Makna Kebangkitan Imam Husein as

Supa Athana - Entertainment
29 June 2025 09:25
Tanpa Imam Husain as, hakikat Muhammad tidak dikenali. Tanpa Karbala, jalan menuju Allah tertutup.
Oleh: Muhammad Taufiq Ali Yahya
Makna kebangkitan Imam Husain (as) yang dirangkum dari perspektif zahir (lahiriah), batin (spiritual), dan makrifat (hakikat terdalam), sebagaimana dijelaskan oleh ulama, para arifin (ahli makrifat), dan ulama hikmah:
1. Menegakkan Kebenaran dan Keadilan; Imam Husain (as) bangkit untuk menghidupkan nilai keadilan Ilahi yang telah dikubur oleh tirani dan kekuasaan zalim.
2. Melawan Kezaliman dan Kemunafikan; Kebangkitannya merupakan simbol perlawanan terhadap sistem yang memanfaatkan agama demi kepentingan dunia.
3. Menyelamatkan Islam Sejati Imam Husain (as) berkata:”Aku bangkit untuk menghidupkan agama kakekku.” Yakni membedakan Islam asli dari Islam palsu versi Bani Umayyah.
4. Membangkitkan Nur Hidayah
Karbala menjadi mercusuar cahaya (nur) hidayah yang tak pernah padam bagi umat manusia sepanjang zaman.
5. Manifestasi Cinta Ilahi Pengorbanan Imam Husain (as) dan keluarganya adalah cinta tertinggi kepada Allah yang tak tunduk pada dunia.
6. Jalan Makrifat dan Maqam Tauhid; Kebangkitan Husaini membuka jalan menuju kesempurnaan ruhani dan makrifat sejati melalui pengorbanan.
7. Menghidupkan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar; Tujuan utamanya adalah menegakkan perintah Allah dan mencegah kerusakan dalam umat.
8. Menguji dan Menyaring Manusia
Peristiwa Karbala menjadi alat ujian: siapa yang bersama kebenaran meski ia sedikit dan ditindas.
9. Sumber Ilham Revolusi Rohani
Bagi para pencari Tuhan, Karbala adalah pelajaran kerelaan, kesabaran, dan penghambaan sejati.
10. Menghidupkan Jiwa yang Mati
Ziarah dan majlis Imam Husain (as) membangkitkan hati yang lalai, menghubungkan kembali ruh dengan Allah.
11. Rahmat bagi Semua Zaman
Kebangkitannya tidak terbatas waktu; ia menjadi cahaya sepanjang sejarah hingga hari kiamat.
12. Jalan Menuju Surga dan Keselamatan
Mengikuti Husain berarti meniti jalan Nabi dan Ahlul Bait menuju ridha Ilahi dan keselamatan akhirat.
13. Lambang Kesabaran yang Aktif
Karbala mengajarkan bahwa sabar bukan pasif, tetapi kekuatan jiwa untuk bangkit demi kebenaran.
14. Pusat Ikatan Ruhani Umat
Kecintaan kepada Husain (as) menyatukan hati orang-orang beriman melebihi batas geografi dan budaya.
15. Pembeda Antara Hak dan Batil
Setelah Karbala, dunia tak bisa lagi menyamakan Yazid dengan Imam Husain as batil dengan hak.
16. Simbol Wali Allah yang Sempurna
Imam Husain as adalah cermin kemuliaan walayah Allah di bumi yang tidak tunduk pada kebatilan.
17. Pengingat Bahwa Islam Butuh Pengorbanan; Islam tidak hanya ditegakkan dengan ilmu dan ibadah, tapi juga darah dan jiwa.
18. Pintu Syafa’at Terbesar
Imam Husain (as) disebut “bahtera keselamatan”; barang siapa mencintainya dengan tulus, akan diselamatkan.
19. Misteri Makrifat Tertinggi
Dalam pandangan arif, Karbala adalah tajalli (penampakan) rahasia cinta antara Allah dan wali-Nya.
20. Janji Kebangkitan Mahdi
Darah Imam Husain (as) menjadi dasar janji kemenangan akhir oleh Imam Mahdi (aj), yang akan menegakkan keadilan global.
 
Makna Kebangkitan Imam Husain (as) Menurut Al-Qur’an
1. Menegakkan Kebenaran dan Menolak Kebatilan
‎قُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ…
“Katakanlah, kebenaran telah datang dan kebatilan telah lenyap.” (QS. Al-Isra: 81)
2. Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
‎وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ…
“Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan…” (QS. Ali ’Imran: 104) ➡ Imam Husain (as) berkata: “Aku bangkit untuk amar ma’ruf dan nahi munkar.”
3. Menyelamatkan Agama Allah dari Penyelewengan
‎إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kami yang menurunkan Adz-Dzikr (Al-Qur’an) dan Kami pula yang menjaganya.” (QS. Al-Hijr: 9) ➡ Imam Husain menjadi perantara penjaga agama agar tidak dicemari oleh kekuasaan zalim.
4. Perjuangan di Jalan Allah (Jihad fi Sabilillah)
‎إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ…
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin jiwa dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka…” (QS. At-Taubah: 111)
5. Menjadi Syuhada’ (Para Martir Kebenaran);  وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا…
“Janganlah kamu mengira orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; mereka hidup di sisi Tuhan mereka.” (QS. Ali ’Imran: 169)
6. Pengorbanan Jiwa sebagai Wujud Taqwa
‎لَن تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ
“Kamu tidak akan memperoleh kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.” (QS. Ali ’Imran: 92)
7. Kecintaan kepada Ahlul Bait sebagai Upah Risalah; قُل لَّا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَىٰ
“Aku tidak meminta kepadamu upah apa pun atas risalah ini kecuali cinta kepada keluarga dekatku.” (QS. Asy-Syura: 23)
8. Cobaan dan Ujian bagi Umat
‎أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا…
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan mengatakan ‘kami beriman’ sedang mereka tidak diuji?” (QS. Al-‘Ankabut: 2)
9. Sabar dan Ridha atas Takdir Allah   ; وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ…
“Dan berikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155–157)
10. Cahaya yang Menuntun Manusia: اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ…
“Allah adalah cahaya langit dan bumi…” (QS. An-Nur: 35) ➡ Imam Husain adalah nurullah (cahaya Allah) di tengah gelapnya zaman.
11. Simbol Keberanian dan Keteguhan :   فَثَبِّتُوا الَّذِينَ آمَنُوا…
“Maka teguhkanlah hati orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Anfal: 12)
12. Perlawanan terhadap Penguasa Zalim
وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا…
“Dan janganlah kamu condong kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Hud: 113)
13. Hidayah bagi Umat
‎إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ…
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus.” (QS. Al-Isra: 9)
➡ Kebangkitan Imam Husain adalah penjelmaan nilai Al-Qur’an yang hidup.
14. Syafa’at dan Rahmat
‎وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذ ظَّلَمُوا أَنفُسَهُمْ جَاؤُوكَ…
“Dan seandainya ketika mereka menzalimi diri mereka, mereka datang kepadamu (wahai Muhammad)…” (QS. An-Nisa: 64)
➡ Ziarah kepada Husain (as) menjadi sarana tawassul dan syafa’at.
15. Bukti Cinta Sejati kepada Allah
‎قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي…
“Jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku (Rasulullah).” (QS. Ali ’Imran: 31)
16. Menjadi Umat yang Terbaik
‎كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ…
“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia…” (QS. Ali ‘Imran: 110)
17. Penegakan Kejujuran dan Amanah
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ…
“Sesungguhnya Allah menyuruh kalian menunaikan amanah kepada yang berhak…” (QS. An-Nisa: 58)
18. Tidak Takut Kecuali kepada Allah
الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَالَاتِ اللَّهِ وَيَخْشَوْنَهُ…
”(Para rasul itu) tidak takut kepada siapa pun selain Allah.” (QS. Al-Ahzab: 39)
19. Menolak Dunia demi Akhirat
‎وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ
“Dan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al-A’la: 17)
20. Menjadi Teladan Abadi
‎لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ…
“Sungguh telah ada pada diri Rasulullah suri teladan yang baik bagi kalian.” (QS. Al-Ahzab: 21)
➡ Imam Husain sebagai pewaris akhlak Rasulullah juga menjadi teladan sepanjang masa.
 
Makna kebangkitan Imam Husain (as) menurut hadis-hadis Rasulullah (saw),
1. Kebangkitan Husain (as) adalah Penyelamat Agama
📖 “Husain dariku dan aku dari Husain. Allah mencintai siapa yang mencintai Husain.” — (Sunan Tirmidzi, Musnad Ahmad, dan sumber Syiah seperti al-Amali oleh Syaikh Thusi) ➡ Menunjukkan bahwa kelangsungan risalah Nabi bergantung pada pengorbanan Husain.
2. Karbala adalah Madrasah Abadi
📖 “Sesungguhnya untuk terbunuhnya Husain ada panas dalam hati kaum mukmin yang tidak akan pernah padam.” — (Mustadrak al-Wasa’il, Jilid 10, hal. 318)➡ Karbala akan terus menjadi sumber semangat dan perjuangan.
3. Husain adalah Bahtera Keselamatan 📖 “Sesungguhnya Husain adalah pelita petunjuk dan bahtera keselamatan.”— (Bihar al-Anwar, Jilid 36, hal. 205)➡ Siapa yang mengikuti Husain (as), akan selamat di dunia dan akhirat.
4. Tujuan Kebangkitan: Amar Ma’ruf & Nahi Munkar 📖 “Aku tidak bangkit karena ambisi dunia… tetapi aku bangkit untuk memperbaiki umat kakekku dan menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.”— (Tuhaf al-‘Uqul, hal. 245) ➡ Pernyataan langsung dari Imam Husain (as) tentang niat kebangkitannya.
5. Karbala adalah Ujian bagi Umat
📖 “Setiap umat diuji, dan ujian umatku adalah mencintai Ahlul Baitku.”— (al-Sawa’iq al-Muhriqah, Ibn Hajar)➡ Karbala adalah tempat pembeda antara yang setia dan munafik.
6. Husain (as) Adalah Wajah Allah di Bumi 📖 “Kami adalah wajah Allah yang dengannya Allah memberi rahmat kepada hamba-hamba-Nya.”— (Ziarah Jami‘ah Kabirah, riwayat Imam Hadi as)
➡ Kebangkitan Husain adalah penampakan wajah rahmat Allah.
7. Kebangkitan Husain Menjaga Nilai Tertinggi Islam 📖 “Islam telah dimulai dalam keadaan asing dan akan kembali asing…” ➡ Imam Husain bangkit saat Islam kembali menjadi asing dan diselewengkan.
8. Syahidnya Husain adalah Warisan Para Nabi 📖 Rasulullah (saw) berkata kepada Fatimah (as):
“Husain akan dibunuh, dan tanah Karbala adalah tempatnya. Ini adalah warisan dari para nabi yang juga diuji dengan pengorbanan.”
— (Kamil al-Ziyarat, Ibnu Qulawayh)
9. Tangisan Langit untuk Husain (as) 📖 “Langit menangis selama 40 hari karena Husain.” (al-Amali oleh Syaikh Shaduq)➡ Bahkan alam ikut merasakan duka kebangkitan Imam Husain as
10. Setiap Zaman Butuh Husain
📖 Imam Ja’far Shadiq (as):”Setiap hari adalah Asyura, dan setiap tanah adalah Karbala.”
➡ Kebangkitan Imam Husain bukan hanya sejarah, tapi pelajaran abadi.
11. Membela Kebenaran Walau Sendiri 📖 Imam Husain (as):
“Jika agama Muhammad tidak akan tegak kecuali dengan kematianku, maka wahai pedang, datanglah padaku!” ➡ Ia mengajarkan nilai pengorbanan tanpa syarat.
12. Syafaat Besar untuk Pecintanya
📖 “Orang yang menangis atau membuat orang lain menangis atas kami, maka surga wajib baginya.”
— (Bihar al-Anwar, Jilid 44, hal. 292)
13. Pengorbanan Terbesar Demi Allah 📖 Imam Ali Zainal Abidin (as):
“Hari Asyura adalah hari penderitaan dan musibah kami, dan hari di mana para syuhada kami disembelih di hadapan kami.”
➡ Semangat pengorbanan yang murni demi ridha Allah.
14. Karbala adalah Inti Makrifat
📖 Imam Baqir (as):”Tak seorang pun memahami hakikat agama ini kecuali yang mengenal hakikat kebangkitan Imam Husain as.”
➡ Kebangkitan Husain adalah pintu ke makrifat dan cahaya batin.
15. Rahmat dan Maqam Husain Melebihi Syuhada Lain
📖 Rasulullah (saw):”Derajat Husain di surga lebih tinggi dari para syahid lainnya.”(Manaqib Ibn Syahr Asyub)
16. Kebangkitan untuk Mendidik Umat 📖 Imam Husain (as):
“Aku tidak bangkit untuk kerusakan, tapi untuk memperbaiki umat.”
17. Tanah Karbala Tanah Suci
📖 “Tanah Karbala adalah bagian dari surga.” — (Kamil al-Ziyarat)
18. Husain Adalah Warisan Semua Nabi 📖 “Husain dariku” bukan hanya silsilah, tapi ruh kenabian yang berlanjut padanya.
— Hadis Mutawatir
19. Husain Menjadi Jalan Kepada Allah 📖 Dalam Ziarah Arba’in disebut:”Dan aku bersaksi bahwa engkau telah menunaikan shalat, zakat, amar ma’ruf nahi munkar, dan berjihad di jalan Allah.”
20. Kebangkitan Husain Menjadi Penyempurna Agama 📖 Imam Shadiq (as):”Andai bukan karena kebangkitan Husain, tidak akan tersisa nama Islam di muka bumi.”
— (Tafsir al-Ayyashi, Jilid 1)
 
🌺 Makna Kebangkitan Imam Husain (as) Menurut Hadis Ahlul Bayt (as)
1. Untuk Menyelamatkan Agama
📜 Imam Husain (as) bersabda:”Aku bangkit untuk menghidupkan agama kakekku Rasulullah.”— (Tuhaf al-‘Uqul, hal. 245) ➡ Kebangkitannya adalah penjaga agama yang hendak dimusnahkan oleh Bani Umayyah.
2. Untuk Amar Ma‘ruf dan Nahi Munkar 📜 “Aku bangkit untuk memerintahkan yang ma‘ruf dan mencegah yang munkar.”— (Tuhaf al-‘Uqul, hal. 245)➡ Husain (as) tidak sekadar melawan kezaliman, tapi memperbaiki masyarakat secara moral dan spiritual.
3. Bahtera Keselamatan dan Pelita Petunjuk 📜 Imam Shadiq (as): “Sesungguhnya al-Husain adalah pelita petunjuk dan bahtera keselamatan.”— (Bihar al-Anwar, 36:205)➡ Siapa pun yang menaiki bahteranya akan selamat dari tenggelam dalam kesesatan.
4. Untuk Menjaga Kebenaran
📜 Imam Husain (as):”Jika agama Muhammad tidak akan tegak kecuali dengan kematianku, maka wahai pedang, datanglah padaku!” ➡ Ia menempatkan agama di atas seluruh kepentingan pribadi, keluarga, bahkan nyawa.
5. Untuk Membuka Mata Hati Umat
📜 Imam Baqir (as): Segala musibah menjadi ringan dibanding musibah al-Husain. Tidak ada tangisan yang lebih utama dari tangisan untuknya.”— (Kamil al-Ziyarat, bab 32)
➡ Kebangkitan itu menggugah nurani manusia sepanjang zaman.
6. Kebangkitan untuk Mewakili Seluruh Nabi 📜 Imam Shadiq (as): “Allah tidak mengutus nabi kecuali ia menangis untuk al-Husain dan menghibur keluarganya.”— (Kamil al-Ziyarat, bab 14) ➡ Karbala adalah warisan para nabi dalam bentuk pengorbanan.
7. Pemisah Antara Hak dan Batil
📜 Imam Ali (as): “Demi Allah, putraku al-Husain akan dibunuh, dan tanah Karbala akan menjadi kuburnya. Darahnya akan memisahkan hak dan batil.”— (Bihar al-Anwar, 44:258) ➡ Kebangkitan Imam Husain adalah mizan (timbangan) kebenaran dan kebatilan.
8. Husain adalah Syahid Agung Sepanjang Zaman 📜 Imam Sajjad (as): “Tidak ada hari seperti hari ayahku al-Husain, di mana 30.000 manusia mengerumuninya sambil menyangka bahwa mereka sedang beragama.”— (Bihar al-Anwar, 45:100)
9. Puncak Kesempurnaan Cinta Ilahi 📜 Imam Shadiq (as):”Al-Husain membaktikan seluruh dirinya untuk Allah hingga Allah menganugerahinya syuhada agung.”➡ Kebangkitannya adalah bentuk tertinggi cinta murni kepada Tuhan.
10. Membangkitkan Nurani dan Keadilan 📜 Imam Shadiq (as): “Tangisan untuk al-Husain melunakkan hati, memadamkan api, dan mendatangkan rahmat.”
— (Kamil al-Ziyarat, bab 32)
11. Asyura adalah Hari Ilahi
📜 Imam Baqir (as):”Hari Asyura adalah hari ketika Allah mengujikan cinta Ahlul Bayt kepada hamba-Nya.”➡ Asyura bukan sekadar tragedi, tapi mi‘raj spiritual bagi pecinta Allah.
12. Karbala Menjadi Maqam Para Malaikat 📜 Imam Shadiq (as):
“Tak satu pun hari berlalu kecuali 70.000 malaikat menziarahi kubur al-Husain dan menangis di sisinya.”
— (Kamil al-Ziyarat, bab 42)
13. Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam 📜 Imam Ridha (as): “Tangisan atas al-Husain menghapus dosa-dosa sebesar apapun.”
➡ Kebangkitannya membuka pintu pengampunan ilahi.
14. Karbala Adalah Cahaya Bagi Orang-Orang Beriman
📜 Imam Shadiq (as): “Kubur al-Husain adalah taman dari taman-taman surga.”
— (Bihar al-Anwar, 98:116)
15. Asyura adalah Syariat Jiwa
📜 Imam Baqir (as): “Jadikanlah hari Asyura sebagai hari duka dan ratapan, bukan hari kebahagiaan.”
— (Wasā’il al-Shī‘ah, bab ziarah)
16. Menghidupkan Asyura Berarti Menyambung Ruh Islam
📜 Imam Shadiq (as): “Hidupkan majelis-majelis kami. Semoga Allah merahmati siapa yang menghidupkan majelis kami.”
➡ Majelis duka adalah media kebangkitan ruh Islam sejati.
17. Tanda Pecinta Husain adalah Ziarah dan Tangisan📜 Imam Shadiq (as): “Siapa yang menangis atau menangiskan orang lain untuk Husain, surga wajib baginya.”
— (Bihar al-Anwar, 44:292)
18. Kebangkitan Husain Adalah Jalan Revolusi Ruhani 📜 Imam Ali (as): “Husain akan membangkitkan api kebenaran yang takkan pernah padam hingga hari kiamat.”
19. Menjadi Simbol Perlawanan Terhadap Kezaliman
📜 Imam Husain (as): “Demi Allah, aku tidak akan memberikan tanganku kepada kalian seperti orang yang hina, dan tidak akan lari seperti budak.”➡ Ia adalah simbol resistensi spiritual.
20. Pintu Syafaat Agung
📜 Imam Shadiq (as):Sesungguhnya bagi al-Husain di sisi Allah ada maqam yang takkan dicapai kecuali dengan syahadah.”Kamil al-Ziyarat)
📌 Penutup: Kebangkitan Imam Husain (as) menurut hadis Ahlul Bayt (as) bukan sekadar tragedi sejarah, tapi manifestasi hakikat Islam, tauhid, keadilan, dan cinta ilahi. Setiap tetesan darahnya menulis pelajaran yang hidup dalam hati para pecinta Allah.
 
🕊️ Makna Kebangkitan Husain Menurut Pendekatan Tafsir
1. Qisas & Keadilan Tuhan
Al-Qur’an menyatakan: “Janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan hak…” (QS Al-Isra:33)→ Kebangkitan Husain menjadi penegasan bahwa pembunuhannya adalah pelanggaran besar yang menuntut keadilan   .
2. Hak Membela Diri dan Lawan Penindasan ; Izin untuk berperang diberikan kepada yang diserang…” (QS Al-Hajj:39)→ Karbala dipandang sebagai upaya membela agama dan menegakkan keadilan  .
3. Nilai Pengorbanan Agung Referensi kisah Nabi Ibrahim dan Ismail—kurban dikaitkan dengan simbol pengorbanan besar—diambil beberapa tafsir sebagai alegori darah Husain ().
📝 Cara Pendekatan Mufasir dalam Kaitan dengan Husain
1. Tafsir Bil-Ma’sur ; Pendekatan menggunakan riwayat dari Nabi dan Ahlul Bayt. Tafsir ini menegaskan bahwa Karbala relevan dengan ayat-ayat Al-Qur’an tentang keadilan, pengorbanan dan kebenaran   .
2. Tafsir Bir-Ra’yi (Rasional)
Para mufasir seperti dari aliran Kufah (misalnya Abdullah bin Mas’ud dan siswa-siswanya) menggunakan logika rasional untuk menjelaskan bahwa peristiwa Karbala adalah konsekuensi alami ketika nilai Quran diingkari.
3. Tafsir Tematik (Kontemporer) Mufasir modern—seperti Sayyid Qutb dan lainnya—mengangkat nilai-nilai sosial dalam Al-Qur’an yang paralel dengan pesan Karbala: keadilan, tanggung jawab moral, dan anti-tiran.
✅ Kesimpulan; Meskipun tidak ada tafsir langsung oleh mufasir yang menyebut “kebangkitan Imam Husain” sebagai objek penafsiran, pendekatan mufasir melalui:
• Penegakan keadilan dan qisas,
• Pengakuan hak pembelaan terhadap penindasan,
• Penceritaan pengorbanan agung dalam semangat Ibrahim,
dianggap sangat relevan untuk menempatkan peristiwa Karbala dan nilai-nilai kebangkitan Husain dalam kerangka Qur’ani.
 
🌌 Makna Kebangkitan Imam Husain (as) Menurut Ahli Makrifat dan Hakikat
1. Tajalli Asma’ wa Sifat Allah
→ Imam Husain (as) adalah tajalli (manifestasi) asma-asma agung Allah seperti al-‘Adl (Yang Maha Adil), al-Karim (Yang Maha Mulia), dan al-Jabbar (Yang Maha Perkasa). Kebangkitannya adalah penampakan sifat-sifat ini di alam syahadah.
2. Mi‘raj Cinta ; → Karbala adalah mi‘raj ruhani bagi pecinta Allah. Imam Husain (as) mendaki derajat makrifat tertinggi melalui cinta murni dan penyerahan mutlak (taslim) kepada kehendak Ilahi.
3. Sirajun Munir (Pelita Makrifat)
→ Kebangkitan beliau adalah pelita yang menyinari jalan para arifin yang ingin menuju Allah. Tanpa Imam Husain as, jalan batin terputus karena syariat menjadi tanpa ruh.
4. Syahadah sebagai Puncak Wushul; → Menurut para arif, mati syahid adalah puncak “wushul” (penyatuan) dengan al-Haqq. Imam Husain (as) tidak mati—dia “fana” dalam cahaya ketuhanan.
5. Fana’ fiillah (Lebur dalam Allah)
→ Beliau mengorbankan segalanya sebagai bentuk fana’—menghapus kehendak diri demi kehendak Ilahi.
6. Karbala adalah Miqat al-‘Asyikin
→ Tanah Karbala adalah tempat perjanjian para pecinta Allah; tempat ruh-ruh mengenal hakikat pengorbanan dan kesetiaan sebelum datang ke dunia.
7. Tajalli Sirr Ism al-A‘zham
→ Husain (as) membawa rahasia Ism Allah yang Teragung dalam keberaniannya menolak bay‘at kepada kebatilan.
8. Rahasia Alif dan Lam (Allah dan al-Insan al-Kamil)→ Imam Husain as adalah manifestasi “al-Insan al-Kamil”, cermin sempurna dari Nama-Nama Allah.
9. Pengorbanan sebagai Tarekat
→ Karbala adalah tarekat sejati: penyucian jiwa, penolakan dunia, dan penyerahan total kepada Rabb.
10. Nafas Rahmat Tuhan
→ Darah Imsm Husain as adalah nafas rahmat Allah yang menyelamatkan umat dari tenggelam dalam kegelapan.
11. Simbol Tertinggi Tauhid Amali
→ Kebangkitan beliau adalah tauhid amali (praktis): hanya Allah yang ditaati, bukan kekuasaan dunia.
12. Imsm Husain as adalah Qiblat Arwah → Orang-orang arif menjadikan Imsm Husain (as) sebagai qiblat ruhani untuk menghadap kepada Allah.
13. Tangisan Karbala adalah Air Kehidupan → Menangisi Imsm Husain as bukan kesedihan semata, tapi “dzikir bathini” yang menyiram ruh untuk hidup kembali.
14. Husain sebagai Lautan Rahasia Ilahi→ Para arif menyebut bahwa ilmu batin dan cahaya hakikat seluruhnya berada di samudera ruh Imam Husain as
15. Alam Karbala adalah Miniatur Akhirat → Karbala mempertemukan syurga dan neraka dalam satu tempat. Para pelaku berada dalam takdir-Nya untuk menampakkan kebenaran dan kebatilan.
16. Batin Ayat “Wa Abqaina ‘alaihi fil akhirin”→ Seperti para nabi, Imam Husain as diberi kehidupan abadi dalam jiwa-jiwa pencari kebenaran.
17. Nur Husain adalah Nur Muhammad→ Dalam hakikat, cahaya Imam Husain as adalah cahaya kenabian—tajalli dari Nur Muhammad (s).
18. Karbala adalah Haqiqat Shalat
→ Para arif berkata: shalat sempurna adalah shalat yang Imam Husain as dirikan—dengan kepala sujud di tanah.
19. Dzikir Karbala adalah Nafas Arifin → Mengingat Imam Husain as adalah dzikir tersembunyi para pecinta Tuhan.
20. Kebangkitan Husain sebagai Awal Pembaruan Ruhani → Tiap abad akan hidup kembali melalui ruh Imam Husain as. Siapa pun yang ingin kembali kepada Allah harus melintasi padang Karbala dalam jiwanya.
🌀 Penutup; Setiap tanah adalah Karbala, dan setiap hari adalah Asyura.”— Makrifat para arif menegaskan bahwa Karbala bukan peristiwa sejarah, melainkan peristiwa batin yang hidup dalam diri manusia menuju puncak makrifat dan fana’ fiillah.
 
🌿 Makna Kebangkitan Imam Husain (as) Menurut Ahli Hakikat Syiah
1. Karbala adalah manifestasi tauhid sejati; Kebangkitan Imam Husain (as) adalah tajalli dari “la ilaha illa Allah” dalam bentuk pengorbanan mutlak — menolak segala bentuk taghut (penguasa batil) demi ketaatan murni kepada Allah.
2. Wujud Husain adalah Tajalli al-Haqq; Dalam pandangan hakikat, Imam Husain (as) adalah “mazhar” (penampakan) dari al-Haqq — cahaya Ilahi yang berjalan di bumi untuk menegakkan keadilan Tuhan.
3. Kebangkitan Husain adalah Ma’rifat ‘Amaliyyah; Ma‘rifat bukan hanya pengetahuan, tapi tindakan. Imam Husain as menunjukkan bahwa makrifat sejati adalah berani mati demi Yang Dikenal.
4. Asyura adalah Hari Penampakan Haqiqat Muhammadiah; Dalam hakikat, seluruh kesempurnaan ruhani Rasulullah (saw) tampak secara sempurna dalam diri Imam Husain (as) di Karbala.
 
5. Imam Husain as sebagai “Qurban” Ruhani; Imam Husain (as) adalah qurban (persembahan) ruhani seperti Ismail, namun lebih tinggi karena ia berqurban dengan penuh kesadaran, cinta, dan ikhlas hakiki.
6. Tanah Karbala adalah Medan Penyingkapan Hijab; Karbala adalah tempat tersingkapnya hijab antara alam syahadah (lahiriah) dan alam malakut (ghaib). Karbala = tempat tajalli nur hakikat.
7. Syahadah sebagai puncak fana’ fi Allah; Mati syahid bukan akhir, melainkan puncak fana’ (lebur dalam Allah). Imam Husain (as) sepenuhnya lebur dalam kehendak dan cinta Allah.
8. Imam Husain as adalah cermin al-Insan al-Kamil; Ia adalah manusia sempurna yang menampakkan seluruh asma dan sifat Allah dalam tindakan dan akhlak.
9. Karbala adalah perjalanan mi‘raj ruhani; Bagi arif Syiah, Asyura adalah perjalanan mi‘raj seperti Isra dan Mi‘raj Nabi (saw), namun dalam bentuk kesyahidan dan cinta Ilahi.
10. Darah Husain menghidupkan ruh umat; Para arif mengatakan, “agama hidup karena darah Imam Husain as.” Ruh agama terlahir kembali dari darah ini karena ia berasal dari cinta, bukan politik.
11. Cinta Ilahi adalah inti gerakan Karbala; Dalam hakikat, seluruh pergerakan Imam Husain (as) berporos pada cinta kepada Allah, bukan karena marah pada kekuasaan.
12. Ziarah Husain = perjalanan menuju hakikat diri; Ziarah bukan sekadar berkunjung, tapi suluk, yaitu perjalanan menuju cermin ruhani kita adalah Imam Husain (as).
13. Ratapan Asyura adalah dzikir bathini; Tangisan atas Husain bukan kelemahan, tapi getaran ruhani yang membangkitkan ingatan akan kebenaran.
14. Husain adalah sirr (rahasia) dari cahaya tauhid; Para arif mengatakan, di setiap “Allahu Akbar” yang tulus, ada gema dari suara Imam Husain as di Karbala.
15. Asyura adalah kitab hakikat yang terbuka; Semua makna hakikat — fana’, sabr, ridha, ikhlas, taslim, mahabbah — terajut di Karbala.
16. Setiap pecinta hakikat harus melalui Karbala; Jalan menuju Allah harus melewati Karbala — tidak fisik, tapi dalam batin: rela kehilangan, sabar atas ujian, dan ikhlas dalam cinta.
17. Imam Husain adalah timbangan batin antara dunia dan akhirat
Ia menolak dunia walau halal, demi akhirat yang haqiqi.
18. Asyura adalah mausim tajalli (musim puncak manifestasi ruhani)
Seperti Ramadhan dan Arafah, Asyura adalah musim agung — bagi ruh-ruh yang sadar, ia lebih tinggi dari seribu bulan.
19. Cahaya Husain tidak pernah padam; Dalam hakikat wujud, Imam Husain (as) tidak pernah mati. Ia hidup dalam “sir” para arifin dan jiwa para pecinta tauhid.
20. Kebangkitan Husain adalah syarat lahirnya Mahdi; Tidak ada keadilan global Mahdi tanpa darah Imam Husain as . Dalam hakikat, Mahdi (af) akan bangkit atas dasar nur Karbala.
🌀 Penutup Hakikat; Tanpa Imam Husain as, hakikat Muhammad tidak dikenali. Tanpa Karbala, jalan menuju Allah tertutup.”— Para arif Syiah ; Imam Husain (as) dalam hakikat adalah jembatan ruhani menuju makrifat, dan kebangkitannya adalah tajalli tertinggi cinta dan tauhid, sebagaimana dilihat oleh para ahli hakikat seperti:
• Sayyid Haidar Amuli
• Imam Khomeini (dalam Adabus Shalat)
• Allamah Thabathaba’i
• Ayatullah Bahjat
• Sayyid Ibn Thawus (dalam Iqbal al-A‘mal)
 
Kisah dan cerita yang menggambarkan makna kebangkitan Imam Husain (as)
🌺 1. Kisah Seorang Arif dan Sujud di Tanah Karbala
Seorang arif besar dari Syiah, Sayyid Bahjat (qs), setiap kali sujud dalam salatnya, ia letakkan dahinya di atas tanah Karbala. Ketika ditanya kenapa ia begitu mencintai tanah ini, ia berkata: “Di sanalah Imam Husain as meletakkan wajahnya terakhir kali kepada Allah. Aku tidak ingin sujudku jauh dari tempat cinta terbesar itu ditumpahkan.” Maknanya: Karbala bukan hanya tanah, tapi tempat tajalli cinta. Sujud di sana berarti menyentuhkan ruh kepada mi‘raj cinta Husain (as).
🌌 2. Kisah Tangisan Sayyid Ibn Thawus di Hari Asyura; Sayyid Ibn Thawus, seorang wali dan arif besar Syiah, menulis dalam Iqbal al-A‘mal: “Aku tidak dapat membaca doa Asyura tanpa menangis. Karena aku tahu setiap hurufnya bukan sekadar doa, tapi adalah bisikan ruh Husain kepada Tuhannya di tengah darah dan luka.” Maknanya; Doa-doa Asyura adalah dzikir ruhani yang melampaui sejarah. Arifin mendengar dalam doa-doa itu napas tauhid dan isyarat fana’ fi Allah.
🕊 3. Kisah Pemuda Majnun Karbala ; Dikisahkan dalam tradisi ‘irfani: Seorang pemuda arif bermimpi bertemu Imam Husain (as) dan berkata:@Mawla, aku ingin mati di Karbala bersamamu.” Imam menjawab: “Waktumu belum. Tapi jika ingin bersamaku, matilah atas duniamu, dan hiduplah dengan Allah.” Maknanya: Kebangkitan Husain (as) bukan hanya kematian fisik, tetapi kematian atas dunia dan hawa nafsu — inilah jalan hakikat.
🔥 4. Kisah Imam Khomeini dan Arti Karbala; Suatu malam, Imam Khomeini menangis saat menyebut nama Imam Husain (as) dalam zikirnya. Seorang murid bertanya: “Apa yang kau lihat di Karbala, Ya Imam?” Ia menjawab:”Saya melihat Karbala bukan sebagai perang. Tapi sebagai surga yang terbuka, di mana seorang kekasih sedang pulang ke Kekasih-Nya.” Maknanya: Bagi arif hakiki, Karbala adalah taman cinta yang di dalamnya ruh berpulang kepada cahaya.
🕯 5. Kisah Fana’ Seorang Pecinta
Seorang salik tua selalu menutup hari-harinya dengan kalimat: “As-salamu ‘alaika ya Aba Abdillah…”Suatu hari ia menangis keras dan berkata: “Bahkan untuk mencintaimu pun aku tak pantas, wahai Imam Husain as.” Malam itu, dalam mimpinya ia melihat cahaya yang berkata: “Cintamu padanya adalah izinku agar kau ikut masuk ke dalam cinta-Ku.” Maknanya: Cinta kepada Imam Husain (as) bukan akhir, tapi awal dari cinta Ilahi. Ia adalah jalan yang disiapkan oleh Allah untuk para pencari-Nya.
💎 Penutup: Karbala Dalam Dada Para Arifin ; Setiap arif yang berjalan menuju Allah, pasti melewati padang Karbala dalam batinnya.” Para mursyid irfani; Kisah-kisah ini bukan hanya renungan, tapi undangan untuk:
• Menjadi syahid dalam ruh (mati atas nafs)
• Menjadi pecinta sejati (berani kehilangan apa pun demi Allah)
• Menjadi peziarah ruhani ke tanah cinta (Karbala sebagai arah qiblat jiwa)
🌙 6. Arif yang Bergetar Saat Membaca “السلام عليك يا أبا عبد الله”
Seorang salik mendengar gurunya bergetar saat mengucapkan salam kepada Imam Husain (as). Ketika ditanya, sang guru menjawab: Ketika aku ucapkan salam itu, ruhku seolah berdiri di padang Karbala. Bagaimana bisa aku tidak gemetar saat menyapa sang kekasih Allah yang sedang bersujud dalam luka?”
Makna: Salam kepada Imam Husain (as) adalah salam kepada tajalli tauhid dalam bentuk manusia yang rela mati demi cinta Allah.
💧 7. Seorang Pecinta yang Tidak Bisa Menangis; Seorang murid berkata kepada gurunya, “Aku mencintai Imam Husain, tapi aku tidak bisa menangis saat membaca Maqtal.”Gurunya menjawab: “Tangisan bukan dari mata, tapi dari ruh. Tangisi dirimu yang belum sampai pada cinta seperti cinta Imam Husain as kepada Tuhannya.”
Makna: Asyura adalah cermin. Yang menangis, bukan karena tragedi, tapi karena belum mampu setia seperti Imam Husain as
🌿 8. Cahaya Imam Husain as di Wajah Seorang Fakir ; Seorang fakir tua rajin datang ke majelis duka Husain. Saat ia wafat, wajahnya bersinar. Salah seorang arif bermimpi dan melihatnya bersama Husain (as). Ia berkata: “Cintanya murni. Ia mencintai kami tanpa alasan. Itulah syarat masuk dalam rahasia Kami.”
Makna: Cinta kepada Imam Husain as tak butuh ilmu tinggi. Cukup hati yang bersih dan setia.
🕊 9. Anak Kecil yang Menangis Saat Menyebut “Ali al-Akbar
Seorang anak di majelis duka menangis keras saat mendengar kisah Ali al-Akbar. Ibunya bertanya, “Kenapa kau menangis?”
Ia menjawab: “Karena aku melihat ayahku dalam wajah Ali al-Akbar, dan aku tak bisa tahan membayangkan ia dibunuh saat adzan Allah dikumandangkan.”
Makna: Anak-anak pun dapat menangkap getaran tauhid dari kisah Asyura. Jiwa suci mereka mengenali cinta.
🔥 10. Seorang Arif Melihat Karbala dalam Salatnya ; Seorang arif berkata: “Ketika aku mengucapkan ‘اياك نعبد’ dalam salat, aku melihat Imam Husain sedang berdiri di Karbala, shalat di bawah panah-panah musuh.” Makna: Asyura adalah mi‘raj salat. Salat sejati adalah tunduk total, bahkan ketika maut di hadapan.
🕯 11. Arif yang Melihat Alam Berhenti Saat Hari Asyura Diceritakan bahwa Sayyid Haidar Amuli berkata dalam renungannya: “Hari Asyura bukan hanya bumi yang menangis. Langit, ruh, dan para malaikat pun berhenti berdzikir, karena mereka menyaksikan dzikir tertinggi: fana’-nya Husain dalam Allah.” Makna: Hari Asyura adalah hari yang berdiri sendiri dalam takdir wujud. Ia adalah mi‘raj semesta.
🕊 12. Kisah Pecinta yang Mati Dalam Menyebut Nama Husain
Seseorang diceritakan wafat dengan kalimat terakhir: “Wa husaina… wa ghurbatahu…” Dalam mimpinya, teman-temannya melihat ia dibawa oleh pasukan cahaya. Mereka berkata: “Orang ini wafat dalam cinta, maka hidup dalam cahaya.”
Makna: Mati dalam cinta kepada Imam Husain (as) adalah hidup dalam cahaya Rabbani.
🌺 13. Cermin dan Darah Husain
Seorang arif melihat dirinya dalam cermin batinnya saat membaca ziarah Asyura. Tapi wajahnya tampak tertutup. Ia menangis. Dalam mimpinya, suara berkata:”Wajahmu belum bercermin pada darah Husain. Ketika engkau mencintainya sepenuhmu, wajahmu akan bersinar seperti wajahnya.” Makna: Darah Imam Husain adalah cermin yang memperlihatkan ruh seseorang.
🌀 14. Kisah Mahasiswa yang Ingin Menjadi Penulis Besar; Seorang pemuda bercita-cita jadi penulis terkenal. Tapi saat mempelajari Karbala, ia meninggalkan ambisi duniawinya dan hanya menulis tentang Asyura. Ia berkata:”Aku ingin dikenal hanya karena mencintai Imam Husain as.” Makna: Cinta kepada Husain menyucikan niat dan arah hidup.
🕊 15. Ziarah Bathini: Karbala dalam Diri; Seorang salik bertanya kepada gurunya, “Aku belum pernah ke Karbala. Apakah aku bisa mencapainya?”Gurunya menjawab: Jika kau temukan Karbala dalam hatimu — tempat pengorbanan, cinta, dan sabar — maka engkau telah sampai.” Makna: Ziarah bukan hanya fisik. Karbala sejati ada dalam batin yang ikhlas.
🌌 16. Suara Imam Husain dalam Mimpi Seorang Pecinta; Seorang pemuda bermimpi berada di padang luas, lalu mendengar suara Imam Husain (as) berkata:”Apakah kau mencintai-Ku karena luka-Ku atau karena Tuhanku?” Pemuda itu menangis dan menjawab: “Karena Tuhan-Mu.” Makna: Cinta sejati pada Husain adalah cinta kepada Allah yang tampak dalam dirinya.
💫 17. Wali yang Menolak Dunia Demi Imam Husain as Seorang sufi Syiah mendapat tawaran jabatan besar, tapi ia tolak. Ia berkata: “Aku telah beri jiwaku untuk Imam Husain as. Dunia tidak punya tempat lagi di hatiku.” Makna: Pengorbanan Imam Husain as membimbing para pecinta untuk menolak dunia dan menuju hakikat.
🌿 18. Air Mata yang Mengangkat Derajat; Seorang perempuan biasa selalu menangis di majelis Asyura. Dalam mimpinya, Fatimah Zahra (as) berkata kepadanya: “Air matamu adalah mutiara yang kami kumpulkan. Dengannya engkau bersama kami.” Makna: Tangisan atas Imam Husain bukan kelemahan, tapi tali cinta menuju Ahlul Bait.
🔥 19. Ucapan Syahadah dalam Gaya Husain ; Seorang murid bertanya, “Bagaimana aku bisa mengucap syahadah dengan ikhlas?” Gurunya menjawab: Ucapkan seperti Imam Husain as di Karbala. Dalam luka, dalam tangis, dalam kehilangan. Tapi tetap: ‘La ilaha illa Allah.’” Makna: Tauhid yang hakiki adalah bertahan pada kalimatullah saat dunia runtuh.
🌺 20. Cahaya Husain dalam Hati Anak Yatim ; Seorang yatim menangis karena ibunya wafat di Hari Asyura. Seorang alim berkata kepadanya: “Hari ini bukan hanya ibumu. Tapi hari anak-anak Husain menjadi yatim. Tangisanmu menyatu dengan mereka.” Makna: Asyura adalah hari cinta dan kehilangan. Tapi dalam kehilangan itu, cinta Allah muncul paling terang.
🕯 Penutup Hakikat; Karbala adalah samudra tauhid. Yang menyelam di dalamnya akan tenggelam dalam Allah.”
— Hikmah Arifin Syiah
 
🌹 Manfaat Memahami Makna Kebangkitan Imam Husain (as)
Menurut Ahli Hakikat Syiah + Doa
1. Menghidupkan Cinta Ilahi dalam Diri ; Manfaat: Membakar cinta dunia dan menyalakan kerinduan kepada Allah. اللَّهُمَّ اجْعَلْ قَلْبِي مُتَوَجِّهًا إِلَيْكَ كَتَوَجُّهِ الْحُسَيْنِ يَوْمَ عَاشُورَاء
Ya Allah, jadikan hatiku menghadap-Mu sebagaimana Husain menghadap-Mu di hari Asyura.
2. Membersihkan Hati dari Hawa Nafsu; Manfaat: Menjadi cermin murni tempat tajalli Nur Allah.
يَا نُورَ الْحُسَيْنِ، طَهِّرْ قَلْبِي كَمَا طَهَّرْتَ قَلْبَهُ فِي كَرْبَلَاء
Wahai Cahaya Husain, sucikan hatiku sebagaimana Engkau sucikan hatinya di Karbala.
3. Menumbuhkan Keberanian Ruhani; Manfaat: Tidak takut kehilangan apapun kecuali Allah.
اللَّهُمَّ أَلْهِمْنِي شَجَاعَةَ الْحُسَيْنِ فِي وَقْفَتِهِ أَمَامَ الْبَاطِلِ
Ya Allah, ilhamkan padaku keberanian Imam Husain saat ia berdiri menghadapi kebatilan.
4. Menghidupkan Ruh al-Tadhiyyah (Pengorbanan): Manfaat: Rela berkorban demi kebenaran dan keadilan. اجْعَلْنِي مِمَّنْ يَبْذُلُ نَفْسَهُ كَمَا بَذَلَ الْحُسَيْنُ نَفْسَهُ فِي سَبِيلِكَ
Jadikan aku termasuk yang menyerahkan jiwanya sebagaimana Husain menyerahkan jiwanya demi-Mu.
5. Menghapuskan Dosa-dosa dengan Air Mata; Manfaat: Air mata karena Husain menyucikan batin.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ دَمْعَتِي عَلَى الْحُسَيْنِ 
كَفَّارَةً لِذُنُوبِي
Ya Allah, jadikan tangisku atas Husain sebagai penebus dosaku.
6. Mendekatkan Diri kepada Ahlul Bait (as); Manfaat: Dicintai dan diakui oleh keluarga Nabi saw.
اللَّهُمَّ احْشُرْنِي مَعَ الْحُسَيْنِ وَآلِهِ، وَاجْعَلْنِي مَعَ مَنْ أَحَبَّهُ
Ya Allah, kumpulkan aku bersama Husain dan keluarganya, dan jadikan aku bersama pecintanya.
7. Menghidupkan Tauhid Sejati dalam Diri; Manfaat: Melihat segalanya dari Allah, oleh Allah, untuk Allah. اللَّهُمَّ اجْعَلْ شَهَادَتِي 
‎لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، بِقَلْبٍ كَقَلْبِ الْحُسَيْنِ
Ya Allah, jadikan syahadatku “la ilaha illa Anta” dengan hati seperti hati Husain.
8. Menjadi Simbol Keberanian di Tengah Zaman; Manfaat: Tidak gentar berkata benar meski seorang diri.  يَا حُسَيْنَ، عَلِّمْنِي أَنْ أَقُولَ الْحَقَّ وَلَوْ كُنْتُ وَحِيدًا
Wahai Husain, ajarkan aku berkata benar walau sendirian.
9. Menumbuhkan Ruh Kasih Sayang dan Kepedulian; Manfaat: Mencintai kaum tertindas sebagaimana Husain. اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي رَحِيمًا بِعِبَادِكَ كَمَا كَانَ الْحُسَيْنُ رَحِيمًا
Ya Allah, jadikan aku penyayang kepada hamba-hamba-Mu seperti Husain.
10. Merasakan Kehadiran Imam Husain as di Tengah Doa
Manfaat: Doa menjadi penuh ruh dan cinta.السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا مَنْ تُجَابُ الدُّعَاءُ عِنْدَ ذِكْرِهِ، يَا أَبَا عَبْدِاللَّه
Salam atasmu, wahai yang disebut namanya dalam doa hingga doa itu dikabulkan.
11. Menghapus Kegelapan Jiwa
Manfaat: Cahaya Asyura menyingkirkan kelam batin.
اللَّهُمَّ أَخْرِجْنِي مِنْ ظُلُمَاتِ نَفْسِي 
بِنُورِ الْحُسَيْنِ
Ya Allah, keluarkan aku dari gelap nafsku dengan cahaya Husain.
12. Mendapat Syafaat di Hari Kiamat; Manfaat: Husain menjadi penolong di padang Mahsyar.
اللَّهُمَّ ثَبِّتْ قَدَمِي عَلَى وِلَايَةِ الْحُسَيْنِ، وَاجْعَلْنِي مَعَهُ يَوْمَ الْقِيَامَة
Ya Allah, teguhkan kakiku di atas wilayah Husain, dan jadikan aku bersamanya di hari kiamat.
13. Menghidupkan Ruh Jiwa Penanti Imam Mahdi (af) Manfaat: Menjadi pengikut sejati Imam Zaman. اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ أَنْصَارِ الْحُجَّةِ بِقَلْبٍ يُحِبُّ الْحُسَيْنَ
Ya Allah, jadikan aku penolong Imam Mahdi dengan hati yang mencintai Husain.
14. Menguatkan Kesabaran dalam Musibah; Manfaat: Bersabar seperti Husain dalam kehilangan dan luka.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي صَابِرًا كَمَا صَبَرَ الْحُسَيْنُ 
فِي كَرْبَلَاء
Ya Allah, jadikan aku sabar seperti sabarnya Husain di Karbala.
15. Menjadi Cahaya dalam Kegelapan Zaman; Manfaat: Imam Husain as memberi arah ruhani di zaman fitnah. يَا حُسَيْنَ، كُنْ نُورِي فِي زَمَانِ الظُّلْمَةِ، وَقُرْآنِي عِنْدَ الْفِتْنَة
Wahai Husain, jadilah cahayaku di zaman gelap, dan Qur’anku di tengah fitnah.
16. Membangun Jiwa Zuhud dan Wara’; Manfaat: Tidak terikat dunia.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِمَّنْ لَا يُبَالِي بِالدُّنْيَا، 
كَمَا كَانَ الْحُسَيْنُ
Ya Allah, jadikan aku di antara yang tak peduli pada dunia, seperti Husain.
17. Merasakan Kenikmatan dalam Pengabdian; Manfaat: Ibadah menjadi manis dan penuh makna.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ عِبَادَتِي لَكَ مِثْلَ عِبَادَةِ الْحُسَيْنِ وَهُوَ فِي الْمِحْرَابِ
Ya Allah, jadikan ibadahku seperti ibadah Husain saat ia di mihrab cintanya.
18. Menghidupkan Diri Setelah Kematian Ruhani; Manfaat: Imam Husain membangkitkan ruh yang mati. اللَّهُمَّ أَحْيِنِي بِنُورِ الْحُسَيْنِ، وَبَعْدَ مَوْتِي اجْعَلْنِي مَعَهُ
Ya Allah, hidupkan aku dengan cahaya Husain, dan setelah wafat, kumpulkan aku bersamanya.
19. Menjadi Hamba yang Selalu Bersyukur; Manfaat: Menyadari nikmat meski dalam penderitaan.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي شَاكِرًا كَمَا شَكَرَ الْحُسَيْنُ فِي الْعُرْيِ وَالْعَطَشِ
Ya Allah, jadikan aku bersyukur sebagaimana Husain bersyukur dalam kelaparan dan kehausan.
20. Mendapat Cinta Khusus dari Allah; Manfaat: Dicintai Allah karena mencintai wali-Nya.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ حُبِّي لِلْحُسَيْنِ سَبَبًا لِحُبِّكَ لِي
Ya Allah, jadikan cintaku pada Husain sebagai sebab cinta-Mu kepadaku.

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment