Makna :اَللَّهُمَّ ارْزُقْنَا تَوْفِيْقَ الطَّاعَةِ Doa Imam Zaman afs

Oleh: Muhammad Taufiq Ali Yahya*
Makna mendalam dari doa pendek “اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا تَوْفِيقَ الطَّاعَةِ”
Ya Allah, karuniakanlah kepada kami taufiq untuk menaati-Mu):
1. Permohonan bimbingan batin, bukan sekadar kemampuan lahir
Taufiq bukan sekadar bisa taat secara fisik, tapi juga kesiapan hati, niat yang ikhlas, dan kesesuaian amal dengan ridha Allah.
2. Pengakuan bahwa ketaatan adalah karunia, bukan hasil usaha semata
Kita memohon karena sadar, tanpa izin dan pertolongan Allah, kita tidak mampu taat dengan benar.
3. Permohonan perlindungan dari kesesatan yang tersembunyi
Kadang seseorang mengira dirinya taat, padahal terjatuh dalam riya’, ujub, atau kesalahan niat. Doa ini menjaga hati dari itu.
4. Doa untuk dikaruniai kemauan (irādah) dan kemampuan (qudrah) sekaligus
Taufiq adalah pertemuan antara niat tulus dan kemampuan yang Allah berikan secara bersamaan.
5. Permohonan agar amal kita sesuai dengan kehendak Allah, bukan sekadar nafsu pribadi
Kita tidak hanya ingin ‘beramal’, tapi ingin amal itu sesuai dengan jalan yang Allah ridhai.
6. Isyarat bahwa banyak orang beramal tapi tidak mendapat taufiq
Artinya, tidak semua amal diterima. Doa ini meminta agar amal kita termasuk yang diberi taufiq dan diterima.
7. Kebutuhan akan taufiq adalah kebutuhan harian
Karena godaan dan kelemahan manusia terus ada setiap waktu, maka taufiq adalah rezeki harian yang harus diminta terus-menerus.
8. Doa ini mengandung kesadaran akan kelemahan dan kefakiran diri
Hanya hamba yang mengenal kelemahan diri yang benar-benar memohon taufiq dari Allah.
9. Makna batiniah: permohonan agar seluruh anggota tubuh diberi taufiq untuk taat
Lisan yang berdzikir, mata yang menjaga pandangan, hati yang khusyuk—semua butuh taufiq Allah.
10. Isyarat bahwa hakikat hidup adalah perjalanan menuju taat, bukan sekadar selamat
Kita tidak hanya ingin terhindar dari dosa, tapi juga ingin diberi taufiq untuk terus berjalan dalam ibadah dan makrifat.
Makna “اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا تَوْفِيقَ الطَّاعَةِ” menurut Al-Qur’an, berdasarkan ayat-ayat yang menunjukkan bahwa ketaatan sejati hanya terjadi bila Allah memberikan taufiq (petunjuk, bimbingan, dan kekuatan):
1. Taufik adalah hidayah dari Allah
“مَن يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ”
(Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk).
— QS. Al-Isra’ (17): 97
Makna: Taufiq adalah bentuk hidayah khusus, dan hanya Allah yang mampu memberikannya.
2. Taufiq adalah kemampuan untuk menerima dan mengikuti wahyu
“وَاللَّهُ يَهْدِي مَن يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ”
(Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki kepada jalan yang lurus).
— QS. An-Nur (24): 46
Makna: Tanpa taufik, seseorang takkan mampu berjalan di jalan yang lurus meskipun melihatnya.
3. Taufiq menjaga dari kebutaan hati dalam beragama
“فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَـٰكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ”
(Bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.)
— QS. Al-Hajj (22): 46
Makna: Taufiq membersihkan hati agar mampu melihat kebenaran dan taat dengan kesadaran.
4. Taufiq menjadikan hati tunduk, bukan sekadar badan
“إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ…”
(Sesungguhnya orang-orang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka…)
— QS. Al-Anfal (8): 2
Makna: Taufiq menjadikan hati lembut dan taat sebelum tubuh bergerak.
5. Tanpa taufiq, orang bisa berpaling meski tahu kebenaran
“ثُمَّ انصَرَفُوا ۚ صَرَفَ اللَّهُ قُلُوبَهُم…”
(Kemudian mereka berpaling, maka Allah memalingkan hati mereka…)
— QS. At-Taubah (9): 127
Makna: Taufiq adalah penjaga hati dari berpaling setelah mengetahui.
6. Taufiq adalah bentuk rahmat Allah
“مَن يَشَإِ اللَّهُ يُضْلِلْهُ وَمَن يُرِدْ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ”
(Barang siapa yang Allah kehendaki untuk memberi petunjuk, Dia lapangkan dadanya untuk Islam…)
— QS. Al-An’am (6): 125
Makna: Taufiq membuat dada lapang untuk menerima dan melaksanakan ketaatan.
7. Taufiq adalah kemampuan membedakan hak dan batil
“يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَل لَّكُمْ فُرْقَانًا”
(Wahai orang-orang beriman, jika kalian bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberi kalian furqan…)
— QS. Al-Anfal (8): 29
Makna: Taufiq membantu kita tahu mana ketaatan sejati, mana yang hanya kemunafikan.
8. Taufiq adalah bentuk penjagaan dari Allah
“وَكَفَىٰ بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا”
(Cukuplah Tuhanmu sebagai pemberi petunjuk dan penolong.)
— QS. Al-Furqan (25): 31
Makna: Taufiq adalah penjagaan Allah dari kelemahan diri dan musuh ruhani.
9. Taufiq membuat amal diterima
“إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ”
(Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertakwa.)
— QS. Al-Ma’idah (5): 27
Makna: Tanpa taufiq yang menumbuhkan takwa, amal bisa tertolak.
10. Taufiq adalah hak prerogatif Allah yang harus terus dimohon
“وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ”
(Dan tidak ada taufik bagiku kecuali dari Allah.)
— QS. Hud (11): 88
Makna: Doa ini langsung diambil dari Al-Qur’an. Bahkan para nabi pun menggantungkan amalnya pada taufik Allah.
Makna “اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا تَوْفِيقَ الطَّاعَةِ” menurut hadis, berdasarkan sabda Nabi (saw) dan para Imam Ahlul Bait (as) yang menekankan makna taufiq, ketaatan, dan hakikat bimbingan ilahi:
1. Taufiq adalah cahaya dalam hati
قال الإمام علي (ع):
“التوفيق رأس النجاح.”
(Taufik adalah puncak dari keberhasilan.)
— Nahjul Balaghah, Hikmah 58
Makna: Tanpa taufiq, semua usaha ketaatan bisa gagal. Ia adalah ruh dari segala keberhasilan amal.
2. Taufiq datang karena niat yang bersih
قال رسول الله (ص):
“إنما الأعمال بالنيات…”
(Sesungguhnya segala amal tergantung pada niat…)
— Shahih Bukhari, hadis no. 1
Makna: Niat yang ikhlas menarik taufiq dari Allah untuk melaksanakan ketaatan dengan benar.
3. Taufiq adalah bagian dari pertolongan Allah
قال الإمام علي (ع):
“من يطلب العون من الله يوفقه.”
(Barangsiapa yang meminta pertolongan dari Allah, Dia akan memberinya taufiq.)
— Ghurar al-Hikam: 9775
Makna: Memohon kepada Allah adalah kunci turunnya taufiq dalam hidup.
4. Taufiq adalah buah dari ketulusan
قال الإمام الباقر (ع):
“لا يقبل الله عملاً فيه مثقال ذرة من رياء.”
(Allah tidak menerima amal yang di dalamnya terdapat seberat dzarrah pun riya.)
— Al-Kafi, jilid 2, hal. 293
Makna: Hanya amal yang tulus yang mendapat taufiq untuk diterima.
5. Taufiq menjaga dari godaan setan
قال رسول الله (ص):
“استعينوا على إنجاح الحوائج بالكتمان…”
(Mintalah pertolongan untuk suksesnya kebutuhan dengan merahasiakan…)
— Kanz al-‘Ummal: 9059
Makna: Taufiq melindungi dari bisikan setan yang mengganggu amal taat.
6. Taufiq adalah jalan untuk mendapat ridha Allah
قال الإمام الصادق (ع):
“من عمل بما علم، ورّثه الله علم ما لم يعلم.”
(Barangsiapa mengamalkan apa yang dia ketahui, Allah akan mewariskan padanya ilmu yang belum ia ketahui.)
— Al-Kafi, jilid 1, hal. 50
Makna: Taufiq memperluas pemahaman dan menuntun pada keridhaan Allah.
7. Taufiq tidak datang pada orang yang sombong
قال الإمام علي (ع):
“الزهد في الدنيا يورث الحكمة، والحكمة تورث اليقين، واليقين يورث التوفيق.”
(Zuhud terhadap dunia melahirkan hikmah, hikmah melahirkan keyakinan, dan keyakinan melahirkan taufiq.)
— Nahjul Balaghah, Hikmah 431
Makna: Taufiq adalah buah dari hati yang tidak terikat dunia dan sombong.
8. Taufiq adalah kesuksesan yang sejati
قال رسول الله (ص):
“من سعادة المرء التوفيق لطاعة الله.”
(Kebahagiaan seseorang adalah taufik untuk taat kepada Allah.)
— Musnad Ahmad
Makna: Tanda kebahagiaan dunia-akhirat adalah keberlangsungan dalam ketaatan.
9. Taufiq adalah hasil dari amal sebelumnya
قال الإمام الباقر (ع):
“إن الحسنات يدلين على الحسنات، والسيئات تدلين على السيئات.”
(Sesungguhnya kebaikan menunjuki kepada kebaikan, dan dosa menunjuki kepada dosa.)
— Al-Kafi, jilid 2
Makna: Taufiq tumbuh dari amal baik sebelumnya dan terus berbuah.
10. Taufiq adalah tanda cinta Allah
قال رسول الله (ص):
“إذا أحبّ الله عبداً وفّقه لطاعته.”
(Jika Allah mencintai seorang hamba, Dia memberinya taufik untuk taat kepada-Nya.)
— Kanz al-‘Ummal: 43061
Makna: Taufiq adalah tanda bahwa seseorang berada dalam kasih sayang Allah.
Makna “اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا تَوْفِيقَ الطَّاعَةِ” menurut hadis Ahlul Bayt (as), yang menekankan bahwa taufiq adalah cahaya ilahi yang memampukan manusia untuk istiqamah dalam ketaatan:
1. Taufiq adalah cahaya di dalam hati yang bersih
الإمام الصادق (ع):
«التوفيق من الله على قدر النية، فمن صحت نيته تمّ توفيقه.»
Taufiq dari Allah seukuran dengan niat; siapa yang baik niatnya, sempurnalah taufiqnya.
— Bihar al-Anwar, 70/341
2. Taufiq adalah anugerah, bukan hasil usaha semata
الإمام علي (ع):
«كم من عاقل عجزه توفيقه.»
Banyak orang cerdas yang gagal karena tidak diberi taufiq.
— Nahj al-Balaghah, Hikmah 82
3. Taufiq tidak diberikan kepada pendosa yang terus-menerus
الإمام الباقر (ع):
«ما من عبد أذنب ذنبًا فأُتيح له التوبة إلّا كان توفيقًا من الله له.»
Tiada seorang hamba yang berdosa lalu diberi kesempatan bertaubat kecuali itu adalah taufiq dari Allah.
— Al-Kafi, 2/435
4. Taufiq adalah hasil dari rasa takut kepada Allah
الإمام علي (ع):
«رأس التوفيق مخافة الله.»
Puncak taufiq adalah takut kepada Allah.Nahj al-Balaghah, Hikmah 271
5. Taufiq adalah buah dari ilmu yang diamalkan
الإمام الصادق (ع):
«من عمل بما علم، كفاه الله ما لم يعلم.»
Barang siapa mengamalkan ilmunya, Allah akan mencukupkan apa yang belum ia ketahui.
— Al-Kafi, 1/44
6. Taufiq datang dari zuhud dan kesederhanaan
الإمام علي (ع):
«الزهد مفتاح التوفيق.»
Zuhud adalah kunci taufiq.
— Ghurar al-Hikam: 4784
7. Taufiq adalah tanda kecintaan Allah kepada seorang hamba
الإمام الصادق (ع):
«إذا أحبّ الله عبدًا وفّقه لعمل صالح.»
Jika Allah mencintai seorang hamba, Dia memberinya taufiq untuk amal saleh. Bihar al-Anwar, 70/331
8. Taufiq adalah pengganti kekuatan dan harta
الإمام علي (ع):
«التوفيق خير قائد، والصلاح خير قرين.»
Taufiq adalah pemimpin terbaik, dan kebaikan adalah sahabat terbaik.
— Nahj al-Balaghah, Hikmah 110
9. Taufiq adalah pelita dalam perjalanan menuju Allah
الإمام زين العابدين (ع):
«ووفّقنا للتوبة النصوح،… واهدنا لسُبل الرشاد.»
Berikanlah kami taufiq untuk taubat yang tulus… dan tunjukkan kami jalan petunjuk.
— Sahifah Sajjadiyyah, Doa ke-31
10. Taufiq adalah karunia yang mesti terus diminta
الإمام الصادق (ع):
«سلوا الله التوفيق، فإنّه مفتاح كل خير.»
Mintalah taufiq kepada Allah, karena ia adalah kunci segala kebaikan.
— Bihar al-Anwar, 70/341
Makna “اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا تَوْفِيقَ الطَّاعَةِ” menurut para mufasir, berdasarkan penafsiran Al-Qur’an dan makna mendalam dari konsep taufiq dalam ketaatan:
1. Taufiq adalah sinkronisasi antara kehendak Allah dan kehendak hamba
Fakhruddin ar-Razi menyebut taufiq sebagai “ijtimā‘ ‘awāmil al-khayr”, yaitu terkumpulnya seluruh faktor yang memungkinkan ketaatan dan menjauhi maksiat.
2. Taufiq adalah petunjuk yang diiringi penjagaan dari kesesatan
Menurut al-Tustari, taufiq bukan hanya hidayah, tapi bentuk hidayah yang dijaga Allah dari penyelewengan. Allah menurunkan nur ke dalam hati hamba sehingga ia cenderung pada kebaikan.
3. Taufiq adalah hasil dari kesucian hati dan ketaqwaan
al-Qurthubi menafsirkan bahwa firman Allah:
“والذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا” (Al-‘Ankabūt: 69)
menunjukkan bahwa taufiq datang sebagai balasan atas jihad jiwa dan kebersihan batin.
4. Taufiq tidak akan turun kecuali pada hati yang berserah
al-Alusi menekankan bahwa taufiq itu bukan hasil logika atau kekuatan, melainkan anugerah Ilahi yang diberikan kepada hamba yang tunduk dan berserah pada kehendak-Nya.
5. Taufiq adalah bentuk dari rahmat Allah yang tersembunyi
Sayyid Thabathaba’i (Tafsir al-Mīzān) menyatakan:
“Taufiq adalah keikutsertaan kehendak Allah dalam tindakan hamba untuk menguatkan dan menyukseskan amal salehnya.”
6. Taufiq berawal dari nur yang ditanam di hati
Imam Fakhruddin ar-Razi mengutip bahwa:”Jika Allah menghendaki kebaikan bagi seseorang, Dia menerangi hatinya dengan cahaya yang membuatnya membenci dosa.”
7. Taufiq mengandung makna ma‘iyyah (kebersamaan Allah)
al-Kashani, mufasir sufi, menafsirkan bahwa:
“Taufiq adalah kehadiran Allah bersama hamba dalam perbuatannya, bukan hanya perintah-Nya.” Ini adalah tingkat khusus dari wilayah (perlindungan ilahi).
8. Taufiq adalah penyeimbang antara ilmu dan amal
Dalam Tafsir al-Mīzān, Sayyid Thabathaba’i menekankan bahwa ilmu tanpa taufiq hanya akan menjadi hujjah atas diri sendiri. Taufiq menjadikan ilmu itu hidup dan berbuah amal.
9. Taufiq tidak bisa dibeli atau diwarisi
Mufasir menyepakati bahwa taufiq bukan karena garis keturunan atau kecerdasan. Lihat kisah putra Nabi Nuh:
“إنه ليس من أهلك إنه عمل غير صالح” (Hud: 46) Ia tidak mendapat taufiq meski anak nabi.
10. Taufiq muncul dari kombinasi doa, usaha, dan kasih sayang Ilahi
Para mufasir sepakat bahwa taufiq tidak akan datang tanpa adanya ijtihād (usaha sungguh-sungguh) dan du‘ā’ (permohonan tulus), sebagaimana tercermin dalam doa ini.
Makna “اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا تَوْفِيقَ الطَّاعَةِ” menurut mufasir Syiah, khususnya dari tafsir-tafsir seperti Tafsir al-Mīzān (Sayyid Thabathaba’i), Tafsir al-Qummi, Tafsir al-Kashani, dan lainnya:
1. Taufiq adalah bantuan batin dari Allah untuk mencapai ketaatan
Menurut Sayyid Thabathaba’i (al-Mīzān):”Taufiq bukan sekadar kemampuan lahir, tapi perpaduan antara petunjuk Ilahi dan penjagaan dari nafsu, yang dengannya hamba bisa patuh.”
2. Taufiq muncul dari keterhubungan batin dengan Wilayah Ahlul Bayt (as)
Mufasir Syiah menyatakan, tanpa wilayah, amal tak sampai kepada Allah. Dalam tafsir ayat “إنما وليكم الله…” (al-Mā’idah: 55), taufiq lahir dari cinta dan pengikutan pada Ahlul Bayt.
3. Taufiq adalah hasil dari cahaya batiniah yang Allah letakkan dalam hati mukmin
Tafsir Nur al-Thaqalayn menukil dari para Imam:”Allah menaruh cahaya di hati orang yang taat. Dengan cahaya itu ia melihat dan memahami.” Inilah bentuk taufiq batin.
4. Taufiq bergantung pada keikhlasan dan niat yang suci
Dalam riwayat Tafsir al-‘Ayyashi dari Imam al-Baqir (as), disebut:”Barang siapa yang mengikhlaskan niatnya karena Allah, Allah akan memberi taufiq kepadanya untuk taat.”
5. Taufiq bisa terhalang oleh dosa yang disengaja
Tafsir al-Kāshānī menyatakan bahwa:”Setiap maksiat menghalangi pancaran taufiq. Taufiq adalah cahaya yang redup jika hati dipenuhi kegelapan dosa.”
6. Taufiq adalah bentuk rahmat Allah yang turun karena syafaat Ahlul Bayt
Tafsir Syiah banyak menekankan bahwa syafaat Ahlul Bayt (as) adalah salah satu pintu datangnya taufiq. Maka zikir “اللهم ارزقنا توفيق الطاعة” juga berarti “Berikan kami bagian dari syafaat mereka dalam bentuk ketaatan.”
7. Taufiq menuntut kesadaran diri sebagai hamba (ubudiyyah)
Menurut Imam al-Sadiq (as) dalam Tafsir Qummi:”Jika seseorang menyadari kelemahannya sebagai hamba, Allah akan membantunya dalam ketaatan dengan taufiq.”
8. Taufiq harus diminta terus-menerus—bukan sekali lalu cukup
Tafsir al-Mīzān menegaskan bahwa taufiq adalah ijtinābiyy (diberikan selama hamba terus menghindari maksiat dan terus memohon). Maka doa ini adalah permintaan abadi, bukan sekali waktu.
9. Taufiq adalah bentuk dari penjagaan Imam zaman terhadap pengikutnya
Dalam tafsir Syiah irfani, khususnya dari Allamah Thabathaba’i dan arifin, taufiq kadang disamakan dengan lathaif al-imdād (bantuan lembut) dari Imam Mahdi (aj). Maka memohon taufiq adalah juga permohonan untuk masuk dalam penjagaan beliau.
10. Taufiq mengantarkan seseorang kepada maqam ridha dan qurb Ilahi
Taufiq bukan hanya untuk taat lahir, tapi untuk naik ke maqam-maqam ruhani yang lebih tinggi. Dalam tafsir irfani Syiah, taufiq adalah kendaraan ruhani menuju ridha Allah dan cinta Ilahi.
Makna “اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا تَوْفِيقَ الطَّاعَةِ” menurut ahli hakikat dan makrifat Syiah,
1. Taufiq adalah ilham batin yang hanya diberikan kepada hati yang tersucikan
Ahli hakikat memandang taufiq bukan sekadar kemampuan, tapi warid ruhani (bisikan Ilahi) yang datang ke dalam hati yang telah fana dari kehendak hawa nafsunya.
2. Taufiq merupakan limpahan dari “Nur al-Wilayah” Ahlul Bayt (as)
Dalam makrifat, setiap ketaatan hakiki lahir dari cahaya wilayah. Taufiq adalah manifestasi nur Imamah yang menyinari hati salik agar tetap di jalan hakikat.
3. Taufiq adalah kesesuaian antara kehendak hamba dengan kehendak Tuhan
Ahli makrifat seperti Sayyid Haidar Amuli memaknai taufiq sebagai ittihād al-irādah (penyatuan kehendak) — saat si hamba tak lagi menginginkan kecuali apa yang Allah kehendaki.
4. Taufiq adalah tarikan (جذب) Ilahi menuju jalan-Nya
Para arif menyebut taufiq sebagai jadzbah — tarikan Allah terhadap hamba pilihan-Nya agar terjaga dalam ibadah dan meninggalkan keinginan yang menghalangi perjalanan ruhani.
5. Taufiq adalah rahasia dari sirr ubudiyyah
Menurut para arif, taufiq bukan hanya bantuan lahir untuk taat, tapi rahasia keterhubungan antara kehambaan yang sejati dengan Ketuhanan. Ia buah dari kasyf terhadap realitas ubudiyyah.
6. Taufiq adalah buah dari ke-fana-an dalam kehendak Imam Zaman (aj)
Ahli makrifat menyatakan, semakin seseorang larut dalam cinta dan kepatuhan batin kepada Imam Zaman, semakin Allah mengalirkan taufiq padanya sebagai bentuk perantara Ilahi.
7. Taufiq adalah penyesuaian zahir dan batin dalam ibadah
Ahli hakikat tidak menganggap taat hanya amal lahir, tapi taufiq terjadi saat batin juga hadir — tiada riya, ghaflah, atau ujub. Inilah “taat yang ditaufiqkan.”
8. Taufiq adalah tajalli (penampakan) Rahmat Allah dalam bentuk amal saleh
Sebagian arif besar mengatakan: “Amal saleh yang terjadi tanpa paksaan dan penuh kelezatan batin, itu adalah bentuk tajalli Rahmat Ilahi — itulah taufiq.”
9. Taufiq adalah tanda bahwa Allah ridha dan menginginkan kita mendekat
Ahli makrifat melihat taufiq sebagai tanda diterimanya seseorang dalam lingkaran hamba-hamba khusus. Jika Allah menghendaki seseorang dekat, Dia akan beri taufiq taat.
10. Taufiq adalah jalan cahaya menuju hakikat cinta (mahabbah) kepada Allah
Menurut para arif, setiap langkah taat yang lahir dari taufiq sejati adalah langkah menuju mahabbah. Sebab taufiq adalah “minhaj al-mahabbah” — jalan cinta antara hamba dan Rabb-nya.
Makna “اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا تَوْفِيقَ الطَّاعَةِ” menurut ahli hakikat Syiah, sebagaimana dipahami dalam tradisi irfan dan tasawuf hikmah Ahlul Bayt:
1. Taufiq adalah Nur al-Wilayah yang menghidupkan ruh ketaatan
Ahli hakikat Syiah melihat taufiq sebagai cahaya wilayah dari para Imam (as) yang menyinari hati dan menyalakan ruh ketaatan. Tanpa cahaya wilayah, ketaatan hanya gerakan zahir tanpa ruh.
2. Taufiq adalah iradah batin yang diciptakan Allah dalam hati mukhlisin
Menurut Sayyid Haidar Amuli, taufiq bukan usaha manusia semata, melainkan kehendak batin dari Allah yang ditanamkan dalam hati orang yang bersih dari syirik dan hawa.
3. Taufiq adalah hasil dari ittihad ruhani dengan Imam Zaman (aj)
Dalam makrifat Syiah, ketaatan hakiki tidak terwujud tanpa hubungan ruhani dengan hujjah Allah di zaman itu. Taufiq adalah pancaran dari keterhubungan batin dengan Imam Zaman.
4. Taufiq adalah jalan menuju fana fi’l-Imam, lalu fana fi’Llah
Arif Syiah berpandangan bahwa semua ketaatan sejati lahir dari kefanaan dalam cahaya Imam (as). Ketaatan yang bertaufiq adalah yang mengantar ke makrifat Imam, lalu ke makrifat Allah.
5. Taufiq adalah anugerah dari “Sir al-Sujud” dalam rahasia ubudiyyah
Menurut mereka, dalam tiap sujud ada rahasia kedekatan. Ketika seseorang diberi taufiq untuk sujud yang khusyuk, ia sedang didekatkan kepada Allah melalui kunci makrifat.
6. Taufiq adalah penyingkapan hijab antara hati dan Haqq
Arif seperti al-Kashani menegaskan: taufiq hanya datang setelah hati bersih dari hijab-hijab batin (ghaflah, hubb al-dunya, riya). Maka taufiq adalah buah dari tajalli cahaya batin.
7. Taufiq adalah tanda ridha Allah kepada hamba yang menempuh suluk ruhani
Menurut para arif, taufiq adalah alamat bahwa hamba diterima untuk berjalan di jalan-Nya. Ketika Allah ridha, Dia beri hamba-Nya kekuatan untuk menaati tanpa berat dan keluh.
8. Taufiq adalah hasil dari pengakuan kehinaan diri di hadapan Jalal Ilahi
Ahli hakikat menyatakan: tidak ada taufiq tanpa tadzallul (kerendahan). Allah tidak memberi taufiq kepada orang yang merasa mampu taat sendiri. Maka hakikat taufiq adalah pengakuan “La hawla wa la quwwata illa billah.”
9. Taufiq adalah pintu masuk ke dalam Sirr al-‘Ubūdiyyah al-Kamilah
Taufiq tidak hanya menjadikan seseorang rajin ibadah, tetapi memasukkan ruhnya ke dalam penghayatan ubudiyyah yang sempurna — yaitu ubudiyyah para Imam Ma’shum (as) yang dicerminkan dalam ibadah kita.
10. Taufiq adalah cermin dari mahabbah Allah yang rahasianya tersembunyi dalam Qadar
Menurut ahli makrifat, taufiq tidak bisa ditebak sebabnya. Ia tersembunyi dalam takdir cinta Allah. Bila Allah mencintai seseorang, maka Ia memudahkan baginya jalan untuk mencintai-Nya lewat taat.
Kisah-kisah hikmah dari para arif dan Ahlul Bayt seputar makna
“اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا تَوْفِيقَ الطَّاعَةِ”
Ya Allah, karuniakanlah kepada kami taufiq untuk taat)
1. Kisah Imam Ja’far as-Shadiq (as) dan Seorang Murid yang Rajin Tapi Tersesat
Seorang murid datang kepada Imam Ja’far (as) dan berkata,Wahai putra Rasulullah, aku telah beribadah selama bertahun-tahun, tapi hatiku tidak tenang dan jalanku terasa gelap.” Imam pun menjawab:
“Apakah engkau beribadah karena engkau ingin sesuatu, atau karena Dia yang layak disembah?”
Murid itu tertunduk. Imam berkata lagi:”Taufiq bukanlah banyaknya amal, tapi ketika Allah memberi cahaya dalam hatimu sehingga engkau taat karena mengenal-Nya.”
Kemudian Imam mengajarkan doa: “اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا تَوْفِيقَ الطَّاعَةِ وَبُعْدَ الْمَعْصِيَةِ”
Setelah beberapa waktu, murid itu kembali dan berkata:”Kini hatiku ringan dan jiwaku merdeka. Aku merasa dituntun oleh cahaya.”
Imam tersenyum:”Itulah taufiq. Allah bukakan pintu hati karena engkau menyerahkan diri sepenuhnya.”
2. Kisah Sayyid Ibn Thawus dan “Tangisan Sebelum Taufiq”
Sayyid Ibn Thawus, salah satu ulama arif besar Syiah, menceritakan dalam doanya:”Suatu malam aku menangis karena tak kunjung bisa khusyuk dalam salat malam. Aku berkata dalam sujudku, ‘Wahai Dzat yang memberi taufiq kepada Musa dan Isa untuk sujud, mengapa Engkau tidak memberiku rasa itu?’
Malam berikutnya, tiba-tiba aku bangun sebelum fajar dengan hati yang tenang dan khusyuk yang belum pernah kurasakan.”_
Ia menulis,”Aku menyadari bahwa tangisan dan pengakuan lemahlah yang membuka gerbang taufiq dari Allah.”
3. Kisah Arif Besar – Al-Faidh al-Kashani dan Murid yang Sombong
Seorang murid belajar ilmu makrifat kepada Mulla Faidh al-Kashani. Ia begitu cerdas, tapi lambat dalam amal. Ia berkata, “Guru, mengapa aku sulit bangun malam padahal aku tahu keutamaan Qiyamullail?”
Al-Faidh berkata:”Karena ilmumu belum menjadikanmu rendah hati. Allah tidak akan memberi taufiq kepada yang merasa mampu sendiri.”Kemudian ia berkata:
“Mintalah taufiq sebagaimana para nabi memintanya. Bahkan Rasulullah (saw) pun memohon: اللَّهُمَّ لَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا.”
Murid itu mulai menangis, dan sejak malam itu ia selalu memulai malamnya dengan istighfar dan doa. Beberapa waktu kemudian, ia dikenal sebagai salah satu arif yang zuhud dan taat luar biasa.
4. Kisah Imam Ali (as) – “Bukan Amalmu yang Membawamu”
Dalam Nahjul Balaghah, Imam Ali (as) berkata:”Betapa banyak orang yang bangun malam tapi tidak mendapatkan apa-apa, karena Allah tidak memberi taufiq kepadanya.”
“Dan betapa banyak orang yang lemah amalnya, tapi Allah beri ia taufiq karena hatinya tunduk sepenuh-penuhnya.”
Seseorang bertanya: “Wahai Amirul Mukminin, bagaimana agar kita mendapat taufiq?” Beliau menjawab:
“Dengan mengenali bahwa engkau tak memiliki kekuatan sedikit pun untuk taat tanpa karunia dari-Nya.”
Lalu beliau membaca:
“وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ” (QS. Hud: 88)
Doa “اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا تَوْفِيقَ الطَّاعَةِ”
Ya Allah, anugerahkan kepada kami taufiq untuk taat) memiliki manfaat yang sangat besar dalam kehidupan seorang Muslim.
1. Mendekatkan Diri Kepada Allah Doa ini memohon agar Allah memberikan taufiq dan bimbingan-Nya dalam beribadah dan melakukan amal shalih. Dengan berdoa, seseorang menunjukkan rasa ketergantungan dan kerendahan hati di hadapan Allah, yang mempererat hubungannya dengan Sang Pencipta.
2. Meningkatkan Kualitas Ibadah
Taufiq dari Allah bukan hanya sekadar kemampuan untuk melakukan ibadah, tetapi juga untuk melakukannya dengan kualitas yang baik dan ikhlas. Doa ini membantu seseorang agar taat kepada Allah dengan hati yang bersih, tanpa riya atau kesombongan.
3. Melindungi dari Maksiat
Dengan memohon taufiq, seorang Muslim meminta perlindungan Allah agar terhindar dari godaan syaitan dan hawa nafsu yang bisa menghalangi dirinya dari ketaatan. Doa ini menjaga hati dan akal agar selalu diarahkan kepada kebaikan.
4. Mendapatkan Ketenangan dan Keberkahan
Taufiq yang diberikan Allah mengarah pada keberkahan dalam hidup. Doa ini mengundang ketenangan batin karena seseorang yang diberi taufiq akan merasa lebih diberkahi dan lebih dekat dengan Allah dalam setiap langkah kehidupannya.
5. Menghindarkan dari Kesalahan dan Dosa
Doa ini adalah permohonan agar Allah memberi petunjuk dalam menjalani kehidupan dan menghindarkan seseorang dari perbuatan dosa. Taufiq yang diberikan Allah akan menjaga langkah-langkahnya agar selalu berada di jalan yang benar.
6. Memperoleh Kemudahan dalam Menjalani Ibadah
Taufiq Allah memudahkan seseorang dalam melaksanakan ibadah, baik itu dalam shalat, puasa, zakat, atau amal shalih lainnya. Dengan taufiq, ibadah akan menjadi mudah, menyenangkan, dan diterima oleh Allah.
7. Mendapatkan Kedamaian Hati
Doa ini memohon taufiq yang membawa kedamaian batin, sehingga seseorang dapat menjalani hidup dengan ketenangan dan tidak terbebani oleh kegelisahan. Allah yang memberikan taufiq akan memberikan ketenangan dalam hati untuk menerima takdir-Nya dan menjalani kehidupan dengan penuh kesabaran.
8. Mendorong Keikhlasan dalam Ibadah
Dengan memohon taufiq, seseorang juga meminta Allah untuk membersihkan niat dalam setiap amal ibadah. Doa ini memohon agar ibadah yang dilakukan tidak hanya sebatas gerakan fisik, tetapi penuh dengan keikhlasan dan kesadaran spiritual.
9. Peningkatan dalam Kesabaran
Taufiq dalam taat kepada Allah juga membantu seseorang menjadi lebih sabar dalam menghadapi ujian hidup. Doa ini mengajak untuk tetap teguh dan tidak tergoyahkan dalam menjalani hidup meskipun penuh tantangan.
10. Mendapatkan Pengampunan dan Rahmat Allah
Salah satu manfaat dari taufiq adalah memudahkan seseorang untuk bertobat dan mendapatkan ampunan Allah. Dengan diberikan petunjuk-Nya, seorang hamba bisa menjauh dari dosa dan mendapatkan rahmat serta ampunan-Nya.
11. Memperoleh Kemenangan Dunia dan Akhirat
Taufiq yang diberikan Allah akan membuka jalan bagi seseorang untuk meraih kemenangan, baik di dunia dalam bentuk kesuksesan yang diberkahi, maupun di akhirat berupa surga dan kebahagiaan yang kekal.
Doa Memohon Taufiq dalam Menjalani Kehidupan Sehari-hari:
“اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا فِي كُلِّ يَوْمٍ مِنْ أَيَّامِ حَيَاتِنَا فِي طَاعَتِكَ وَرَحْمَتِكَ”
(Ya Allah, jadikan setiap hari dalam kehidupan kami sebagai hari yang penuh dengan ketaatan kepada-Mu dan rahmat-Mu.)
Doa Memohon Taufiq dalam Beramal Shalih:
“اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ الْبِرِّ وَالطَّاعَةِ، وَبَارِكْ لَنَا فِي عَمَلِنَا”
(Ya Allah, jadikan kami termasuk orang-orang yang berbuat kebaikan dan ketaatan, serta berkahi setiap amal kami.)
Doa Lengkap Taufiq Tho’ah dari riwayat Imam Mahdi afs
بِسْمِ اللهِ الرَّحمن الرَّحِيْمِ
اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ
١، اَللَّهُمَّ ارْزُقْنَا تَوْفِيْقَ الطَّاعَةِ،
٢، وَبُعْدَ الْمَعْصِيَّةِ
٣، وَصِدْقَ النِّيَّةِ،
٤، وَعِرْفَانَ الْحُرْمَةِ،
٥، وَأَكْرِمْنَا بِالْهُدَى وَاْلإِسْتِقَامَةِ ،
٦، وَسَدِّدْ أَلْسِنَتَنَا بِالصَّوَابِ وَالْحِكْمَةِ،
٧، وَامْلأْ قُلُوْبَنَا بِالْعِلْمِ وَالْمَعْرِفَةِ ،
٨، وَطَهِّرْ بُطُوْنَنَا مِنَ الْحَرَامِ وَالشُّبْهَةِ،
٩، وَاكْفُفْ أَيْدِيَنَا عَنِ الظُّلْمِ وَالسَّرِقَةِ ،
١٠، وَاغْضُضْ أَبْصَارَنَا عَنِ الْفُجُوْرِ وَالْخِيَانَةِ،
١١، وَاسْدُدْ أَسْمَاعَنَا عَنِ اللَّغْوِ وَالْغِيْبَةِ،
١٢، وَتَفَضَّلْ عَلَى عُلَمَائِنَا بِالزُّهْدِ وَالنَّصِيْحَةِ،
١٣، وَعَلَى الْمُتَعَلِّمِيْنَ بِالْجُهْدِ وَالرَّغْبَةِ،
١٤، وَعَلَى الْمُسْتَمِعِيْنَ بِاْلإِتِّبَاعِ وَالْمَوْعِظَةِ،
١٥، وَعَلَى مَرْضَى الْمُسْلِمِيْنَ بِالشِّفَاءِ وَالرَّاحَةِ،
١٦، وَعَلَى مَوْتَاهُمْ بِالرَّأْفَةِ وَالرَّحْمَةِ،
١٧، وَعَلَى مَشَايِخِنَا بِالْوَقَارِ وَالسَّكِيْنَةِ،
١٨، وَعَلَى الشَّبَابِ بِاْلإِنَابَةِ وَالتَّوْبَةِ،
١٩، وَعَلَى النِّسَاءِ بِالْحَيَاءِ وَالْعِفَّةِ،
٢٠، وَعَلَى اْلأَغْنِيَاءِ بِالتَّوَاضُعِ وَالسَّعَةِ،
٢١، وَعَلَى الْفُقَرَاءِ بِالصَّبْرِ وَالْقَنَاعَةِ،
٢٢، وَعَلَى الْغُزَاةِ بِالنَّصْرِ وَالْغَلَبَةِ،
٢٣، وَعَلَى اْلأُسَرَاءِ بِالْخَلاَصِ وَالرَّاحَةِ،
٢٤، وَعَلَى اْلاُمَرَاءِ بِالْعَدْلِ وَالشَّفَقَةِ،
٢٥، وَعَلَى الرَّعِيَّةِ بِاْلإِنْصَافِ وَحُسْنِ السِّيْرَةِ،
٢٦، وَبَارِكْ لِلْحُجَّاجِ وَالزُّوَّارِ بِالزَّادِ وَالنَّفَقَةِ،
وَاقْضِ مَا أَوْجَبْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ، بِفَضْلِكَ وَرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Bismillâhir rohmânir rohîm, Allâhum ma sholli ‘alâMuhammad wa âli Muhammad Allâhummar zuqnâ tau-fiqot-tho’ah, wa bu’dal ma’shiyah, washidqon niyyah, wa ‘irfânal hurmah, wa akrimnâbilhudâ wal istiqômah, wa saddid alsinatanâ bishshowâ bi wal hikmah, wamla’ qulûbanâ bil’ilmi wal ma’rifah, wa thohhir buthûnanâ minal harômi was syubhah, wakfuf aidiyanâ ‘anidzdzulmi wassariqoh, waghdhud abshô ronâ ‘anil fujûri wal khiyânah, was dud asmâ‘anâ ‘anil laghwi wal ghîbah, wa tafaddhol ‘alâ‘ulamâ inâ bizzuhdi wan nashîhah, wa ‘alal muta’allimîna bil juhdi war roghbah, wa ‘alal mustami’îna bil ittiba’i wal mau’idzoh wa ‘ala mardhol muslimîna bissyifa i warrohmah, wa ‘ala mautâhum bir ro’fati warrohmah, wa’ala masyâyihina bil waqôri wassakînah, wa’alasysyabâbi bil inâbati wat-taubah, wa ‘alannisâ-i bilhayâ-i wal ‘iffah, wa ‘alal aghniyâ i bittawâdhu’i wassa’ah, wa’alal fuqorô-i bishshobri wal qonâ-’ah, wa ‘alal ghuzâti binnashri wal gholabah, wa ’alal usarô i bilkholâshi warrôhah, wa’alal umarô i bil’adli wasysyafaqoh, wa’alal ro’iyyati bil inshôfi wa husnisîroh, wabârik lilhujjâji wazzuwwâr bizzâdi wannafaqoh, waqdhî mâ aujabta ‘alaihim minal hajji wal ‘umroti bifadhlika warohmatika, Yâarhamarrôhimîn.
Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang
Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad.
1. Ya Allah karuniakanlah kepsda kami kemudahan untuk taat,
2. Ya Allah bantulah kami untuk menjauhi segala perbuatan maksiat,
3. Ya Allah berikan kepada kami ketulusan niat (Ilmu yang benar)
4. Ya Allah bantulah kami agar senantiasa mengenali kearifan dan kemuliaan,
5. Ya Allah muliakanlah kami dengan selalu mendapat hidayah
dan beristiqomah
6. Ya Allah luruskanlah lidah kami dengan kebenaran dan hikmah
7. Ya Allah penuhilah qolbu kami dengan ilmu dan makrifah (pengetahuan),
8. Ya Allah sucikanlah perut kami dari yang haram dan syubhat,
9. Ya Allah tahanlah tangan kami dari kezaliman dan pencurian,
10. Ya Allah tundukkanlah pandangan kami dari kejahatan dan penghianatan,
11. Ya Allah palingkanlah pendengaran kami dari ucapan sia-sia dan ghibah.
12. Ya Allah karuniakanlah kepada ulama kami kezuhudan dan nasihat,
13. Ya Allah jadikan para pelajar kami kesungguhan dan semangat,
14. Ya Allah jadikanlah para pendengar kami kepatuhan dan kesadaran,
15. Ya Allah untuk kaum muslimin yang sakit berikanlah kesembuhan dan ketenangan
16. Ya Allah untuk mereka yang sudah meninggal dunia karuniailah mereka dengan kasih sayang dan rahmat
17. Ya Allah kepada orang-orang tua kami berikan kepada mereka kewibawaan dan ketenteraman
18. Ya Allah kepada para pemuda kami kembali (ke jalan Allah) dan taubat,
19. Ya Allah kepada para wanita karuniakan mereka rasa malu dan kesucian
20. Ya Allah kepada orang-orang kaya berikanlah kerendahan diri dan kelapangan (rezeki),
21. Ya Allah kepada orang-orang miskin tambahkanlah kesabaran dan qonaah (rasa terima),
22. Ya Allah kepada para pejuang karuniakanlah kemenangan dan penaklukan
23. Ya Allah kepada para tawanan kebebasan dan ketenangan,
24. Ya Allah anugerahkan kepada para pemimpin kami agar bertindak adil dan kasih sayang,
25. Ya Allah karuniakan kepada rakyat kejujuran dan kebaikan akhlaq,
26. Ya Allah berkahilah para jamaah haji dan peziarah dalam bekal dan nafkah, dan sempurnakanlah haji dan umroh yang telah Kau wajibkan bagi mereka, dengan karunia dan rahmat-Mu, Wahai yang Lebih Pengasih dari para pengasih.
*Penulis adalah Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran
Baca juga:
Presiden Tekankan Pentingnya Hilirisasi dan Kehati-hatian Mengelola Ekonomi di Muktamar IMM XX
Comments (0)
There are no comments yet