Makna; ‎شَجَرَةِ النُّبُوَّةِ (Pohon Kenabian) (Bagian Terakhir)

Supa Athana - Entertainment
31 January 2025 09:46
Akar dan Sumber Kenabian – Melambangkan asal-usul dan sumber wahyu yang Allah turunkan kepada para nabi.

Penulis: Muhammad Taufiq Ali Yahya
             Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran

Para ahli makrifat dan hakikat, yang lebih fokus pada dimensi spiritual dan mistik Islam, memberikan penjelasan yang mendalam tentang شَجَرَةِ النُّبُوَّةِ (Syajaratun-Nubuwwah, Pohon Kenabian). Mereka menafsirkan konsep ini dengan pendekatan yang berorientasi pada pemahaman esoterik dan hubungan batin dengan wahyu dan realitas ilahi. Berikut adalah beberapa pandangan mereka:

1. Makrifat Tasawuf (Sufisme) tentang Pohon Kenabian:
Dalam pandangan tasawuf, Pohon Kenabian sering dihubungkan dengan “As-Syajarah Al-Hayatiyyah” (Pohon Kehidupan) yang mewakili kehidupan spiritual umat manusia.Para sufi melihat kenabian sebagai sumber cahaya yang menghidupkan hati manusia. Dalam hal ini, Nabi Muhammad ﷺ dianggap sebagai akar pohon yang mengalirkan ilmu dan hikmah ke dalam jiwa para pengikutnya. Para imam dan wali Allah (Ahlul Bait) dianggap sebagai cabang-cabang pohon ini yang terus-menerus memberi buah dalam bentuk pencerahan spiritual dan pengetahuan batin kepada umat manusia.

2. Konsep “Pohon Cahaya” dalam Makrifat:
Para ahli makrifat memandang bahwa Pohon Kenabian adalah simbol dari perjalanan spiritual seseorang yang dipenuhi dengan penerimaan wahyu dan kebenaran ilahi.Mereka mengartikan “pohon” sebagai simbol dari dimensi batin yang tumbuh dan berkembang dalam diri seorang yang mendapatkan pencerahan langsung dari Allah. Setiap cabang pohon yang keluar dari akar kenabian—yang dalam hal ini adalah Nabi Muhammad ﷺ—melambangkan berbagai jalan spiritual yang dapat diikuti untuk mencapai kedekatan dengan Allah.

3. Pandangan Hakikat dan Makrifat tentang Pohon Kenabian:
Dari perspektif hakikat (esensi), pohon ini dianggap sebagai simbol dari hakikat nur Muhammad yang hadir dalam diri setiap nabi dan imam.Ahli hakikat percaya bahwa “Pohon Kenabian” tidak hanya ada dalam bentuk fisik, tetapi juga merupakan simbol dari realitas ruhani yang menghubungkan dunia manusia dengan dunia ilahi. Pohon ini menggambarkan hubungan yang mendalam antara yang tampak (lahir) dan yang tersembunyi (batin).

4. “Pohon Kenabian” sebagai Jalan Spiritual yang Hidup:
Menurut para ahli makrifat, Pohon Kenabian tidak hanya sebuah simbol teori, tetapi juga sebuah jalan hidup yang harus ditempuh oleh para salik (penempuh jalan spiritual).Mereka menyatakan bahwa pohon ini adalah pembimbing yang mengarah pada perjalanan spiritual yang membawa seorang hamba untuk mengenal Tuhan.Jalan ini dimulai dari Nabi Muhammad ﷺ sebagai pusat cahaya dan meluas melalui para imam, yang menjadi pemimpin spiritual yang membimbing umat kepada Allah.

5. Hubungan Batini antara Akar, Cabang, dan Buah:
Para ahli makrifat juga menekankan hubungan batin antara akar, cabang, dan buah dalam pohon kenabian.Akar pohon dianggap sebagai Nabi Muhammad ﷺ, yang merupakan sumber kehidupan spiritual bagi umat manusia. Cabang-cabang pohon adalah para imam dan wali, yang terus memberikan buah berupa ilmu batin dan pencerahan kepada pengikut mereka. Buah dari pohon ini adalah pencerahan spiritual yang diterima oleh mereka yang berada di jalan kebenaran, yang menjadikan mereka lebih dekat dengan Allah.

Kesimpulan:
Bagi para ahli makrifat dan hakikat, Pohon Kenabian melambangkan jalan spiritual yang terbuka bagi umat manusia melalui Nabi Muhammad ﷺ dan para imam, yang menyampaikan ilmu ilahi dan cahaya kebenaran kepada umat manusia. Pohon ini bukan hanya sebuah simbol eksternal, tetapi juga representasi dari perjalanan batin seorang hamba yang berjalan menuju kedekatan dengan Allah. Para ahli makrifat melihat pohon ini sebagai sumber pencerahan yang menghubungkan dunia materi dengan dunia ilahi, mengarahkan jiwa-jiwa yang mencari kepada pencapaian spiritual tertinggi.

Menurut ahli hakikat Syiah, konsep شَجَرَةِ النُّبُوَّةِ (Syajaratun-Nubuwwah, Pohon Kenabian) dipahami dengan kedalaman spiritual dan esoterik yang khas. Dalam pandangan ini, Pohon Kenabian tidak hanya sekadar sebuah simbol literal, tetapi merupakan manifestasi dari cahaya ilahi yang menghubungkan dunia materi dengan dunia spiritual. Berikut adalah beberapa pandangan yang sering diajukan oleh para ahli hakikat Syiah:

1. Akar sebagai Sumber Ilahi (Nabi Muhammad ﷺ)
Menurut ahli hakikat Syiah, Nabi Muhammad ﷺ adalah akar dari pohon kenabian, yang merupakan pusat cahaya dan kebenaran.Nabi Muhammad ﷺ dianggap sebagai manifestasi dari Nur Muhammad—cahaya yang berasal dari Allah yang menghidupkan semesta. Dalam hal ini, pohon kenabian menggambarkan keberadaan ruhani Nabi Muhammad ﷺ yang tidak hanya ada pada masa fisiknya tetapi juga secara spiritual menghubungkan umat manusia dengan Allah.

2. Cabang-cabang sebagai Para Imam (Penerus Kenabian)
Para ahli hakikat Syiah memandang bahwa para imam dari Ahlul Bait, yang merupakan keturunan langsung dari Nabi Muhammad ﷺ, adalah cabang-cabang pohon kenabian. Mereka adalah penerus yang melanjutkan cahaya dan pengetahuan yang diberikan oleh Nabi.Imam-imam ini tidak hanya menjadi pemimpin dalam aspek duniawi tetapi juga sebagai pembimbing spiritual yang menyampaikan wahyu dan hakikat ilahi kepada umat.

3. Buah yang Terus Mengalir (Ilmu dan Pencerahan)
Dalam pandangan ahli hakikat Syiah, buah dari pohon kenabian adalah ilmu dan pencerahan yang terus mengalir melalui para imam. Buah ini melambangkan pengetahuan spiritual dan kebenaran ilahi yang tidak pernah terputus dan selalu tersedia bagi mereka yang ingin mencari. Para imam sebagai cabang-cabang pohon kenabian terus memberikan petunjuk melalui wahyu dan ajaran yang mereka sampaikan, yang memungkinkan umat untuk mencapai kedekatan dengan Allah.

4. Penyatuan antara Lahir dan Batin
Pohon kenabian, dalam pandangan ahli hakikat Syiah, menunjukkan hubungan antara dimensi lahir dan batin. Nabi Muhammad ﷺ sebagai akar pohon adalah manifestasi nyata dari wahyu Allah, sedangkan para imam sebagai cabang-cabang pohon mewakili dimensi batin yang lebih dalam dan esoterik dari ajaran Nabi. Pohon ini menggambarkan bahwa pemahaman yang benar tentang Islam tidak hanya terletak pada aspek lahiriah (hukum dan ritual) tetapi juga pada pemahaman batin yang hanya dapat dicapai melalui bimbingan para imam yang memiliki ilmu ladunni (ilmu yang diberikan langsung oleh Allah).

5. Kesinambungan Ilahi melalui Ahlul Bait
Para ahli hakikat Syiah juga menekankan bahwa Pohon Kenabian adalah simbol dari kesinambungan ilmu dan cahaya ilahi yang tidak terputus sepanjang waktu. Sejak Nabi Muhammad ﷺ hingga imam-imam yang datang setelahnya, pohon ini terus berbuah dalam bentuk ajaran yang membawa umat kepada hakikat kebenaran. Pohon kenabian menjadi jalan spiritual yang tidak hanya terbatas pada ajaran nabi atau imam-imam tertentu, tetapi merupakan jalan terbuka bagi setiap jiwa yang mencari kedekatan dengan Allah.

Kesimpulan:
Bagi ahli hakikat Syiah, Pohon Kenabian lebih dari sekadar simbol, tetapi merupakan manifestasi spiritual yang menggambarkan perjalanan ilahi dari Nabi Muhammad ﷺ hingga para imam yang mengikuti beliau. Pohon ini menunjukkan hubungan yang erat antara dunia materi dan dunia batin, dengan para imam yang melanjutkan ajaran dan cahaya kenabian dalam bentuk yang lebih mendalam dan esoterik. Dengan demikian, Pohon Kenabian menjadi simbol kesinambungan spiritual yang menghubungkan umat manusia dengan ilmu ladunni dan petunjuk ilahi.

Berikut adalah sepuluh cerita dan kisah yang terkait dengan شَجَرَةِ النُّبُوَّةِ (Syajaratun-Nubuwwah, Pohon Kenabian) dalam tradisi Syiah, yang memberikan pemahaman lebih dalam mengenai hubungan antara Nabi Muhammad ﷺ, Ahlul Bait, dan umat:

1. Kelahiran Nabi Muhammad ﷺ dan Cahaya yang Menerangi
Kisah ini menceritakan tentang kelahiran Nabi Muhammad ﷺ yang penuh mukjizat. Pada saat kelahirannya, dilaporkan bahwa cahaya yang keluar dari dirinya menerangi istana-istana di Persia. Ini dianggap sebagai tanda pertama dari Pohon Kenabian, dengan cahaya yang bersinar dari sumbernya.

2. Hadis Kisa’ (Penyebutan Ahlul Bait)
Dalam hadis ini, Nabi Muhammad ﷺ mengumpulkan putrinya Fatimah, menantunya Ali, dan kedua cucunya Hasan dan Husain di bawah selimut (kisa’), lalu Allah menurunkan ayat QS. Al-Ahzab: 33 tentang kesucian Ahlul Bait. Ini menegaskan posisi mereka sebagai cabang-cabang dari Pohon Kenabian yang diberkahi.

3. Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad ﷺ
Pada malam Isra’ dan Mi’raj, Nabi Muhammad ﷺ naik ke langit untuk menerima wahyu langsung dari Allah. Dalam pandangan Syiah, ini adalah perjalanan spiritual yang menunjukkan bagaimana Pohon Kenabian menghubungkan dunia manusia dengan dunia ilahi. Nabi Muhammad ﷺ menjadi pohon yang menciptakan cahaya, dan para imam sebagai cabang-cabang yang menerima pengetahuan langsung dari Allah.

4. Wasiat Nabi Muhammad ﷺ di Ghadir Khumm
Di Ghadir Khumm, Nabi Muhammad ﷺ dengan jelas menunjuk Ali bin Abi Thalib sebagai pemimpin umat setelah beliau. Dalam pandangan Syiah, ini adalah momen penetapan Ali sebagai cabang dari Pohon Kenabian yang melanjutkan kepemimpinan spiritual dan politik umat Islam.

5. Pernikahan Fatimah dan Ali
Fatimah Az-Zahra, putri Nabi Muhammad ﷺ, menikah dengan Ali bin Abi Thalib. Pernikahan ini dianggap sebagai penyatuan yang suci antara dua cabang dari Pohon Kenabian yang menghasilkan keturunan, yaitu Hasan dan Husain, yang akan menjadi pemimpin umat setelahnya.

6. Keutamaan Ali bin Abi Thalib (Kisah Penugasan di Gua Thaur)
Saat Nabi Muhammad ﷺ dan Abu Bakar berada di Gua Thaur untuk melarikan diri dari pengejaran Quraisy, Ali bin Abi Thalib menggantikan posisi Nabi di tempat tidurnya, menunjukkan kesetiaan dan pengorbanannya sebagai cabang utama dari pohon kenabian yang siap untuk mengambil peran penting dalam membimbing umat.

7. Kisah Imam Hasan dan Husain di Karbala
Imam Husain, cucu Nabi Muhammad ﷺ, memimpin perjuangan di Karbala untuk mempertahankan ajaran dan prinsip Islam yang benar. Kisah ini mencerminkan perjuangan para cabang dari Pohon Kenabian dalam menjaga kemurnian ajaran Islam, meskipun harus mengorbankan jiwa mereka.

8. Imam Ali dan Keutamaan di Perang Khaybar
Di Perang Khaybar, Imam Ali bin Abi Thalib berhasil membuka benteng Khaybar dengan kekuatan dan keberanian yang luar biasa. Kemenangan ini merupakan simbol dari pohon kenabian yang selalu memberikan buah berupa kemenangan dan petunjuk kepada umat, terutama dalam menghadapi kesulitan.

9. Imam Ali sebagai Penerus Ilmu Kenabian
Imam Ali dikenal sebagai sumber ilmu yang sangat mendalam, yang terus menerus diwariskan kepada para imam berikutnya. Dalam pandangan Syiah, ilmu yang dia miliki adalah buah dari Pohon Kenabian yang diwariskan kepada generasi Ahlul Bait, yang terus menyebarkan cahaya dan pengetahuan kepada umat.

10. Kisah Imam Mahdi (A.S.)
Imam Mahdi, sebagai imam yang tersembunyi, adalah puncak dari Pohon Kenabian yang diharapkan untuk kembali dan membawa keadilan serta kebenaran di dunia. Meskipun beliau tidak terlihat oleh umat, para Syiah percaya bahwa beliau adalah cabang terakhir dari Pohon Kenabian yang akan muncul untuk menyelamatkan umat dari penindasan dan kesesatan.

Kesimpulan:
Cerita-cerita di atas menggarisbawahi hubungan erat antara Pohon Kenabian dan Ahlul Bait, di mana Nabi Muhammad ﷺ adalah akar yang memberikan cahaya dan petunjuk, sementara para imam adalah cabang-cabang yang menyebarkan ilmu dan keadilan. Kisah-kisah ini menjadi inti dalam ajaran Syiah yang memandang bahwa para imam adalah penerus sah dari ajaran Nabi Muhammad ﷺ dan memiliki peran penting dalam kehidupan spiritual umat.

آشنایی با پیامبران - هدیه‌های آسمان دوم ابتدایی

Baca juga:
Jelang Daftar ke KPU, Gibran: Pak Prabowo Tenang Saja, Saya Sudah di Sini

Berikut adalah 10 manfaat dan doa terkait dengan konsep شَجَرَةِ النُّبُوَّةِ (Syajaratun-Nubuwwah, Pohon Kenabian), yang sangat dihargai dalam tradisi Syiah. Manfaat dan doa-doa ini berkaitan dengan berkat dan cahaya yang diyakini dapat diperoleh dari hubungan dengan Pohon Kenabian, yang terdiri dari Nabi Muhammad ﷺ dan Ahlul Bait.

1. Mendapatkan Petunjuk dan Cahaya Ilahi
Manfaat: Memahami dan mencintai Pohon Kenabian membawa seseorang lebih dekat kepada Allah. Ahlul Bait, sebagai cabang-cabang dari pohon ini, dianggap sebagai sumber cahaya yang membimbing umat ke jalan kebenaran dan petunjuk ilahi.

“Ya Allah, jadikanlah aku termasuk dalam pecinta keluarga Muhammad ﷺ, dan terangilah hatiku dengan iman dan kebenaran.”

2. Keberkahan dalam Hidup
Manfaat: Menyatu dengan ajaran Pohon Kenabian membawa keberkahan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Keluarga Nabi Muhammad ﷺ adalah sumber berkah, dan mencintai mereka membawa keberkahan dalam segala aspek hidup.

“Ya Allah, berikan berkah dalam umurku, rizkiku, dan kehidupanku dengan berkah cahaya Nabi dan keluarganya.”

3. Penyucian Diri dan Hati
Manfaat: Memahami Pohon Kenabian dan berdoa kepada Allah dengan menyebut nama Ahlul Bait membantu seseorang untuk menyucikan hati dan jiwa dari kekotoran duniawi.

“Ya Allah, sucikanlah hatiku dari kemunafikan dan riya, dan hiasi aku dengan iman dan keyakinan.”

4. Mendapatkan Perlindungan dari Musuh dan Kejahatan
Manfaat: Pohon Kenabian memberikan perlindungan dari kejahatan duniawi dan spiritual, karena mereka yang dekat dengan keluarga Nabi dilindungi oleh cahaya ilahi yang mengelilingi mereka.

“Ya Allah, lindungilah aku dari segala keburukan dan letakkan aku dalam perlindungan keluarga Muhammad ﷺ.”

5. Meningkatkan Ketakwaan dan Iman
Manfaat: Menyebut nama Ahlul Bait dalam doa dan kehidupan sehari-hari meningkatkan ketakwaan dan memperkuat iman, karena mereka adalah contoh teladan dalam ketakwaan dan kedekatan dengan Allah dan syarat terkabulnya doa.

“Ya Allah, tambahkanlah imanku dan ketakwaanku, dan masukkanlah aku dalam rahmat dan ampunan-Mu.”

6. Mendapatkan Syafaat Nabi Muhammad ﷺ dan Ahlul Bait as
Manfaat: Mencintai dan mengikuti Pohon Kenabian akan mendatangkan syafaat (pertolongan) Nabi Muhammad ﷺ dan para imam Ahlul Bait pada Hari Kiamat, sebagai bentuk kasih sayang dan belas kasih mereka kepada umat.

“Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang yang menerima syafaat dan jadikanlah syafaat Nabi dan keluarga beliau untukku di hari kiamat.”

7. Mendapatkan Ilmu dan Hikmah
Manfaat: Melalui Pohon Kenabian, seseorang bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih dalam tentang ajaran Islam. Para imam Ahlul Bait dianggap sebagai sumber ilmu dan hikmah yang membawa umat kepada pemahaman hakikat agama.

“Ya Allah, bukakanlah bagiku pintu ilmu dan hikmah, dan karuniakan aku pemahaman dalam agamamu.”

8. Meningkatkan Keberanian dalam Memperjuangkan Kebenaran
Manfaat: Pohon Kenabian memberikan kekuatan spiritual untuk berbicara kebenaran dan memperjuangkan keadilan meskipun menghadapi tantangan. Cinta terhadap Ahlul Bait menginspirasi umat untuk tidak takut dalam menegakkan hak.

“Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang yang berkata benar, membela kebenaran, dan mendukungnya dengan kebijaksanaan.”

9. Meningkatkan Rasa Cinta dan Kesetiaan kepada Ahlul Bait
Manfaat: Dengan mencintai dan mengikuti Ahlul Bait, seseorang mendapat kedekatan dengan Nabi Muhammad ﷺ dan kedamaian hati. Cinta ini membawa kepada kedamaian batin dan ketenangan.

“Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang yang mencintai keluarga Muhammad ﷺ dan setia kepada mereka di dunia dan akhirat.”

10. Penyelesaian Masalah dan Kesulitan
Manfaat: Menyebut nama Pohon Kenabian dalam doa dipercaya dapat membantu menyelesaikan masalah hidup dan menghadapi kesulitan, karena keberkahan yang datang dari keluarga Nabi membawa pertolongan Allah.

“Ya Allah, jadikanlah setiap yang aku lakukan dalam hidupku sebagai sebab untuk membuka jalan keluar dari segala kesulitan dan masalah.”

Kesimpulan:
Pohon Kenabian membawa banyak manfaat spiritual bagi umat yang mencintai dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad ﷺ dan Ahlul Bait. Melalui doa-doa ini, umat Islam Syiah berharap mendapatkan keberkahan, ilmu, perlindungan, dan syafaat dari keluarga Nabi, serta hidup yang penuh dengan cahaya ilahi dan petunjuk.

🌺♥️🌹Sholawat Pohon Kenabian (Syabaniyah) 🌺♥️🌹
 
Shalawat ini dianjurkan dibaca di bulan Sya’ban setiap matahari tergelincir, juga dianjurkan dibaca di malam Nishfu Sya’ban.
بِسْمِ الله الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، شَجَرَةِ النُّبُوَّةِ، وَمَوْضِعِ الرِّسالَةِ، وَمُخْتَلَفِ المَلائِكَةِ، وَمَعْدِنِ العِلْمِ، وَأَهْلِ بَيْتِ الوَحْيِ، 
Bismillahirrohmaanitrohiim
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad syajaratin nubuwwah, wa mawdhi’ir risâlah, wa mukhtalifil malâikah, wa ma’dinil ‘ilmi, wa ahli baytil wahyi.
Dengan Asma Allah yang maha pengasih maha penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya pohon kenabian, pengemban risalah, tempat silih-berganti turunnya para malaikat, khazanah ilmu, keluarga tempat turunnya wahyu.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، الفُلْكِ الجارِيَةِ فِي اللُّجَجِ الغامِرَةِ، يَأْمَنُ مَنْ رَكِبَها، وَيَغْرَقُ مَنْ تَرَكَها، المُتَقَدِّمُ لَهُمْ مارِقٌ، وَالمُتَأَخِرُ عَنْهُمْ زاهِقٌ، وَاللازِمُ لَهُمْ لاحِقٌ،
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad al-fulkil jâriyah fil lujajil ghâmirah, ya’manu man rakibaha, wa yaghraqu man tarakaha, al-mutaqaddimu lahum mâriq, wal-mutaakhkhiru ‘anhum zâhiq, wal-lâzimu lhum lâhiq.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad bahtera yang mengarungi gelombang samudera yang bergemuruh, selamatlah orang yang menaikinya dan tenggelamlah orang yang meninggalkannya, tersesatlah orang yang mendahului mereka, binasalah orang yang tertinggal dari mereka dan beruntunglah orang yang mengikuti mereka.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، الكَهْفِ الحَصِينِ، وَغِياثِ المُضْطَرِّ المُسْتَكِينِ، وَمَلْجَأِ الهارِبِينَ وَعِصْمَةِ المُعْتَصِمينَ،
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad al-kahfil hashîn, wa ghiyâtsil mudhtharril mustakîn, wa maljail hâribîn, wa ‘ishmatil mu’tshimîn.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad benteng yang kokoh, penolong orang-orang yang menderita dan kesulitan, pelindung mereka yang ketakutan, dan penjaga mereka yang mencari perlindungan.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، صَلاةً كَثِيرَةً تَكُونُ لَهُمْ رِضاً، وَلِحَقِّ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ أَداءً وَقَضاءً، بِحَوْلٍ مِنْكَ وَقُوَّةٍ يا رَبَّ العالَمينَ، 
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad shalâtan katsîrah, takûnu lahum ridhâ, wa lihaqqi Muhammadin wa âli Muhammadin adâan wa wa qadhâan, bihawlin minka wa quwwatin yâ Rabbal ‘alamîn.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad shalawat yang banyak, yang membuat mereka ridha. Karena hak Muhammad dan keluarga Muhammad daku melakukan dan menunaikan, dan dengan daya dan kekuatan dari-Mu ya Rabbal ‘alamin.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، الطَيِّبِينَ الأَبْرارِ الأَخْيارِ، الَّذِينَ أَوْجَبْتَ حُقُوقَهُمْ، وَفَرَضْتَ طاعَتَهُمْ وَوِلايَتَهُمْ،
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad ath-thayyibînal abrâril akhyâr, alladzî awjabta huqûqahum, wa faradhta thâ’atahum wa wilâyatahum.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad yang baik dan terpilih, yang Kau tetapkan hak-hak mereka, dan Kau wajibkan ketaatan kepada mereka dan berwilayah kepada mereka.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، وَاعْمُرْ قَلْبِي بِطاعَتِك،َ وَلا تُخْزِنِي بِمَعْصِيَتِكَ، وَارْزُقْنِي مُوَاسَاةَ مَنْ قَتَّرْتَ عَلَيْهِ مِنْ رِزْقِكَ بِما وَسَّعْتَ عَلَيَّ مِنْ فَضْلِكَ، وَنَشَرْتَ عَلَيَّ مِنْ عَدْلِكَ، وَأَحْيَيْتَنِي تَحْتَ ظِلِّكَ،
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad, wa’mur qalbî bithâ’atika, wa lâ tukhzinî bima’shiyatika, warzuqnî muwâsâta man qattarta ‘alayhi mir rizqika bimâ wassa’ta ‘alayya min fadhlika, wa nasyarta ‘alayya min ‘adlika, wa ahyaytani tahta zhillika.
Ya Allah, penuhi hatiku dengan ketaatan pada-Mu, jangan hinakan aku dengan kemaksiatan pada-Mu. Anugerahkan padaku rizki yang luas dari karunia-Mu sehingga aku dapat menolong orang sedikitkan rizkinya, dengan rizki yang telah Kau limpahkan padaku, keadilan-Mu yang Kau karuniakan padaku, dan Kau hidupkan daku di bawah naungan-Mu.
وَهذا شَهْرُ نَبِيِّكَ سَيِّدِ رُسُلِكَ، شَعْبانُ الَّذِي حَفَفْتَهُ مِنْكَ بِالرَّحْمَةِ وَالرِّضْوانِ، الَّذِي كانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّىٰ اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ يَدْأَبُ فِي صِيامِهِ وَقِيامِهِ، فِي لَيالِيهِ وَأَيَّامِهِ، بُخُوعاً لَكَ فِي إِكْرامِهِ وَإِعْظامِهِ إِلَىٰ مَحَلِّ حِمامِهِ،
Wa hâdzâ syahru nabiyyika sayyidi rusulika, sya’bânul ladzî hafaftahu minka bir-rahmati war-ridhwân, allâdzî kâna Rasûlullâhi shallallâhu ‘alayhi wa âlihi wa sallam yad-abu fî shiyâmihi wa qiyâmihi fî layâlihi wa ayyâmihi, bukhû’an laka fi ikrâmihi wa i’zhâmihi ilâ mahalli himâmihi.
Ini adalah bulan Nabi-Mu penghulu para rasul. Yaitu bulan Sya’ban, bulan yang Engkau liputi dengan rahmat dan ridha-Mu, bulan Rasulullah saw bersungguh-sungguh dalam melakukan puasa dan ibadah di saat-saat malamnya dan siangnya karena kerinduan pada-Mu sehingga Kau muliakan dia dan Kau agungkan dia sampai ia kembali ke haribaan-Mu.
 اللَّهُمَّ فَأَعِنَّا عَلىٰ‌الاسْتِنانِ بِسُنَّتِهِ فِيهِ، وَنَيْلِ الشَّفاعَةِ لَدَيهِ، اللَّهُمَّ وَاجْعَلْهُ لِي شَفِيعاً مُشَفَّعاً، وَطَرِيقاً إِلَيْكَ مَهْيَعاً،
Allâhumma fa-a’innâ ‘alal istinâni bisunnatihi fîhi, wa naylisy syafâ’ati ladayhi. Allâhumma waj’alhulî syafî’an musyaffa’an, wa tharîqan ilayka mahî’an.
Ya Allah, bantulah kami di dalamnya untuk mengikuti sunnahya dan memperoleh syafaatnya. Ya Allah, jadikan beliau pemberi syafaat bagiku dan diizinkan memberi syafaat bagiku. Jadikan beliau jalan yang terang bagiku untuk menuju-Mu.
وَاجْعَلْنِي لَهُ مُتَّبِعاً، حَتَّىٰ أَلْقاكَ يَوْمَ القِيامَةِ عَنِّي راضِياً، وَعَنْ ذُنُوبِي غاضِياً، قَدْ أَوْجَبْتَ لِي مِنْكَ الرَّحْمَةَ وَالرِّضْوانَ، وَأَنْزَلْتَنِي دارَ القَرارِ وَمَحَلَّ الأَخْيارِ
Waj’alnî lahu muttabi’an hattâ alqâka yawmal qiyâmati ‘annî râdhiyan, wa ‘an dzunûbî ghâdhiyan, qad awjabtalî minkar rahmata war-ridhwân, wa anzaltanî dâral qarâri wa mahallil akhyâr.

Jadikan aku pengikutnya sehingga Engkau ridha padaku di hari kiamat, Engkau ampuni dosa-dosaku dan Engkau wajibkan bagiku rahmat dan ridha-Mu. Tempatkan aku di tempat yang abadi dan kediaman yang pilihan.

(Mafâtihul Jinân, bab2, bulan Sya’ban)

Allahumma baarik lana fii Rojab, wa sya’ban wa balighnaa Romadhon
Ya Allah berkahi kami di bulan Rajab, Syaban dan sampaikan kami pada puncak keberkahan bulan Romadhon. Ilahi Amin!!
Mohon Doanya!!


Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment