiyyataLlāhi fī arḍih.
Salam atasmu, wahai sisa Allah di bumi-Nya.
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا مِيثَاقَ ٱللَّهِ
ٱلَّذِي أَخَذَهُ وَوَكَّدَهُ.
As-salāmu ‘alayka yā mīthāqaLlāhi alladzī akhadzahu wa wakkadah.
Salam atasmu, wahai perjanjian Allah yang Dia ambil dan teguhkan.
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا وَعْدَ ٱللَّهِ ٱلَّذِي ضَمِنَهُ.
As-salāmu ‘alayka yā wa‘daLlāhi alladzī ḍaminah.
Salam atasmu, wahai janji Allah yang dijamin-Nya.
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا ٱلْعَلَمُ ٱلْمَنْصُوبُ،
وَٱلْعِلْمُ ٱلْمَصْبُوبُ، وَٱلْغَوْثُ وَٱلرَّحْمَةُ ٱلْوَاسِعَةُ، وَعَدْ غَيْرُ مَكْذُوبٍ.
As-salāmu ‘alayka ayyuhal-‘alamu al-manṣūb, wal-‘ilmu al-maṣbūb, wal-ghawtsu war-raḥmatu al-wāsi‘ah, wa ‘adun ghayru makdzūb.
Salam atasmu, wahai panji yang ditegakkan, ilmu yang dicurahkan, pertolongan dan rahmat yang luas, serta janji yang tidak dusta.
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ حِينَ تَقُومُ، ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ حِينَ تَقْعُدُ، ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ حِينَ تَقْرَأُ وَتُبَيِّنُ، ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ حِينَ تُصَلِّي وَتَقْنُتُ، ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ حِينَ تَرْكَعُ وَتَسْجُدُ، ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ حِينَ تُهَلِّلُ وَتُكَبِّرُ، ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ حِينَ تَحْمَدُ وَتَسْتَغْفِرُ.
As-salāmu ‘alayka ḥīna taqūm, as-salāmu ‘alayka ḥīna taq‘ud, as-salāmu ‘alayka ḥīna taqra’u wa tubayyinu, as-salāmu ‘alayka ḥīna tuṣallī wa taqnūt, as-salāmu ‘alayka ḥīna tarka‘u wa tasjud, as-salāmu ‘alayka ḥīna tuhalliIu wa tukabbir, as-salāmu ‘alayka ḥīna taḥmad wa tastaġfir.
Salam atasmu ketika engkau berdiri. Salam atasmu ketika engkau duduk. Salam atasmu ketika engkau membaca dan menjelaskan. Salam atasmu ketika engkau salat dan berdoa. Salam atasmu ketika engkau ruku‘ dan sujud. Salam atasmu ketika engkau bertahlil dan bertakbir. Salam atasmu ketika engkau memuji dan memohon ampun.
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ فِي ٱلْلَّيْلِ إِذَا يَغْشَى، وَفِي ٱلنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّى، ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا ٱلْإِمَامُ ٱلْمَأْمُونُ، ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا ٱلْمُقَدَّمُ ٱلْمَأْمُولُ، ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ بِجَمِيعِ ٱلسَّلَامِ.
As-salāmu ‘alayka fil-layli idzā yaghshā, wa fin-nahāri idzā tajallā, as-salāmu ‘alayka ayyuhal-imāmu al-ma’mūn, as-salāmu ‘alayka ayyuhal-muqaddamu al-ma’mūl, as-salāmu ‘alayka bijamī‘i as-salām.
Salam atasmu di malam hari ketika menyelimuti, dan di siang hari ketika menampakkan. Salam atasmu, wahai imam yang terpercaya. Salam atasmu, wahai pemimpin yang diharapkan. Salam atasmu dengan seluruh salam.
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا ٱلصِّرَاطُ ٱلْمُسْتَقِيمُ، ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا ٱلنَّبَأُ ٱلْعَظِيمُ،
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا ٱلنُّورُ ٱلسَّاطِعُ،
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا ٱلسِّرُّ ٱلْمَسْتَسَرُّ،
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا ٱلْعِلْمُ ٱلْمَصُونُ،
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا ٱلْحَقُّ ٱلْمَخْزُونُ.
As-salāmu ‘alayka ayyuhash-ṣirāṭul-mustaqīm, as-salāmu ‘alayka ayyuhan-naba’ul-‘aẓīm, as-salāmu ‘alayka ayyuhan-nūru as-sāṭi‘, as-salāmu ‘alayka ayyuhas-sirru al-mustasar, as-salāmu ‘alayka ayyuhal-‘ilmu al-maṣūn, as-salāmu ‘alayka ayyuhal-ḥaqqu al-makhzūn.
Salam atasmu, wahai jalan lurus. Salam atasmu, wahai berita besar. Salam atasmu, wahai cahaya yang bersinar. Salam atasmu, wahai rahasia yang tersembunyi. Salam atasmu, wahai ilmu yang terjaga. Salam atasmu, wahai kebenaran yang tersimpan.
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا حُجَّةَ ٱللَّهِ فِي أَرْضِهِ،
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا عَيْنَ ٱللَّهِ فِي خَلْقِهِ،
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا نُورَ ٱللَّهِ ٱلَّذِي يَهْتَدِي بِهِ ٱلْمُهْتَدُونَ وَيُفَرَّجُ بِهِ عَنِ ٱلْمُؤْمِنِينَ.
As-salāmu ‘alayka yā ḥujjataLlāhi fī arḍih, as-salāmu ‘alayka yā ‘aynaLlāhi fī khalqih, as-salāmu ‘alayka yā nūraLlāhi alladzī yahtadī bihi al-muhtadūn wa yufarraju bihi ‘anil-mu’minīn.
Salam atasmu, wahai hujjah Allah di bumi-Nya. Salam atasmu, wahai mata Allah pada makhluk-Nya. Salam atasmu, wahai cahaya Allah yang dengannya orang-orang mendapat petunjuk dan dengan kehadiranmu kaum mukminin mendapatkan jalan keluar.
ٱللَّهُمَّ فَصَلِّ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَآلِهِ، وَصَلِّ عَلَىٰ وَلِيِّ أَمْرِكَ ٱلْقَائِمِ ٱلْمُؤَمَّلِ، وَٱلْعَدْلِ ٱلْمُنْتَظَرِ، وَحُفَّهُ بِمَلَائِكَتِكَ ٱلْمُقَرَّبِينَ، وَأَيِّدْهُ بِرُوحِ ٱلْقُدُسِ يَا رَبَّ ٱلْعَالَمِينَ.
Allāhumma faṣalli ‘alā Muḥammadin wa ālih, wa ṣalli ‘alā walīyi amrika al-qā’imi al-mu’ammal, wal-‘adli al-muntaẓar, wa ḥuffahū bimalā’ikatika al-muqarrabīn, wa ayyid’hū birūḥil-qudusi yā rabbal-‘ālamīn.
Ya Allah, limpahkanlah salawat atas Muhammad dan keluarganya, serta limpahkanlah salawat atas Wali-Mu, Pemimpin perintah-Mu, sang Qā’im yang dinanti, keadilan yang ditunggu. Kepunglah dia dengan malaikat-Mu yang dekat dan kuatkanlah dia dengan Ruhul Qudus, wahai Tuhan semesta alam.
Comments (0)
There are no comments yet