Respon Bahlil Soal Kabar Bakal Hengkangnya Shell dari Indonesia
JAKARTA -- Kabar soal Shell bakal menutup semua stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) miliknya di Indonesia mendapat respon Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia
Menurutnya, pihak pemerintah belum mendapatkan informasi resmi terkait kabar hengkangnya Shell.
Bahlil mengatakan pihaknya juga belum menerima surat resmi terkait penutupan semua SPBU milik Shell. Berkaitan hal itu, dia belum bisa menjelaskan lebih lanjut.
"Saya belum mendapat informasi resmi terhadap informasi yang terkait dengan Shell. Saya juga belum menerima surat dari mereka. Biasanya, kalau mereka mau ada rencana seperti itu, pasti mereka menyampaikan kepada kami. Jadi saya belum bisa menjelaskan, karena detailnya belum saya terima," kata Bahlil kepada media, Rabu (27/11/2024).
Terkait bisnis BBM di dalam negeri, Bahlil menilai cukup bagus dan menjanjikan. Bahlil pun tak mempermasalahkan apabila ada perusahaan migas asing yang ingin menghentikan bisnisnya dari Indonesia. Sebab, pihaknya tidak bisa memaksakan keinginan berbisnis pengusaha migas.
"Bagus, menjanjikan lah. Kuncinya cuma satu aja. Kalau lifting turun berarti tidak menjanjikan. Kalau lifting naik berarti menjanjikan. Siapapun perusahaannya, negara masalah. Kita kan terbuka. Terbuka untuk datang, terbuka juga untuk kalau mau pamit, bye-bye. Nggak boleh kita paksa orang," jelas Bahlil.
Dia pun menerangkan hengkangnya Shell tidak akan berdampak pada stok Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia. Sebab, banyak perusahaan migas asing yang tertarik berbisnis jaringan ritel di Indonesia.
"Nggak ada dampaknya. Kan banyak juga sekarang investasi yang masuk. Saya kan keliling itu nggak mendatangkan investasi hulu migas. Karena investasi hulu migas itu memang lumayan daripada kementerian SDM. Saya keliling terus. Dan sekarang kita minta Pertamina untuk menambah Capex dalam rangka bagaimana meningkatkan eksplorasi," imbuh Bahlil.
Baca juga:
Penjelasan Mekanik soal Modifikasi Motor Bisa Bikin Tak Lolos Uji Emisi
Sebelumnya, Kabar hengkangnya Shell dari Indonesia ini pun terdengar oleh Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas). Ketua Komite Investasi Aspermigas Moshe Rizal menyebut telah mendengar desas-desus tersebut sejak beberapa minggu lalu.
Moshe menilai kabar hengkangnya perusahaan raksasa migas yang berbadan hukum di Inggris ini tak lepas dari sulitnya bisnis penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri. Menurut Moshe, pasar jaringan ritel penyaluran produk BBM di SPBU saat ini didominasi oleh Pertamina.
"Kalau dibilang pernah dengar nggak, ya pernah dengar ada kabar itu (Shell tutup). Jadi, sudah beberapa minggu yang lalu. Jadi, ini kan perkiraan saya, tapi memang bisnis BBM, apalagi distribusi BBM, SPBU itu sulit. Kenapa? Di Indonesia, karena memang sudah dimonopoli oleh Pertamina kan," kata Moshe, Minggu (24/11/2024) lalu.
Vice President Corporate Relations Shell Indonesia Susi Hutapea pun membantah kabar tersebut. Susi menekankan kabar yang beredar merupakan tidak benar. Meski begitu, Susi tidak dapat memberikan komentar terkait spekulasi yang terjadi.
"Shell Indonesia menginformasikan bahwa informasi yang beredar terkait rencana Shell untuk menutup seluruh SPBU di Indonesia adalah tidak benar. Kami tidak dapat berkomentar atas spekulasi yang terjadi di pasar," kata Susi, Minggu (24/11/2024).
Pihaknya pun berkomitmen untuk tetap fokus pada kegiatan operasional SPBU untuk para pelanggannya. "Shell Indonesia tetap berfokus pada kegiatan operasi SPBU untuk para pelanggan kami," jelas Susi. (*)
Comments (0)
There are no comments yet