Makna Ayat (Qul Huwa Allahu Ahad) (Bagian Terakhir)

Supa Athana - Entertainment
12 April 2025 10:43
“قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ” menurut Al-Qur’an kita perlu melihat bagaimana konsep-konsep “Allah”, “Ahad”, dan “Huwa” dijelaskan atau dijelaskan ulang oleh ayat-ayat lain dalam Al-Qur’an.

Oleh:Muhammad Taufiq Ali Yahya*

Ahli hakikat Syiah seperti Sayyid Haidar Amuli, Imam Khomeini, Allamah Thabathaba’i (dalam sisi irfan-nya), Sayyid ibn Thawus, serta guru-guru tarekat irfaniyah dari jalur Ahlul Bayt (as), menyampaikan bahwa Surah Al-Ikhlas adalah tajalli tauhid dalam bentuk lafaz, dan “Qul Huwa Allahu Ahad” adalah kunci makrifat dzatiyyah (mengenal Zat Allah secara batin).

Berikut makna “قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ” menurut ahli hakikat Syiah:

  1. “Qul” – Tajalli al-Haqq dalam Wujud Insan Kamil

              Menurut Imam Khomeini, “Qul” berarti Allah sendiri yang berbicara melalui Nabi yang telah fana, karena hanya orang yang telah sirna dari egonya bisa menjadi cermin bagi kalam-Nya.

→ Nabi bukan sekadar menyampaikan, beliau adalah pancaran suara Allah dalam alam mulk.

  1. “Huwa” – Maqam Ghaib al-Huwiyyah (Keghaiban Absolut)

              Dalam Irfan Syiah, “Huwa” menunjuk kepada Zat Yang Maha Tersembunyi, tidak bisa dicapai oleh akal atau mata, bahkan oleh nur Muhammad (saw) sekalipun.

→ “Huwa” adalah tirai keghaiban (Hijab al-Haqiqah).

  1. “Allah” – Al-Ism al-Jami‘ (Nama Penyatu Semua Asma’)

              Menurut Sayyid Haidar Amuli, nama “Allah” adalah manifestasi semua nama dan sifat, tempat berkumpulnya jamal (keindahan) dan jalal (keagungan).

→ Bukan hanya satu nama, tapi hakekat dari semua wujud dan pancaran-Nya.

  1. “Ahad” – Tauhid dalam Zat, tanpa Isyarah dan Idhafah

              Dalam pandangan Irfan, Ahad bukan hanya satu, tapi tiada dua, tiada banding, tiada arah.

→ Tauhid Ahadi lebih tinggi dari tauhid Wahidi (yang masih memandang banyak yang berasal dari satu).

  1. “Ahad” = Peniadaan Kewujudan Lain (La Maujuda Illa Huwa)

              Sebagaimana dikatakan para arif Syiah:

‎“لا موجود إلا هو” – Tiada wujud sejati kecuali Dia.

→ Segala yang selain-Nya hanyalah tajalli (pantulan), bayangan, dan manifestasi dari Wujud-Nya.

  1. Zikir “Qul Huwa Allahu Ahad” = Mi’raj Ruhani

              Dalam tarekat maknawiyah Syiah, zikir ini dipakai sebagai dzikir naiknya ruh menuju maqam fana’ fi al-tauhid, kemudian kembali dengan ma‘rifah.

→ Ini mi’raj tauhid, bukan sekadar wirid.

  1. Ahad = Maqam al-Ahadiyyah – Lautan Keheningan Haqiqi

              Menurut Imam Khomeini, Ahadiyyah adalah maqam di mana bahkan tajalli pun sirna.

→ Di sana tiada nama, tiada bentuk, tiada selain-Nya. Semua larut dalam kesempurnaan mutlak.

  1. Huruf-hurufnya Rahasia Asma’ dan Tajalli

              Dalam ilmu huruf Irfani, tiap huruf dari “Qul Huwa Allahu Ahad” memiliki rahasia tajalli sifat Allah.

→ Misal:

  • Qāf = Qudrah
  • Lām = Lutf
  • Hā’ = Hayat
  • Alif = Wahdah

→ Semua huruf membawa jalan makrifat, bukan huruf biasa.

  1. “Qul Huwa Allahu Ahad” = Tauhid Ruhi, Bukan Tauhid ‘Aqli Saja

              Ahli hakikat menolak tauhid logika semata. Tauhid yang sejati adalah tauhid yang disaksikan (syuhud), bukan sekadar diyakini.

→ Surah ini hanya bisa dirasakan, bukan didebatkan.

  1. Insan Kamil Adalah “Qul” Allah di Alam

              Dalam irfan Syiah: Nabi, para Imam, dan awliya adalah manifestasi dari “Qul”—yakni penyampai kalimat-Nya lewat sirr batin dan cahaya ruh.

→ Mereka bukan hanya pembawa wahyu, tapi tajalli-Nya di alam.

  1. Tauhid Ahadiyyah = Kematian dari Segala Wujud Selain-Nya

              Seorang arif berkata: “Tidaklah kau berkata ‘Ahad’ dengan benar kecuali jika tak ada lagi engkau saat kau mengucapkannya.”

→ Makrifat ‘Ahad’ = lenyapnya aku dan hanya tinggal Dia.

  1. Al-Ikhlas = Surah Ahli Ma’rifah

              Dalam Irfan Syiah, Surah ini disebut sebagai “Surah al-Ahadiyyah”, bukan hanya “Al-Ikhlas.”

→ Ia adalah surah untuk ahli ma’rifah, bukan sekadar untuk amalan biasa.

ماه رمضان / تصویر قرآنی / قل هو الله احد / به همراه فایل لایه باز ...
Kisah dan cerita di balik

 “قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ” menurut ahli hakikat Syiah. Bukan sekadar ayat untuk dihafal, tapi pintu menuju makrifat, dan dalam kisah-kisah ini, kita melihat bagaimana para Nabi, Imam, dan arifin suci mengalami, menyaksikan, dan hidup dalam makna ayat ini.

Berikut beberapa kisah maknawi dan hakikati yang menyentuh tentang ayat “Qul Huwa Allahu Ahad”:

  1. Kisah Nabi Muhammad (saw) dan Surah al-Ikhlas – “Sepertiga Al-Quran”

Suatu hari, Nabi Muhammad (saw) bersabda:”Demi Allah yang jiwaku dalam genggaman-Nya, surah ini sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an.”

(HR. Kafi, Tafsir Nur al-Thaqalayn)

Para sahabat terheran. Bagaimana bisa satu surah pendek, dengan hanya empat ayat, sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an?

Imam Ja’far Shadiq (as) menjelaskan:”Karena ia mengandung inti tauhid dzati, rububi, dan asma’—yaitu tiga lapis dari seluruh kandungan Al-Qur’an.”

Hikmah:”Surah ini seperti intisari keesaan, dan siapa yang memahaminya telah meneguk dari mata air makrifat.

  1. Kisah Seorang Pecinta yang Diampuni Karena Cinta kepada Al-Ikhlas

Dalam riwayat dari Imam al-Baqir (as):”Ada seseorang yang setiap selesai shalat selalu membaca Qul Huwa Allahu Ahad berulang-ulang, bukan karena kewajiban, tapi karena ia mencintai ayat itu.

Orang-orang mengadukannya kepada Rasulullah (saw).

Tapi Nabi menjawab:”Cinta orang itu kepada surah al-Ikhlas akan membawanya ke surga.”

Hikmah:”Makrifat dimulai dari cinta. Jika kau mencintai makna tauhid, engkau telah bersambung ke pemiliknya.

  1. Kisah Imam Ali Zainal Abidin (as) Saat Membaca “Qul Huwa Allahu Ahad”

Diriwayatkan bahwa Imam Ali Zainal Abidin (as) ketika membaca “Qul Huwa Allahu Ahad” dalam salat malamnya, akan mengulang-ulangi ayat pertama hingga seratus kali.

Ketika ditanya mengapa beliau tidak lanjut ke ayat berikutnya, beliau menjawab:

              “Setiap kali aku mengucapkannya, seakan-akan tabir terbuka satu demi satu, dan aku tidak mampu meninggalkan cahaya yang memancar darinya.”

Hikmah: Ayat ini bukan bacaan, tapi cermin untuk menyaksikan Allah. Hanya hati yang bersih yang bisa melihat ke dalamnya.

  1. Kisah Sayyid Haidar Amuli – Tentang “Huwa”

Suatu malam, Sayyid Haidar Amuli sedang dalam khalwat, membaca:

“Qul Huwa Allahu Ahad…”

Ketika sampai pada kata “Huwa”, hatinya terhentak. Ia mengulang kata itu berjam-jam dalam keheningan batin, lalu jatuh dalam keadaan sakar (mabuk ruhani).

Setelah sadar, ia menulis dalam kitabnya: “Huwa’ adalah pintu rahasia. Di baliknya, tidak ada kata, tidak ada makhluk, hanya keheningan Zat.”

Hikmah: “Makna “Huwa” hanya bisa dirasakan ketika ego telah mati dan ruh menyatu dalam wujud-Nya.

  1. Imam Ja’far Shadiq (as) – “Makna Al-Ikhlas Adalah Peniadaan Segala Selain-Nya”

Imam Shadiq (as) berkata:”Orang yang mengucapkan ‘Qul Huwa Allahu Ahad’ dengan ma’rifah, telah memutus hubungan dari segala sesuatu kecuali Dia.”

Ketika murid bertanya: “Apakah itu berarti kami tidak butuh makhluk?”

Beliau menjawab:”Bukan tidak butuh, tapi kau tak tergantung. Jika hatimu hanya berharap kepada-Nya, maka semua yang lain akan menjadi jalan, bukan tujuan.”

  1. Nabi Musa (as) dan Kalimah Tauhid

Dalam riwayat maknawi dari ahli irfan Syiah, disebutkan bahwa: Nabi Musa (as) bertanya, “Ya Allah, bagaimana aku bisa mengenal-Mu?”

Allah berfirman: “Ucapkan: Qul Huwa Allahu Ahad.”

Musa berkata, “Aku ingin lebih dari itu.”

Allah menjawab: “Jika engkau benar-benar memahami ‘Ahad’, engkau telah melihat-Ku dengan mata hatimu.”

  1. Zikir “Qul Huwa Allahu Ahad” Sebagai Jalan Menuju Fana

Banyak arifin Syiah mewariskan zikir ini secara sirr, dibaca dalam khalwat, perlahan-lahan, seperti napas: Qul… Huwa… Allahu… Ahad…

Setiap kata dibaca bersamaan dengan napas masuk dan keluar, hingga akhirnya jiwa larut dalam wujud-Nya. Zikir ini dijadikan suluk pendekat oleh arifin yang telah lepas dari dunia bentuk.

  1. Imam Husain (as) dan Tauhid dalam Syahadah

Diriwayatkan, saat malam Asyura, Imam Husain (as) berzikir dengan kalimat ini:”Qul Huwa Allahu Ahad… Allahu al-Samad…”

Para sahabat melihat wajahnya bersinar dalam kegelapan malam. Mereka bertanya: “Apa yang kau rasakan, wahai putra Rasulullah?”

Beliau menjawab:”Aku tidak melihat pedang, aku tidak melihat musuh. Aku hanya melihat Ahad yang menjadi tujuan segala pencarian.”

  1. Kisah Imam Ali (as) dan Seorang Yahudi Penanya Tauhid

Seorang Yahudi datang kepada Imam Ali (as) dan bertanya:”Wahai Ali, katakan padaku, apakah Tuhanmu itu satu?” Imam menjawab: “Kata ‘satu’ bisa berarti beberapa hal. Jika kau maksud ‘satu’ seperti satu dari dua, maka Tuhan tidak seperti itu. Jika kau maksud ‘satu’ yang terbagi dalam bilangan, maka Tuhan tidak demikian. Tapi Dia adalah Ahad, yang tidak ada yang menyerupai-Nya dalam zat, sifat, dan perbuatan.”

Hikmah:”Imam mengajarkan bahwa tauhid bukan angka, tapi makna eksistensial, yang tak bisa dibanding atau dibagi. Ayat “Qul Huwa Allahu Ahad” menjadi dalil tauhid murni yang bersih dari tasybih (penyerupaan) dan tajsim (penjasmanian).

  1. Kisah Arif yang Wafat dalam Zikir “Ahad”

Dikisahkan dalam kalangan irfani, ada seorang arif yang sepanjang hidupnya hanya memperbanyak zikir:

              “Ahad… Ahad… Ahad…”

Ketika ajalnya tiba, ia sedang dalam khalwat. Ia menghembuskan napas terakhir sambil berbisik:

              “Qul Huwa Allahu Ahad…”

Baca juga:
Tanggapi Pernyataan Arqam, Direktur IPI: Itu Sangat Berlebihan dan Merendahkan

Setelah dimakamkan, salah satu muridnya bermimpi bertemu dan bertanya:

              “Apa yang kau temukan di alam barzakh?”

Ia menjawab:

*“Aku tidak melihat kubur atau gelap. Aku hanya melihat cahaya dan suara yang mengatakan: ‘Engkau menyebut-Ku sebagai Ahad, dan Aku datang kepadamu sebagai Ahad.’”

  1. Kisah Sayyid ibn Thawus dan Misteri Surah Ikhlas

Sayyid ibn Thawus, salah satu arif besar dan ahli doa dalam tradisi Syiah, dalam khalwat malamnya berkata: “Setiap kali aku membaca surah al-Ikhlas, rasanya seperti Allah sedang membuka pintu rumah-Nya dan berkata: ‘Masuklah, wahai yang mencari-Ku.’”

Ia juga menulis dalam Iqbal al-A‘mal, bahwa:”Qul Huwa Allahu Ahad adalah tali antara langit dan bumi. Siapa yang menggenggamnya dengan hati, tidak akan jatuh dalam dunia.”

Hikmah: “Membaca surah ini dengan makrifat adalah masuk ke ruang perjumpaan batin dengan Allah.

  1. Kisah Imam Mahdi (af) dan Amalan Qul Huwa Allahu Ahad

Diriwayatkan dalam literatur mukasyafah (penyingkapan batin), seorang salik Syiah bertemu Imam Mahdi (af) dalam mimpi. Ia bertanya: “Wahai Mawla, apa amal yang paling mendekatkan ke hadirat Anda dan Allah?”Imam menjawab: “Perbanyak membaca ‘Qul Huwa Allahu Ahad’ dalam keadaan hatimu kosong dari selain Allah. Karena itu adalah pakaian ruhku dan pakaian ruh semua arif sejati.”

Hikmah: “Imam Mahdi (af) sendiri memperkuat bahwa jalan ke kedekatan ilahi dan Ahlul Bayt adalah memahami hakikat ‘Ahad’.

16 قل هو الله احد ideas | islamic art calligraphy, arabic calligraphy art,  islamic calligraphy

Manfaat dan doa dari Surah Al-Ikhlash khususnya ayat

 “قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ”, menurut para ulama, arifin, dan riwayat Ahlul Bayt (as). Surah ini bukan hanya pendek dan penuh makna, tapi juga memiliki rahasia kekuatan ruhani dan perlindungan ilahi yang luar biasa.

