Konglomerat di Balik Suksesnya Indomaret

M. Gazali - Bisnis
29 November 2024 13:15

JAKARTA -- Siapa yang tak kenal Indomaret? Jaringan  minimarket yang tersebar luas di seluruh Indonesia. Bisa dikatakan hampir seluruh masyarakat mengenal Indomaret. Indomaret didirikan sejak 1988. Kini perusahaan yang terafiliasi dengan Indoritel Makmur Internasional (DNET) ini memiliki lebih dari 19.000 gerai yang tersebar hingga pelosok negeri.

 

DNET yang tergabung dalam Grup Salim diketahui merupakan pemegang saham terbesar di Indomaret yang mencapai 40%. Selain di Indomaret, DNET juga menggenggam saham di perusahaan ritel lain, yakni pada Fast Food Indonesia (FAST) selaku pengelola gerai KCF dan Nippon Indosari Corpindo (ROTI), produsen Sari Roti.

 

Diketahui bahwa jaringan minimarket Indomaret tersebut dimiliki oleh salah seorang taipan Indonesia, Anthoni Salim.

 

Adapun pengendali dari Indomaret adalah PT Megah Eraraharja yang merupakan bagian dari Grup Salim. Anthoni salim sendiri memiliki kepemilikan langsung di DNET sebesar 25,30%, dengan Hannawell Group tercatat sebagai pemegang saham terbesar atau mencapai 39,35%.

 

Akan tetapi Grup Salim, Megah Eraraharja dan Anthoni Salim secara total menguasai 50,43% saham DNET.

Baca juga:
Kunjungi Kementan, Mahasiswa UNS Diskusi Soal Swasembada Pangan

 

Berdasarkan Daftar 50 Orang Terkaya Forbes tahun 2023 Anthony Salim dan keluarga tercatat sebagai orang terkaya ke-5 dengan harta US$ 10,3 miliar atau setara Rp 167,36 triliun (kurs Rp 16.248)

 

Namun perlu dicatat, Indomaret bukan kontributor terbesar kekayaan Salim. Dia juga tercatat merupakan pemilik PT Indofood Sukses Makmur dan PT Bogasari Flour Mills. Produknya sangat populer seperti Indomie, tepung terigu Bogasari, Segitiga Biru, hingga susu Indomilk.

 

Anthony Salim dan keluarga tercatat memiliki portofolio bisnis di sektor makanan, ritel, telekomunikasi, hingga energi. Satu perusahaan yang berkontribusi besar terhadap kekayaan Salim adalah Indofood. Sepanjang 2023, penjual dan produsen Indomie itu mencetak laba bersih Rp 8,14 triliun, naik 28,12% secara tahunan (yoy).

 

Pada 2022, Salim tercatat memperdalam investasi di sektor pertambangan dengan memimpin konsorsium untuk membeli saham Bumi Resources (BMRS) senilai US$ 1,6 miliar. Dia juga diketahui memiliki saham di Medco Energi (MEDC) dan Amman Mineral (AMMN). (*)


Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment