China 'Gila-gilaan' Borong Emas Dunia Jadi Penyebab Harga Emas Terbang Tinggi
Harga emas terus berada di level tinggi (ilustrasi)
JAKARTA -- Harga emas terus bertahan di level tinggi dalam dua bulan terakhir atau sejak April 2024. Tingginya harga emas salah satunya ditopang permintaan bank sentral, terutama dari bank sentral China (PBoC).
Harga emas bertengger di atas level US$2.280 per troy ons sejak 2 April 2024. Bahkan, sejak 1 Mei 2024 terus berada di level US$2.300.
Berdasarkan Refinitiv pada perdagangan pada Rabu (5/6/2024) pukul 13.29 WIB emas dunia di pasar spot terpantau menguat 0,16% di US$2.330,41 per troy ons.
Harga emas sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masanya pada 24 Mei 2024 di level US$2.2425.
Kenaikan cepat harga emas selama Maret lalu menimbulkan beberapa pertanyaan. Salah satunya adalah apakah bank sentral-yang permintaannya diperkirakan sebagai salah satu alasan utama rally harga emas-akan mengubah perilaku pembelian emas mereka.
Berdasarkan data terbaru dari World Gold Council, cadangan emas global naik sebesar 33 ton pada April 2024, mendekati level pada Februari sebesar 27 ton. Data menunjukkan pembelian kotor turun menjadi 36 ton pada April dari 39 ton pada Maret 2024. Di sisi lain, penjualan kotor mengalami penurunan yang lebih signifikan dari 36 ton menjadi hanya 3 ton pada April.
Delapan bank sentral meningkatkan cadangan emas mereka lebih dari satu ton pada April. Bank Sentral Turki menjadi pembeli terbesar dengan meningkatkan cadangan resminya sebesar 8 ton.
Dengan 11 bulan berturut-turut membeli, pembelian bersih tahunannya sekarang mencapai 38 ton, sehingga total cadangan emas resminya menjadi 578 ton.
Baca juga:
Presiden Jokowi Lepas Bantuan Kemanusiaan ke Palestina
Bank Nasional Kazakhstan dan Bank Cadangan India masing-masing membeli 6 ton, Bank Nasional Polandia 5 ton, Otoritas Moneter Singapura 4 ton, Bank Sentral Rusia 3 ton, dan Bank Nasional Ceko 2 ton.
Bank Rakyat China melaporkan perlambatan signifikan dalam pembelian emasnya. Bank tersebut melaporkan bahwa cadangan emasnya hanya naik kurang dari 2 ton pada April menjadi 2.264 ton. Perlambatan ini menjadikan peningkatan bulanan terendah sejak mulai melaporkan kembali pada November 2022 dan jauh di bawah rata-rata bulanan 18 ton sebelum April.
Penjualan kotor yang signifikan terbatas pada Bank Sentral Uzbekistan dan Yordania, keduanya melaporkan penurunan cadangan emas sebesar 1 ton, yang merupakan pengurangan yang mencolok dibandingkan dengan laju penjualan pada Februari dan Maret.
Melihat kembali Maret, pembelian bersih untuk bulan tersebut telah direvisi menjadi hanya 3 ton setelah laporan terlambat tentang penjualan 12 ton oleh Bank Sentral Filipina. Meskipun pembelian kotor relatif stabil di tengah kenaikan cepat harga emas, penjualan kotor mengalami peningkatan yang signifikan berkat penjualan besar dari (sekarang) empat bank. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja harga mungkin memang berdampak pada aktivitas beberapa bank sentral.
Pembelian emas yang dilakukan oleh bank sentral berbagai negara menjadikan cadangannya semakin meningkat. China menjadi salah satu bank sentral yang paling agresif dengan terus membeli emas sjak November 2022 atau selama 18 bulan beruntun dengan total pembelian mencapai 316 ton.
Kendati demikian, cadangan emas China masih kalah jauh dari Amerika Serikat (AS). Negara adi daya tersebut memiliki cadangan emas sebanyak 8.133,5 ton atau empat kali lipat dari China yakni 2.264,3 ton.
Meskipun terjadi perlambatan pada Maret, peningkatan pembelian bersih pada April mungkin menunjukkan bahwa bank sentral sejauh ini masih mempertahankan rencana pembelian strategis mereka meskipun terdapat rally harga emas.
Data lebih lanjut untuk April serta data untuk Mei akan memberikan wawasan lebih lanjut tentang bagaimana pendekatan bank sentral terhadap pembelian emas akan berkembang. Selain itu, pada bulan Juni akan dirilis temuan dari Survei Emas Bank Sentral 2024, yang akan memberikan informasi mendalam tentang pandangan bank sentral terhadap emas dan bagaimana hal ini akan mempengaruhi pembelian emas di masa mendatang. (*)
Comments (0)
There are no comments yet