Makna Mendoakan Orang Lain (Bagian Pertama)

Penulis: Muhammad Taufiq Ali Yahya
Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran
Berikut makna dari mendoakan orang lain:
- Tanda Kasih Sayang dan Kepedulian
Mendoakan orang lain menunjukkan rasa cinta, kepedulian, dan solidaritas terhadap sesama, baik keluarga, teman, maupun orang yang tidak kita kenal.
- Meningkatkan Kebaikan Hati
Ketika seseorang mendoakan orang lain, ia membersihkan hatinya dari sifat iri, dengki, atau kebencian, dan menggantinya dengan kebaikan dan ketulusan.
- Mendapatkan Doa dari Malaikat
Dalam ajaran Islam, malaikat akan berkata “Amin, dan untukmu seperti yang kamu doakan untuknya,” saat seseorang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuannya.
- Menjalin Persaudaraan
Mendoakan orang lain memperkuat hubungan persaudaraan dan silaturahmi, meskipun tanpa bertemu langsung.
- Menghapus Dosa
Mendoakan sesama dianggap sebagai amal baik yang dapat membantu menghapus dosa-dosa kecil.
- Mengundang Rezeki dan Kebaikan
Doa untuk orang lain dapat membuka pintu rezeki bagi si pendoa dan menjauhkan dirinya dari bencana.
- Meningkatkan Keimanan dan Keikhlasan
Dengan mendoakan orang lain, seseorang memperkuat keyakinannya pada kekuasaan Allah dan berlatih untuk berbuat baik tanpa pamrih.
- Mengurangi Beban Orang Lain
Doa adalah bentuk dukungan spiritual yang dapat meringankan beban dan kesedihan orang lain, terutama dalam situasi sulit.
- Dicatat sebagai Amal Jariyah
Mendoakan orang lain adalah bentuk kebaikan yang tidak memerlukan biaya, tetapi memiliki pahala yang besar di sisi Allah.
- Menghindarkan dari Egoisme
Dengan mendoakan orang lain, seseorang belajar untuk tidak hanya fokus pada dirinya sendiri, melainkan juga peduli pada kesejahteraan orang lain.
Mendoakan orang lain bukan hanya amal yang mudah dilakukan, tetapi juga memiliki banyak manfaat baik secara spiritual maupun emosional bagi si pendoa dan yang didoakan.
Berikut adalah beberapa makna dan keutamaan mendoakan orang lain berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an:
- Bentuk Persaudaraan Sejati
Allah memuji orang-orang yang mendoakan saudara mereka, baik yang hidup maupun yang telah meninggal:
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: ‘Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu daripada kami, dan janganlah Engkau jadikan dalam hati kami rasa dengki terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.’”
(QS. Al-Hasyr: 10)
- Menghilangkan Kedengkian
Ayat di atas juga menunjukkan bahwa mendoakan orang lain adalah cara untuk membersihkan hati dari rasa dengki dan iri terhadap sesama mukmin.
- Menguatkan Hubungan dengan Orang Lain
“Tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan.”
(QS. Al-Ma’idah: 2)
Mendoakan orang lain adalah bentuk tolong-menolong dalam kebaikan yang dianjurkan oleh Allah.
- Dukungan untuk Orang Beriman
Nabi Ibrahim (as) mendoakan ayahnya, keluarganya, dan umatnya:
“Wahai Rabb kami! Ampunilah aku, kedua orang tuaku, dan semua orang mukmin pada hari diadakan perhitungan (hari kiamat).”
(QS. Ibrahim: 41)
- Menghindarkan Diri dari Azab
Dalam kisah Nabi Nuh (as), ia mendoakan keselamatan umatnya dan memohon ampunan kepada Allah untuk mereka:
“Ya Tuhanku, ampunilah aku, kedua orang tuaku, orang yang masuk ke rumahku dalam keadaan beriman, dan semua orang yang beriman laki-laki maupun perempuan, dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim selain kebinasaan.” (QS. Nuh: 28)
- Bukti Keimanan dan Keikhlasan
Orang-orang beriman selalu berdoa untuk kebaikan orang lain, seperti dalam firman Allah:
“Dan mohonlah ampun bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.”
(QS. Muhammad: 19)
- Mengharapkan Ridha Allah
Mendoakan orang lain adalah bentuk ibadah dan mengharap keridhaan Allah, sebagaimana firman-Nya:
“Mereka berdoa kepada Allah dengan rasa takut dan harap.”
(QS. As-Sajdah: 16)
- Menjaga Persatuan Umat
Allah menyuruh umat Islam untuk menjaga persatuan dengan saling mendukung dan mendoakan, seperti disebutkan dalam:
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”
(QS. Al-Hujurat: 10)
- Dicatat Sebagai Amal Saleh
Segala doa dan perbuatan baik akan dicatat oleh Allah sebagai amal saleh: “Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”
(QS. Az-Zalzalah: 7)
- Memperoleh Berkah dari Allah
Dalam Al-Qur’an, Nabi Musa (as) berdoa untuk Nabi Harun (as) agar dia menjadi pendampingnya dalam menyampaikan risalah:
“Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, yaitu Harun, saudaraku.”
(QS. Thaha: 29-30)
Ini menunjukkan bahwa mendoakan orang lain dapat membawa berkah, kekuatan, dan kemudahan dari Allah.
Mendoakan orang lain adalah ibadah yang sangat dianjurkan dalam Al-Qur’an, yang tidak hanya mendatangkan kebaikan bagi orang yang didoakan, tetapi juga untuk diri kita sendiri.
Berikut adalah beberapa makna dan keutamaan mendoakan orang lain berdasarkan hadis Nabi Muhammad (saw) dan para Imam Ahlul Bait (as):
- Doa Malaikat untuk Si Pendoa
Rasulullah (saw) bersabda:
“Doa seorang Muslim untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya akan dikabulkan. Di atas kepalanya ada malaikat yang ditugaskan, setiap kali ia berdoa untuk saudaranya dengan kebaikan, malaikat itu berkata: ‘Amin, dan untukmu juga seperti itu.’”
(HR. Muslim)
- Menghapus Kedengkian
Imam Ali (as) berkata:
“Barang siapa berdoa untuk mukminin dan mukminat sebanyak 25 kali setiap hari, Allah akan mencabut rasa dengki dari hatinya dan mencatatnya sebagai salah satu dari orang-orang pilihan (abdal).”
(Bihar al-Anwar, Juz 93, hal. 371)
- Mendapatkan Pahala yang Berlipat
Imam Shadiq (as) bersabda:
“Doa seorang Muslim untuk saudaranya di belakangnya akan membawa rezeki bagi si pendoa dan menjauhkan bencana darinya. Malaikat berkata kepadanya: ‘Untukmu dua kali dari apa yang engkau doakan untuknya.’”
(Tsawab al-A’mal, hal. 153)
- Cara Terbaik untuk Memohon Ampunan
Nabi Musa (as) pernah bertanya kepada Allah:
“Wahai Tuhanku, bagaimana aku bisa berdoa kepada-Mu dengan lisan yang tidak pernah bermaksiat kepada-Mu?”
Allah menjawab:
“Berdoalah untuk orang lain, karena lisanmu tidak pernah bermaksiat kepada-Ku untuk mereka.”
(Bihar al-Anwar, Juz 93, hal. 359)
- Doa yang Paling Cepat Dikabulkan
Imam Muhammad al-Baqir (as) berkata:
“Doa yang paling cepat dikabulkan adalah doa seorang saudara untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya.”
(Al-Kafi, Juz 2, hal. 507)
- Bukti Ketulusan dan Keimanan
Imam Shadiq (as) berkata:
“Fatimah (as) ketika berdoa selalu mendoakan orang-orang beriman sebelum dirinya sendiri. Ketika ditanya mengapa, ia menjawab: ‘Tetangga dulu, baru rumah.’”
(Bihar al-Anwar, Juz 93, hal. 388)
- Mengundang Rezeki dan Menjauhkan Bala
Imam Baqir (as) bersabda:
“Biasakanlah berdoa untuk saudara-saudaramu di belakang mereka, karena itu akan melimpahkan rezekimu dan menjauhkan bala darimu.”
(Bihar al-Anwar, Juz 93, hal. 386)
- Menjaga Persaudaraan dan Solidaritas
Rasulullah (saw) bersabda:
“Doa seorang mukmin untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya adalah tanda cinta dan persaudaraan di antara umat Islam.”
(Kanz al-Ummal, Juz 2, hal. 98)
- Menghapus Dosa
Imam Ali (as) berkata:
“Mendoakan orang lain adalah salah satu cara terbaik untuk menghapus dosa-dosa kecilmu.”
(Ghurar al-Hikam)
- Bukti Kasih Sayang Allah
Rasulullah (saw) bersabda:
“Sesungguhnya Allah Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Dia malu jika ada seorang hamba yang berdoa untuk kebaikan saudaranya, lalu doa itu tidak dikabulkan.”
(Sunan Tirmidzi)
Mendoakan orang lain adalah amalan yang dianjurkan dalam Islam, yang tidak hanya membawa manfaat bagi yang didoakan, tetapi juga mendatangkan berkah, pahala, dan kebaikan bagi si pendoa.
Berikut adalah pandangan beberapa mufasir terkenal tentang makna dan keutamaan mendoakan orang lain berdasarkan Al-Qur’an dan tafsir mereka:
- Tafsir Al-Qurthubi
Dalam menafsirkan QS. Al-Hasyr: 10, Al-Qurthubi menjelaskan bahwa ayat ini menunjukkan keutamaan mendoakan orang-orang beriman, termasuk mereka yang telah meninggal. Ayat ini menanamkan nilai persaudaraan dan cinta kasih dalam Islam, serta mengajarkan umat untuk tidak menyimpan kedengkian terhadap sesama Muslim. Al-Qurthubi juga menyebutkan bahwa doa ini adalah bentuk rendah hati kepada Allah.
- Tafsir Ibnu Katsir
Ibnu Katsir menekankan bahwa mendoakan orang lain adalah amalan yang mempererat persaudaraan di antara kaum Muslimin. Ketika membahas QS. Muhammad: 19, ia mencatat bahwa Nabi Muhammad (saw) diperintahkan untuk memohon ampun tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang-orang beriman, baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini menunjukkan pentingnya saling mendoakan sebagai bentuk ibadah.
Baca juga:
Ini Reaksi Taliban Soal Perang Hamas-Israel
- Tafsir Al-Mizan (Allamah Thabathaba’i)
Dalam tafsir QS. Nuh: 28, Allamah Thabathaba’i menjelaskan bahwa doa Nabi Nuh (as) untuk umatnya mencerminkan rasa kasih sayang dan tanggung jawab para nabi terhadap umat mereka. Mendoakan orang lain adalah cerminan dari keikhlasan dan kesucian hati seseorang yang benar-benar menginginkan kebaikan bagi orang lain, bahkan untuk generasi yang akan datang.
- Tafsir Jalalain
Dalam tafsir QS. Al-Hasyr: 10, Jalalain menafsirkan bahwa doa “Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu” adalah pelajaran penting untuk menunjukkan rasa hormat kepada pendahulu kita dalam keimanan, serta melarang sikap iri hati dan kedengkian. Doa ini menjadi cara untuk menjaga hati tetap bersih dan memupuk cinta kepada sesama.
- Tafsir Ruhul Ma’ani (Al-Alusi)
Al-Alusi menjelaskan bahwa mendoakan orang lain, terutama dalam ketidakhadiran mereka, adalah tanda ketulusan iman. Dalam tafsir QS. Al-Hujurat: 10, ia menyebutkan bahwa doa dapat menjadi sarana mendamaikan hati yang bertikai, sehingga menjaga persaudaraan di antara kaum Muslimin.
- Tafsir Fakhruddin Al-Razi
Al-Razi dalam menafsirkan QS. Muhammad: 19 menyatakan bahwa memohon ampunan untuk sesama Muslim adalah bentuk nyata dari saling mendukung dalam kebaikan (ta’awun alal birri wat taqwa). Hal ini juga menumbuhkan sikap peduli kepada nasib spiritual orang lain, bukan hanya kepada diri sendiri.
- Tafsir Al-Kashaf (Az-Zamakhsyari)
Dalam menafsirkan QS. Al-Hasyr: 10, Az-Zamakhsyari menekankan pentingnya menjaga kebersihan hati. Doa untuk orang lain mencerminkan keimanan yang matang, karena orang yang beriman sejati akan mendahulukan orang lain dalam doa mereka, sebagaimana diajarkan dalam ajaran Islam.
- Tafsir Ma’alim at-Tanzil (Al-Baghawi)
Al-Baghawi menyoroti QS. Al-Hasyr: 10 sebagai contoh doa yang sempurna. Ia menyebutkan bahwa doa ini mengajarkan umat Islam untuk mengingat saudara-saudara mereka yang telah berjuang lebih dahulu dalam jalan keimanan dan memohon agar hati tetap bersih dari sifat buruk seperti iri dan dengki.
- Tafsir Sayyid Qutb (Fi Zilalil Quran)
Sayyid Qutb dalam menafsirkan QS. Al-Hasyr: 10 menekankan bahwa doa untuk orang lain mencerminkan persatuan umat. Dengan memohon kebaikan bagi saudara seiman, seseorang turut menyumbang pada harmoni sosial dan spiritual di antara umat Islam.
- Tafsir Shafi (Imam As-Suyuthi)
Imam As-Suyuthi menegaskan bahwa doa untuk orang lain, terutama yang dilakukan secara ikhlas, adalah salah satu bentuk ibadah yang mendatangkan pahala besar. Dalam tafsir QS. Nuh: 28, ia menjelaskan bahwa Nabi Nuh (as) memberikan contoh bagaimana doa untuk orang lain tidak hanya membawa keberkahan bagi si pendoa, tetapi juga menjadi sarana perlindungan bagi umat dari azab.
Kesimpulannya, para mufasir sepakat bahwa mendoakan orang lain adalah amalan yang mulia, mempererat persaudaraan, menghilangkan kedengkian, dan mendatangkan keberkahan, sebagaimana ditekankan dalam Al-Qur’an dan ditafsirkan oleh ulama. Berdoa untuk Semua Saudara Dalam Ikatan Nur Nabi Muhammad SAW. (Foto: Istimewa)
Berikut adalah pandangan mufasir Syiah mengenai keutamaan dan makna mendoakan orang lain berdasarkan tafsir mereka terhadap ayat-ayat Al-Qur’an:
- Allamah Thabathaba’i (Tafsir Al-Mizan)
Dalam menafsirkan QS. Al-Hasyr: 10:
“Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman sebelum kami…”,
Allamah Thabathaba’i menekankan bahwa ayat ini mengajarkan pentingnya menjaga solidaritas antar umat beriman di sepanjang generasi. Mendoakan saudara seiman, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal, adalah tanda keimanan yang ikhlas. Doa ini juga menunjukkan bagaimana Islam mendukung persatuan dan saling kasih sayang di antara kaum Muslimin.
Beliau juga menambahkan bahwa doa ini bertujuan untuk membersihkan hati dari penyakit seperti iri dan kebencian, karena tidak ada tempat untuk kedengkian di antara mereka yang beriman.
- Syekh Muhammad Husain Thabarsi (Tafsir Majma’ Al-Bayan)
Dalam tafsir QS. An-Nisa: 32:
”…Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang Allah berikan kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain…”,
Syekh Thabarsi menjelaskan bahwa salah satu cara untuk melawan iri hati adalah dengan mendoakan orang lain. Dengan doa, hati menjadi lebih tenang, dan pendoa mendapatkan pahala dari Allah. Ia juga menjelaskan bahwa doa untuk orang lain adalah bagian dari rasa syukur atas karunia Allah yang diberikan kepada mereka.
Dalam konteks doa untuk sesama Muslim, ia menegaskan bahwa mendoakan kebaikan bagi saudara seiman adalah bukti cinta dan rasa tanggung jawab sebagai bagian dari umat.
- Imam Khomaini (Tafsir Surat Al-Fatihah)
Dalam tafsirnya, Imam Khomaini membahas doa yang bersifat kolektif seperti dalam QS. Al-Fatihah: 5-7, di mana kata-kata seperti “kami” (ihdinas siratal mustaqim) digunakan. Beliau menekankan bahwa Islam mendorong umat untuk tidak hanya memikirkan diri sendiri dalam doa, tetapi juga untuk mendoakan orang lain.
Menurutnya, mendoakan orang lain adalah bentuk manifestasi dari tauhid, karena seorang mukmin melihat dirinya sebagai bagian dari umat yang satu, dan kebaikan untuk orang lain berarti kebaikan untuk dirinya sendiri.
- Allamah Muhammad Jawad Mughniyah (Tafsir Al-Kasyaf fi Dhiya Al-Quran)
Dalam menafsirkan QS. Nuh: 28, yang merupakan doa Nabi Nuh (as) untuk umatnya:
“Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, dan siapa saja yang memasuki rumahku dalam keadaan beriman, dan semua orang mukmin laki-laki dan perempuan…”,
Allamah Mughniyah menekankan bahwa mendoakan orang lain adalah tanda cinta kasih para nabi terhadap umat mereka. Doa semacam ini juga menunjukkan keikhlasan yang tidak terbatas pada kebutuhan pribadi, tetapi lebih kepada kesejahteraan kolektif umat manusia.
- Ayatullah Nasir Makarim Shirazi (Tafsir Al-Amthal)
Dalam tafsir QS. Muhammad: 19:
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah, dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi dosa-dosa orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan…”,
Ayatullah Makarim Shirazi menjelaskan bahwa ayat ini menunjukkan bagaimana para pemimpin agama, termasuk Nabi Muhammad (saw), diberi tugas untuk memohon ampun tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk umat.
Beliau menambahkan bahwa mendoakan orang lain adalah bentuk cinta yang tulus, yang membawa pahala berlipat ganda kepada pendoa, karena hal ini memperkuat persaudaraan dan memadamkan permusuhan di antara umat.
- Syekh Tabarsi (Tafsir Al-Burhan)
Dalam menafsirkan QS. Al-Hasyr: 10, Syekh Tabarsi menyebutkan riwayat dari Imam Ali (as):
“Jika kamu ingin doamu dikabulkan, maka mulailah dengan mendoakan saudara-saudaramu sebelum dirimu sendiri.”
Penafsiran ini menekankan bahwa doa untuk orang lain akan membuka pintu rahmat Allah, tidak hanya bagi mereka yang didoakan, tetapi juga bagi si pendoa.
Dalam tafsir ini juga dijelaskan bahwa doa kolektif mencerminkan kesatuan umat Islam dan menghilangkan perasaan egois.
- Allamah Sayyid Muhammad Husain Thabathaba’i (Tafsir Al-Mizan, QS. An-Nisa: 64)
Dalam membahas fungsi para nabi sebagai pengantara doa dan permohonan ampun, Allamah Thabathaba’i menekankan bahwa orang-orang yang beriman juga bisa saling mendoakan untuk mendapatkan pengampunan dan rahmat Allah. Mendoakan orang lain mencerminkan rasa saling peduli dan keikhlasan dalam persaudaraan.
Kesimpulan:
Mufasir Syiah menekankan bahwa mendoakan orang lain adalah:
- Bentuk persaudaraan sejati di antara umat Islam.
- Cara untuk menghilangkan penyakit hati seperti iri dan dengki.
- Tindakan yang membawa keberkahan, baik bagi si pendoa maupun yang didoakan.
- Salah satu cara untuk memperkuat kesatuan umat dan rasa cinta kasih.
- Bukti keikhlasan dan kasih sayang yang mencerminkan nilai-nilai tauhid.
Pandangan ini sejalan dengan ajaran Al-Qur’an dan hadis, yang menempatkan doa untuk orang lain sebagai salah satu amal yang sangat dianjurkan.
Berikut adalah beberapa hadis dari sumber Syiah yang menjelaskan makna dan keutamaan mendoakan orang lain:
- Doa untuk Orang Lain Mendatangkan Pahala Berlipat
Imam Ja’far Shadiq (as) berkata:
“Doa seorang Muslim untuk saudaranya dalam ketidakhadirannya akan mendatangkan rezeki kepada pendoa dan menjauhkan bencana darinya. Malaikat akan berkata kepadanya: ‘Untukmu dua kali lipat dari apa yang kamu minta untuk saudaramu.’”
(Tsaubul A’mal, halaman 153).
Hadis ini menegaskan bahwa mendoakan orang lain tidak hanya bermanfaat untuk orang yang didoakan, tetapi juga menjadi berkah bagi si pendoa dengan memberikan balasan berlipat ganda.
- Doa untuk Orang Lain Lebih Cepat Dikabulkan
Imam Muhammad Al-Baqir (as) berkata:
“Doa yang paling cepat dikabulkan adalah doa seorang mukmin untuk saudaranya di belakangnya (tanpa diketahui), karena malaikat akan berkata: ‘Amin, dan untukmu yang serupa.’”
(Al-Kafi, jilid 2, halaman 507).
Hadis ini menunjukkan bahwa mendoakan orang lain secara ikhlas memiliki kekuatan besar, karena melibatkan persetujuan malaikat dalam mengabulkan doa tersebut.
- Filosofi Mendoakan Orang Lain
Imam Ja’far Shadiq (as) menyampaikan:
“Jika seseorang memulai doa dengan memohon kebaikan untuk saudaranya sebelum dirinya sendiri, doa tersebut akan diijabah lebih dahulu, karena malaikat berkata: ‘Amin, dan untukmu dua kali lipatnya.’”
(Al-Kafi, jilid 2, halaman 508).
Hal ini mengajarkan bahwa mendoakan orang lain sebelum diri sendiri adalah tanda keikhlasan, sekaligus cara untuk mendahulukan kepentingan orang lain.
- Fatimah Az-Zahra (as): Mengutamakan Orang Lain dalam Doa
Diriwayatkan bahwa Sayyidah Fatimah Az-Zahra (as) selalu memulai doanya dengan mendoakan orang lain sebelum dirinya sendiri. Ketika ditanya alasan di balik hal ini, beliau menjawab:
“Tetangga lebih dahulu daripada keluarga.”
(Al-Mustadrak, jilid 5, halaman 85).
Hadis ini menekankan pentingnya sikap altruistik dalam doa, yaitu mendahulukan kepentingan orang lain sebagai bentuk kasih sayang dan empati.
- Doa untuk Sesama Menjaga Kesucian Hati
Imam Ali (as) berkata:
“Barang siapa yang berdoa untuk saudara-saudara mukminnya, maka Allah akan mencabut sifat dengki dari hatinya.”
(Nahjul Balaghah, Hikmah 201).
Menurut Imam Ali, mendoakan orang lain dapat menjadi sarana untuk membersihkan hati dari penyakit-penyakit seperti iri, benci, dan dendam.
- Doa untuk Orang Beriman adalah Ciri Orang Mukmin
Imam Ali Zainal Abidin (as) dalam kitab Shahifah Sajjadiyah mengajarkan doa khusus untuk orang-orang beriman:
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat-Mu kepada para pengikut agama-Mu di seluruh penjuru bumi. Ampunilah dosa-dosa mereka, permudahkan urusan mereka, dan jauhkanlah mereka dari kejahatan.”
(Shahifah Sajjadiyah, Doa ke-4).
Doa ini menunjukkan perhatian mendalam seorang mukmin terhadap kesejahteraan umat Islam secara keseluruhan.
- Mendoakan Orang Lain adalah Amal Mulia
Imam Ja’far Shadiq (as) berkata:
“Mendoakan saudaramu yang beriman di belakangnya adalah salah satu amal yang paling mulia di sisi Allah.”(Biharul Anwar, jilid 93, halaman 300).
Hadis ini menguatkan pentingnya doa sebagai salah satu bentuk amal yang menunjukkan keikhlasan dan kepedulian.
- Keutamaan Mendoakan Orang yang Telah Wafat
Imam Ali (as) berkata:
“Di antara bentuk kesetiaan adalah mendoakan orang-orang yang telah mendahuluimu dalam keimanan.”
(Nahjul Balaghah, Hikmah 228).
Hadis ini mengajarkan bahwa doa untuk orang yang telah wafat adalah bagian dari menjaga hubungan spiritual, sekaligus menanamkan nilai kesetiaan kepada orang-orang beriman.
- Mendapat Perlindungan Allah Melalui Doa untuk Orang Lain
Imam Muhammad Al-Baqir (as) berkata:”Doa untuk saudaramu akan menjadi pelindung bagimu dari segala kejahatan, karena Allah mencintai orang-orang yang peduli terhadap sesama Muslim.”
(Tafsir Al-Burhan, jilid 2).
Hadis ini menunjukkan bahwa mendoakan orang lain adalah cara untuk mendapatkan perlindungan Allah dari bencana dan kesulitan.
- Doa Orang Beriman Membawa Keberkahan
Imam Ja’far Shadiq (as) berkata:
“Doa seorang mukmin untuk saudaranya tidak hanya membawa keberkahan kepada orang yang didoakan, tetapi juga menjadi sebab Allah melimpahkan rezeki dan menjauhkan bala kepada pendoa.”
(Biharul Anwar, jilid 74, halaman 106).
Kesimpulan:
Menurut hadis-hadis dari Ahlul Bait (as), mendoakan orang lain adalah:
- Bukti keimanan yang ikhlas.
- Cara untuk mendatangkan keberkahan, rezeki, dan perlindungan dari Allah.
- Amal yang mendekatkan kepada Allah dan mencerminkan cinta kasih terhadap sesama.
- Sarana untuk membersihkan hati dari sifat buruk seperti iri dan dengki.
- Salah satu amal yang paling cepat dikabulkan oleh Allah.
Ajaran ini menekankan nilai spiritual dan sosial dari doa, yang tidak hanya bermanfaat bagi individu tetapi juga memperkuat persaudaraan dan persatuan di antara umat.
Comments (0)
There are no comments yet