 

Berikut ini manfaat dan doa-doa yang berhubungan dengan “Qul Huwa Allahu Ahad”:

 

Manfaat Dahsyat “Qul Huwa Allahu Ahad”

  1. Sepertiga Al-Qur’an

              Rasulullah (saw): “Membaca ‘Qul Huwa Allahu Ahad’ sebanding dengan membaca sepertiga Al-Qur’an.”

(Bihar al-Anwar, Tafsir Nur al-Thaqalayn)

 

Maknanya: Membaca satu kali = seperti membaca 1/3 Al-Qur’an dari segi pahala dan kedalaman tauhid.

 

  1. Perisai Diri dari Segala Bahaya

              Rasulullah (saw): “Barang siapa membaca Qul Huwa Allahu Ahad 11 kali setelah Subuh, dia akan dilindungi dari kejahatan sepanjang hari.”

Manfaatnya:

  • Terlindung dari sihir
  • Terlindung dari mata jahat
  • Diberi ketenangan batin

 

  1. Dibukakan Pintu Rezeki

              Dalam ‘Uddat al-Da‘i, disebutkan: “Barang siapa membaca Qul Huwa Allahu Ahad 100 kali sehari, maka Allah akan bukakan untuknya 70 pintu rezeki.”

 

Tips: Baca dengan niat rezeki yang luas dan berkah, tidak hanya materi tapi juga ruhani.

 

  1. Menghapus Dosa dan Meninggikan Derajat

              Imam Ja’far Shadiq (as):

“Tidaklah seseorang membaca surah ini 100 kali, kecuali Allah akan mengampuni 50 tahun dosanya, dan membangun untuknya 1000 istana di surga.”

 

  1. Penerang Kubur dan Syafaat di Alam Barzakh

              Dalam riwayat:”Surah ini akan datang dalam bentuk cahaya di alam kubur dan berkata: ‘Aku adalah sahabatmu di dunia, dan akan menemanimu di barzakh hingga surga.’”

قل هو الله احد - ‏قل هو الله احد‏ نے ‏ایک نئی تصویر‏ شامل...
Doa-Doa dan Amalan Spesial dengan Surah Al-Ikhlas

  1. Doa Singkat Perlindungan dan Tauhid

‎              اَللّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ الْمُخْلِصِينَ، وَافْتَحْ لِي بَابَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، حَتّىٰ لَا أَرَىٰ سِوَاكَ

“Ya Allah, jadikan aku termasuk hamba yang ikhlas, bukakan bagiku pintu makna ‘Qul Huwa Allahu Ahad’, hingga aku tak melihat apa pun selain-Mu.”

  1. Doa Setelah Membaca 3x untuk Perlindungan dan Cahaya

              Setelah membaca 3x surah Al-Ikhlas, ucapkan:

‎اللّهُمَّ نَوِّرْ قَلْبِي بِنُورِ تَوْحِيدِكَ، كَمَا نَوَّرْتَ السَّمَاءَ بِنُورِ شَمْسِكَ

“Ya Allah, terangilah hatiku dengan cahaya tauhid-Mu, sebagaimana Kau terangi langit dengan cahaya matahari-Mu.”

  1. Doa Menyentuh Sebelum Tidur (bersama Al-Ikhlas 3x)

              Dari riwayat Imam Ali (as):

“Bacalah Surah Al-Ikhlas 3x sebelum tidur, lalu ucapkan:

‎اللّهُمَّ إِنِّي أَفْوِّضُ نَفْسِي إِلَيْكَ، وَأَسْتَوْدِعُ رُوحِي عِنْدَكَ، فَاحْفَظْهَا يَا خَيْرَ الْحَافِظِينَ

“Ya Allah, aku serahkan jiwaku kepada-Mu, dan aku titipkan ruhku kepada-Mu. Maka jagalah ia, wahai sebaik-baik penjaga.”

  1. Dzikir “Qul Huwa…” dalam Khalwat (Makrifat dan Ketenangan)

              Bacalah perlahan dalam khalwat:

Qul… (napas masuk)

Huwa… (tahan napas)

Allahu… (napas keluar)

Ahad… (heningkan batin)

Lakukan 11 atau 33 kali sambil mengosongkan pikiran dari dunia, hingga hatimu masuk ke keheningan tauhid.

  1. Untuk Hajat Penting (Riwayat dari Imam Shadiq as):

Baca Surah Al-Ikhlas 100 kali lalu berdoalah:

‎              اللّهُمَّ بِحَقِّ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، اقْضِ حَاجَتِي، فَإِنَّكَ الْواحِدُ، الْفَرْدُ، الصَّمَدُ

“Ya Allah, demi hak ‘Qul Huwa Allahu Ahad’, kabulkan hajatku. Karena Engkaulah Yang Maha Esa, Yang Tunggal, dan Tempat Bergantung.”

  1. Menyembuhkan Penyakit dan Menenangkan Jiwa

              Dalam Tibb al-A’immah, disebutkan:”Surah Al-Ikhlas dapat menjadi obat batin dan lahir bila dibaca dengan niat syifa (kesembuhan).”

Caranya:

Baca Surah Al-Ikhlas 7 kali, tiupkan ke air, lalu minumkan kepada orang sakit. Niatkan dengan penuh keyakinan.

  1. Dijaga dari Kematian Mendadak

              Rasulullah (saw):”Barang siapa membacanya setiap malam 10 kali, Allah akan jaga dia dari mati mendadak.”

Makna batinnya:

Karena surah ini menyatukan ruh dengan asalnya: Allah Yang Esa. Kematian tak akan datang tiba-tiba kepada ruh yang sedang berjalan menuju-Nya.

  1. Menghindarkan dari Waswas dan Gangguan Jin

Imam al-Baqir (as): “Bacalah Surah Al-Ikhlas 3 kali sebelum tidur, maka engkau akan aman dari jin dan syaitan.”

Cara praktis: Gabungkan dengan Ayat Kursi dan Mu’awwidzatain (Al-Falaq & An-Naas) — amalan ahlul makrifat di waktu malam.

  1. Melapangkan Hati yang Sedang Gelisah

Para arif Syiah sering menyarankan kepada muridnya: “Jika engkau resah, tenggelam dalam dunia, atau gundah dalam cinta—bacalah: Qul Huwa Allahu Ahad sebanyak 33 kali. Lalu diam, dan biarkan hatimu mendengar gema-Nya di dalam dirimu.”

Efeknya: Cahaya tauhid akan menenangkan batin, karena menghubungkan ruh dengan Wujud Yang Mutlak.

  1. Mendapat Pandangan dan Kasih Sayang Allah

Dalam Tafsir Imam Hasan Askari (as) disebut:”Orang yang membacanya dengan ikhlas, Allah akan memandangnya dengan pandangan rahmat 70 kali dalam sehari.”

Maknanya: “Pancaran kasih sayang Ilahi akan terus hadir dalam hidupnya, karena ia telah memanggil-Nya dengan nama Ahad.

  1. Meringankan Azab Kubur

Imam Shadiq (as):”Tidaklah seorang mukmin meninggal dunia lalu dibacakan padanya Surah Al-Ikhlas 100 kali oleh orang yang mencintainya, kecuali Allah akan ringankan azab kuburnya dan luaskan alam barzakh-nya.”

Aplikasi: Bacakan surah ini sebagai hadiah untuk arwah orang tua, guru, dan para mukmin.

  1. Untuk Cinta dan Kedekatan Hati

Diriwayatkan dalam kalangan arif Syiah: Seorang murid bertanya pada gurunya: “Aku merasa jauh dari Allah, bagaimana mendekat?”

Sang guru menjawab: “Cintailah Surah Al-Ikhlas. Ucapkan ‘Qul Huwa Allahu Ahad’ seperti seorang kekasih memanggil yang dicintainya. Maka hatimu akan ditarik ke Hadirat-Nya.”

*Penulis adalah Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran


Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment